Anda di halaman 1dari 73

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN,

PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN


PADA TOKO BESI GKS STEEL

SKRIPSI

Oleh:
CHARLES WIJAYA
NIM: 18.211.3893
JUAN DREAS EVRYANDO
NIM: 18.211.3541

PROGRAM STUDI S-1 SISTEM INFORMASI


FAKULTAS INFORMATIKA
UNIVERSITAS MIKROSKIL
MEDAN
2022

i
ANALYSIS AND DESIGN OF INFORMATION SYSTEM
FOR SALES, PURCHASING AND STOCK AT
TOKO BESI GKS STEEL

FINAL RESEARCH

By:
CHARLES WIJAYA
Student Number: 18.211.3893
JUAN DREAS EVRYANDO
Student Number: 18.211.3541

MAJOR OF S-1 INFORMATION SYSTEM


FACULTY OF INFORMATICS
UNIVERSITAS MIKROSKIL
MEDAN
2022

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


PENJUALAN,PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN
TOKO BESI GKS STEEL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna


Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi S-1 Sistem Informasi

Oleh:

CHARLES WIJAYA
NIM: 18.211.3893
JUAN DREAN EVRYANDO
NIM: 18.211.3541

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Handoko, S.Kom., M.MSI. Muhammad Arsyad Bin Asrul, S.Kom.

Medan, November 2022


Diketahui dan Disahkan Oleh:

Ketua Program Studi


S-1 Sistem Informasi,

Yuni Marlina Saragih, S.Kom., M.Kom.

iii
Lembar Halaman Pernyataan

iv
Lembar Halaman Pernyataan

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Persediaan
Toko Besi GKS Steel”. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan perkuliahan di Program Studi S1 Sistem Informasi di Universitas Mikroskil
Medan.
Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penulisan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis disampaikan kepada:
1. Bapak Handoko, S.Kom., M.MSI. , selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu dan bimbingan yang berharga dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Muhammad Arsyad Bin Asrul, S.Kom., selaku Dosen Pendamping Pembimbing
yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang berharga dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Mikroskil Medan yang telah mendidik dan
memberikan pengarahan dan masukkan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Keluarga tercinta, terutama kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak
perhatian dan dukungan berupa moral maupun material selama penulis mengikuti
pendidikan sehingga selesainya Tugas Akhir ini.
5. Teman-teman mahasiswa di Universitas Mikroskil Medan yang telah memberikan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan karena waktu dan pengalaman penulis yang masih terbatas, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan serta mengembangkan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca serta semua pihak yang membutuhkannya di kemudian hari.
Medan, November 2022
Penulis,

Juan Dreas Evryando


vi
Charles Wijaya

DAFTAR ISI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN,


PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................x
BAB I............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................................2
1.5 Ruang Lingkup........................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................4
2.1. Konsep Sistem Informasi.................................................................................4
2.1.1. Sistem informasi..............................................................................................6
2.2. Alat Perancangan Sistem.................................................................................7
2.2.1. Data Flow Diagram (DFD)..............................................................................7
2.2.2. Kamus Data...................................................................................................12
2.2.3. Basis Data......................................................................................................14
2.2.4. Normalisasi....................................................................................................17
2.2.5. Metode PIECES............................................................................................20
2.3. Persediaan......................................................................................................22
2.4. Pembelian......................................................................................................26
2.5. Penjualan.......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29

vii
DAFTAR GAMBAR

viii
DAFTAR TABEL

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan cepat termasuk di
Indonesia sendiri. Dengan adanya teknologi pada dasarnya adalah untuk mempermudah
manusia dalam menjalankan sesuatu hal. Teknologi informasi ini sudah banyak digunakan
untuk memproses, mengolah data, menganalisis data untuk menghasilkan data atau
informasi yang relevan, cepat, jelas, dan akurat. Teknologi informasi sudah banyak
digunakan dilembaga pemerintahan atau pun perusahaan swasta dan institusi lainnya [1].
Bisnis sekarang ini tidak lepas dari yang namanya teknologi, para pengusaha sekarang
tanpa teknologi tidak bisa memantau produktifitas dari perusahannya dengan baik, selain
itu dengan berkembangnya teknologi dalam bisnis, dapat dipastikan pekerjaan yang masih
manual dapat dengan cepat dan tepat terselesaikan [2].Data transaksi dan laporan transaksi
serta laporan keuangan yang baik sangat dibutuhkan guna akan memudahkan dalam
pengambilan kebijakan yang sesuai kebutuhan usaha [3].
Toko Besi GKS Steel adalah salah adalah salah satu toko yang menjual berbagai
jenis alat bangunan seperti besi , pipa galvanis , seng , plafon dan sebagainya yang berdiri
sejak tahun 2000. Toko Besi GKS Steel terletak di Jl. Borobudur Raya No. 1A Tangerang
dan memiliki sekitar 5 orang staf. Saat ini, Toko Besi GKS Steel masih menggunakan
pencatatan manual yaitu dengan menggunakan tulisan tangan untuk membuat faktur
penjualan yang akan dibuat rangkap dua. Setelah itu, pada setiap sore hari akan dilakukan
pencatatan data penjualan ke dalam aplikasi Microsoft Excel sebagai rekapan harian yang
akan dilakukan oleh staf toko. Ada beberapa kelemahan pada proses pencatatan data
transaksi penjualan, pembelian dan persediaan seperti kurangnya efisiensi staf toko yang
harus melakukan pencatatan data penjualan secara berulang sehingga dapat mengakibatkan
kesalahan pengisian data seperti kesalahan perhitungan nominal , kurang nya data yang
seharusnya diinput dan masih banyak lagi , lalu proses pembelian biasanya dilakukan
dalam skala besar dan akan dipecahkan menjadi satuan kecil pada saat dijual secara eceran.
Proses pengubahan satuan besar ke satuan kecil ini memerlukan ketelitian yang tinggi dari
staff sehingga sering mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan sisa stok
barang di gudang. Selain itu, belum tersedianya informasi minimum stok barang
menyebabkan sering terjadinya kekurangan barang pada saat transaksi penjualan.
2

Untuk membantu toko besi GKS Steel dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi, maka dibutuhkan sebuah sistem yang mampu mengelola data transaksi
pembelian, penjualan dan persediaan pada toko GKS Steel dimana sistem tersebut dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi penyelesaian masalah. Sistem usulan akan
dirancang berbasis desktop dengan pertimbangan bahwa proses penjualan barang di toko
tidak dapat dilakukan secara online, karena beberapa jenis barang yang dijual memiliki
harga yang jauh lebih murah daripada biaya pengiriman barang, sehingga tidak
menguntungkan baik bagi toko maupun customer. Sistem usulan akan dibuat sampai
tahapan perancangan saja, dengan pertimbangan bahwa hasil rancangan sistem hanya
dijadikan sebagai referensi bagi pemilik toko dalam pengembangan sistem. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis mengajukan judul “Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Penjualan, Pembelian dan Persediaan pada Toko Besi GKS Steel”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk Toko Besi GKS Steel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Proses pencatatan data penjualan dilakukan secara berulang yaitu dengan membuat
faktur penjualan dengan tulisan tangan dan mencatat data penjualan ke file Microsoft
Excel.
2. Sering terjadi kesalahan pada proses perhitungan sisa stok karena satuan yang
digunakan dalam proses pembelian dan penjualan berbeda, sehingga harus dilakukan
proses konversi satuan terlebih dahulu.
3. Belum tersedia informasi batasan minimum barang, sehingga sering terjadi kekurangan
barang pada saat transaksi penjualan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menganalisis dan merancang
sistem informasi pembelian, penjualan dan persediaan yang dapat dijadikan sebagai
blueprint dalam pengembangan sistem komputerisasi pada Toko GKS Steel.

1.4 Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini apabila sistem usulan dikembangkan secara
komputerisasi adalah:
1. Untuk menghemat pekerjaan dari staf toko dalam mengelola data penjualan barang.
3

2. Untuk mencegah terjadi kekurangan barang pada saat transaksi penjualan barang.
3. Untuk mempermudah pemilik toko dalam mengetahui sisa stock barang di gudang.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari tugas akhir ini meliputi:
1. Input sistem meliputi data supplier, data konversi satuan, data barang, faktur
pembelian, data penjualan barang dan data penyesuaian.
2. Proses analisis yang dibahas mencakup transaksi pembelian, penjualan dan perhitungan
sisa persediaan.
3. Output yang dihasilkan berupa faktur penjualan, informasi penjualan barang, laporan
pembelian, laporan penjualan, daftar barang mencapai minimum, laporan penyesuaian
dan kartu stock.
BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1. Konsep Sistem Informasi


Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan. Jadi perancangan sistem informasi merupakan
pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang
terjadi pada sistem lama di harapkan sudah teratasi pada sistem yang baru [4].
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen
lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada
di dalam sistem tersebut [5].
Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan
konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai
beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem.
Adapun karakeristik yang dimaksud adalah sebagai berikut [6]:
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling
bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat
berupasuatu bentuk subsistem, Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering
disebut "supra sistem".
2. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem
yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi
operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Dengan demikian, lingkungan Iuar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara,
Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan
mengganggu kelangsungan hidupsistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung
sistematau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir
dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan
menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan
demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa
pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatuunit
sistem komputer, "program" ' adalah maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi
infomasi.
6. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Keluaranini merupakan masukan bagi subsistem yang lai seperti sistem informasi.
Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai
masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi
subsistem lain.
7. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi
keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data
transaksimenjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti. Kalausuatu sistem tidak memiliki
sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diinterpretasi untuk digunakan
dalam proses pengambilan Keputusan, Sistem pengoalahan informasi mengolah data
menjadi informasi atautepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi
berguna bagi penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan Keputusan maka
informasi menjadi tidak diperlukan keputsan dapat berkisar dari keputusan berulang
sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang [5].
Sumber informasi adalah data. Data merupakan kenayataan yang menggambarkan
suatu kejadian serta merupakan suatu bentuk yang masih mentah yang belum dapat
bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjur melalui suatu model untung
menghasilkan informasi [5].
Sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informsai dalam sebuah organisasi [6].
Fungsi sistem informasi sebagai berikut [6]:
1. Untuk meningkatkan aksesiblitas data yang ada secara efektif dan efisien kepada
pengguna, tanpa dengan perantara sistem informasi.
2. Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
3. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
4. Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi.
6. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
7. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
Komponen-komponen dari sistem informasi adalah sebagai berikut [6]:
1. Komponen input, adalah data yang masuk ke dalam sistem informasi
2. Komponen model adalah kombinasi prosedur, logikadanmodel matematika yang
memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output, adalah hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi, adalah alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam
menerima input,menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan
dan mengirimkan output dan memantau pengendalian sistem.
5. Komponen basis data, adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan
di dalam komputer dengan menggunakan software database.
6. Komponen kontrol, adalah komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem
informasi.
Ciri-ciri sistem informasi [6]:
1. Baru, adalah informasi yang didapat sama sekali barudan segar bagi penerima
2. Tambahan, adalah informasi dapat diperbarui atau memberikan tambahan terhadap
informasi yang sebelumnya telah ada.
3. Kolektif, adalah informasi yang dapat menjadi suatu koreksi dari informasi yang salah
sebelumnya.
4. Penegas, adalah informasi yang dapat mempertegas informasi yang telah ada

2.2. System Development Life Cycle (SDLC)


Siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan melalui beberapa tahap
untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah
dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan
pemakai secara spesifik [7].
Siklus hidup pengembangan sistem dibagi ke dalam tujuh tahap, yang dilakukan
secara simultan, berulang dan saling tumpang tindih, yaitu [7]:
1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
Di tahap pertama dari siklus hidup pengembangan sistem ini, penganalisis
mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tahap ini
sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena tidak seorangpun yang ingin
membuang-buang waktu kalau tujuan masalah yang keliru.
2. Menentukan syarat-syarat
Dalam tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-
syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara perangkat-perangkat yang
dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi di dalam bisnis di antaranya
ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara, mengamati perilaku
pembuat keputusan dan lingkungan kantor, dan prototyping.
3. Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem
Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi,
perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan
kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram alir data untuk
menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur.
Dari diagram aliran data, dikembangkan suatu kamus data.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Dalam tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisis sistem
menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain
sistem informasi yang logik. Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian
rupa sehingga data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat.
Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar
tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak
Dalam tahap kelima dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisis bekerja
bersama-sama dengan pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal
yang diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan
mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur, Nassi-Shneiderman
charts, dan pseudocode. Penganalisis sistem menggunakan salah satu dari semua
perangkat ini untuk memprogram apa yang perlu diprogram.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih
dulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum
sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan
lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Di tahap terakhir dari pengembangan sistem, penganalisis membantu untuk
mengimplementasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai
untuk mengendalikan sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi
perlahan dari sistem lama ke sistem baru.

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem


2.3. Alat Perancangan Sistem
Alat perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini mencakup fishbone,
flow of document (FOD), data flow diagram (DFD), kamus data, basis data, normalisasi
dan metode PIECES.

2.3.1. Fishbone Diagram


Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di
dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-
Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun
60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga
alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram
ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas.
Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga
ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian
kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter
diagram, pareto chart, dan flowchart [8].
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip
dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan
menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan
diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram
Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan
antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-
akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan
karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu [8].
Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang
atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke
akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman
dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua
anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua
pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini.
juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya
dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat
menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat
bagi orang-orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam
mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan [9].
Diagram tulang ikan (Fishbone Chart) ini berguna untuk memperlihatkan faktor-
faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang
kita pelajari, selain itu juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang
berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat dilihat pada
panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut. Prinsip yang
digunakan untuk membuat diagram sebab akibat ini adalah sumbang saran atau
brainstorming. Adapun faktor-faktor penyebab utama dalam diagram sebab akibat ini
adalah [8]:
1. Material (bahan baku)
2. Machine (mesin)
3. Man (tenaga kerja)
4. Method (metode)
5. Environment (lingkungan)
Fungsi dasar diagram Fishbone adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi
penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian
memisahkan akar penyebabnya. Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang
mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa
adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang
diinginkan. Dengan adanya diagram Fishbone ini sebenarnya memberi banyak sekali
keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi
perhatian penting perusahaan. Masalah-masalah klasik lainnya juga terselesaikan.
Masalah-masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah [8]:
a) keterlambatan proses perbaikan
b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
c) mesin perbaikan yang sering mengalami trouble
d) output lini perbaikan yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produks
e) produktivitas yang tidak mencapai target
f) complain customer yang terus berulang
Pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan
berikut [8]:
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan
e) Membahas issue secara lengkap dan rapi
f) Menghasilkan pemikiran baru
Penerapan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar
“penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya
terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya
permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka
tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya. Apabila ingin
menggunakan Diagram Fishbone, terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi dan
jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis usaha juga
akan mempengaruhi sebab-sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah yang
mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan [8].
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi
dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin
menjadi penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion
based on tool dan di design membatasi kemampuan tim / pengguna secara visual dalam
menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila
kertas yang digunakan benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut.
Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang
terdaftar pada diagram tersebut [8].

2.3.2. Flow of Document (FOD)


Flowchart dokumen merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan
formulir termasuk tembusan-tembusannya. Flowchart dokumen menggunakan simbol-
simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem. Terdapat beberapa
simbol Flowchart of Document yang sering digunakan, seperti pada Tabel 2.1 berikut [10]:
Tabel 2.1 Simbol-simbol dalam Flowchart of Document
Simbol Arti Keterangan
Simbol ini menggambarkan semua jenis
dokumen, yang merupakan formulir yang
Dokumen
digunakan untuk merekam data terjadinya
suatu transaksi
Simbol ini menggambarkan dokumen asli
Dokumen dan
dan tembusannya. Nomor lembar
tembusannya
dokumen dicantumkan di sudut kanan.
Simbol ini menggambarkan catatan
akuntansi yang digunakan untuk mencatat
Catatan
data yang direkam sebelumnya di dalam
dokumen atau formulir.
Karena keterbatasan ruang halaman kertas
untuk menggambar, diperlukan simbol
Penghubung pada
penghubung untuk memungkinkan aliran
halaman yang
dokumen berhenti di suatu lokasi pada
sama
halaman tertentu dan kembali berjalan di
lokasi lain pada halaman yang sama.
Simbol penghubung ini menunjukkan
Penghubung pada
bagaimana bagan alir yang tercantum pada
halaman yang
halaman tertentu terkait dengan bagan alir
berbeda
yang tercantum pada halaman yang lain.
Simbol ini menggambarkan kegiatan
Kegiatan manual manual, seperti: menerima order dari
pembeli, mengisi formulir.
Sistem ini memungkinkan ahli sistem
Keterangan, menambahkan keterangan untuk
komentar memperjelas pesan yang disampaikan
dalam bagan alir.
Simbol ini menunjukkan tempat
penyimpanan dokumen, seperti almari
arsip dan kotak arsip.
Arsip Untuk menunjukkan urutan pengarsipan
Sementara dokumen digunakan simbol berikut ini:
A = menurut abjad
N = menurut nomor urut
T = kronologis, menurut tanggal
Simbol ini menggambarkan arsip
Arsip permanen yang merupakan tempat
Permanen penyimpanan dokumen yang tidak akan
diproses lagi.
On-line computer Simbol ini menggambarkan pengolahan
process data dengan komputer secara on-line.
Simbol ini menggambarkan pemasukan
Keying (typing,
data ke dalam komputer melalui on-line
verifying)
terminal.
Pita magnetik Simbol ini menggambarkan arsip
(magnetic tape) komputer yang berbentuk pita magnetic
Simbol ini menggambarkan arsip
On-line storage komputer yang berbentuk on-line (di
dalam memory komputer)

Simbol ini menggambarkan keputusan


Keputusan yang harus dibuat dalam proses
pengolahan data.

Garis alir Simbol ini menggambarkan arah proses


(flowline) pengolahan data.
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk
menunjukkan arah masing-masing garis,
Persimpangan
salah satu garis dibuat sedikit melengkung
garis alir
tepat pada persimpangan kedua garis
tersebut.
Mulai/berakhir Simbol ini untuk menggambarkan awal
(terminal) dan akhir suatu sistem akuntansi.

2.3.3. Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
professional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional
yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data,baik secara manual maupun
terkomputerisasi. Simbol-simbol DFD ditunjukkan pada gambar berikut [7].

