Anda di halaman 1dari 6

DIGITALISASI PELAYANAN

LALU LINTAS ORANG YANG KELUAR MASUK WILAYAH INDONESIA


MELALUI AUTOGATE SISTEM

Sekarang ini era digitalisasi sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia, pada
umumnya sistem pelayanan di sekitar kita sekarang sudah menggunakan sistem digital
sehingga sudah sedikit sekali pelayanan yang masih menggunakan sistem manual yang tentu
saja dapat menghabiskan waktu. Proses pelayanan di Indonesia di tuntut secara cepat dan
akurat, akan tetapi disisi lain, pengawasannya juga diminta untuk tetap diwaspadakan. Sudah
tepat bagi Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan perubahan besar dalam hal pelayanan lalu
lintas orang yang keluar masuk wilayah Indonesia yang dilakukan secara digitalisasi.
Pelayanan ini dapat memotong proses pemeriksaan keimigrasian menjadi lebih efisien,
kemudian proses secara digitalisasi juga dapat membuat penerima layanan merasakan langsung
manfaatnya yaitu proses pelayanan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi menjadi sangat cepat.
Akan tetapi digitalisasi pelayanan lalu lintas orang yang keluar masuk ke wilayah Indonesia
harusnya diwaspadai terkait pengawasan keimigrasiannya, karena pengawasan keimigrasian
tersebut adalah dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.

Pada tanggal 26 Januari 2023 bertepatan dengan Hari Bhakti Imigrasi ke 73, Direktorat
Jenderal Imigrasi melalui Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Soekarno Hatta telah
mengaktifkan kembali Pelayanan Lalu Lintas Orang yang keluar masuk wilayah Indonesia
dalam bentuk Pelayanan Autogate yang ada di Bandara Soekarno Hatta. Sehingga Orang yang
keluar masuk ke wilayah Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi sudah dapat
dilakukan secara cepat, tanpa ada proses yang berbelit-belit dan dilakukan secara mandiri oleh
penerima layanan.

Digitalisasi Pelayanan ini dilakukan dengan beberapa tahap, dilansir dari laman website Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta pada tanggal 6 Februari 2023, dimana pada saat
ini layanan autogate yang ada di Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta baru bisa
digunakan oleh pemegang paspor Republik Indonesia baik paspor biasa maupun paspor
elektronik. Pada proses Penggunaan layanan ini tidak dilakukan proses peneraan cap pada
paspor, melainkan peneraan cap dilakukan secara elektronik, dan data perlintasannya sudah
tersimpan melalui sistem keimigrasian secara terpusat.
Dengan adanya digitalisasi pada pelayanan Lalu Lintas Orang yang keluar masuk wilayah
Indonesia, maka dalam hal pemalsuan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia seperti data
dan fisik paspor yang telah dilakukan perubahan, hingga paspor yang digunakan oleh orang
lain (Impostor) sudah dapat dicegah secara maksimal, dikarenakan pada proses digitalisasi
pelayanan Lalu Lintas Orang yang keluar masuk wilayah Indonesia melalui autogate ini sudah
dilakukan pemindaian data biometrik dimana proses ini dilakukan untuk mencocokkan data
biometrik pengguna layanan dengan data yang di scan pada paspor.

Seperti dijelaskan sebelumnya, proses Digitalisasi pada pelayanan Lalu Lintas Orang yang
keluar masuk wilayah Indonesia dilakukan secara mandiri, jadi proses pemeriksaan
keimigrasian dilakukan tanpa adanya proses bertemunya petugas imigrasi dengan orang yang
akan masuk atau keluar wilayah Indonesia, apabila kita merujuk pada Pasal 34 Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaaan
Imigrasi, disebutkan bahwa Pemeriksaan keimirgasian terhadap warga negara Indonesia
dilakukan dengan tahapan memeriksa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, melakukan
wawancara, memindai Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, dan memeriksa dalam daftar
Pencegahan. Proses pemeriksaan keimigrasian tanpa melakukan tahapan wawancara
dikhawatirkan dapat menimbulkan beberapa resiko yang terjadi karena petugas imigrasi tidak
melakukan secara langsung proses wawancara serta profiling terkait tujuan orang yang masuk
dan keluar ke wilayah Indonesia. Walaupun sebenarnya dijelaskan juga bahwa wawancara
sebagaimana dimaksud pada Pasal tersebut dilakukan apabila diperlukan untuk memperoleh
keyakinan terhadap pemegang Dokumen Perjalanan Republik Indonesia.

