Anda di halaman 1dari 5

TUGAS LATSAR GEL.

2 CPNS KEMENKUMHAM TAHUN 2021

NAMA : ARNOLDA YOAN DELORES

ANGKATAN : XLVIII

KELOMPOK :2

INSTANSI : KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI KUPANG

WIDYAISWARA : Drs. BAMBANG RUDIANTO, M.Pd.

DESKRIPSI ISU

MENTOR :

NO. HP :

1. Belum tersedianya sistem digital pengisian formulir data diri (Perdim 11) pemohon
untuk kepengurusan Surat Perjalanan Republik Indonesia atau paspor.
Perdim 11 adalah salah satu formulir surat perjalanan Republik Indonesia yang dipakai
di seluruh Kantor Imigrasi se-Indonesia yang diperuntukan bagi warga Negara Indonesia
yang hendak membuat Surat Perjalanan Republik Indonesia ( SPRI ) atau yang dikenal
sebagai paspor. Setiap pemohon yang ingin membuat atau memperbaharui paspor
harus mengisi data diri pada formulir perdim 11 untuk dapat dilayani selain membawa
persyaratan yang dibutuhkan. Kantor Imigrasi kelas I TPI Kupang adalah salah satu dari
kantor imigrasi yang menerapkan cara pengisian secara manual. Pada masa pandemik
Covid 19, menjadi sebuah hal yang krusial dan patut dipikirkan untuk mengurangi
kegiatan memakai benda atau barang yang sama secara bergilir. Pengisian perdim 11
dengan cara manual menimbulkan kemungkinan tersebarnya virus corona dikarenakan
oleh hanya tersedia 1 meja pengisian perdim 11 dan alat tulis yang dipakai secara
bergilir. Selain itu pula, membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi perdim 11 di
kantor dan terkesan membuang waktu serta menimbulkan kerumunan.

Dalam menanggapi kebutuhan ini, inovasi pengisian perdim 11 secara online dapat
dilakukan dengan kelebihan yang didapat oleh pemohon adalah:
 Pemohon tidak harus menggunakan meja dan alat tulis yang sama untuk
mengisi formulir tersebut dalam rangka sebagai usaha memutus rantai
penyebaran covid 19. Hal ini merupakan perwujudan nilai nasionalisme.
 Tidak terjadi kerumunan karena mengantri untuk mengisi formulir pada meja
pengisian perdim 11.
 Selain itu, dengan pemohon sudah mengisi perdim 11 secara online dan dicetak
sendiri, efisiensi waktu menjadi salah satu keuntungannya. Manfaat ini sejalan
dengan nilai komitmen mutu yaitu terus berinovasi untuk melaksanakan
pelayanan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
 Dengan adanya pengisian perdim online pula dapat mengurangi kemungkinan
adanya oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan dari pemohon yang
ditawari bantuan dengan mengharapkan iming-iming diberi hadiah. Hal ini
merupakan pengamalan nilai anti korupsi.
 Dikarenakan formulir ini mudah didapatkan, maka nilai etika publik juga tercermin
di dalamnya.

2. Belum tersedianya loket pembayaran di lingkungan Kantor


Setelah proses pendaftaran dan pengambilan data biometrik, pemohon akan diberikan
pengantar pembayaran yang berisi kode pembayaran yang aktif selama 7 (tujuh) hari.
Apabila proses pembayaran melewati tanggal tersebut, maka pemohon harus
melaporkan hal tersebut ke kantor imigrasi agar dapat diaktifkan kembali kode
pembayaran tersebut. Proses pembayaran paspor dapat dilakukan di bank-bank dan
kantor pos. Proses pembayaran di bank atau di kantor pos dirasa tidak efisien
dikarenakan pemohon harus mengantri dan menunggu untuk dapat dilayani proses
pembayarannya ditambah kini pada masa pandemik covid 19, ke tempat umum yang
berpeluang adanya kerumunan sangat tidak dianjurkan. Oleh sebab ini, terobosan
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kupang dalam mempermudah pemohon dalam mengurus
pembuatan paspor mulai dari awal hingga proses pembayaran adalah hal yang perlu
dilakukan.

Pengadaan mesin EDC untuk melayani pemohon yang ingin langsung melakukan
pembayaran merupakan solusi yang dapat menjawab isu ini. Dengan memiliki mesin
EDC yang tersambung langsung ke kas Negara, adapun beberapa keuntungan yang
didapat adalah :
 Mendukung program pemerintah untuk mengurangi mobilitas. Dengan
tersedianya mesin EDC, pemohon tidak perlu untuk bank atau Kantor Pos guna
melakukan pembayaran. Hal ini mencerminkan nilai nasionalisme dan
melaksanakan prinsip WoG karena dalam rangka mengadakan mesin EDC,
maka instansi harus mengadakan kerjasama dengan pihak bank.
 Efisiensi waktu bagi pemohon juga tercipta dengan tersedianya mesin EDC pada
kantor untuk melayani proses pembayaran dikarenakan tidak perlu mengantri di
bank atau di Kantor Pos pula merupakan cara inistansi ini menjaga komitmen
mutu dengan terus melakuan inovasi untuk memudahkan para pemohon.
 Proses ini pula sama transparannya dengan melakukan proses pembayaran di
bank atau Kantor Pos dikarenakan pembayaran dilakukan dengan mesin EDC
dan bukan secara cash atau uang tunai.