Gambar 2.1 Simbol-simbol DFD


Penjelasan simbol-simbol di DFD [7]:
1. Kotak rangkap dua digunakan untuk menggambarkan suatu entitas eksternal (bagian
lain sebuah perusahaan, seseorang, atau sebuah mesin) yang dapat mengirim data atau
menerima data dari sistem. Entitas eksternal, atau hanya entitas, disebut juga sumber
atau tujuan data dan dianggap eksternal terhadap sistem yang sedang digambarkan.
Setiap entitas diberi label dengan sebuah nama yang sesuai. Meskipun berinteraksi
denggan sistem, namun dianggap di luar batas-batas sistem. Entitas-entitas tersebut
harus diberi nama dengan suatu kata benda. Entitas yang sama bisa digunakan lebih
dari sekali atas suatu diagram aliran data tertentu untuk menghindari persilangan antara
jalur-jalur aliran data.
2. Arus data pada flow diagram diberi simbol suatu panah. Karena sebuah tanda panah
menunjukkan seseorang, tempat, atau sesuatu, maka harus digambarkan dalam kata
benda. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang bisa berupa masukan untuk
sistem atau hasil dari proses suatu sistem. Arus data harus diberi nama yang jelas dan
mempunyai arti, dimana nama dari arus data dituliskan diatas garis panahnya.
3. Proses adalah suatu kejadian kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau
komputer. Proses berfungsi untuk mengolah arus data yang masuk kedalamnya (input),
kemudian dari prose situ juga menghasilkan arus data keluar (output). Untuk proses
sebaiknya menggunakan nama yang mengacu pada fungsi, yatu gabungan antara kata
kerja yang spesifik dan objeknya.
4. Penyimpanan data(data store) dapat berupa suatu file atau database pada sistem
komputer, arsip atau catatan manual, kotak tempat data, tabel acuan manual suatu
agenda atau buku.
Dalam pembuatan DFD dibagi menjadi 3 tahapan proses yaitu [7]:
1. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data danhanya
memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi
nama nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukan pada diagram konteks berikut aliran
data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data
dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data
menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan pengguna dan
sebagai hasil analisis dokumen. Berikut ini adalah contoh penggambaran diagram
konteks.

Gambar 2.2 Contoh Penggambaran Diagram Konteks


2. Diagram 0 (Level Berikutnya)
Lebih mendetail dibandingkan diagram konteks yang diperbolehkan, bisa dicapai
dengan “menggembangkan diagram”. Masukan dan keluaran yang ditetapkan dalam
diagram yang pertama tetap konstan dalam gambar terperinci yang melibatkan tiga
sampai Sembilan proses dan menunjukkan penyimpanan data dan aliran data baru pada
level yang lebih rendah.
Diagram nol adalah pengembangan diagram konteks dan bisa mencakup sampai
Sembilan proses. Memasukkan lebih banyak proses pada level ini akan terjadi dalam
suatu diagram yang kacau dan sulit dipahami. Setiap proses diberi nomor bilangan
bulat, umumnya dimulai dari sebelah kiri atas diagram dan mengarah ke sudut sebelah
kanan bawah. Berikut ini adalah contoh penggambaran diagram 0.

Gambar 2.3 Contoh Penggambaran Diagram 0


3. Diagram Anak (Tingkat yang Lebih Mendetail)
Setiap proses dalam diagram nol dikembangkan untuk menciptakan diagram anak yang
lebih mendetail. Proses pada diagram nol yang dikembangkan itu disebut parent
process (proses induk) dan diagram yang dihasilkan disebut child diagram (diagram
anak). Aturan utama untuk menciptakan diagram anak, keseimbangan vertical,
menyatakan bahwa suatu diagram anak tidak bisa menghasilkan suatu keluaran atau
menerima masukan dimana proses induknya juga tidak menghasilkan atau tidak
menerima. Semua aliran data yang menuju atau keluar dari proses induk harus
ditunjukkan mengalir ke dalam atau keluar dari diagram anak. Berikut ini adalah
contoh penggambaran diagram anak.

Gambar 2.4 Penggambaran Diagram Anak


Diagram aliran data dapat dikategorikan menjadi dua model yaitu :Model
Diagram aliran data logika dan Model Diagram aliran data fisik. Diagram aliran data
logika memfokuskan pada bisnis serta bagaimana bisnis tersebut beroperasi dan tidak
berhubungan dengan bagaimana sistem tersebut dibangun. Melainkan, menggambarkan
peristiwa – peristiwa bisnis yang dilakukan serta data – data yang diperlukan dan
dihasilkan setiap peristiwa tersebut. Sebaliknya, Diagram aliran data fisik menunjukkan
bagaimana sistem tersebut akan diimplementasikan, termasuk perangkat keras,
perangkat lunak, file-file dan orang – orang yang terlibat dalam sistem. Jadi
kesimpulannya bahwa model logika merefleksikan bisnis sedangkan model fisik
menggambarkan sistem.
Beberapa kesalahan dalam pembuatan DFD antara lain sebagai berikut [7]:
1. Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output.Kesalahan ini disebut
dengan black hole (lubang hitam),karena data masuk ke dalam proses dan lenyap tidak
berbekas seperti dimasukkan ke dalam lubang hitam.
2. Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerimainput. Kesalahan ini disebut
dengan miracle (ajaib) karena ajaib dihasilkan output tanpa pernah menerima input.
3. Input yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan proses.
4. Data Store tidak memiliki keluaran.
5. Data Store tidak memiliki masukan.
6. Hubungan langsung antar entitas luar.
7. Masukan langsung entitas data store.
8. Keluaran langsung dari data store ke entitas luar.
9. Hubungan langsung antar data store.
10. Data masukan dan keluaran yang tidak bersesuain dalam datastore.

2.3.4. Kamus Data


Kamus data (data dictionary) berisi katalog fakta tentang data dan kebutuhan-
kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Analis sistemdapat mendefinisikan setiap
data yang mengalir pada sistem secaralengkap. Kamus data biasanya dibuat pada tahap
analisis danperancangan, pada tahap analisis digunakan sebagai alatkomunikasi antara
analis sistem dengan pemakai sistem, sedangkan pada tahap perancangan digunakan untuk
merancang input, file/database dan output. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang
mengalir pada DFD (fisik dan logika),dimana di dalamnya terdapat struktur dari arus data
secara detil [7].
Kamus data berisi tentang [7]:
1. Nama arus data dan penyimpanan data dalam DFD (menjelaskan komposisi paket data
dan komposisi penyimpanan data). Kamus data dibuat berdasarkan arus data dan
penyimpanan data, maka nama arus data dan penyimpanan data juga harus terdapat di
dalam kamus data,sehingga bila pemakai/user membaca dan ingin lebih tahu mengenai
lebih lanjut tentang suatu arus data atau penyimpanan data dapat mencarinya langsung
di dalam kamus data.
2. Alias/nama lain, karena ada data yang sama tetapi mempunyai nama berbeda. Sebagai
contoh bagian administrasi menyebut data kesehatan, sedangkan dokter menyebutnya
dengan data diagnosa.
3. Bentuk data, bisa berupa formulir, hasil cetakan komputer/kertas, variabel, parameter
dan field yang dapat digunakan untuk merancang database.
4. Arus data, menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju.
Keterangan ini perlu dicatat dalam kamusdata agar mudah untuk mencarinya dalam
DFD.
5. Keterangan, untuk lebih memperjelas makna dari arus data. Sebagai contoh data
kesehatan pasien dipakai dokter untuk mengetahui riwayat penyakit para pasiennya.
6. Periode, untuk menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Kapan input data
diberikan, kapan proses dilakukan dan kapan laporan-laporan dihasilkan.
Kamus data mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut [7]:
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan data dalam DFD
2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran (misalnya alamat
diuraikan menjadi kota, negara dan kode pos)
3. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.
4. Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan aliran.
5. Mendeskripsikan hubungan detil antar penyimpanan (yang akan menjadi titik
perhatian dalam entity-relationship diagram).
Notasi yang umum digunakan dalam menganalisis system dengan menggunakan
sejumlah symbol yaitu [7]:
1. (=) : Terdiri dari, mendefinisikan, diuraikan menjadi
2. (+) : Dan
3. (()) : Menunjukkan suatu elemen yang bersifat pilihan (opsional). Elemen-elemen yang
bersifat pilihan ini bisa dikosongkan pada layar masukan atau bisa juga dengan memuat
spasi atau nol untuk field-field numeric pada struktur file.
4. ({}):Menunjukkan elemen-elemen repetitif, juga disebut kelompok berulang atau tabel-
tabel. Kemungkinan bisa ada satu atau beberapa elemen berluang di dalam kelompok
tersebut. Kelompok berulang bisa mengandung keadaan-keadaan tertentu, seperti
misalnya, jumlah pengulangan yang pasti atau batas tertinggi dan batas terendah untuk
jumlah pengulangan.
5. ([ ]) :Menunjukkan salah satu dari dua situasi tertentu. Satu elemen bisa adasedangkan
elemen lainnya juga ada, tetapi tidak bisa kedua-duanya ada seara bersamaan. Elemen-
elemen yang ada di dalam tanda kurung ini saling terpisah satu sama lain. (dengan kata
lain, memilih salah satu dari sejumlah alternatif, seleksi)
6. (|) : Pemisah sejumlah alternatif pilihan antara simbol [ ]
7. (@) : Identifikasi atribut kunci
8. (**) : Komentar

