Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

NASIONAL Volume 9, Nomor 1, April 2017 (55 - 65)


PARIWISATA ISSN: 1411 - 9862

UPAYA PEMULIHAN PARIWISATA BUDAYA PASCA


KONFLIK ETNIS DI KECAMATAN SAMBAS KABUPATEN
SAMBAS

Hikmah Trisnawati
Manajemen Bisnis Pariwisata, Politeknik Negeri Sambas
email: hikmah.trisnawati@gmail.com

Nurchalis
Manajemen Bisnis Pariwisata, Politeknik Negeri Sambas
email: alwaysolys@yahoo.co.id

Abstract

BVWa`SaSO`QVOW[ab]abcRgUSbbVS`SOZc\RS`abO\RW\UOP]cbSTT]`babVS`SQ]dS`g]TQcZbc`OZb]c`Wa[
OTbS` SbV\WQ Q]\TZWQb ;ORc`O;OZOgc W\ AO[POa 2Wab`WQb AO[POa @SUS\Qg BVS\ b] aSS bVS ^`]PZS[
RSdSZ]^[S\bQcZbc`OZb]c`Wa[O\RSTT]`b]TabOYSV]ZRS`b]RSdSZ]^b]c`Wa[W\AO[POa2Wab`WQbBVWa`SaSO`QV
caSR_cOZWbObWdS[SbV]R@SacZb]TbVWa`SaSO`QVO`SabOYSV]ZRS`VOdSbVSSTT]`bb]RSdSZ]^bVSQcZbc`OZb]c`Wa[
acQVOaW\Q`SOaSbVSW\T`Oab`cQbc`SW\Q`SOaSaVc[O\`Sa]c`QSa[O\OUS[S\bYSS^bVSaOTSbg]TbVWa`SUW]\a
O\RUOdSbVS^`][]bW]\]TQcZbc`OZb]c`Wa[BVSgVOdSbVSRWTTWQcZbWSa]TW\Q`SOaSbVSRSdSZ]^[S\bZWYSa\SSR
[]`SW\bSU`Wbg]TabOYSV]RS`PSaWRSbVWa)bVSgVOdS\³bU]]R`SZObW]\aVW^eWbVbVS;ORc`O3bV\WQOZbV]cUV
[O\g^S]^ZSb`WSReSZZQ][Sb]OZZbVSSbV\WQT]`Q][Sb]AO[POa2Wab`WQb

Key word:
Q]\TZWQbSbV\WQQcZbc`OZb]c`Wa[`SQ]dS`g

55 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

PENDAHULUAN Provinsi Kalimantan Barat. Secara historis


Sambas merupakan sebuah kerajaan yang
Pariwisata juga dapat menjadi cara untuk terkenal akan kejayaan masa lalunya dan
membuka keterisolasian geografis dan sosial berperadaban maju, sehingga sejak dulu hingga
melalui bentuk-bentuk sosial dan budaya antara sekarang Sambas selalu didatangi orang untuk
penduduk lokal atau warga masyarakat dengan belajar dan berdagang. Bahkan Sambas pernah
para wisatawan yang mengunjungi daerah memiliki Imam Fiqih yang sangat terkenal baik
tersebut. Pertemuan antara V]ab dan UcSab di Indonesia maupun Timur Tengah yaitu Syech
dipandang dapat memberikan dampak positif Ahmad Khotib.
bagi warga masyarakat dalam berbagai aspek. Dari dahulu sektor pariwisata mulai
Terdapat tiga kekuatan yang dapat terbangun di Kabupaten Sambas. Akan tetapi
membuka keterisolasian suatu masyarakat yang sejak terjadinya konflik etnis yang terjadi tahun
sebelum tersentuh oleh budaya luar melalui 1999 sektor pariwisata mengalami kemunduran
pariwisata, yaitu pendidikan, perkembangan dan kurang diperhatikan. Terjadinya peristiwa
industri dan kontak budaya. Kekuatan tersebut konflik etnis di Kabupaten Sambas tahun 1999,
dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: dikenal sebagai “Tragedi Lebaran Berdarah”
Pendidikan merupakan salah satu proses (Musa dan Johansen, 2000). Peristiwa ini
sosialisasi dalam rangka mempersiapkan merupakan sebuah tragedi sosial antar etnis
anggota mayarakat untuk dapat menerima ide yang selama ini hidup berdampingan. Sebagai
atau gagasan dan teknologi baru dari perubahan- bentuk sejarah maka peristiwa ini diabadikan
perubahan seperti aparat pemerintah, para dengan pembuatan Tugu Ketupat Berdarah di
pedagang, guru, pemuka agama dan lain-lain. Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Provinsi
Perkembangan industri juga merupakan unsur Kalimantan Barat.
kekuatan pendorong keterbukaan masyarakat Melalui latar belakang konflik ini maka
hingga ada lembaga yang bersifat ekonomis diharapkan muncul destinasi-destinasi
melalui pasar yang ada. Sedangkan pasar pariwisata baru di Sambas. Selain itu dapat
itu sendiri merupakan tempat pertemuan membuka interaksi yang baik antar masyarakat
masyarakat, tidak hanya untuk menjual produk- yang bertikai selama ini, yang hingga saat
produk yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut ini salah satu etnis tertentu belum boleh
tetapi, juga sebagai tempat interaksi sosial yang tinggal di Kabupaten Sambas. Sehingga pada
lebih luas. Kontak budaya merupakan kekuatan akhirnya pariwisata hadir sebagai sarana untuk
pendorong yang tidak kalah pentingnya dalam mewujudkan perdamaian sejati.
membuka keterisolasian suatu masyarakat. Pada dasarnya masyarakat melayu memiliki
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa potensi yang baik untuk mengembangkan
pariwisata merupakan salah satu sektor penting pariwisata. Sambas memiliki perairan sungai
bagi sumber pendapatan daerah termasuk yang sangat indah dan selalu menjadi ajang
Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat. menarik baik bagi masyarakat lokal maupun
Mengingat pentingnya pariwisata sehingga Internasional. Sedangkan mengenai orang
tiap daerah di Indonesia berupaya untuk Sambas itu sendiri menurut Duarte Barbosa
melakukan pengembangan sektor pariwisata (dalam Asmara, 2001) mengatakan tentang
masing-masing tidak terkecuali daerah Sambas. orang Melayu Sambas “mereka itu bersih
Sambas juga memiliki potensi wisata budaya dan berketurunan baik, sangat gemar akan
yang menarik. Kabupaten Sambas merupakan musik, dan sangat berkasih sayang”. Vallentin
salah satu Kabupaten yang terletak di daerah (dalam Asmara, 2001) menyatakan juga
pesisir utara Pulau Kalimantan tepatnya di menggambarkan etnis Melayu Sambas “mereka

