Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hanifa Nabila Ananda Putri

NIM : 21/482088/TK/53217

Prodi : S1 – Teknik Kimia

Kelas : MKWK Bahasa Indonesia – J

Ball Mill: Prinsip Kerja dan Aplikasi di Industri

Mulai dari industri pertambangan, industri kimia, industri farmasi,


hingga industri makanan membutuhkan mesin untuk mengecilkan ukuran
bahan. Salah satu mesin yang cukup terkenal sebagai size reduction
machine adalah ball mill. Ball mill merupakan tipe mesin penggiling
tumbling mill yang menggunakan bola atau pebbles sebagai media
grinders. Ball mill digunakan untuk menghancurkan bahan dan
mencampurkan bahan menjadi bentuk serbuk atau fine powder (McCabe
et al., 1993). Ukuran produk dari ball mill ditentukan dengan fungsi waktu
sehingga semakin lama waktu tinggal bahan dalam ball mill, maka
semakin kecil ukuran produk yang dihasilkan. Reduction ratio dari ball mill
adalah 200:1 (Gupta, A.; Yan et al., 2006).

Gambar 1. Tampak Luar dari Ball Mill

Sumber : www.911metallurgist.com/equipment/small-ball-mill/
Ball mill menggunakan prinsip kerja size reduction machine, yaitu
grinders. Media grinding dari ball mill yaitu berupa bola atau pebbles
dengan berbagai ukuran. Bola-bola pada mill ini yang akan melakukan
size reduction memanfaatkan gesekan dan hantaman akibat adanya gaya
sentrifugal.

Gambar 2. Ilustrasi Ball Mill dan Komponen-Komponennya

Sumber : (McCabe et al., 1993)

Sebelum mengenal lebih jauh cara kerja ball mill, mula-mula kita
kenali terlebih dahulu komponen-komponen dalam ball mill. Komponen
pertama adalah tabung silinder atau yang sering disebut mill. Mill adalah
tempat terjadinya proses kominusi dengan grinding. Selanjutnya ada
grinding media yang pada alat ini berupa bola baja pejal. Kemudian ada
feed inlet dan product outlet yaitu sebagai tempat masuknya umpan dan
keluarnya produk dari ball mill. Terakhir ada gear ring dan motor sebagai
alat penggerak supaya ball mill dapat berputar.

Cara kerja dari ball mill, yaitu mula-mula umpan masuk dengan
bantuan feeder atau konveyor ke dalam mill yang berisi bola baja pejal
sebanyak 35% - 45% volume mill. Umpan dan grinder ball akan
bercampur dengan volume maksimal 50% volume mill. Selanjutnya mill
akan diputar dengan bantuan motor dan gear sehingga campuran umpan
dan grinder ball juga ikut berputar akibat adanya gaya sentripetal. Ketika
mencapai ketinggian tertentu, grinder ball dan umpan akan jatuh dan
menumbuk benda di bawahnya. Gaya jatuh dari grinder ball atau umpan
akan menghasilkan tumbukan dan gesekan sehingga ukuran partikel
umpan yang mula-mula besar akan semakin mengecil. Pada ujung mill
terdapat product outlet yang dilengkapi screening sehingga hanya partikel
dengan ukuran yang cukup kecil yang dapat keluar dari mill. Partikel yang
masih berukuran cukup besar, akan tinggal lebih lama dalam mill hingga
ukurannya memenuhi standar.

Gambar 3. Process Flow Diagram Ball Mill dalam Industri Pertambangan

Sumber : (Chen et al., 2021)

Ball mill sering dimanfaatkan di berbagai industri, salah satunya


adalah industri pertambangan. Pada industri pertambangan, bahan yang
digunakan adalah bijih mineral yang berupa bijih besi, bijih tembaga, bijih
emas, bijih timah, bijih tangan, dan sebagainya. Selain itu, ada juga bahan
yang berbentuh batuan mineral seperti batu kapur, gypsum, kaolin, fosfat,
dan pasir kuarsa. Proses penggilingan bahan dilakukan seperti diagram
PFD di gambar 3 (Gupta, A.; Yan et al., 2006).