Gambar 2.5 Penggunaan Struktur Data


Contoh kamus data customer:
Customer = Kode Customer + Nama Customer + Alamat + Kota + Jenis Kelamin + NoHP
+ (Keterangan)
Jenis Kelamin = [Laki-Laki | Perempuan]
2.3.5. Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam mendesain tabelyang
termasuk ke dalam proses logical design. Adapun tujuan dilakukannya normalisasi adalah
sebagai berikut [11]:
1. Memecah tabel ke beberapa tabel-tabel.
2. Meminimalisasi redundansi atau perulangan data.
3. Mempercepat proses Update, Insert, dan Delete.
Normalisasi memiliki efek samping yaitu untuk proses select yang memerlukandata
yang lengkap harus dilakukan dengan penggabungan beberapa tabel atau joinyang akan
menyebabkan performance menurun. Ada beberapa jenis normalisasi yaitu: 1NF (First
Normal Form), 2NF (Second Normal Form), 3NF (Third Normal Form),dan seterusnya.
Pada umumnya proses normalisasi hanya sampai tahap 3NF [11].
1. Normalisasi 1NF.
Berikut poin-poin penjelasan tentang normalisasi 1NF:
a. Baris data dalam tabel harus unik (Unique Key di tabel).
b. Atribut harus atomic. Atomic : (FullName)?, (FirstName & LastName)?,
(FirstName, MiddleName, LastName)?.
c. Sifat atomic tergantung dari kebutuhan aplikasi. Sifat atomic terhadap sebuah
atribut sangat subjektif, tergantung dari kebutuhan aplikasi. Contoh atribut yang
dapat melanggar aturan sifat atomic misalnya yaitu apakah atribut nama akan
dibuat menjadi satu atribut atau lebih dari satu dengan membaginya ke beberapa
atribut seperti First Name, Middle Name, dan Last Name.
Contoh pada sewa menyewa rumah dalam tabel berikut [12]:

Gambar 2.6 Sewa Penyewa Rumah UNF


Dari bentuk UNF di atas, terdapat pengulangan grup, yaitu:
No_Properti, Alamat_Properti, Tgl_Mulai_Sewa,Tgl_Akhir_Sewa,Sewa Perbulan, No
Pemilik, dan Nama Pemilik.
Penulisan UNF dengan notasi :
SewaRumah = No_Penyewa + Nama_Penyewa + {No_Properti +Alamat_Properti +
Tgl_Mulai_Sewa + Tgl_Akhir_Sewa+ Sewa_Perbulan + No_Pemilik +
Nama_Pemilik}

Gambar 2.7 1NF


Penulisan 1NF menjadi :
a. Penyewa = No_Penyewa + Nama_Penyewa
b. SewaRumah = No Penyewa + No Properti + Alamat Properti + TgL_Mulai_Sewa +
Tgl_akhir_Sewa + Sewa_PerBulan + No_Pemilik + Nama Pemilik

2. Normalisasi 2NF
Berikut poin-poin penjelasan tentang normalisasi 2NF:
a. Memenuhi syarat INF.
b. Hubungan antara atribut non-key dengan candidate key.
c. Setiap non-key atribut harus bergantung sepenuhnya secara fungsionalitas kepada
semua candidate key.
d. Sebuah non-key atribut tidak boleh bergantung sepenuhnya secarafungsionalitas
kepada bagian dari sebuah candidate key.
Gambar 2.8 2NF
Penulisan 2NF menjadi :
a. Penyewa = No Penyewa + Nama_Penyewa
b. SewaRumah = No Penyewa + No Properti + Tgl_Mulai_Sewa + Tgl_Akhir_Sewa
+ Sewa_PerBulan
c. Properti_Pemilik = No Properti + Alamat_Properti + Sewa_PerBulan + No Pemilik
+ Nama Pemilik

3. Normalisasi 3NF
Berikut poin-poin penjelasan tentang normalisasi 3NF:
a. Memenuhi syarat 2NF.
b. Semua non-key atribut harus bergantung pada candidate key.
c. Semua non-key atribut harus independen satu sama lainnya.
d. Satu non-key atribut tidak dapat bergantung pada non-key atribut lainnya

Gambar 2.9 3NF


Penulisan 3NF menjadi :
a. Penyewa = No Penyewa + Nama_Penyewa
b. SewaRumah = No Penyewa+ No Properti + Tgl_Mulai_Sewa + Tgl_Akhir_Sewa +
Sewa_PerBulan
c. Properti = No Properti + Alamat_Properti + Sewa_PerBulan + No_Pemilik
d. Pemilik = No Pemilik+ Nama_Pemilik

2.3.6. Basis Data


Sebuah basis data (database) adalah sebuah kumpulan data yang saling
berhubungan secara logis, dan merupakan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang
didesain untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi [7]. Di dalam
basis data, semua data diintegrasikan dengan menghindari duplikasi data. Basis data dapat
digunakan oleh banyak departemen dan pemakai. Basis data tidak hanya memegang data
operasional organisasi, tetapi juga penjelasan mengenai data tersebut. Karena alasan
tersebut basis data dapat juga dideskripsikan sebagai kumpulan data yang saling
terintegrasi. Basis data juga merupakan sekumpulan elemen data terintegrasi yang secara
logika saling berhubungan. Basis data mengonsolidasikan berbagai catatan yang terlebih
dahulu disimpan dalam file-file terpisah ke dalam satu gabungan umum elemen data yang
menyediakan data untuk banyak aplikasi. Elemen data mendeskripsikan entitas-entitas dan
hubungan antara entitas-entitas tersebut [7].
Dalam implementasinya, untuk memudahkan dalammengakses data, data disusun
dalam suatu struktur logis yangmenjelaskan bahwa [7]:
1. Kumpulan tabel menyusun basis data.
2. Tabel tersusun atas sejumlah record.
3. Sebuah record mengandung sejumlah field.
4. Sebuah field disimpan dalam bentuk kumpulan bit.
Berikut merupakan pengertian dari istilah di atas [7]:
1. Field menyatakan data terkecil yang memiliki makna. Istilah lain untuk field yaitu
elemen data, kolom item, dan atribut. Contoh field yaitu nama, alamat, telepon, dan
jenis kelamin.
2. Record menyatakan kumpulan dari sejumlah elemen data yang saling terkait. Sebagai
contoh, nama, alamat, bit dan jenis kelamin dari seseorang menyusun sebuah record.
Istilah lain yang juga menyatakan record yaitu tupel dan baris.
3. Tabel menghimpun sejumlah record. Sebagai contoh, data pribadi dari semua pegawai
disimpan dalam sebuah tabel.
4. Basis data (database), adalah sekumpulan data terintegrasi, yang diorganisasi untuk
memenuhi kebutuhan para pemakai di dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, basis
data akademik
Dalam pengembangan suatu sistem informasi, basis datamemiliki peran
yangpenting dan sangat diperlukan. Berikut merupakan alasan perlunya basis data [12]:
1. Salah satu komponen penting dalam suatu sistem informasi adalah basis data, karena
basis data merupakan dasar dalam menyediakan informasi.
2. Informasi dikatakan lebih bernilai jika memiliki manfaat yang efektif dibandingkan
dengan biaya dalam mendapatkannya. Dalam hal ini, basis data akan menentukan
kualitas informasi.
3. Data akan dapat saling berelasi dengan mengimplementasikan basis data.
4. Basis data mengurangi duplikasi data (data redudancy).Basis data dapat mengurangi
pemborosan tempat simpanan luar.
Basis data dirancang sedemikian rupa untuk selanjutnya diintegrasikan dengan
sistem informasi. Orang yang berkepentingan dengan basis data meliputi [7]:
1. Pemakai akhir dan vendor DBMS (Data Base Management System).
2. Programmer aplikasi basis data.
3. Administrator Basis Data (Database Administrator).
Tujuan dalam merancang basis data adalah [7]:
1. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpandata atau melakukan
perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan
cepat dan mudah.
2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi
jumlah redudancy (pengulangan) data,baik dengan melakukan penerapan sejumlah
pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data
yang saling berhubungan.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan
penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang
diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan ketidak akuratan
pemasukan atau penyimpanan data.
4. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan
semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau
bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data
dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan.
5. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif, baik terhadap kebutuhan
pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data
harus disimpan.Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin
berkembang, tidak cukup hanya menambah record-record data, tetapi juga harus
melakukan penambahan struktur dalam basis data.
6. Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapasaja yang boleh
menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.

7. Kebersamaan pemakai (Shareability)


Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh
satu sistem aplikasi saja. Basis datayang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang
mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan
menjaga/menghindari terhadap munculnya persolan baruseperti inkonsistensi data
(karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan).
Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain
untuk menangani dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar.
DBMS dapat menjadi alternatif penggunaan secara khusus untuk aplikasi, misalnya
penyimpanan data dalam field dan menulis kode aplikasi yang spesifik untuk
pengaturannya [12].
Fungsi-fungsi yang disediakan DBMS antara lain [12]:
1. Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data. Sebuah DBMS harus menyediakan
kemampuan menyimpan , mengambil dan merubah data dalam basis data.
2. Katalog yang dapat diakses pemakai. Menyediakan sebuah katalog yang berisi
deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh pemakai.
3. Mendukung transaksi. Menyediakan mekanisme yang akan menjamin semua
perubahan yang berhubungan dengan transaksi yang sudah ada atau yang akan dibuat.
4. Melayani Control concurrency. Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang
menjamin basis datater-update secara benar pada saat beberapa pemakai melakukan
perubahan terhadap basis data yang sama secara bersamaan.
5. Melayani recovery. Menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke
keadaan sebelum terjadinya kerusakan pada basis data tersebut.
6. Melayani autorisasi. Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin
bahwa hanya pemakai yang berwenang saja yang dapat mengakses basis data.
7. Mendukung komunikasi data. Sebuah DBMS harus mampu terintegrasi dengan
software komunikasi.
8. Melayani integrity. Sebuah DBMS bertujuan untuk menjamin semua data dalam basis
data dan setiap terjadi perubahan data harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
9. Melayani data independence. Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk
mendukung kemandirian programdari struktur basis data yang sesungguhnya.
10. Melayani utility. Sebuah DBMS sebaiknya menyediakan kumpulan layanan utility.

