Anda di halaman 1dari 2

KAPITA SELEKTA KEIMIGRASIAN

Secara istilah Kapita Selekta adalah Mata Kuliah yang membahas kumpulan
masalah penting dan terpilih untuk dicari penyebabnya dan mencari solusi / jalan
keluarnya. Ada 3 pembahasan yang akan dikaji dan dicari solusinya yaitu Paspor,
Kekerasan Verbal oleh WNA kepada Petugas Kanim Soetta, dan Pemalsuan Cap
Imigrasi Indonesia. Selanjutnya target imigrasi kedepan yaitu memberikan pelayanan
yang bersih dan cepat, digitalisasi, dan penerbitan visa yang menarik investor, tourist,
dan special talent.

1. Pembahasan pertama yaitu perihal paspor diplomatik dan paspor dinas dalam
perspektif imigrasi serta paspor RI yang ditolak oleh Pemerintah Jerman.
Paspor Diplomatik Diterbitkan bagi WNI yang melakukan perjalanan antarnegara
dalam rangka tugas yang bersifat diplomatik sedangkan Paspor dinas untuk
perjalanan kerja tapi tidak bersifat diplomatik. Disamping ada keistimewaan
pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas memiliki permalasahan yang perlu
dicari solusinya yaitu Belum ada skema penarikan karena tidak ada petugas di
daerah, PNBP paspor Diplomatik/Dinas lebih murah namun biaya untuk
mendapatkan atau biaya pengirimannya bisa lebih mahal dari paspor biasa,
Penggantian paspor diplomatik/dinas bagi home staff Perwakin, pejabat di LN dan
pelajar harus kembali ke Jakarta, Jika terjadi kehilangan, rusak paspor
Diplomatik/Dinas di LN maka akan diganti SPLP dan ini mengakibatkan privacy
terhadap pemegang paspor akan berbeda, Jika WNI pemegang Paspor
Diplomatik/Dinas dan juga mempunyai paspor biasa maka berpotensi melakukan
modus penggunaannya, Pemegang paspor Diplomatik/Dinas yang melahirkan di LN
maka anaknya diberikan paspor biasa, dan Konsitensi data pemegang paspor antara
imigrasi dan konsuler kemlu.
Paspor RI ditolak oleh Pemerintah Jerman disebabkan oleh Blanko Paspor RI
tidak ada kolom tanda tangan pemilik dengan pertimbangan efisiensi. Kedubes
Jerman melayangkan surat kepada Kemlu RI bahwa pihak Jerman membutuhkan
informasi terkait perubahan seri paspor. Kedubes Jerman memohon bila
memungkinkan agar Ditjen Imigrasi memproduksi paspor dengan kolom
tandatangan.
2. Pembahasan Kedua yaitu perihal kekerasan verbal oleh 2 WNA kepada petugas
Kanim Soetta

Tindakan pasangan WNA dengan melempar petugas imigrasi dengan amplop


berwarna cokelat dan mengacungkan jari tengah dinilai sebagai symbol penghinaan
dan melecehkan petugas ketika menjalani pemeriksaan di ruang penyidikan.
Keduanya Overstay selama 2 hari dan menolak untuk membayar denda.

3.Pembahasan Ketiga yaitu perihal pemalsuan Cap Imigrasi Indonesia


Konsul Imigrasi didampingi oleh Konsul Polisi dan Konsul Konsuler telah
dilakukan pengawalan pemulangan 2 orang WNI yang diduga melakukan pelanggaran
tindak pidana Keimigrasian Indonesia. Tim PPNS Inteldakim Kanimsus Batam
melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap 2 WNI beserta 7 buah cap yang
berada didalam koper terkait dugaan tindak pidana keimigrasian sebagaimana diatur
dalam pasal 121 huruf a UU 6/2011 tentang Keimigrasian Kedua WNI Sudah
melakukan perpanjangan Paspor di KJRI Johor Bahru

Anda mungkin juga menyukai