JNP 56
Hikmah Trisnawati, Nurchalis,
Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik Etnis Di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas

terbuka kepada siapa saja yang datang. Hal ini sejarah masuk dan perkembangan reformisme
tercermin dalam peribahasa YSQWZ bSZO^OY bO\UO\ agama Islam serta lambang perkembangan
\gW`cYO[WbOROVYO\± Sifat utama orang Melayu dan pembangunan sosial budaya masyarakat
sebagai pencerminan budayanya adalah sabar, Sambas, sedangkan secara eksplisit potensi
pemaaf dan sangat menghormati tamu. Berbekal sumber daya budaya yang paling menonjol
kepribadian seperti ini sebenarnya Sambas selain keraton merupakan lambang warisan
mampu mengemas dan mengembangkan budaya masyarakat melayu Sambas dan benda
pariwisatanya lebih baik. Selanjutnya penelitian cagar budaya ia juga implementasi nilai sakral/
ini dilakukan untuk mengungkap perkembangan mistis/spiritual masyarakat Sambas. Semuanya
pariwisata budaya khususnya di Kecamatan merupakan nilai-nilai sosial budaya yang sangat
Sambas pasca konflik etnis tahun 1999. penting dari Keraton Alwatzikhoebillah Sambas
sebagai warisan budaya masyarakat melayu
1. KAJIAN LITERATUR Sambas yang harus dijaga dan dipelihara demi
untuk kepentingan masa sekarang maupun
Dalam rangka mempertahankan bahkan akan datang.
mengembangkan kepariwisataan lebih lanjut Berdasarkan potensi sumber daya budaya
di Kabupaten Sambas. Menurut (Ardika, 2002) potensial yang ada menyebabkan Keraton
dalam tulisanya “upaya pemulihan bom Bali” Alwatzikhoebillah Sambas menjadi destinasi
kiranya bisa menjadi acuan untuk mengkaji wisata yang mempunyai daya tarik khususnya
konflik yang ada di Kabupaten Sambas. Hal sejarah dan mendorong banyak wisatawan
yang perlu di tingkatkan yakni Q][[c\Wbg berkunjung baik yang datang dari dalam
POaS acWabOW\OPZS B]c`Wa[ 2SdSZ]^[S\b melalui maupun luar Sambas. Faktor-faktor yang
langkah awal berupa revitalisasi potensi khas mendorong wisatawan datang mengunjungi
lokal (Z]QOZ US\Wca Disamping itu diperlukan Keraton Alwatzikhoebillah Sambas baik
strategi peningkatan keamanan melalui (a) tertib intrinsik maupun ekstrinsik didorong oleh motif
administrasi kependudukan dan pengawasan untuk refreshing/liburan, motif pendidikan,
terhadap mobilisasi penduduk pendatang, (b) motif ingin tahu dan memperluas wawasan,
pemberdayaan semua komponen masyarakat, motif sosial/motif interpersonal, motif budaya
baik secara langsung maupun tidak langsung dan motif spiritual/religius.
bertanggung jawab atas keamanan secara Teori merupakan alat terpenting dalam
bersama-sama untuk menciptakan rasa aman suatu penelitian ilmiah sebagai alat dalam
terhadap masyarakat setempat (V]ab) dan mengkaji Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca
wisatawan. Konflik Etnis Melayu-Madura Kabupaten
Selain itu penelitian dari (Nurchalis, 2011: Sambas. Teori yang dapat digunakan dalam
132-133) sebelumnya juga menjadi referensi penelitian ini yaitu: Teori Fungsional Struktural
pada tulisan ini yakni mengenai cagar budaya digunakan untuk menganalisa interaksi
keraton sambas dinyatakan bahwa potensi Pemerintah Kabupaten Sambas, abOYSV]ZRS` dan
mendasar yang menjadi sumber daya budaya masyarakat. Kemudian teori Interaksi Simbolik
dari Keraton Alwatzikhoebillah Sambas sebagai untuk memberikan pemahaman makna dalam
destinasi wisata sejarah sekaligus menjadi pemulihan pariwisata tersebut.
daya tarik wisata adalah nilai sejarah dan
sosial budaya yang terkandung baik secara 2. METODE PENELITIAN
implisit maupun ekspklisit. Secara implisit
potensi sumber daya budaya berupa nilai-nilai Penelitian ini menggunakan metode
sejarah dan perjuangan masyarakat, lambang kualitatif, yaitu metode yang merupakan strategi

57 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

untuk mendapatkan data atau keterangan seperti wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
yang disampaikan Bogdan dan Tylor, metode terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
kualitatif diartikan sebagai prosedur penelitian jawaban yang telah dianalisis terasa belum
yang menghasilkan data deskriptif berupa memuaskan maka peneliti akan melanjutkan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh
dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, data yang dianggap kredibel.
2010). Kemudian lokasi penelitian ini adalah Miles dan Huberman (1984) mengemukakan
Kecamatan Sambas berangkat dari ketertarikan aktivitas analisis kualitatif dilakukan dengan
peneliti pada pemulihan pariwisata yang interaktif yang dilakukan secara terus menerus
dilatarbelakangi oleh peristiwa konflik yang sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
terjadi di Kabupaten Sambas tahun 1999, dan Aktivitas tersebut terdiri atas tiga alur kegiatan
pengetahuan peneliti dari masyarakat setempat, yang terjadi bersamaan yaitu reduksi data,
dilakukan observasi dan penelitian singkat mulai penyajian data, dan penarikan simpulan
dilakukan di Sambas. Hal ini dilakukan, karena (Sugiyono : 2009).
peneliti memiliki kemudahan aksesibilitas untuk
memperoleh gambaran awal mengenai lokasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pariwisata dan latar belakang persoalan Konflik
Sambas tersebut. Berawal dari observasi singkat
3.1. Destinasi Wisata Budaya Kecamatan Sambas
tersebut dan diputuskan untuk melakukan
penelitian ini. Sambas merupakan wilayah yang No Nama DTW Jenis DTW
multi etnik, dan juga memiliki objek wisata yang
1. Komplek Kesultanan Sambas Budaya
cukup menarik, baik itu wisata alam, wisata
budaya, maupun wisata sejarah. Daerah ini juga Tempat Tinggal Siradj Sood (Dato’ Kaya Lela
2. Budaya
Mahkota)
merupakan dataran rendah atau daerah pesisir
yang banyak dialiri sungai. Sebelum konflik 3. P erkampungan Tenun Songket Budaya

terjadi, sektor pariwisata ini cukup maju, akan Rumah Tinggal Maharaja Imam Haji
4. Budaya
tetapi sejak mencetusnya konflik terlihat sekali Muhammad Basiuni Imran
baik secara nyata maupun tidak bahwa objek-
5. Makam Syeh Abdul Jalil Al Fatani Budaya
objek daya tarik wisata budaya kurang perhatian
dan terawat. 6. Museum Negeri Sambas Budaya

Penentuan informan dilakukan secara 7. Tari-Tarian Tradisional Sambas Budaya


^c`^]aWdS, yaitu yang mempunyai pengetahuan
tentang pariwisata budaya dan kondisi a. Komplek Kesultanan Sambas
wisata sebelum atau pasca konflik. Informan
Keraton Alwatzikhoebillah Sambas
yang dipilih yaitu pihak pemerintah seperti
merupakan daya tarik wisata sejarah yang
Dinas Porabudpar Kabupaten Sambas, pihak
berbasis masyarakat lokal berlokasi di Desa
Kecamatan Sambas kemudian pihak swasta
Dalam Kaum Kecamatan Sambas Kabupaten
yang terkait mengelola pariwisata setempat,
Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Keraton
dan tokoh masyarakat yang dapat menjelaskan
Alwatzikhoebillah Sambas terletak di tepi Muara
kondisi pariwisata budaya di Sambas pasca
Ulakan simpang tiga pertemuan sungai Sambas
konflik etnis.
Kecil, Subah, Teberau.
Analisis data dalam penelitian kualitatif,
Komplek Kesultanan Sambas terletak di
dilakukan pada saat pengumpulan data
daerah pertemuan sungai pada bidang tanah
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi
data dalam periode tertentu. Pada saat

JNP 58
Hikmah Trisnawati, Nurchalis,
Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik Etnis Di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas

membujur arah barat-timur. Pada bidang dari halaman yang ada tiang benderanya, kita
tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, harus melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang
yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan masuk ini juga terdiri dari dua lantai, tetapi
bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, bentuk denahnya empat persegi panjang. Lantai
Kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti bawah tempat para penjaga yang bertugas
keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. selama 24 jam, sedangkan lantai atas dipakai
Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke untuk keluarga sultan beristirahat sambil
arah sungai Sambas. Ke arah utara dari dermaga menyaksikan aktivitas kehidupan rakyatnya
terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah sehari-hari. Setelah melalui gerbang kedua dan
selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling pagar halaman inti, sampailah pada bangunan
tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa keraton.
dan mengelompok di beberapa tempat terdapat Di bagian dalam bangunan tempat Sultan
makam keluarga sultan. dan pembantunya bekerja, tersimpan beberapa
Bangunan keraton yang lama dibangun oleh benda pusaka kesultanan, di antaranya
Sultan Bima pada tahun 1632 (sekarang telah singgasana kesultanan, pedang pelantikan
dihancurkan), sedangkan keraton yang masih Sultan, gong, tombak, payung kuning yang
berdiri sekarang dibangun pada tahun 1933. merupakan lambang kesultanan, dan meriam
Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah
sarana transportasinya perahu/ kapal, tentunya hingga sekarang masih dianggap barang keramat
di tepian sungai dibangun dermaga tempat dan sering diziarahi penduduk. Masing-masing
perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang meriam yang berukuran kesil ini mempunyai
terletak di depan keraton dikenal dengan Nama nama, yaitu Raden Mas, Raden Samber, Ratu
jembatan Seteher. Jembatan ini menjorok ke Kilat, Ratu Pajajaran, Ratu Putri, Raden Pajang,
tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang dan Panglima Guntur.
menuju keraton dan melewati gerbang masuk. Bangunan utama keraton berukuran 11, 50
Gerbang masuk yang menuju halaman x 22, 60 meter. Terdiri atas tujuh ruangan, yaitu
keraton dibuat bertingkat dua dengan denahnya balairung terletak di bagian depan, kamar tidur
berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-
persegi. Bagian bawah digunakan untuk tempat anak sultan, ruang keluarga, ruang makan, dan
penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang
yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas pintu yang menghubungkan balairung dan
digunakan untuk tempat mengatur penjagaan. ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan
Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu Sambas dengan tulisan “Sultan van Sambas”
digunakan sebagai tempat untuk menabuh dan angkatahun 15 Juli 1933. Angka tahun
gamelan agar rakyat seluruh Kota dapat ini merupakan tanggal peresmian bangunan
mendengar kalau ada keramaian di keraton. keraton. Di bagian dalam bangunan ini, pada
Setelah melalui pintu gerbang yang bersegi kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang
delapan, di tengah halaman keraton dapat khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya
dilihat tiang bendera yang disangga oleh empat tempat peraduan sultan, pakaian kebesaran,
batang tiang. Tiang bendera ini melambangkan payung kesultanan, pedang, getar, puan,
sultan, dan tiang penyangganya melambangkan dan meja tulis Sultan. Pada bagian dinding
empat pembantu sultan yang disebut wazir. Di terpampang gambar-gambar keluarga Sultan
bagian bawah tiang bendera terdapat dua pucuk yang pernah memerintah Sambas.
meriam, dan salah satu di antaranya bernama
Si Gantar Alam. Sebelum memasuki keraton,

59 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

b. Tempat Tinggal Siradj Sood (Dato’ Kaya kerajinan tenun ini dihargai dengan harga yang
Lela Mahkota) tinggi. Hasil kerajinan dari desa Semberang ini
sendiri pada awalnya hanya dijual, dipesan dan
Rumah Siradj Sood (Dato’ Kaya) merupakan
dipakai untuk kalangan masyarakat melayu
salah satu tinggalan sejarah di Kecamatan
sambas dan pada acara tertentu saja.
Sambas yang lokasinya terletak di Jalan Ahmad
Sekarang sesuai dengan perkembangan
Sood Dusun Tumok, Desa Tumok Manggis,
jaman, kain tenun songket hasil kerajinan ini
Kecamatan Sambas. Bangunan tersebut awal
sudah berkembang dan pemasarannya semakin
mulanya merupakan rumah salah satu pejuang
luas. Sehingga sudah dipasarkan ketingkat
Sambas yang bernama H. Siradj Sood atau yang
nasional bahkan internasional dengan harga
lebih dikenal dengan julukan Datuk Kaya (Tok
yang tinggi. Ini mengindikasi bahwa produk
Kaye). Rumah tinggal ini telah berusia sekitar
kerajinan Tenun dari Kalimantan Barat mampu
350 Tahun. Hingga tahun 2014 tempat bersejarah
bersaing dengan Produk kerajinan tenun
ini pernah dijadikan sebagai Museum Negeri
dari seluruh Nusantara, dan ini merupakan
Perjuangan Sambas. Akan tetapi, kini Rumah
kebanggan tersendiri bagi warga Kalimantan
Tua ini telah beralih fungsi yang dikelola oleh
Barat, khususnya masyarakat Desa Semberang,
keluarga dari Dato’ Kaya sendiri. Rumah ini
Kabupaten Sambas.
sekarang hanya dijadikan tempat pertemuan
keluarga besar. Sesekali rumah ini menjadi
d. Rumah Tinggal Maharaja Imam Haji
tempat pertemuan kegiatan PKK maupun
Muhammad Basuni Imran
kegiatan keagamaan seperti BKMT Kecamatan.
Salah satu peninggalan bersejarah lainya
c. Perkampungan Tenun Songket yang ada di sambas dan menjadi objek wisata
adalah Museum Tamadun Islam Negeri Sambas.
Hampir setiap rumah warga di Desa Sumber
Bangunan ini berada dalam kota sambas di
Harapan ini memiliki alat tenun, ini bukan
kampung Dagang Timur. Lokasinya berada
merupakan hal baru, karena kerajinan tenun
tepat menghadap sungai khususnya dipinggiran
Lunggi (Kain Tenun Khas Sambas) sudah ada
sungai teberau. Museum ini pada awalnya
sejak lama dan diwariskan secara turun-temurun
adalah tempat tinggal seorang ulama besar
dari generasi ke generasi sampailah sekarang ini.
Islam asal Sambas yaitu syaikh Muhammad
Hampir seluruh warga desa Sumber Harapan
Basuni Imran. Beliau terkenal sebagai seorang
(Semberang) memiliki keterampilan menenun,
tokoh yang mempunyai peran besar dalam
bahkan anak-anak yang masih duduk dibangku
memajukan pendidikan khusunya pendidikan
pendidikan sekolah dasar (SD) pun sudah
agama di Sambas.
diajarkan orang tuanya untuk menenun, sampai
Secara umum museum ini masih asli
menginjak bangku SMP ada SMA, sudah ada
arsitekturnya. Namun karena perjalanan masa,
yang mahir untuk membuat kain tenun Lunggi
beberapa bagian dari keseluruhan bangunan ini
sendiri.
sudah ada yang diganti dan hilangkan. Bagian
Kerajinan tenun sendiri merupakan
yang diganti itu adalah atap bangunan yang
pekerjaan sambilan ibu rumah tangga di Desa
awalnya menggunakan bahan kayu yaitu atap
Semberang. Mereka menenun disela-sela waktu
sirap. Karena sudah rapuh dan rusak sementara
kosong mereka setelah mengerjakan pekerjaan
untuk mencari bahan pengganti yang Sama
rumah tangga maupun bertani. Meskipun
sudah sulit bahkan tidak ada, maka digantilah
hanya sebagai pekerjaan sampingan, hasil dari
dengan bahan metal.
kerajinan tenun mereka ini merupakan bisnis
Kemudian Desa Lumbang sekitar 1180-an
yang cukup menjanjikan karena harga dari hasil
H/1760-an M, penduduk Kuala Mempawah,

JNP 60
Hikmah Trisnawati, Nurchalis,
Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik Etnis Di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas

Tanjung Mempawah dan kampung-kampung Selain berupa benda-benda yang digunakan


sekitarnya terkejut kerana didatangi oleh untuk perjuangan, Museum Negeri Perjuangan
sekitar 40 perahu yang besar. Setelah dua Sambas juga memuat berbagai macam koleksi
orang ulama, Sheikh Ali bin Faqih al-Fathani yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan Sheikh Abdul Jalil al-Fathani naik ke darat masyarakat Sambas. Ianya berupa beragam
untuk menghadap Upu Daeng Menambon, jenis Tempayan yang sering digunakan sebagai
iaitu Raja Mempawah pada masa itu, barulah wadah air, beraneka jenis Kain Tenun Sambas
diketahui oleh penduduk bahwa perahu-perahu yang memiliki ciri dan karakter khas tiap-tiap
itu datang dari negeri Fathani Darus Salam. daerah di Sambas dan sering digunakan dalam
Kedua-dua ulama itu mendapat kedudukan dan acara-acara penting (resmi).
dihormati oleh masyarakat kerana pengetahuan Berbagai macam koleksi yang terdapat di
luas mereka dalam keislaman. Museum Negeri Perjuangan Sambas sebagian
Sheikh Abdul Jalil al-Fathani meneruskan besar merupakan benda-benda milik pribadi H.
penyebaran Islam ke Sambas, setelah meninggal Siradj Sood. Selain itu terdapat benda-benda lain
dunia oleh penduduk Lumbang beliau yang merupakan hasil temuan, hibah dan titipan
dimakamkan di Lumbang, Sambas. Pada dari individu ataupun kelompok orang tertentu
akhirnya di Lumbang ini, khususnya di Sambas, yang peduli dengan keberadaan museum dalam
Syeikh Abdul Jalil al-Fathani lebih dikenali rangka menambah koleksi yang sudah ada.
dengan sebutan Keramat Lumbang kerana
beliau dikeramatkan orang adalah sebagai f. Sanggar Tari Rama
lambang ketinggian ilmunya hingga kepada Sanggar Tari Rama merupakan Sanggar tari
ilmu hakikat dan makrifat. Sampai sekarang yang masih aktif di Kecamatan Sambas. Sanggar
makan ini banyak dikunjungi oleh masyarakat Tari Rama berupaya melestarikan tarian-tarian
untuk berziarah. tradisional khas Sambas seperti Tanda’ Sambas,
Zapin dsb. Pendiri utama sanggar tari ini
e. Museum Sambas
adalah ibu Iklima yang juga menguasai tarian
Museum Sambas merupakan daya ratik Sambas. Akan tetapi seiring berjalannya waktu
wisata yang banyak dikunjungi. Museum sanggar tari Rama ini beralih kepengerusan
Sambas saat ini berlokasi dekat dengan yang dikelola oleh ibu Maya Tari. Sanggar Tari
pendopo bupati Kampung Lorong Sambas rama ini juga merupakan atraksi yang dijadikan
yang sebelumnya beradi di rumah Dato’ pariwisata. Melalui sanggar tari ini pariwisata
Kaya. Pendirian Museum Negeri Perjuangan Sambas dapat di promosikan di berbagai daerah
Sambas berkat adanya gagasan dari tokoh baik dalam maupun luar negeri.
masyarakat yang sadar budaya dan tokoh-tokoh
budaya Sambas yang tergabung dalam Dinas 3.2 Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya
Pemuda, Olahraga, Budaya Dan Pariwisata Pasca Konflik
(DISPORABUDPAR). Sesuai dengan namanya,
Museum Negeri Perjuangan Sambas merupakan a. Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya
sebuah museum yang mengoleksi benda-benda dilihat dari aspek Infrastruktur
yang pernah digunakan oleh masyarakat Sambas
Tabel dibawah ini memperlihatkan adanya
dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik
upaya-upaya secara fisik yang dilakukan baik
Indonesia khususnya di daerah Sambas. Benda-
oleh pihak pemerintah maupun swasta dalam
benda yang dipergunakan merupakan benda-
upaya pemulihan pariwisata budaya yang ada
benda yang masih sangat sederhana diantaranya
di Sambas.
beberapa jenis tombak, pedang, dan Keris.