Resiko tersebut dapat menjadi celah bagi orang yang akan menyalahgunakan paspornya dalam
kegiatannya keluar negeri. Dikarenakan saat ini autogate hanya baru dapat digunakan oleh
Warga Negara Indonesia, maka bisa kita ambil contoh dari Calon Pekerja Migran Indonesia
yang akan bekerja secara Non Prosedural di luar negeri, mereka akan semakin mudah melewati
tempat Pemeriksaan imigrasi apabila dilakukan melalui layanan autogate sistem. Lantas
apakah upaya mitigasi yang dapat dilakukan dalam hal digitalisasi pelayanan autogate sistem
ini. Sehingga kedepan pelaksanaan nya dapat memberikan manfaat bagi penerima layanan
dengan tidak mengesampingkan pengawasan keimigrasiannya.
Lebih meningkatkan lagi tarkait Pengawasan Keimirgasian terhadap permohonan paspor untuk
Warga Negara Indonesia merupakan salah satu upaya mitigasi yang dapat dilakukan agar dapat
meminimalisir maraknya Calon Pekerja Migran Indonesia Non Prosedural, sehingga tujuan
dari pembuatan paspor dapat diantisipasi dari awal oleh petugas di Kantor Imigrasi pada saat
permohonan paspor karena telah melewati proses wawancara sebelumnya. Apabila dari proses
awal pembuatan paspor sudah dilakukan pengawasan yang ketat dan benar, maka hal ini akan
berdampak positif pada proses Digitalisasi pelayanan Lalu Lintas Orang yang keluar masuk
wilayah Indonesia, karena pengawasannya telah dilakukan sebelumnya secara maksimal.

Dalam proses digitasalis pelayanan pada autogate sistem, terdapat juga proses pemeriksaan
daftar cekal, proses ini dilakukan secara otomatis pada saat di pelayanan Autogate, maka upaya
mitigas pada pengawasan keimigrasiannya adalah koordinasi antar instansi terkait permohonan
daftar cekal yang dapat disampaikan secara langsung oleh Aparat Penegak Hukun (APH)
melalui aplikasi cekal yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, hal ini dapat
meminimalisir atau bahkan mencegah kemungkinan orang yang lolos dari pemeriksaaan daftar
cekal pada saat melewati Autogate, Permohonan daftar Cekal dari Aparat Penegak Hukum
harus dilakukan secara cepat dan akurat, sehingga data cekal dapat langsung diproses dan
langsung terupdate pada SIMKIM.

Ada hal yang menarik perhatian pada proses digitalisasi pelayanan Lalu Lintas Orang yang
keluar masuk wilayah Indonesia, beberapa orang mungkin sangat senang ketika mereka
melakukan perjalanan ke keluar negeri, kemudian mereka mendapatkan peneraan cap keluar
dan cap masuk pada paspor mereka, sehingga cap yang ada dipaspor mereka tersebut bisa
dijadikan kenang-kenangan tersendiri bagi mereka, selanjutnya ada beberapa orang juga
sebenarnya mereka takut dan bingung ketika akan menggunakan pelayanan autogate di tempat
pemeriksaan imigrasi, karena pada proses tersebut tidak diberikannya peneraan cap pada
paspor mereka, yang mengakibatkan mereka takut dan bingung jika hal tersebut akan
dipertanyakan di negara tujuan, dikarenakan tidak ada peneraan cap di paspor ketika mereka
berangkat dari negara asal. Hal-hal seperti ini sepatutnya membutuhkan sosialisasi yang baik
agar semua informasi terkait pelayanan autogate dapat tersampaikan dan dipahami oleh
masyarakat, sehingga mereka dapat lebih percaya diri dan antusias untuk mencoba
menggunakan pelayanan autogate di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
BIODATA PENULIS

Nama : Deki Rahman Azali, S.Kom., M.H


NIP : 198212052010121001
Instansi : Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Kalianda
Jabatan : Analis Keimigrasian Ahli Pertama
Alamat : Jln, Sandi Hasan No.24 Labuhan Dalam Bandar Lampung
No Tlp : 081279204242
Email : deki.azali@yahoo.com
Link Data :

1. https://soekarnohatta.imigrasi.go.id/ruang-
berita/pengumuman/32/Tutorial%20Penggunaan%20Autogate%20di%20TPI%20Terminal%203%20In
ternasional%20Bandara%20Soekarno-Hatta
2. https://peraturan.go.id/common/dokumen/bn/2015/bn1834-2015.pdf
Sumber Photo : https://soekarnohatta.imigrasi.go.id/

Sumber Photo : https://www.liputan6.com

Anda mungkin juga menyukai