Ball mill memegang peranan penting dalam pengolahan bijih


mineral pada industri pertambangan. Ball mill digunakan pada tahap
pertama pemrosesan bijih mineral, yaitu proses penghancuran bijih
mineral. Bijih mineral dihancurkan menjadi partikel dengan diameter lebih
kecil supaya mineral murni dapat lebih mudah dipisahkan dari bahan
pengotornya. Pemisahan bahan pengotor dilakukan dengan
mencampurkan cairan pengikat sehingga mineral murni mengapung dan
dilanjutkan pemurnian dan pengeringan bijih mineral. Pada tahapan-
tahapan ini, kondisi operasi ball mill harus sangat diperhatikan supaya
mineral yang diinginkan tidak rusak saat pemrosesan (Kawatra & Eisele,
2001).

Aplikasi ball mill selanjutnya adalah pada industri farmasi. Ball mill
dapat digunakan untuk menghancurkan bahan-bahan yang bersifat toxic
karena alatnya yang tertutup sehingga fine powder dari bahan tersebut
tidak mencemari udara bebas dan terhirup manusia. Pada industri
farmasi, ball mill yang digunakan berdiameter kecil dan proses dilakukan
secara batch sesuai dosis yang dibutuhkan.

Beberapa aplikasi ball mill di


industri farmasi addalah untuk
menggiling bahan aktif seperti tablet,
kapsul, atau injeksi. Tujuan dari
penggilingan adalah untuk mengurangi
ukuran partikel sehingga obat lebih
efektifGambar
untuk larut dalam
4. Ball Mill ditubuh manusia.
Industri
Selanjutnya ballFarmasi
mill digunakan untuk
memproduksiSumber:
pigmen atau pewarnna.
https://bexcoexports.com/pr
Penggunaan ball mill dalam
oduct/ball-mill-1-kg/
menghaluskan pigmen atau pewarna
dapat menghasilkan bubuk pigmen dengan ukuran yag seragam sehingga
mudah untuk dicampurkan dengan bahan lain (Johnson & Jakobson,
2015). Terakhir, ball mill digunakan untuk memproduksi nanopartikel.
Nanopartikel harus memiliki ukuran yang sangat kecil dan seragam untuk
lebih mudah diabsorpsi oleh tubuh manusia (Abdul-Ridha & Al-Obaidi,
2019). Reduction ratio dari ball mill adalah 200:1 yang artinya dapat
mengecilkan ukuran 200 kali ukuran awal. Selain itu, screening pada
product outlet menyebabkan produk yang keluar memenuhi standar dan
seragam. Oleh karena itu, ball mill cocok digunakan untuk memproduksi
nanopartikel dengan ukuran yang sangat kecil dan seragam.
Daftar Pustaka

Abdul-Ridha, A., & Al-Obaidi, G. (2019). Ball milling technique: a novel


approach for synthesis of nanomaterials. Journal of Nanotechnology,
1–14.

Chen, X., Yang, J., Zhong, Z., & Zhai, J. (2021). Process Control of Ball
Mill Based on MPC-DO. Mathematical Problems in Engineering, 2021.
https://doi.org/10.1155/2021/9994666

Gupta, A.; Yan, D. S., Gupta, A., & Yan, D. (2006). Introduction to Mineral
Processing Design and Operation PREFACE. 1–704.

Johnson, C., & Jakobson, C. (2015). A Review of the Applications of the


Ball Milling Technique. Current Organic Chemistry, 19, 1018–1027.

Kawatra, S. K., & Eisele, T. C. (2001). Mineral processing technology: an


introduction to the practical aspects of ore treatment and mineral
recovery.

McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriot, P. (1993). Unit Operations Of


Chemical Engineering, 5th Ed, McCabe And Smith.pdf (p. 1154).

Anda mungkin juga menyukai