3. Belum tersedianya alat pendukung pelayanan pengambilan data biometrik berupa


tripod.
Pada tahap pengambilan biometric, petugas akan mengambil sidik jari dan foto wajah
yang terhubung dengan system keimigrasian. Biometrik digunakan sebagai pengkodean
identitas yang membedakan satu individu dengan individu lainnya, sehingga mencegah
terjadinya duplikasi paspor, dikarenakan satu individu tidak dapat memiliki dua paspor
RI biasa yang aktif bersamaan. Pengambilan foto yang baik harus didukung oleh
peralatan yang memadai. Kantor Imigrasi kelas I TPI Kupang belum memiliki fasilitas
penunjang pengambilan foto yang baik. Petugas masih secara manual mengambil foto
pemohon dengan memegang kamera di tangan sehingga acapkali harus mengulang
dikarenakan hasil foto yang kurang baik akibat kamera bergerak dan tidak fokus. Hal ini
juga mengakibatkan tidak efisiennya waktu dikarenakan harus mengulang proses
pengambilan gambar wajah pemohon.

Pengadaan fasilitas berupa tripod adalah solusi yang dibutuhkan dengan memiliki
manfaat sebagai berikut :
 Memudahkan petugas untuk menjalankan tugasnya mengambil ganbar wajah
pemohon menggunakan kamera yang diletakkan pada tripod yang erat kaitannya
dengan tujuan kantor Imigarsi Kelas I TPI Kupang yang akuntabel.
 Proses pengambilan foto wajah pemohon berjalan dengan lebih cepat dan
mengurangi kemungkinan foto yang dihasilkan kabur akibat kamera yang tidak
stabil posisinya. Hal ini merupakan usaha dalam menjaga komitmen mutu
pelayanan.

4. Belum tersedianya informasi jumlah produksi paspor yang dapat diakses oleh
semua pihak.
Sebagai bentuk pengamalan akuntabilitas terhadap kantor dan khalayak ramai, kantor
Imigrasi Kelas I TPI Kupang belum menyediakan sarana infromasi yang dapat diakases
dan digunakan sebagai sumber informasi bagi khalyak ramai dan semua pegawai kantor
sendiri mengenai jumlah paspor yang dicetak pada suatu kurun waktu tertentu (bulanan
dan tahunan). Informasi ini hanya diketahui oleh segelintir orang yang benar–benar
berkaitan dengan proses pembuatan paspor. Informasi mengenai jumlah pencetakan
paspor dianggap penting agar semua pegawai dan masyarakat umum dapat
mengetahui jumlah paspor yang dicetak maupun yang ditolak dari bulan ke bulan serta
melihat perkembangan jumlah produksinya sehingga dari hasil analisa tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk pengadaan mesin cetak ataupun penambahan
pegawai.

Pembuatan papan informasi mengenai jumlah paspor yang diproduksi dapat dilakukan
untuk menjawab isu ini. Adapun keuntungan yang didapat dengan terrealisasinya solusi
ini adalah :
 Pengamalan nilai akuntabilitas dan etika publik yang merupakan salah satu nilai
dasar profesi ASN terwujud dengan adanya pelaporan terbuka mengenai
produksi paspor secara berkala.
 Dengan adanya informasi yang berkala dan terukur mengenai jumlah produksi
paspor yang dicetak, dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan
penambahan pegawai pada instansi yang erat kaitannya dengan proses
manajemen ASN.

5. Belum optimalnya pelayanan khusus terhadap kaum disabilitas terkhususnya


para penyandang tunawicara.
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kupang memiliki perhatian khusus yang diperuntukan bagi
kaum disabilitas atau yang disebut pemohon prioritas. Akan tetapi penanganan terhadap
kaum diasbilitas dirasakan masih kurang optimal dikarenakan terbatasnya kemampuan
pegawai untuk menangani para pemohon dengan kebutuhan khusus tersebut. Sebut
saja, tidak ada satupun pegawai Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kupang yang dapat
menggunakan bahasa isyarat. Tentu saja hal ini menghambat proses pembuatan paspor
atau pembaharuan paspor bagi para penyandang disabilitas. Sebagai pelayan
masyarakat, sudah selayaknya memiliki kemampuan khusus yang dapat menunjang
peran sebagai pelayan publik.

Dalam menjawab tantangan ini, adanya pelatihan atau kursus bahasa isyarat dapat
dilakukan sebagai langkah pemecahan masalah yang dapat dilakukan dan memiliki
manfaat sebagai berikut :
 Bentuk kepedulian kepada para pemohon prioritas terkhususnya tuna wicara
yang merupakan pengamalan sila ke dua dan hal ini mencerminkan niat luhur
sebagai seorang pelayan masyarakat yang baik.
 Dalam melaksanakan solusi ini, prinsip WoG terlaksana dikarenakan akan
adanya kerjasama antara instansi pelatihan bahasa isyarat dan Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Kupang.
 Dengan adanya pegawai yang dapat menggunakan bahasa isyarat, komitmen
mutu untuk dapat melayani semua pemohon dengan baik dapat terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai