Anda di halaman 1dari 26

 

 NASKAH
 NASKAH TABLO
TABLO 2020
2020

PAROKI HATI SANTA PERWARAN MARI TAK BERCELA – 


KUMETIRAN

-HARGA YANG HARUS DIBAYAR- 


 

Harga Yang Harus Dibayar

OPENING

NARATOR

Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam Kristus, Selamat


datang di gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela
Kumetiran. Pada pagi hari ini, kita bersama-sama akan
menyaksikan sebuah visualisasi kisah sengsara Tuhan Kita
Yesus Kristus yang berjudul “Anak  Manusia Penebus Dunia.”

Begitu besar kasih Allah Bapa bagi umat manusia. Ia mengutus


Putra Tunggalnya bagi kita untuk mati demi penebusan dosa.
Tidak ada pengorbanan yang lebih besar dari pengorbanan
seorang sahabat yang rela menyerahkan nyawa bagi
keselamatan sahabatnya. Biarlah lewat peristiwa besar yang
akan kita renungkan kembali saat ini, membuka hati kita agar
juga berani dan sanggup memikul salib kita di dunia ini.
Semoga kita semakin merelakan hidup agar mau mengikuti
teladan Yesus untuk menjadi penyelamat bagi sesama kita.

Marilah kita hening sejenak, mempersiapkan diri untuk


mengikuti visualisasi hari ini.

BABAK 1

SFX:

TAMAN GETSEMANI - MALAM

NARATOR

“Yesus tahu bahwa hari dimana Ia akan diserahkan kepada


orang berdosa akan tiba. Maka, setelah melakukan perjamuan
terakhir sebagai tanda bersama pada muridnya pergilah Yesus
ke sebuah taman di seberang sungai Kidron untuk berdoa. ” 

Yesus berjalan masuk ke taman Getsemani bersama Yakobus,


Yohanes, dan Petrus. Langkahnya tenang namun terasa gemetar.
 

PETRUS

“Ada apa Guru? Mengapa Engkau terlihat begitu risau?”  

YESUS

“Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah

disini, dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam


pencobaan.” 

NARATOR

“Kegelapan menemani langkah kaki Yesus menjauh dari murid-


muridnya. Dengan penuh derita Yesus berdoa. ” 

Lutut Yesus terjatuh lemas, dengan perlahan menengadah keatas


berdoa dengan suara parau, sedikit berteriak memohon. Badan
tergetar.

YESUS

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari


pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu
lah yang terjadi.” 

Yesus berdiri perlahan

NARATOR

“Dengan sisa tenaga yang ada, Yesus berjalan kembali ke arah


muridnya, dan mendapati mereka sedang tertidur.”  

Yesus menyentuh ketiga muridnya untuk membangunkan mereka.


Murid-murid terbangun dengan kaget dan langsung berdiri dengan
sigap, sambil sesekali mengusap mata.

YESUS

“Mengapa kalian tertidur? Tidakkah engkau sanggup berjaga -


jaga satu jam dengan ku?” 

YOHANES

“Maaf Guru, malam ini terasa sangat menyedihkan bagi kami.”  

YESUS

“Maka berdoalah bersama-sama dengan Aku.” 


 

Murid saling berpandangan-pandangan. Yesus berjalan menjauh


lagi. Murid-murid mulai mencoba berdoa tapi tertidur saat di
sela-sela doa.

NARATOR

“Yesus tersungkur lagi. Ia  semakin sungguh-sungguh berdoa.


Begitu berat beban pengorbanan yang akan dia tanggung hingga
peluhnya berbubah menyerupai tetesan darah. Dalam sisa waktu
yang Ia miliki, Yesus pun bangkit dari doa-nya dan kembali
kepada murid-Nya. Kali ini, Yesus berkata kepada mereka:” 

YESUS

“Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah


tidak, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang
berdosa” 

Murid bangun tersentak setengah terloncat, saling menyikut satu

sama lain sambil memperhatikan sekeliling.


YAKOBUS

“Apa yang sebenarnya akan terjadi Guru? Beritahu kami agar


kami dapat mempersiapkan diri, ya Guru.”  

YESUS

“Sudahlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan aku


sudah dekat.” 

NARATOR

“Ketika Yesus masih berbicara untuk mengajak murid-Nya


bergegas pergi, datanglah Yudhas, salah seorang dari
keduabelas murid Yesus bersama Ahli Taurat,orang-orang
Farisi dan pasukan dengan membawa lentera, suluh, dan
senjata seperti hendak menangkap seorang penjahat.” 

Dari jauh Yudhas berbicara memberi tanda, suara sedikit berbisik


tapi jelas

YUDHAS

“Orang yang nanti aku cium, itulah Dia, tangkaplah Dia.”  


 

Yudhas berjalan mempercepat langkah, sambil sudah mengulutkan


tangan.

YUDHAS

“Salam Rabi” 

Yudhas memberi salam sambil memeluk Yesus, matanya bermain


memberi isyarat kepada Imam Kepala.

YESUS

“Siapakah yang kalian cari?” 

ORANG – ORANG FARISI

“Yesus dari Nazaret.” 

Suara orang farisi, imam kepala, ahli taurat berteriak meninggi.


Raut wajah imam kepala tersenyum puas.

YESUS

“Aku-lah Dia” 

Orang-orang Farisi tersungkur ke tanah, sedangkan Imam Kepala


dan Ahli Taurat terhentak.

Yesus menjawab lagi dengan nada lebih tinggi tapi tenang

YESUS

“Sekali lagi Aku tanya, siapa yang kalian cari?”  

AHLI TAURAT

“Yesus dari Narazet.” 

YESUS

“Sudah Ku katakan, Aku lah Dia. Jika memang Aku yang kalian
cari, biarkanlah mereka ini pergi.”  

NARATOR

(Adegan freeze)
 

“Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah


dikatakan-Nya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepada -Ku
tidak seorang pun yang Ku birkan binasa.’ 

“Para Ahli Taurat menyuruh pasukannya untuk segera mengikat


tangan Yesus dan menyeretnya pergi, tetapi sebelum mereka
melakukannya, Petrus terlebih dahulu mengeluarkan pedang dan
menghunuskan pedang itu ke telinga hamba Imam Agung, nama
hamba itu Malkhus.” 

Petrus dari belakang berlari ke arah Malkhus dan memotong


telinga Malkhus.

YESUS

“Petrus! Sarungkan pedang mu! Bukankah Aku harus minum cawan


yang diberikan Bapa kepada-Ku?” 

Yesus bernada marah. Lalu berjalan kearah Malkhus.

YESUS

“Apakah kau sangka Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-


Ku,supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan
malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakan akan
digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan,
bahwa harus terjadi demikian?” 

IMAM AGUNG

“Segera tangkap dan seret dia.” 

BABAK 2

MOVING KE RUMAH IMAM BESAR KAYAFAS-PAGI HARI

Prajurit menyeret Yesus, sesekali ditendang dan didorong. Orang-


orang Yahudi mengikuti dari belakang, saling berbisik penasaran
satu sama lain. satu dua orang terlihat mencemooh. Petrus ikut
dari belakang sambil sembunyi-sembunyi.

NARATOR
 

“Ia menuju pengadilan Hanas dan dianiaya di depan


diseret
banyak orang. Tetapi ia tidak membuka mulutnya. Seperti anak
domba yang dibawa ke tempat pembantaian, dan seperti induk
domba, dia menjadi kelu di hadapan orang yang menggunting
bulunya, demikianlah dia tidak membuka mulut-Nya. Pada-Nya
diberikan tuduhan-tuduhan palsu agar dapat dijatuhi hukuman
mati.” 

ORANG FARISI 1

“Kami telah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan


Bait Allah dan akan membangunnya kembali dalam tiga hari.”  

Orang-orang yang ada di situ terawa, ada yang membuang ludah


merasa jijik.

IMAM BESAR KAYAFAS

“Mengapa Engkai tidak memberi jawaban atas tuduhan saksi -

saki ini terhadap Engkau?” 

ORANG FARISI 2

“Dia bahkan menyatakan diri sebagai Mesias.”  

IMAM BESAR KAYAFAS

“Demi Allah Yang Hidup, katakanlah kepada kami, apakah


Engkau adalah Mesias, Anak Allah?”  

YESUS

“Engkau sendiri yang mengatakannya.”  

IMAM BESAR KAYAFAS

“Jika Engkau adalah anak Allah, coba katakan kepa da kami


mengenai pengajaran-pengajaran Mu itu.” 

YESUS

“Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu


mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat
semua orang Yahudi berkkumpul. Aku tidak pernah berbicara
sembunyi-sembunyi. Mengapa engkau menanyai Aku? Tanyailah
 

mereka, yang telah mendengar apa yang Ku katakan


kepada
mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Ku katakan.”  

AHLI TAURAT

“Begitukah jawab mu kepada Imam Besar?”  

Ahli taurat menampar Yesus.


YESUS

“Jika kata-Ku salah, tunjukan dimana salahnya. Tetapi jika


benar, mengapa engkau menampar Aku?”  

IMAM BESAR KAYAFAS

“Kita telah
mendengar semua hujatan yang Ia lontarkan
terhadap Allah. Kita tidak lagi memerlukan saksi. Bagaimana
pendapatmu?” 

AHLI TAURAT, ORANG FARISI, ORANG YAHUDI


“Ia harus dihukum mati.” 

Imam Besar Kayafas memakaikan jubah ungu kepada Yesus.

IMAM BESAR KAYAFAS

“Siksa Dia, setelah itu bawa Dia ke hadapan Pilatus.”  

Para hamba Imam Besar menyiksa Yesus. Orang-orang yang ada


disitu tertawa terbahak-bahak.

BABAK 3

Perhentian 1

NARATOR

“Imam besar Kayafas tidak berani mengesahkan hukuman atas


Yesus. Ia ingin melepaskan tanggung jawab yang menakutkan
ini, karena itu setelah menyesah Yesus, Ia mengirim Yesus
kehadapan Pilatus. Orang-orang Yahudi menunggu diluar
gerbang istana supaya mereka tidak menajiskan diri, karena

mereka hendak makan Paskah. Pilatus pergi keluar dan


bertanya kepada orang-orang Yahudi.
 

PILATUS

“Apa tuduhan mu terhadap orang ini?”  

ORANG FARISI 1

“Jika Ia tidak bersalah, kami tidak akan membawa -Nya

kehadapan tuan.” 
PILATUS

“Kalau begitu, ambillah Dia dan hakimilah dia menurtu hukum


tauratmu.” 

ORANG FARISI 2

“Kami tidak boleh menghukum mati seseorang.”  

Pilatus menyuruh prajurit membawa Yesus kehadapannya.

PILATUS

“Apakah Engkau ini raja orang Yahudi?”  

YESUS

“Apakah engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri, atau


adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?”  

PILATUS

“Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa -Mu sendiri dan imam-imam


kepala yang menyerahkan Engkau kepadaku. Aoakah yang telah
Engkau perbuat?” 

YESUS

“Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jika kerajaan-Ku dari


dunia ini, pasti hamba-hamba Ku telah melawan, supaya aku
jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaan-
Ku bukan dari sini.” 

PILATUS

“Jadi Engkau adalah Raja?” 


 

YESUS

“Engkau sendiri yang mengatakannya. Untuk itulah Aku lahir


dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku
memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang
berasal dari kebenaran mendengarkan suara- Ku.” 

PILATUS

“Apakah kebenaran itu?” 

NARATOR

“Pilatus mengetahui bahwa Yesus tidak bersalah. Tetapi


orang-orang Yahudi semakin mendesak ketika melihatnya
bimbang. Sudah menjadi sebuah kebiasaan pada pesta Paskah
seorang narapidana dibebaskan menurut kesepakatan. Disitu
ada seorang penjahat yang belum lama ditangkap karena
melakukan perampokan dan pembunuhan. Untuk dapat membebaskan

Yesus, Pilatus memberikan pilihan kepada orang-orang Yahudi


mengenai siapa yang ingin mereka bebaskan.”  

PILATUS

“Diantara keduanya, siapa yang kalian pilih ku


untuk
bebaskan bagimu? Barabas atau Yesus yang disebut Kristus?”  

ORANG-ORANG YAHUDI

“Enyahkan Dia dan bebaskan Barabas bagi kami!”  

“Ya, bebaskan Barabas” 

“Salibkan Yesus.” 

PILATUS

“Kesalahan apa yang sebenanya telah dilakukan orang ini?”  

AHLI TAURAT

“Menurut hukum kami, ia harus dihukum mati sebab ia mengaku


dirinya Anak Allah.” 

Pilatus terllihat berpikir dan menimbang-nimbang. Raut wajahnya


penuh keraguan.
 

NARATOR

“Pilatus berada dalam pilihan yang berat antara jabatannya


dan hati nuraninya. Maka ia memutuskan untuk menyesah Yesus
dengan harapan orang Yahudi yang melihat-Nyaakan merasa iba
dan menarik tuntutan mereka. Prajurit-prajurit menganyam
sebuah mahkota duri dan mulai mencambuki Yesus.”  

Yesus dimahkotai duri-diseret lalu diikat disebuah tiang-


dicambuki. Setelah selesai, jubah Yesus dipakaikan lagi dan
Yesus dihadapkan dengan keadaan penuh luka.

Orang-orang yang membenci Yesus tertawa sambil menyumpahi.

Yesus bergetar menahan rasa sakit.

PILATUS

“Lihatlah Dia. Haruskah aku menyalibkan rajamu?”  

ORANG FARISI 1

“Kami tidak mempunya raja selain kaisar!”  

“Salibkan Dia.” 

Orang-orang bergantian berteriak mendesak Pilatus untuk


menyalibkan Yesus. Pilatus mengangkat tangan menenangkan.

PILATUS

“Tidakkah Engkau mau berbicara dengan saya? Tidakkah Engkau


tahu bahwa aku memiliki kuasa untuk menyalibkan Engkau dan
kuasa untuk membebaskan Engkau?”  

YESUS

“Jika kuasa itu tidak datang dari Allah, engkau tidak


memiliki kuasa apapun atas Ku.
Karena itu, orang yang
menyerahkan Ku lebih besar dosanya.”  

NARATOR

“Ketika Pilatus melihat segala usahanya akan sia-sia, dan


mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh
tangannya di hadapan orang banyak yang terus berteriak .” 
 

PILATUS

“Aku tidak menemukan satu kesalahpun pada -Nya. Tetapi karena


kalian mendesak, aku akan membebaskan Barabas dan Aku tidak
bersalah terhadap darah orang benar ini, biarlah ini menjadi
urusanmu sendiri.” 

IMAM BESAR KAYAFAS

“Biarkanlah darah orang benar ini turun atas kami dan atas
anak-cucu kami.” 

Pilatus melempar surat keputusan –  Barabas dibebaskan –  Salib


Yesus dibawa masuk oleh prajurit – Yesus memanggul salib.

BABAK 4

Perhentian 2

NARATOR

“Pilatus pun telah memilih. Daripada kekuasaan dunia lenyap


dari padanya, dia memilih mengorbankan satu hidup yang tidak
bersalah sama sekali. Dia menyerahkan Yesus untuk
disalibkan. Prajurit menendang lutut Yesus untuk membuat-Nya
terjatuh. Dua orang diantara mereka mengambil salib untuknya
sebagai sebuah tanda penghinaan. Yesus dibawa keluar
istanauntuk disalibkan. Sambil memikul salib-Nnya Yesus
pergi ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa
Ibrani: Golgota. Yesus dicemooh sepanjang jalan-Nya bahkan
diludahi.” 

PRAJURIT 1

“Ya, raja ku, bangunlah lihat apa yang kubawa sebagai


persembahan bagi-Mu, raja.” 

Nada prajurit mengejek.

PRAJURIT 2

“Jangan lemah begitu! Tunjukan kekuatan seorang raja kepada


kami!” 
 

KEPALA PRAJURIT

“Ayo cepat seret dia! Yang lain beri jalan!”  

Suara prajurit membentak sambil mencambuk tanah agar orang-orang


kaget dan memberi jalan untuk Yesus.

ORANG FARISI 1
“Lihat, raja memikul salib. Cuih. Raja najis.”  

IMAM AGUNG

“Masih percayakah kalian pada ajaran raja lemah ini? Bahkan


Dia tidak mampu menunjukan dimana pasukan yang akan
menolongnya.” 

PRAJURIT 4

“Kenapa lama sekali langkah-Mu raja?” 

Prajurit 4 mendorong dan menendang Yesus sampai Yesus terjatuh.

Perhentian 3

NARATOR

“Baru sebentar perjalanan Yesus tempuh, tetapi sudah terasa


begitu berat dan melelahkan. Banyak dari keluar dari luka-
luka Nya. Tubuh manusia-Nya meras lelah, penat dan lemah.
Sungguh, di dalam salib yang Yesus panggul terdapat dosa-
dosa dan kesalahan kita. Dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kesalah kita,
hukuman yang mendatangkan keselamatan kita ditimpakan
kepada-Nya. Cambuk dikenakan pada-Nya beberapa kali ketika
Dia jatuh ditindih Salib itu.” 

PRAJURIT 5

“Lihat! Raja ini memohon belas kasihan,belum setengah


perjalanan sudah terjatuh Dia.”  

Kepala prajurti memaksa Yesus bangkit dengan manrik jubahnya.


 

KEPALA PRAJURIT

“Ayo! Ini bukan saatnya istirahat. Segeralah bangun dan


lanjutkan perjalanan Mu!” 

Sepanjang perjalan orang menertawakan Yesus. Melemparkan


sindiran pada-Nya.

ORANG YAHUDI 1

“Kalau baru memanggul salib begini saja tidak kuat,


bagaimana bisa Dia membangun Bait Allah dalam tiga hari?”  

ORANG FARISI 2

“Dasar pendusta! Tidakkah Kau malu kepada orang-orang ini?


Mereka yang Engkau ajarkan tentang hal-hal palsu, kini
melihat kelemahamu! Hahahahaha.” 

PRAJURIT 3

“Beri jarak, jangan terlalu dekat!”  

Prajurit mendorong orang-orang Yahudi yang semakin berdesakan.

Perhentian 4

NARATOR

“Dalam perjalanan-Nya memanggul salib, Yesus merasa


kesepian. Para muridnya telah melarikan diri karena
ketakutan. Tetapi dalam perjalanan sengsara ini ternyata
masih ada Maria, ibu-Nya, yang setia menderita bersama Dia.
Luka yang ada ditubuh Yesus juga sama seperti yang ada di
dalam hati Maria. Seorang putra yang ia kandung harus
terbelenggu karena perbuatan dosa manusia. Tetapi dengan
penuh ketaatan Maria berani menanggung semua resiko demi
keluruhan Tuhan.” 

MARIA

“Yesus, putra ku.” 


 

Bunda Maria menangis, saat hendak berusaha memeluk Yesus, ia


didorong paksa oleh prajurit.

PRAJURIT 2

“Harus berapa kali ku katakan, jaga jarak!”  

KEPALA PRAJURIT
“Biarlah dulu, sepertinya dia ibunya.”  

ORANG YAHUDI 2

“Tidak peduli apakah wanita itu ibunya atau bukan! Suruh


orang ini lanjutkan perjalanan-Nya karena sudah hampir pukul
sembilan, hari akan semakin siang !” 

Prajurit mencambuki Yesus agar cepat bangun dan lanjut berjalan.

Perhentian 5

NARATOR

“Salib yang menindih bahunya terasa semakin berat. Matahari


pun semakin terik sinarnya. Yesus mulai berjalan terhuyung
hampir saja terjatuh lagi. Melihat itu, Kepala Prajurit
menghadang seorang yang bernama Simon yang berasal dari
Kirene. Ia baru saja datang dari luar kota. Salib Yesus
diletakkan diatas bahu Simon, untuk membantu meringankan
derita yang Yesus rasakan.” 

Simon dari Kirene bersembunyi ditengah-tengah rakyat. Raut


wajahnya kebingungan dan penasaran.

Prajurit melihat sekeliling dan melihat simon lalu memanggilnya.

KEPALA PRAJURIT

“Hey, kamu! Yang membawa tas, kemari!” 

SIMON KIRENE

“Saya, tuan?” 

KEPALA PRAJURIT
 

“Kamu bantu Dia memikul salib ini. Jalannya sudah mulai


melemah.” 

ORANG FARISI 1

“Untuk apa orang ini diberi bantuan? Percuma saja!”  

ORANG YAHUDI 1
“Lihat saja setelah tenaganya pulih sedikit lagi, Dia akan
mulai mengajari kita dengan omong kosongnya. Hahahahaha.”  

PRAJURIT 3

“Kalau sudah dibantu begini, jalannya lebih cepat! AYO!”  

PRAJURTI 1

“Yang di depan, beri jalan! Minggir!”  

Perhentian 6

NARATOR

“Debu, darah, dan keringat menutupi wajah Yesus. Tekanan dan


desakan orang-orang Yahudi sepanjang perjalanan membuat
Yesus kehilangan semarak pada wajah-Nya. Tepatlah apa yang
digambarkan Yesaya, ‘banyak orang akan tertegun memandang
Dia; begitu butuk rupa-Nya, tidak seperti manusia lagi. Ia
tidak tampan, semarak pun tidak ada padanya sehingga tidak
ada yang tertarik untuk memandang-nya. Ia dihina dan
dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang
biasa menderita kesakita; ia sangat dihina, sehingga orang
menutup pandangan terhadap Dia. Diantara banyaknya orang
yang menghina Yesus, ada seorang yang masih berempati pada
Yesus. Dia adalah Veronika. Dengan segala keberanian ia maju
mendekat pada Yesus dan mengusap wajah Yesus dengan kerudung
yang ia gunakan.” 

PRAJURIT 4

“Minggir! Akan kucambuk kalian yang menghalangi jalan.” 


 

Veronica menyerobot masuk ditengah-tengah gerombolan orang yang


mulai rusuh karena melawan prajurit untuk menghajar Yesus.

VERONIKA

“Izin-kan aku, ya Tuhan-ku” 

Veronika menyerahkan kerudungnya. Yesus mengusap wajahnya


disitu.

PRAJURIT 5

“Siapa lagi ini? Pergi dari sini?!”  

ORANG FARISI 2

“Di saat seperti ini masih saja ada orang bodoh yang mau
membantu-Nya?” 

VERONIKA

“Tidakkah kalian memiliki sedikit hati nurani? Apakah dengan


kekuasaan ini kalian bebas menindas seseorang?”  

ORANG YAHUDI

“Jangan coba memberi pengajaran pada kami! Atau kau juga


ingin ikut disalibkan bersama dengan Dia?”  

Mimik wajah Yesus sedikit tersenyum, memberi isyarat kepada


Veronika untuk segera menjauh dari orang-orang Yahudi.

Perhentian 7

NARATOR

“Perjalanan Yesus belum berakhir. Orang-orang Yahudi semakin


berdesakan, berlomba untuk meludahi wajah Yesus dan
menendang tubuhnya. Tidak sedikit dari mereka juga
mendorong-dorong salib sehingga rasanya beban salib itu
bertambah berat berkali-kali lipat. Untuk kedua kalinya
Yesus terjatuh.” 

AHLI TAURAT

“Dia terjatuh lagi. Kali ini siapa yang akan membantunya?”  


 

IMAM AGUNG

“Kalian yang ingin membantu-Nya kali ini akan


buat kami
untuk juga ikut tergantung di salib bersama dengan dia!”  

“Hey, Yesus. Mana kekuatan raja yang Engaku miliki? Sudah


habiskan omong kosong Mu?” 

KEPALA PRAJURIT

“Cepat bangun! Tidak cukupkah bantuan yang sudah Engkau


terima tadi?” 

Kepala prajurti menarik jubah Yesus.

IMAM AGUNG

“Oleh karena itu, jangan sekali -kali mengaku sebagai Anak


Allah. Lihat hukuman yang Allah timpakan pada-Mu.

NARATOR

“Orang-orang seperti belum puas menyiksa Yesus, mereka pun


mencemoohnya tak habis-habis. Meskipun begitu, dengan teguh
hati Ia bangun. Diangkatnya lah kembali salib berat itu. Ia
meneruskan perjalanan tanpa mengeluh.” 

Perhentian 8

NARATOR

“Begitu banyak orang yang mengikuti Yesus sepanjang


perjalanan Yesus memanggul salib. Beberapa orang pun keluar
dari rumahnya untuk melihat penyiksaan yang Yesus alami.
Yesus melihat ke arah lain bahwa ada sekelompok perempuan
yang menangisi Dia. Dengan
sisa tenaga yang ada, Yesus
menghibur dan menyapa mereka.” 

WANITA MENANGIS 1

“Begitu beratnya Engkau menanggung beban itu, Ya Tuhan.”  


 

Wanita menangis sambil mengetuk-ngetuk dada.

WANITA MENANGIS 2

“Siapa saja, tolong lah Dia, berhenti menyiksanya.”  

Yesus menengok sedikit ke arah wanita dan memperlambat


langkahnya.
YESUS

“Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,


melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu. Sebab
akan tiba masanya orang berkata: ‘Berbahagialah perempuan
mandul dan tidak pernah memiliki anak.’ Maka orang akan
mulai berkata kepada gunung-gunung untuk menimpa mereka, dan
kepada bukit-bukit untuk menimbun mereka. Sebab jikalau
orang berbuah seperti ini kepada kayu hidup, apakah yang
akan terjadi dengan kayu kering?”  

ORANG FARISI 1

“Apakah Engkau sudah cukup kuat sampai bisa menghibur mereka


ini?” 

ORANG YAHUDI

“Apakah kalian kira dengan penghiburan itu kalian bisa


membebaskan Dia, wahai wanita bodoh?”  

Prajurit mencambuki tanah


KEPALA PRAJURIT

“Ayo beri jalan! Kami harus segera menyelesaikan pekerjaan


ini!” 

PRAJURIT 3

“Jangan halangi Dia. Jangan ajak dia bicara!”  

Orang-orang terus meludahi Yesus. Menendang salibnya.

Perhentian 9
 

NARATOR

“Sinar matahari siang itu menyengat. Jalan yang


semakin
Yesus lalui untuk sampai ke puncak Golgota pun semakin
menanjak. Tubuh Yesus yang semakin lemah tidak mampu menahan
beban Salib yang berat. Untuk ketiga kalinya Yesus terjatuh.

Tubuh-Nya terbanting di tanah yang berbatu-batu. Lukanya


yang hampir kering tergores kembali hingga menyucurkan
darah. Dengan sisa tenaga-Nya, Yesus berusaha bangun. Yesus
mau menyelesaikan perjalanan sampai ke puncak Golgota.
Cinta-Nya kepada manusia dan ketaatan kepada kehendak Bapa-
Nya memberikan kekuatan yang begitu besar kepada Yesus.”  

Yesus terjatuh – kemudian semakin dicambuki oleh para prajurit.

PRAJURIT 1

“Angkat badan-Mu. Perjalanan tidak akan selesai kalau Kau


terus terjatuh seperti ini.” 

PRAJURIT 2

“Lihat keatas sana, Engkau akan segera sampai pada tempat


istirahat Mu yang sesungguhnya.”  

KEPALA PRAJURIT

“Bantu Dia berdiri, dan pastikan jangan sampai dia jatuh


pingsan disini.” 

Prajurit 4 membantu mengangkat salib, prajurti 5 membantu


mengangkat Yesus.

Bunda Maria ikut menangis hingga tersujud ke tanah melihat


Yesus terjatuh.

BABAK 5

Perhentian 10

PUNCAK GOLGOTA – SIANG HARI

NARATOR
 

“Setelah perjalanan panjang yang penuh derita, sampailah


Yesus di Golgota. Rasa sakit dan penyiksaan sesungguhnya
telah tiba. Dalam setiap langkah yang meletihkan itu, Yesus
semata-mata hanya memikirkan keselamatan umatnya. Bahkan
sebelum penghinaan di kayu salib Ia terima, baju-Nya
terlebih dahulu ditanggalkan dan mereka membuang undi atas
jubahnya. Jubah itu tidak berjahit, hanya satu tenunan dari
atas ke bawah. Maka genaplah nas yang tertulis dalam Kitab
Suci: ‘Mereka membagi-bagikan pakaian-Ku diantara mereka dan
mereka membuang undi atas jubah- Ku’. Yesus telah menjadi
manusia yang paling hina.

KEPALA PRAJURIT

“Tanggalkan baju-Nya, potong,


dan bagi rata agar kita
mendapat bagian dari orang ini.”  

PRAJURIT 5

“Tetapi, ada baiknya kita tidak memotong jubahnya yang tidak


berjahit ini. Mari kita buang undi atasnya untuk menentukan
siapa yang berhak atas jubah-Nya.” 

PRAJURIT 4

“Aku setuju! Itu terdengar lebih adil.” 

Mereka menentukan undi lalu melemparnya (bentuknya seperti


dadu) yang mendapat undi adalah prajurit 3, dia lalu melompat
kegirangan.” 

PRAJURIT 3

“Hahahaha! Aku yang memenangkan undian! Jubah ini jadi


milikku sekarang! Hahaha.” 

Perhentian 11

KEPALA PRAJURIT
 

“Letakkan salib-Nya pada


pangkal-Nya. Kemudian baringkan
orang ini diatas salib itu.” 

PRAJURIT 1

“Berikan tali dan paku itu kepada ku  

Prajurit 2 mengambil tali dan paku, lalu membantu mengikat


tangan kiri Yesus

PRAJURIT 4

“Satu…dua….(paku ditancapkan)” 

PRAJURIT 5

“Apakah kurang dalam wahai raja? Hahahaha”  

Tangan Yesus dipaku dalam dua hitungan.

KEPALA PRAJURIT

“Jangan bicara terus! Sekarang giliran kakinya.”  

Kaki Yesus juga dipaku dalam dua hitungan

NARATOR

“Maria melihat peristiwa mengerikan itu. Ia melihat tangan


anak
 — 
 — Nya
Nya direntangkan di salib-tangan yang pernah diulurkan
untuk memberkati dan menyembuhkan banyak orang. Paku
menembus dagign yang lembut itu, hati bunda hancur tak
berdaya. Yesus sama sekali tidak bersungut-sungut. Wajahnya
pucat tapi tenang.” 
KEPALA PRAJURIT

“Angkat salib-Nya!” 

YESUS

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.” 

IMAM AGUNG
 

“Dengar, orang ini masih mencoba berdoa untuk keselamat


kita? Hahahahah
sangat konyol. Dia pikir siapa yang akan
mendengarkan Dia?” 

AHLI TAURAT

“Yesus,dimana pengikut-pengikut
Mu yang setia itu? Apakah
mereka meninggalkan Engkau karena sadar bahwa Engkau
hanyalah orang lemah? Hahaha!” 

NARATOR

Saat orang sedang mengolok-olok Yesus, datanglah Pilatus


dengan membawa sebalok kayu. Pilatus memerintahkan prajurit
untuk memasang balok kayu itu pada salib Yesus. Dalam balok
kayu itu, Pilatus menuliskan tulisan dalam
Latin, bahasa
Yunani, dan Ibrani yang berbunyi: ‘Inilah Raja Orang Yahudi’  

PILATUS

“Pasang tulisan ini diatas salib-Nya.” 

IMAM KEPALA

“Janganglah kau tulis; Raja orang Yahudi, tetapi tulislah:


Orang ini mengaku sebagai Raja Orang Yahudi.”  

PILATUS

“Apa yang tertulis, tetap tertulis.”  

Pilatus pergi kembali ke kasisaran.

ORANG FARISI 2

“Jikalau Engkau adalah Raja orang Yahudi, selamatkanlah


diri-Mu!” 

ORANG YAHUDI

“Orang lain ia selamatkan, tetapi diri-nya sendiri tidak


dapat Ia selamatkan.” 
 

“Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu, sehingga


kami percaya pada-Nya.” 

AHLI TAURAT

“Ia menaruh harapan-Nya


pada Allah: Baiklah Allah
menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada- Nya!” 

ORANG FARISI 1

“Benar! Bukankah dia sendiri yang mengatakan bahwa Ia ini


Anak Allah?” 

ORANG YAHUDI

“Hai, Engkau yang mau merobohkan bait suci dan mau


membangunnya dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan
selamatkanlah diri Mu!” 

Rakyat yang lain bersahut-sahutan menyuruh Yesus turun dari


Salib itu.

Perhentian 12

NARATOR

“Tidak jauh dari salib Yesus, berdiri Maria; ibunya, Maria


Magdalena, dan dua orang pengikut setia-nya. Dengan menahan
rasa sakitm Yesus berkata pada mereka;”  

YESUS

“Ibu, inilah Anakmu. Anak, inilah Ibumu.”  

Mata Yesus melihat bergantian ke arah Maria dan muridnya.

NARATOR

“Sejak saat itu, murid tersebut menerima Maria di dalam


rumah-Nya sebegai Ibunya. Tepat pada jam dua belas siang,
 

kegelapan menyelimuti daerah itu. Alam seolah ikut merasakan


penderitaan Yesus. Kilat menyambar dari balik awan dan
menerangi salib Sang Penebus. Yesus dengan nyaring berseru:

YESUS

“Eloi………Eloi………Lama……Sabakhtani”  

“Ya Tuhanku, Ya Allah ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Orang-orang mulai ketakutan karena langit begitu gelap dan petir


menyamba tak berhenti.

YESUS

“Aku Haus” 

NARATOR

“Yesus tahu bahwa semuanya itu sudah selesai dan supaya apa

yang tertulis dalam Kitab Suci dapat tergenapi, Yesus


meminum air anggur yang dicelupkan dalam sebuah bunga karang
lewat setangkai hisop. Prajurit mengulurkan bunga itu ke
bibir Yesus. Setelah itu Yesus berkata.

YESUS

“Sudah selesai.” 

“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Ku-serahkan nyawa-Ku.” 

SELURUH UMAT DAN PEMAIN HENING SEJENAK BERLUTUT MENGENANG


KEMATIAN PENYELAMAT DUNIA, YESUS KRISTUS. (DIHARAPKAN ADA SOUND
EFFECT)

NARATOR

“Karena hari itu hari persiapan Paskah dan supaya pada hari
Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu
salib, maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan
meminta kepadanya supaya kaki orang-orang yang masih hidup
tergantung di salib untuk dipatahkan. Maka datanglah
prajurit untuk mematahkan kaki orang-orang tersebut. Tetapi
ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah
mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi seoang dari
antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan
 

segera mengalir keluar darah dan air. Ketika Kepala Pasukan


meilat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya:

KEPALA PRAJURIT

“Sunguh orang ini adalah Anak Allah.”  

NARATOR

“Hal itu terjadi supaya genaplah apa yang tertulis dalam nas
Kitab Suci, ‘Tidak satu pun dari tulangnya akan dipatahkan.
Mereka akan tertegun memandang Dia yang sudah mereka tikam.”  

Perhentian 13 & 14

Sementara hari itu ketika hari sudah mulai malam, Yusuf


Arimatea datang menemui Pilatus secara diam-diam karena
takut terhadap orang Yahudi. Ia meminta agar jenazah Yesus
diturunkan. Nikodemus datang juga ke situ, Ia membawa
campurn minyak mur dengan minyak gaharu, Kira-kira lima
puluh kati beratnya.Mereka mengambil mayat Yesus,
mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan
rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan
mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman
dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya
belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari
persiapan paskah orang Yahudi, sedang kubur it utidak jauh
letaknya, Maka mereka meletakkan mayat Yesus disitu.

END

Anda mungkin juga menyukai