Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shafira Agil Laili Maulida

Kelas/ No. Absen : 8A/ 29

Unsur Pendukung Tari Rejang

A. Sejarah

Sejarah Tari Rejang berawal dari wujud rasa syukur, hormat, pujian, dan
persembahan atas turunnya Dewa Dewi ke bumi. Tari Rejang Renteng merupakan salah satu
varian yang diperkirakan lahir pada tahun 1930, namun hingga kini sang penciptanya masih
belum diketahui.

Bermula pada tahun 1999, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali berupaya untuk
menjaga dan mulai mengembangkan tari renteng yang dikenal langka. Banjar Adat Saren,
Desa Saren, Kecamatan Nusa Penida, diduga sebagai asal daerah tari renteng ini muncul.
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali memadukan gerakan tari dari 3 tarian yaitu Tari Rejang
Dewa, Tari Pendet, dan Tari Renteng. Dan hasil perpaduan 3 tarian tersebutlah dikenal
dengan Tari Rejang Renteng.

Tari sakral ini digelar ketika piodalan (wali) di Pura Dalem Ped diharuskan
ngayah (seseorang yang bekerja dengan tulus ikhlas tanpa mengharap imbalan). Tari renteng
pun digelar setelah pemangku/pendeta menyelesaikan ngayabang upacara mecaru dan
ngaturan piodalan.

Perpaduan ini sangat unik karena memakai unsur-unsur yang begitu lekat dengan
masyarakat Bali. Maka tidak mengherankan bila setelah kemunculannya begitu mudah
menyebar, baik bagi masyarakat di kecamatan Nusa Penida sebagai titik awalnya, maupun
daerah lain sekitarnya.

B. Unsur Pendukung

1. Pengiring

Tari rejang renteng diiringi oleh gong kebyar, gong gede, semara pagulingan, dan
semarandana. Instrumennya terdiri dari Ceng-ceng ricik, Gangsa Pemade, Gong, Jublag,
Kajar, Kantilan, Kendang, Kenong, Reong dan Suling.

2. Pola Lantai

Pola lantai dalam gerakan memendet dan rejang yaitu lurus berbaris (vertikal).
Hal ini memberi kesan sederhana namun kokoh dan kuat. Sedangkan pada gerakan memande,
pola lantainya adalah membentuk lingkaran.

3. Properti

 Selendang berwarna kuning tanpa motif (polos)


memiliki pengertian bahwa perut merupakan pusat dari tumbuh dan
bekembangnya kebaikan dan kejahatan serta emosi yang meluap-luap sehingga harus
diikat dalam bentuk simbol simpul selendang.

3. Tata Rias dan Busana

Busana yang digunakan pada Tari Rejang ini biasanya merupakan pakaian adat
masyarakat Bali yang didominasi warna kuning dan putih. Busana tersebut terdiri dari kain
putih panjang yang di kenakan dari bawah sampai pinggang penari. Pada bagian atas
merupakan rangkaian kain panjang seperti selendang yang berwarna kuning dililitkan di
badan penari menutupi kain putih bagian atas. Sedangkan pada bagian kepala, penari
menggunakan mahkota yang dibuat dengan ornamen bunga-bunga.

Untuk riasan wajah para penari tari rejang menggunakan tema make up sehari-
hari alias tidak berlebihan. Riasan sederhananya menunjukkan persembahan dari tarian yang
sakral ini; yakni menitikberatkan pada nilai kebersihan, kesucian, dan kesederhanaan yang
merupakan bagian dari rasa ikhlas dan tulus.
C. Sumber

 https://disbud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/tari-rejang-91
 https://www.romadecade.org/tari-rejang/#
 https://nusantara7.id/tari-rejang-renteng-bali-sejarah-makna-gerakan-pola-lantai/
 http://radiasa.blogspot.com/2011/11/tari-rejang-adalah-sebuah-tarian-putri.html

Anda mungkin juga menyukai