2.3.7. Metode PIECES


Untuk menganalisis kebutuhan non-fungsional, harus dilakukan analisis terhadap
kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi, dan pelayanan pelanggan.
Panduan ini dikenal dengan analisis PIECES (performance, information, economy,
control, eficiency, dan services). Dari analisis inibiasanya didapatkan beberapa masalah
utama. Hal ini penting karenabiasanya yang muncul di permukaan bukan masalah utama,
tetapi hanya gejala dari masalah utama saja [13].
Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan sebelum mengembangkan
sebuah sistem informasi karena dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa
masalah utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah utama. Metode ini
menggunakan enam variable evaluasi yaitu [14]:
1. Performance (kinerja)
Kinerja merupakan variabel pertama dalam metode analisis PIECES. Dimana memiliki
peran penting untuk menilai apakah proses atau prosedur yang ada masih mungkin
ditingkatkan kinerjanya, dan melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem
informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini
kinerja diukur dari:
a. Throughput, yaitu jumlah pekerjaan / output / deliverables  yang dapat dilakukan/
dihasilkan pada saat tertentu.
b. Response time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian
kegiatan untuk menghasilkan output / deliverables tertentu.
2. Information (informasi)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki sehingga kualitas
informasi yang dihasilkan menjadi semakin baik. Informasi yang disajikan haruslah
benar–benar mempunyai nilai yang berguna. Hal ini dapat diukur dengan:
a. Keluaran (outputs): Suatu sistem dalam memproduksi keluaran.
b. Masukan (inputs): Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian diolah untuk
menjadi informasi yang berguna.
3. Economic (ekonomi)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan manfaatnya (nilai
gunanya) atau diturunkan biaya penyelenggaraannya.

4. Control (pengendalian)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan sehingga kualitas
pengendalian menjadi semakin baik, dan kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/
kecurangan menjadi semakin baik pula.
5. Efficiency  (efisiensi)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga tercapai
peningkatan efisiensi operasi, dan harus lebih unggul dari pada sistem manual.
6. Service (layanan)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki kemampuannya
untuk mencapai peningkatan kualitas layanan. Buatlah kualitas layanan yang sangat
user-friendly untuk end – user (pengguna) sehingga pengguna mendapatkan kualitas
layanan yang baik.
Contoh kerangka PIECES dapat dilihat pada penjabaran tabel berikut:
Tabel 2.2 Tabel Metode PIECES
Jenis Kebutuhan Penjelasan
Non-Fungsional
Kinerja (Performance) 1. Pekerjaan diharapkan dapat diselesaikan lebih
cepat, sehingga dapat meningkatkan trouhgput
system yang sesuai dengan jenis proses pada
System Inprovement Objectives.
Informasi (Information) 1. Mencegah terjadinya redudansi data
2. Data harus akurat, yaitu dengan
meminimalisasi kesalahan durasi waktu untuk
pengelolaan data absensi
3. Data harus konsisten
Ekonomi (Economic) 1. Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan
system tidak melebihi budget yang telah
ditentukan
Pengontrolan Sistem (Control) 1. Membuat log dari setiap aktivitas user
2. Mengotentikasi user yang boleh menggunakan
system sesuai dengan jabatannya
Pelayanan Sistem (Service) 1. Memberikan data-data yang akurat dan lengkap
untuk pengambilan keputusan pihak owner
2. Data yang ditampilkan harus mudah dibaca dan
terstruktur

2.4. Persediaan
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau
persediaan barang-barang masih dalam pengerjaan / proses produksi, ataupun persediaan
barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.Berdasarkan
keterangan di atas dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam
pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen [15].
Dilihat dari fungsinya, fungsi-fungsi persediaan dapat dikelompokkan ke
dalamempat jenis, yaitu [15]:
1. Fluctuation Stock, merupakan persediaan yangdimaksudkan untuk menjaga terjadi
fluktuasipermintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya,dan untuk mengatasi bila
terjadi kesalahan/penyimpangan dalam perkiraan penjualan waktuproduksi, atau
pengiriman barang.
2. Anticipation Stock, merupakan persediaan untukmenghadapi permintaan yang dapat
diramalkan,misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapikapasitas produksi pada saat
itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk
menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan
terhentinya produksi.
3. Lot-size Inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih
besar dari pada kebutuhan pada saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan dari harga barang(berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yang
besar, atau untuk mendapatkan penghematan daribiaya pengangkutan per unit yang
lebih rendah.
4. Pipeline Inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat
asal ke tempat di mana barang itu akan digunakan. Misalnya, barang yang dikirim dari
pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau
minggu.
Dalam pembukuan pemasukan (pembelian) dan pengeluaran (penjualan) persediaan
terdapat dua metode pencatatan yaitu :
1. Metode perpetual (perpectual inventory system)
Menurut metode perpetual (continual), semua pemasukan(pembelian) dan semua
pengeluaran (penjualan) barang dibukukan ke dalam perkiraan persediaan dari barang
yang bersangkutan, masing-masing sebesar harga pembeliannya. Dengan demikian
perkiraan persediaan senantiasa menunjukkan keadaan jumlah sisa persediaan barang
yang masih ada beserta mutasi dan perubahannya. Oleh sebab itu dengan hanya melihat
catatan dalam perkiraan ini, maka perusahaan sudah dapat mengetahui berapa sisa
persediaan yang terdapat di gudang, tanpa harus menghitung dan menilai fisik barang-
barang tersebut.
2. Metode periodik (periodical inventory system)
Menurut metode periodik, semua pemasukan (pembelian) dan semua pengeluaran
(penjualan) barang, tidak dibukukan ke dalam perkiraan persediaan dari barang yang
bersangkutan. Oleh sebab itu jika perusahaan ingin mengetahui berapa sisa persediaan
barang yang masih ada maka perusahaan harus melakukan perhitungan secara fisik
terhadap barang-barang yang terdapat di gudang.
Hampir semua perusahaan yang berskala besar selalu menggunakan metode
perpetual untuk mencatat transaksi persediaannya seperti perusahaan industri, distributor,
dan perusahaan dagang. Hal ini disebabkan karena jumlah persediaan barang berada dalam
jumlah yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perhitungan secara
fisik, walaupun pada kenyataan ada juga beberapa perusahaan yang melakukan
perhitungan secara fisik. Sedangkan, metode periodik banyak dilakukan pada perusahaan
berskala kecil yang persediaan barangnya sedikit seperti warung, kios dan pedagang
asongan [10].
Gambar 2.10 Contoh Perbandingan antara sistem pencatatan periodik dengan perpetual
dalam ayat jurnal.
Dalam metode perpetual, dikenal beberapa cara penilaian persediaan, yaitu [16]:
1. Metode FIFO (First In – First Out).
Menurut cara ini, barang yang masuk (dibeli) lebih awal, dianggap dikeluarkan (dijual)
lebih awal pula. Ini berarti bahwa pada setiap terjadi transaksi penjualan maka harga
pokok penjualan dari barang yang dijual tersebut didasarkan pada nilai barang yang
lebih awal masuknya (dibeli) oleh perusahaan.
Sebagai contoh akan diberikan data sebagai berikut:
Tanggal 1 Persediaan awal 200 unit @ Rp 100,-
9 Pembelian 300 unit @ Rp 110, - 10
Penjualan 400 unit @
15 Pembelian 400 unit @ Rp 116,- 18
Penjualan 300 unit
24 Pembelian 100 unit @ Rp 126,-
Berdasarkan data diatas, diilustrasikan kartu persediaan ( stock ) dengan metode FIFO
adalah sebagai berikut :
Gambar 2.11 KartuPersediaan ( stock ) dengan metode FIFO
2. Metode LIFO (Last In – First Out).
Menurut cara ini, barang yang masuk (dibeli) lebih awal, dianggap dikeluarkan (dijual)
lebih akhir. Ini berarti bahwa pada setiap terjadi transaksi penjualan, maka harga pokok
penjualan dari barang yang dijual tersebut didasarkan pada nilai barang yang lebih
akhir masuknya (dibeli) oleh perusahaan.
Berdasarkan data yang digunakan di metode sebelumnya maka dapat diilustrasikan
kartu persediaan ( stock ) dengan metode LIFO adalah sebagai berikut :

Gambar 2.12 Kartu Persediaan ( stock ) dengan metode LIFO


3. Metode Rata-rata Tertimbang (weighted average).
Menurut cara ini, setiap terjadi perubahan jumlah persediaan barang baik karena ada
pemasukan (pembelian) maupun karena ada pengeluaran (penjualan), sisa persediaan
yang ada segera dirata-ratakan nilai (harganya). Nilai rata-rata tersebut dapat dihitung
dengan membagi jumlah rupiah dari sisa persediaan barang dengan jumlah unit barang
yang bersangkutan. Dengan demikian, harga pokok penjualan dari barang yang dijual
dinilai berdasarkan harga rata-rata itu.
Berdasarkan data yang digunakan di metode sebelumnya maka dapat diilustrasikan
kartu persediaan ( stock ) dengan metode rata – rata tertimbang adalah sebagai berikut :