61 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

Tabel 1. Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik

Tahun dan
Nama Objek Bantuan
No < Pra Konflik > Pasca Konflik tahun 1999 bentuk
Wisata Budaya Dari
renovasi
1. Komplek Cagar Budaya - Halaman di Semen 2007 APBD
Kesultanan - atap dicat
Sambas - gedung dicat
- peranginan/ steher dibuat baru
- jalan diperbaiki
- tempat tidur sultan dipermak
- Pelaminan Pengantin
2. Makam - Hanya nisan - pembangunan makam Muhrum Jama’ 2008, 2009, APBD
Kesultanan - penataan makam winata kusuma 2010 dan
Sambas - Umar Kamaludin 2011
- sultan Usman Kamaludin
- Umar kamaludin 3
3. Makam Al- - Tidak adanya jembatan - akses jalan baik 2008 APBD
Fatani menghubungkan - adanya jembatan
-menggunakan sampan
3. Seni Budaya - alat dan baju lama mulai - Pengadaan seragam japin 2008 APBD/ CSR
rusak - tahar untuk zikir (perkebunan
- cetak buku-buku cerita rakyat Sawit)
- acara pentas seni dan budaya Sambas
- bantuan baju seragam nari
- tahar
4. Kampung - Akses jalan Kurang Baik Galeri 2013 Garuda
Tenun - Lewat Transportasi - Pelatihan- pelatihan Tenun Indonesia
Sungai - Bantuan Alat-alat tenun
- akses jalan sangat baik Dompet Umat
6. Rumah Dato’ - Museum Perjuangan - Dari Museum menjadi Rumah Sekarang - Pihak
Kaya pertemuan keluarga keluarga
- Tempat pertemuan sosial keagamaan
(Arisan/ BKMT)
7. Museum - Di rumah Dato’ Kaya - Dipindah dari rumah datok kaya ke Tahun 2014 - bantuan dari
- Barang tidak dilindingi dan pendopo Pusat
Dapat di sentuh langsung - Ada AC
Lemari Kaca

Komplek kesultanan Sambas sebelum tahun pada tahun 2007 setelah mekarnya Kabupaten
1999 atau pada saat Sambas masih menjadi Sambas, ada beberapa penambahan infrastruktur
Kecamatan hanya sebatas cagar Budaya akan dari APBD Halaman di Semen, atap dicat,
tetapi, belum banyak perubahan infrastrukture. gedung dicat, peranginan/ steher dibuat baru,
Namun demikian wisata Istana Sambas sangat jalan diperbaiki, tempat tidur sultan dipermak,
banyak dikunjungi wisatawan lokal. Kemudian Pelaminan Pengantin. Sebagaimana diketahui

JNP 62
Hikmah Trisnawati, Nurchalis,
Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik Etnis Di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas

bahwa komplek kesultanan ini merupakan cagar sangat baik dapat dilalui dengan transportasi
budaya sehingga perubahan pembangunan tidak darat dan transportasi sungai.
serta merta dapat dilakukan begitu saja namun Rumah Dato’ Kaya sebelum tahun 1999
mengikuti prosedur benda cagar budaya. rumah datok kaya di ambil alih oleh Pemda
Makam Raja-raja Sambas yang menjadi Sambas sebagai museum perjuangan dikatakan
bagian dari sejarah sebelum tahun 1999 tidak sebagai museum perjuangan karena banyak
mendapatkan perhatian lebih. Selanjutnya pada memiliki benda sejarah ala-alat perjuangan
tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011 mendapatkan seperti keris, tombak, meriam dsb. sejak
perhatian dan pemerintah untuk pemugaran. tahun 2014 Museum ini telah di kembalikan
Adapaun makam yang mendapat perhatian pada pihak keluarga dato’ kaya dan sekarang
yakni pembangunan makam Muhrum Jama’, hanya di jadikan tempat pertemuan keluarga,
penataan makam winata kusuma, Umar kegiatan, kemasyarakatan, BKMT dan ibu PKK.
Kamaludin, sultan Usman Kamaludin dan Saat ini pihak keluargalah yang berperan dalam
makan Umar kamaludin 3. Termasuklah makan pembenahan. Selanjutnya Museum Negeri
yang memiliki sejarah yakni; makam Abdul Jalil Sambas, barang-barang pada museum ini
Alfatani yang sebelum tahun 1999 jika hendak adalah barang yang dipindahkan dari Museum
berziarah ke makam ini nenggunakan Sampan Perjuangan yang saat ini berada di daerah
karena berada di seberang sungai Lumbang. Kampung Lorong Sambas dengan mendapat
Akan tetapi sejak tahun 2008 telah terdapat bantuan dari pusat dengan fasilitas yang cukup
jembatan penghubung dan akses jalan yang baik baik dari tahun sebelumnya seperti adanya
yang dapat dilalui dengan sepeda motor. etalase, AC dan gedung yang nyaman walaupun
Seni Budaya di Sambas paling banyak masih terlalu sempit.
berkembang terutama sanggar-sanggar tari, Demikianlah perkembangan infrastruktur
sebelum tahun 1999 baju-baju tari, dan alat- wisata budaya yang ada di Kecamatan Sambas,
alat tari sudah cukup tua dan mulai mengalami walaupun menurut keterangan bahwa kunjukan
kerusakan. Pada tahun 2008 ada beberapa dan kemajuan wisata Sambas lebih baik sebelum
bantuan baik dana APBD maupun CSR sambas mengalami pemekaran. Hal ini dapat
perusahaan Sawit yang ada di wilayah Kab. dikarenakan pertumbuhan pesat wisata yang
Sambas, seperti bantuan Pengadaan seragam ada di Kota Singkawang.
japing, tahar untuk zikir, cetak buku-buku cerita
rakyat, acara pentas seni dan budaya Sambas, b. Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya
bantuan baju seragam nari serta tahar sebagai Melihat Aspek Kemanan
alat musik. Kondisi keamanan pada Daya Tarik
Sebelum pemekaran Sambas, Kampung Wisata Budaya sangat diperlukan terutama
tenun memang telah ada dan banyak penduduk bagi wisatawan yang hendak berkunjung
yang bertenun secara mandiri, dan belum ada ke Kabupaten Sambas. Mengingat Sambas
bantuan tenun serta pendampingan pelatihan pernah terjadi konflik etnis pada tahun 1999,
dan pemasaran. Akan tetapi setelah tahun 1999 yang hingga saat ini salah satu suku bangsa
bantuan untu masyarakat Desa Sumber Harapan tertentu tidak boleh untuk tinggal di wilayah
dibina langsung oleh Garuda Indonesia (GI) dan ini. Kehawatiran bagi wisatawan masih ada
Dompet Umat. Bantuan tersebut berupa Galeri terutama oleh etnis Madura. Pemerintah sebagai
Tenun, Bantuan Alat-Alat tenun dan pelatihan- orang birokrasi mengatakan bahwa tidak ada
pelatihan tenun. Hingga saat ini kampung tenun masalah untuk berkunjung ke Kabupaten
sambas juga telah memiliki akses jalan yang Sambas jika hanya sekedar berwisata. Hal
ini sesuai dengan defenisi pariwisata yang

63 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 9, Nomor 1, April 2017

hanya bertujuan berekreasi dalam waktu yang promosi yang dilakukan di Kabupaten sambas
sementara bukan untuk tinggal dan menetap. yakni pemerintah mencanangkan program
Tidak hanya pemerintah sebagian untuk melakukan pameran baik di tingkat lokal
besar masyarakat Kecamatan Sambas yang maupun Nasional. Pemerintah juga membuat
mengatakan secara pribadi juga mengungkapkan brosur-brosur, liflet dan video lagu-lagu daerah
hal yang Sama tidak berkeberatan bagi etnis menampilkan tempat-tempat wisata budaya
Madura ataupun seluruh bangsa manapun yang ada di Kecamatan Sambas. Selain itu
untuk datang ke Kabupaten Sambas jika hanya masyarakat saat sambas saat ini sedang gencar
bertujuan untuk menikmati keindahan budaya membuat film-film daerah yang juga mengambil
dan sejarah Sambas. Pemerintah Kabupaten wisata budaya menjadi tempat syuting. Selain
Sambas juga terus menjaga keamanan dan itu, sebagai Desa Wisata Tenun juga melakukan
ketertiban ada baik pada tingkat RT, RW, Dusun, promosi wisata dengan menggelar pembuatan
Desa dan Kecamatan dengan menghimbau tenun terpanjang hingga mendapat rekor MURI
kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat ini merupakan bentuk promosi wisata yang
berpartisipasi dalam menjaga kemanan melalui telah dilaksanakan dalam upaya pemulihan
SISKAMLING. pariwisata budaya yang ada di Kecamatan
Sambas. Kemudian promosi berbentuk lisan dari
c. Upaya Pemulihan Pariwisata Melalui mulut ke mulut antar teman, dan keluarga juga
Aspek Pengembangan Sumber Daya sangat efektif untuk meningkatkan kunjungan
Manusia. wisatawan.
Peningkatan Sumber Daya Manusia sangat Adapun Hambatan yang paling mendasar
berperan penting dalam kemajuan pariwisata dalam upaya pemulihan wisata budaya di
keduapannya. Demikian halnya di Kabapten Kecamatan Sambas yakni kurangnya integrasi
Sambas, pemerintah juga melakukan berbagai antar stakeholder dalam membangun pariwisata
pelatihan terkait pariwisata. Khusus untuk Desa budaya di Kecamatan Sambas. Selain itu pernah
Wisata Tenun, yang mengedepankan budaya, ini terjadi disharmonis antar etnis yang hingga kini
lebih banyak melaksanakan penikatan dengan belum juga terintegrasi secara baik. Walaupun
pelatihan tenun agar lebih bersaing dengan sebagaian besar masyarakat Sambas sudah
daerah lain, mulai dari pelatihan motif-motif menerima semua suku bangsa apapun untuk
terbaru, produksi yang cepat hingga pemasaran berwisata di Sambas.
tenun dan pemasaran pariwisata. Sedangkan Adapun Hambatan yang paling mendasar
untuk Sanggar Tari Rama juga melakukan dalam upaya pemulihan wisata budaya di
peningkatan SDM untuk memperkenalkan Kecamatan Sambas yakni kurangnya integrasi
budaya Sambas melalui pelatihan bahasa Inggris antar stakeholder dalam membangun pariwisata
bagi anggotanya. budaya di Kecamatan Sambas. Selain itu pernah
terjadi disharmonis antar etnis yang hingga kini
d. Upaya Pemulihan Pariwisata Melalui belum juga terintegrasi secara baik. Walaupun
Promosi Pariwisata sebagaian besar masyarakat Sambas sudah
menerima semua suku bangsa apapun untuk
Promosi merupakan hal penting dalam
berwisata di Sambas.
pengenalan pariwisata, demikian juga
pemerintah Kabupaten Sambas yang telah
mencoba untuk melakukan promosi kembali 5. KESIMPULAN
setelah melakukan pemekaran wilayah dan
pernah terjadi konflik pada tahun 1999. Adapun Berdasarkan hasil pembahasan dan data
lapangan yang telah diperoleh penelitian ini

JNP 64
Hikmah Trisnawati, Nurchalis,
Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik Etnis Di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas

ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan Musyawarah Anak Bangsa di Bumi


dalam upaya pemulihan pariwisata budaya di Khatulistiwa di Pontianak, 24-25 April.
Kecamatan Sambas, yakni dapat mengembangan Maleong, Lexy, J. 2010. ;Sb]RS>S\SZWbWO\9cOZWbObWT.
wisata budayanya dengan membuka diri dan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
siap menerima setiap tamu yang datang dan
Marisa, 2013. C^OgO >S[S`W\bOV A`WZO\YO 2OZO[
hendak berwisata di Kab. Sambas, sebagian
;S\US[PO\UYO\ >O`WeWaObO >OaQO 9]\TZWY.e
besar masyarakat secara personal juga telah
Journal. Ilmu Pemerintahan Internasional.
menerima etnis Madura yang hanya untuk
1(4): 1055-1064 Fisip Unmul.
berwisata di Kecamatan Sambas. Adapun
upaya yang dapat dilakukan berbagai pihak Musa. J. B Suta Purwana dan P. Johansen. 2000
yaitu melalui upaya peningkatan infrastruktur, 9S`cacVO\AO[POaBOVc\'''. Balai 9OXWO\
melakukan peningkatan SDM dengan Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak.
melakukan pelatihan, melakukan promosi (Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan).
wisata seperti mengikuti berbagai pameran Nurchalis, 2011. >S`O\ AS`bO >S[S`W\bOV 2O\
baik nasional maupun internasional dan ;OagO`OYOb2OZO[C^OgO>SZSabO`WO\9S`Ob]\
memperoleh rekor MURI . Hambatan dalam /ZeObhWYV]SPWZZOV ASPOUOW 2OgO BO`WY EWaObO
melakukan upaya tersebut yakni kurangnya ASXO`OV 2W AO[POa 9OZW[O\bO\ 0O`Ob BSaWa
integrasi antar stakeholder dalam membangun 9OXWO\ >O`WeWaObO >`]U`O[ >OaQOaO`XO\O
pariwisata budaya di Kecamatan Sambas. Selain C\WdS`aWbOaCROgO\OBali: Udayana Press
itu pernah terjadi disharmonis antar etnis yang
Paloma, Margaret M. 2004. A]aW]Z]UW9]\bS[^]`S`
hingga kini belum juga terintegrasi secara baik
Jakarta: CV Raja Wali.
walaupun masyarakat Sambas dan pemerintah
telah menerima secara pribadi. Pitana, I.G dan Gayatri, P.G, 2005. A]aW]Z]UW
>O`WeWaObO. Yogyakarta: Andi.
Setiadi, 2006. 9cZbc` 9]\TZWY RO\ 9SYS`OaO\
Daftar Pustaka 3b\Wa®4S\][SO 3b\] ;WU`OaW 3b\Wa ;ORc`O
RW 9OZW[O\bO\ 0O`Ob dalam Esei-Esei
Ardika, I Gede.2001, >O`ORWUO[O0O`c>O`WeWaObO Antropologi–Teori, Heddy Shri Ahimsa
9S`OYgObO\ 0S`YSZO\XcbO\, Denpasar: Putra (Ed) Metodologi dan Etnografi.
Makalah 3 rd International Symposium of Yogyakarta: KEPEL press.
The Journal antropolgy Indonesia. Sugiyono, 2009. ;S[OVO[W >S\SZWbWO\ 9cOZWbObWT.
Asmara, Husna. 2001 ;SZOgc RO\ 0cROgO\gO” Bandung: CV Alfabe
ASPcOV /\OZWaWa c\bcY ;S\UObOaW 3aYOZOaW
9]\TZWY 9][c\OZ”. Disampaikan Pada

65 JNP

Anda mungkin juga menyukai