Gambar 2.13 Kartu Persediaan ( stock ) dengan Metode Rata – rata tertimbang
2.5. Pembelian
Pembelian merupakan suatu proses transaksi eksternal yang terjadi di dalam suatu
perusahaan dengan maksud transaksi eksternal tersebut adalah transaksi yang terjadi
dengan pihak luar perusahaan. Tujuan pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan
dengan cara memesan dari pihak luar [10].
Pembelian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu [10]:
1. Pembelian organisasional, yaitu proses pengambilan keputusan oleh organisasi formal
dalam menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang dapat dibeli,
mengidentifikasikan dan mengevaluasi, serta memilih di antara alternatif merk
pemasok.
2. Pembelian implusif, yaitu pembelian dilakukan tanpa pemesanan terlebih dahulu,
artinya pembelian dilakukan secara tiba-tiba dikarenakan beberapa hal.
Fungsi-fungsi terkait dalam sistem pembelian adalah [10]:
1. Fungsi gudang
Pada sistem pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan
permintaan sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk
menyampaikan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-
barang yang langsung dipakai (tidak diselenggarakan persediaan barang dari gudang),
permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.
2. Fungsi pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab memperoleh informasi mengenai harga barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi penerimaan
Pada sistem pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemerikasaan
terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna
menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini
juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari
transaksi retur penjualan.
4. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan uang
dan fungsi pencatatan pembelian. Pada sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatatan
uang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register kas
keluar dan untuk menyelenggarakan kartu hutang sebagai buku pembantu hutang. Pada
sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatatan persediaan bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

2.6. Penjualan
Penjualan merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas barang
dagangan yang dijual perusahaan, baik meliputi penjualan tunai maupun penjualan secara
kredit [17].
Fungsi yang terdapat di dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah [17]:
1. Fungsi Penjualan
Dalam melakukan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima pesanan dari pembeli, mengisi faktur penjualan
tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran
harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
atas penerimaan kas dari pembeli.
3. Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi inibertanggung jawab
untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeliserta menyerahkan barang
tersebut ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
umtuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya
kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas serta pembuat laporan
penjualan.
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN

3.1. Metodologi Pengembangan Sistem


Penulis menggunakan metodologi System Development Life Cycle (SDLC)
sebagai pengembangan sistem dimana SDLC merupakan metodologi umum dalam
pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain SDLC
meliputi fase-fase sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah, peluang dan tujuan.
Proses yang dikerjakan pada tahap ini mencakup:
a. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh sistem berjalan pada Toko Besi GKS
Steel beserta rincian faktor-faktor penyebabnya. Identifikasi masalah ini akan dilak-
ukan dengan menggunakan Fishbone diagram.
b. Menjabarkan peluang yang akan diperoleh Toko Besi GKS Steel apabila menerap-
kan sistem usulan.
c. Mendefinisikan tujuan yang ingin dicapai.
2. Menentukan syarat-syarat informasi.
Proses yang dikerjakan pada tahap ini mencakup:
a. Mendeskripsikan struktur organisasi Toko Besi GKS Steel.
b. Merincikan tugas dan tanggung jawab dari setiap staf atau bagian dari Toko Besi
GKS Steel.
c. Melakukan studi pustaka untuk memperoleh informasi yang relevan dengan topik
atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi ini dapat diperoleh dari
buku-buku, laporan penelitian dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupuan
artikel/jurnal elektronik yang lain.
d. Mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen masukan yang
berkepentingan dan keluaran yang digunakan dalam sistem berjalan.
e. Melakukan wawancara terhadap pemilik toko besi untuk mengetahui kendala dan
analisis dokumen dan memodelkan prosedur sistem berjalan dengan menggunakan
Flow of Document (FOD).
3. Menganalisis Kebutuhan Sistem.
Proses-proses yang dikerjakan pada tahap ini adalah:
a. Memodelkan dan menganalisis prosedur sistem usulan dengan menggunakan Data
Flow Diagram (DFD).
b. Menjabarkan kamus data dari setiap aliran data pada DFD sistem usulan.
c. Mengidentifikasi kebutuhan fungsional sistem usulan dengan menggunakan use
case diagram dan kebutuhan non-fungsional sistem usulan dengan menggunakan
kerangka Performances, Informations, Economics, Control, Efficiency, dan
Services (PIECES).
4. Merancang sistem.
Proses-proses yang dikerjakan pada tahap ini adalah:
a. Merancang menu-menu yang akan dipakai dalam sistem terkomputerisasi yang di-
usulkan.
b. Merancang bentuk antarmuka (interface) pemakai dari masukan (input) sistem
usulan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Visual Studio 2013.
c. Melakukan proses normalisasi terhadap basis data yang akan digunakan dalam
sistem usulan.
d. Merancang basis data yang diperlukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft
SQL Server 2012.

3.2. Mengidentifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan


Tahapan awal dari metode penelitian SDLC adalah mengidentifikasi
masalah dari sistem berjalan, mengidentifikasi peluang sistem usulan dan
mengidentifikasi tujuan sistem usulan.

3.2.1. Mengidentifikasi Masalah


Dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam usaha bisnis, teknik fishbone
dipilih dalam menemukan akar permasalahan yang terjadi sehingga dapat menimpulkan
apa sebab yang menimbulkan masalah tersebut. Hasil wawancara dan observasi terhadap
Toko Besi GKS Steel akan digambarkan dalam metode fishbone seperti terlihat pada
penjabaran berikut:
1. Proses pencatatan data penjualan dilakukan secara berulang yaitu dengan membuat
faktur penjualan dengan tulisan tangan dan mencatat data penjualan ke file Microsoft
Excel.
Gambar 3.1 Fishbone dari Masalah (1)
2. Sering terjadi kesalahan pada proses perhitungan sisa stok karena satuan yang
digunakan dalam proses pembelian dan penjualan berbeda, sehingga harus dilakukan
proses konversi satuan terlebih dahulu.

Gambar 3.2 Fishbone dari Masalah (2)


3. Belum tersedia informasi batasan minimum barang, sehingga sering terjadi kekurangan
barang pada saat transaksi penjualan.

Gambar 3.3 Fishbone dari Masalah (3)


3.2.2. Mengidentifikasi Peluang
Peluang yang dapat diperolah dari penerapan sistem baru adalah laporan transaksi
pembelian, penjualan dan persediaan dapat diperoleh secara instan, dapat mengurangi
kesalahan perhitungan stock, dan dapat mencegah terjadinya kekurangan stock pada saat
dibutuhkan.

3.2.3. Mengidentifikasi Tujuan


Tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah agar dapat diperoleh
blueprint sistem usulan yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
oleh toko besi GKS Steel.

3.3. Menentukan Syarat-Syarat Informasi


3.3.1. Struktur Organisasi Toko
Struktur organisasi mencerminkan arus atau garis perintah, tugas, kewajiban dan
tanggung jawab. Struktur organisasi merupakan susunan kesatuan teknis yang terdiri dari
bagian dalam suatu ikatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Se-
tiap organisasi harus memiliki struktur yang jelas agar pelaksanaan tugas dan wewenang
dalam organisasi tersebut dapat berjalan lancar dan setiap bagian melakukan tugas dan ke-
wajibannya sesuai dengan yang diatur dan yang telah di tetapkan dalam struktur organisasi.
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, perusahaan mempunyai beberapa
divisi atau bagian sehingga perusahaan harus membuat sebuah struktur organisasi
perusahaan agar dapat melaksanakan segala kegiatan operasionalnya dengan baik dan
lancar. Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap perusahaan akan
membentuk struktur organisasi yang jelas agar terjadi transparansi dalam arti tidak ada
wewenang dan tanggung jawab ganda. Struktur organisasi dari Toko besi GKL Steel dapat
dilihat pada Gambar 3.4:

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Toko


Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota organisasi adalah
sebagai berikut :
1. Pemilik
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan, menyusun anggaran biaya operasional
dan menganalisa rencana kerja.
b. Bertanggung jawab atas perkembangan perusahaan, menempatkan kebijaksanaan
pengelolaan sumber dana, manusia, dan keuangan.
c. Bertanggung jawab dan memelihara fisik tunai.
d. Menyetor dana masukan ke bank.
e. Menyiapkan laporan posisi kas harian dan bank harian.
f. Membuat laporan kartu stok.
g. Memesan barang yang dibutuhkan melalui telepon.
h. Menyerahkan data pembelian beserta surat-surat pendukung lainnya.
i. Membuat bukti penerimaan barang.
j. Membuat laporan pembelian.
2. Pelayan Toko
a. Menjual barang kepada konsumen.
b. Pendekatan produk kepada konsumen.
c. Memperkenalkan adanya produk baru.
d. Membuat faktur penjualan.
e. Mampu menghafal tata letak barang.
f. Membuat laporan penjualan.

3.3.2. Analisis Keluaran


Analisis dokumen keluaran dari beberapa dokumen yang terdapat di Toko
Besi GKS Steel adalah sebagai berikut:
1. Faktur Penjualan
Faktur penjualan pada Toko Besi GKS Steel dibuat dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Excel dan akan diberikan sebagai bukti penjualan barang kepada customer.
Faktur penjualan ini juga digunakan sebagai bukti pembayaran piutang dari customer.
Tampilan dari faktur penjualan barang pada Toko Besi GKS Steel dapat dilihat pada
Gambar 3.5 berikut:

Gambar 3.5 Faktur Penjualan


Nama Keluaran : Faktur Penjualan
Media : Kertas
Distribusi : Customer dan Pemilik Toko
Rangkap : 2
Frekuensi : Setiap terjadi transaksi penjualan
Keterangan : Sebagai bukti terjadi penjualan barang kepada customer
Hasil Analisis : Pada faktur penjualan, tidak terdapat harga satuan untuk setiap
jenis barang yang dijual, sehingga customer tidak dapat mengetahui
harga per barang. Selain itu, tidak terdapat standarisasi dalam
penulisan nama barang, sehingga satu jenis barang yang sama bisa
terdapat penulisan nama barang yang berbeda pada faktur yang
berbeda. Hal ini akan menyulitkan staf pada saat rekap penjualan.
Pencatatan data pada faktur penjualan juga masih kurang
terstruktur sehingga menyulitkan pelayan toko dalam mengecek
total barang yang terjual.

2. Laporan Pembelian
Laporan pembelian ini merincikan total pembelian kepada supplier, dimana pencatatan
dilakukan dengan merekap faktur pembelian yang dibuat dengan tulisan tangan.
Laporan pembelian ini dibuat dengan aplikasi Microsoft Excel. Tampilan dari laporan
pembelian pada Toko Besi GKS Steel dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut:
Gambar 3.6 Laporan Pembelian
Nama Keluaran : Laporan Pembelian
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik
Rangkap : 1
Frekuensi : Satu bulan sekali
Keterangan : Untuk mengetahui total pembelian barang kepada supplier
Hasil Analisis : Informasi pada laporan pembelian hanya tertera jumlah nominal
pembelian saja, tanpa adanya perincian lebih lanjut mengenai isi
faktur pembelian kepada supplier, seperti jumlah barang dan jenis
barang yang dibeli oleh supplier.

3. Laporan Penjualan
Laporan penjualan ini merincikan total penjualan kepada customer, dimana pencatatan
dilakukan dengan merekap faktur penjualan yang dibuat dengan tulisan tangan.
Laporan penjualan ini dibuat dengan aplikasi Microsoft Excel. Tampilan dari laporan
penjualan pada Toko Besi GKS Steel dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut:
Gambar 3.7 Laporan Penjualan
Nama Keluaran : Laporan Penjualan
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik
Rangkap : 1
Frekuensi : Satu bulan sekali
Keterangan : Untuk mengetahui total penjualan barang kepada customer
Hasil Analisis : Informasi pada laporan penjualan hanya tertera jumlah nominal
penjualan saja, tanpa adanya perincian lebih lanjut mengenai isi
faktur penjualan kepada customer, seperti jenis barang yang dibeli
oleh customer.
4. Laporan Kartu Stock
Laporan kartu stock ini merincikan total penjualan kepada customer, dimana
pencatatan dilakukan dengan merekap faktur pembelian dan faktur penjualan. Laporan
kartu stock ini dibuat dengan aplikasi Microsoft Excel. Tampilan dari laporan kartu
stock pada Toko Besi GKS Steel dapat dilihat pada Gambar 3.8 berikut:

Gambar 3.8 Laporan Kartu Stock


Nama Keluaran : Laporan Kartu Stock
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik
Rangkap : 1
Frekuensi : Satu bulan sekali
Keterangan : Untuk mengetahui total sisa stock barang di gudang
Hasil Analisis : Informasi pada laporan kartu stock telah cukup lengkap karena
telah mencakup semua informasi yang diperlukan.
3.3.3. Analisis Masukan
Analisis dokumen masukan dari beberapa dokumen yang terdapat di Toko
Besi GKS Steel adalah sebagai berikut:
1. Faktur Pembelian
Tampilan dari faktur pembelian dari supplier pada Toko Besi GKS Steel dapat dilihat
pada Gambar 3.9 berikut:

Gambar 3.9 Faktur Pembelian


Nama Masukan : Faktur Pembelian
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik
Rangkap : 1
Frekuensi : Setiap terjadi transaksi pembelian
Keterangan : Untuk mengetahui total pembelian dan jumlah yang harus dibayar
Hasil Analisis : Informasi pada faktur pembelian ini sudah cukup baik dikarenakan
mudah dibaca dan informasi yang lengkap seperti nama barang,
jumlah barang, harga satuan barang, dan juga total harga
pembelian, sehingga mempermudah dalam proses pembayaran.
2. Data Supplier
Data Supplier ini bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh pemilik toko. Data supplier
ini dicatat dalam sebuah file Microsoft Excel. Adapun format pencatatan data supplier
berdasarkan keterangan dari pemilik toko dapat dilihat pada contoh format berikut:

Gambar 3.10 Format Data Supplier


Nama Masukan : Data Supplier
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik Toko
Rangkap : 1
Frekuensi : Setiap terjadi penambahan supplier baru
Keterangan : Untuk mencatat data supplier yang menyuplai barang kepada toko
Hasil Analisis : Data supplier belum memiliki kode unik dan data juga belum
terurut sehingga pemilik toko sering kesulitan dalam mencari data
supplier. Informasi yang terdapat pada data supplier adalah nama
supplier, alamat supplier dan nomor telepon dari supplier

3. Data Customer
Data customer dari toko Besi GKS Steel ini juga dicatat dalam sebuah file Microsoft
Excel. Namun, data customer ini biasanya dicatat oleh staf toko. Customer yang dicatat
hanyalah customer yang sering memesan barang di toko. Adapun format pencatatan
data customer berdasarkan keterangan dari pemilik toko dapat dilihat pada contoh
format berikut:

Gambar 3.11 Format Data Customer


Nama Masukan : Data Customer
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik Toko
Rangkap : 1
Frekuensi : Setiap terjadi penambahan customer baru
Keterangan : Untuk mencatat data customer yang memesan barang kepada toko
Hasil Analisis : Data customer belum memiliki kode unik dan data belum terurut
sehingga pemilik toko sering kesulitan dalam mencari data
customer. Pencatatan data customer ini hanya dilakukan untuk
customer yang sering berlangganan dengan toko saja. Informasi
yang terdapat pada data customer adalah nama, alamat dan nomor
telepon dari customer

4. Data Barang
Data barang yang dijual oleh toko Besi GKS Steel ini biasanya dicatat dalam sebuah
file Microsoft Excel. Data barang ini hanya dapat dilihat oleh pemilik toko. Adapun
format pencatatan data barang berdasarkan keterangan dari pemilik toko dapat dilihat
pada contoh format berikut:

Gambar 3.12 Format Data Barang


Nama Masukan : Data Barang
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik Toko
Rangkap : 1
Frekuensi : Setiap terjadi penambahan barang baru
Keterangan : Untuk mencatat data barang yang dijual oleh toko.
Hasil Analisis : Pencatatan data barang telah cukup lengkap, dimana semua
informasi yang diperlukan telah tersedia. Salah satu kekurangannya
adalah tidak tersedia informasi harga jual barang.

5. Data Pemesanan Penjualan


Pemesanan penjualan pada toko Besi GKS Steel biasanya dilakukan dengan
mengunjungi toko secara langsung untuk melakukan pemesanan ataupun melalui
telepon. Apabila pemesanan melalui telepon, maka pemilik toko akan mencatat data
pemesanan dari customer ke dalam sebuah buku catatan. Tampilan dari data
pemesanan penjualan ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.13 Data Pemesanan Penjualan


Nama Masukan : Data Pemesanan Penjualan
Media : Kertas
Distribusi : Pemilik Toko
Rangkap : 1
Frekuensi : Setiap terjadi pemesanan barang dari customer
Keterangan : Untuk mencatat data barang yang dipesan oleh customer
Hasil Analisis : Data pemesanan penjualan masih kurang lengkap karena tidak
mencatat data customer yang memesannya, sehingga staf toko akan
kesulitan untuk mengeceknya apabila tidak dilakukan pencatatan
faktur secara langsung.

3.4. Menganalisis Kebutuhan Sistem


3.4.1. DFD Sistem Berjalan
Analisis proses pada sistem berjalan akan menggunakan Data Flow Diagram
(DFD), seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.14 Diagram Konteks Sistem Berjalan
Diagram konteks diatas dapat dirincikan lebih lanjut lagi ke bentuk DFD
Level 0 seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 3.15 Data Flow Diagram Level 0 Sistem Berjalan


Untuk lebih jelasnya mengenai alur data dari masing-masing proses pada
sistem berjalan dapat dilihat pada keterangan berikut dibawah ini.
No Proses : 1.0
Nama Proses : Mencatat Data Pembelian.
Masukan : Data Barang, Data Supplier, Faktur Pembelian, Record Supplier dan
Record Barang.
Keluaran : Record Supplier, Informasi Pemesanan Pembelian, Record Barang dan
Record Pembelian.
Uraian : Proses ini menjelaskan proses pencatatan data pembelian barang kepada
supplier.

No Proses : 2.0
Nama Proses : Mencatat Data Penjualan.
Masukan : Record Barang, Data Customer, Data Pemesanan Penjualan dan Record
Customer.
Keluaran : Record Customer, Faktur Penjualan dan Record Penjualan.
Uraian : Proses ini menjelaskan proses pencatatan data penjualan barang kepada
customer.

No Proses : 3.0
Nama Proses : Membuat Laporan.
Masukan : Record Barang, Record Pembelian dan Record Penjualan.
Keluaran : Laporan Pembelian, Laporan Penjualan dan Laporan Kartu Stock.
Uraian : Proses ini menjelaskan proses pembuatan laporan pembelian, penjualan
dan kartu stock kepada pemilik.

3.4.2. DFD Sistem Usulan


Untuk mendeskripsikan proses kerja yang terdapat pada sistem usulan, maka akan
digambarkan DFD logika sistem usulan. Adapun gambaran diagram konteks dari sistem
usulan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.16 Diagram Konteks Sistem Usulan
Seperti terlihat pada gambar diagram konteks diatas, terdapat tiga entitas pada
sistem usulan yaitu supplier, customer dan pemilik. Supplier akan memberikan data
supplier dan faktur pembelian ke sistem. Sementara itu, supplier akan menerima informasi
pemesanan pembelian dari sistem. Sedangkan, customer akan memberikan data customer
dan data pesanan penjualan ke sistem. Customer akan menerima faktur penjualan dari
sistem. Terakhir, pemilik akan memberikan data barang, data konversi satuan, data batasan
minimum barang dan data penyesuaian barang ke sistem. Pemilik akan menerima berbagai
jenis laporan yang dihasilkan oleh sistem, yang mencakup daftar supplier, daftar barang,
notifikasi persediaan minimum, laporan pesanan pembelian, laporan pembelian, laporan
penjualan, laporan penyesuaian barang dan laporan persediaan barang.
Diagram konteks diatas dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi data flow diagram
(DFD) level 0, seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.17 DFD Level 0 Sistem Usulan
Seperti terlihat pada gambar Data Flow Diagram (DFD) Level 0 sistem usulan
diatas, terdapat tiga buah proses pada sistem usulan, yang mencakup proses mencatat data
pembelian, proses mencatat data penjualan dan proses menghitung persediaan. Setiap
proses tersebut dapat dirincikan lebih lanjut lagi menjadi DFD Level 1. Adapun gambaran
DFD Level 1 dari setiap proses dapat dilihat pada perincian berikut:

1. Proses Mencatat Data Pembelian


Gambar 3.18 DFD Level 1 dari Proses Mencatat Data Pembelian pada Sistem Usulan
No Proses : 1.1
Nama Proses : Mencatat Data Barang.
Masukan : Data Barang dan Record Barang.
Keluaran : Record Barang.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data barang yang dijual oleh toko.

No Proses : 1.2
Nama Proses : Mencatat Data Supplier.
Masukan : Data Supplier dan Record Supplier.
Keluaran : Record Supplier.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data supplier yang menyuplai
barang kepada toko.
No Proses : 1.3
Nama Proses : Mencatat Data Pesanan Pembelian.
Masukan : Record Barang, Record Supplier dan Record Pesanan Pembelian.
Keluaran : Record Pesanan Pembelian dan Informasi Pemesanan Pembelian.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data pemesanan pembelian barang
kepada supplier.

No Proses : 1.4
Nama Proses : Mencatat Data Penerimaan Barang.
Masukan : Record Barang, Record Supplier, Record Pesanan Pembelian dan
Record Pembelian.
Keluaran : Record Pembelian.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data pembelian barang kepada
supplier.

No Proses : 1.5
Nama Proses : Membuat Laporan Pembelian.
Masukan : Record Barang, Record Supplier, Record Pesanan Pembelian dan
Record Pembelian.
Keluaran : Daftar Supplier dan Laporan Pembelian.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk membuat laporan pembelian.

2. Proses Mencatat Data Penjualan


Gambar 3.19 DFD Level 1 dari Proses Mencatat Data Penjualan pada Sistem Usulan
No Proses : 2.1
Nama Proses : Mencatat Data Customer.
Masukan : Data Customer dan Record Customer.
Keluaran : Record Customer.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data customer yang memesan barang
kepada toko.

No Proses : 2.2
Nama Proses : Mencatat Data Pesanan Penjualan.
Masukan : Record Barang, Record Customer, Record Pesanan Penjualan dan Data
Pesanan Penjualan.
Keluaran : Record Pesanan Penjualan.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data pemesanan penjualan barang
dari customer.
No Proses : 2.3
Nama Proses : Mencatat Data Pengeluaran Barang.
Masukan : Record Barang, Record Customer, Record Pesanan Penjualan dan
Record Penjualan.
Keluaran : Record Penjualan.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data penjualan barang kepada
customer.

No Proses : 2.4
Nama Proses : Membuat Laporan Penjualan.
Masukan : Record Barang, Record Customer, Record Pesanan Penjualan dan
Record Penjualan.
Keluaran : Faktur Penjualan dan Laporan Penjualan.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk membuat faktur penjualan dan laporan
penjualan.

3. Proses Menghitung Persediaan

Gambar 3.20 DFD Level 1 dari Proses Menghitung Persediaan pada Sistem Usulan
No Proses : 3.1
Nama Proses : Mencatat Data Penyesuaian Barang.
Masukan : Record Barang dan Data Penyesuaian Barang.
Keluaran : Record Penyesuaian.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data penyesuaian barang.
No Proses : 3.2
Nama Proses : Mencatat Data Batasan Minimum Barang.
Masukan : Record Barang dan Data Batasan Minimum Barang.
Keluaran : Record Batasan Minimum Barang.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk mencatat data batasan minimum barang.

No Proses : 3.3
Nama Proses : Membuat Laporan Persediaan.
Masukan : Record Barang, Record Pembelian, Record Penjualan dan Record
Penyesuaian.
Keluaran : Laporan Kartu Stock, Daftar Barang Mencapai Minimum dan Laporan
Penyesuaian Barang.
Uraian : Proses ini berfungsi untuk membuat laporan kartu stock, daftar barang
mencapai minimum dan laporan penyesuaian.

3.4.3. Kamus Data


Adapun kamus data yang terdapat pada sistem usulan dapat dirincikan sebagai
berikut:
1. Data Barang = KodeBarang + NamaBarang + HargaBeli + HargaJual +
Merek + Satuan + QtyMin + {Data Konversi Satuan}
2. Data Konversi Satuan = KodeBarang + SatuanBesar + SatuanKecil + Nominal
3. Data Supplier = KodeSupp + NamaSupp + Alamat + NoTelp + (Keterangan)
4. Data Customer = KodeCust + NamaCust + Alamat + NoTelp + (Keterangan)
5. Data PesananBeli = NoPO + TglPO + KodeSupp + (Keterangan) +
{Item Data Pesanan Beli}
6. Item Data Pesanan Beli = KodeBarang + Qty
7. Data Pembelian = NoFaktur + TglFaktur + NoPO + KodeSupp + Disc +
Netto + (Keterangan) + {Item Data Pembelian}
8. Item Data Pembelian = KodeBarang + Qty + Harga + SubTotal
9. Data PesananJual = NoPesanan + TglPesanan + KodeCust + (Keterangan)
+ {Item Data Pesanan Jual}
10. Item Data Pesanan Jual = KodeBarang + Qty
11. Data Penjualan = NoFaktur + TglFaktur + NoPesanan + KodeCust + Disc +
Netto + (Keterangan) + {Item Data Penjualan}
12. Item Data Penjualan = KodeBarang + Qty + Harga + SubTotal
13. Data Penyesuaian = NoNota + TglNota + (Keterangan) +
{Item Data Penyesuaian}
14. Item Data Penyesuaian = KodeBarang + Qty + Alasan
DAFTAR PUSTAKA

[1] L. Y. Siregar and M. I. P. Nasution, "PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN BISNIS ONLINE," HIRARKI: Jurnal
Ilmiah Manajemen dan Bisnis, vol. 2, no. 1, pp. 71-75, 2020.
[2] A. Anthony, A. R. Tanaamah and A. F. Wijaya, "ANALISIS DAN
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERDASARKAN STOK
GUDANG BERBASIS CLIENT SERVER (STUDI KASUS TOKO GROSIR
“RESTU ANDA”)," Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), vol. 4,
no. 2, pp. 136-147, 2017.
[3] A. P. Gusman, Mardison and W. J. Azmi, "ANALISA SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI PENJUALAN LABA RUGI DENGAN
MENGGUNAKAN VB.NET (Studi Kasus:Toko Kue Nadya Saiyo, Nagari Koto
Laweh)," Majalah Ilmiah UPI YPTK, vol. 26, no. 2, pp. 55-64, 2019.
[4] A. Bastian, T. F. Prasetyo and N. Kurniati, "RANCANG BANGUN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PETERNAK AYAMPADA KOPERASI SINAR
MULYA MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 2010 .NET," Studia
Informatika: Jurnal Sistem Informasi, vol. 10, no. 2, pp. 135-143, 2017.
[5] D. R. Prehanto, dalam Buku Ajar Konsep Sistem Informasi, Surabaya, Scopindo
Media Pustaka, 2020, pp. 21-22,27-28.
[6] E. Y. Anggraeni, dalam Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi Offset, 2017,
pp. 2-3.
[7] K. E. Kendall and J. E.Kendall, System Analysis and Design NINTH EDITION, New
Jersey: Pearson, 2014.
[8] S. Saori, S. Anjelia, R. Melati, M Nuralamsyah, E. R. S. Djorghi and A. Ulhaq,
"ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA INDUSTRI LILIN (Studi kasus pada
PD.Ikram Nusa Persada Kota Sukabumi)," Jurnal Inovasi Penelitian, vol. 1, no. 10,
pp. 2133-2138, 2021.
[9] C. E. T. Widyahening, "PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN FISHBONE
DIAGRAM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
SISWA," Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 2, no. 1, pp. 12-14, 2018.
[10] Mulyadi, Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat, 2016.
[11] Y. Y. MF, in Pemrograman SQL dan T-SQL di Database SQL Server, Bandung,
Native Enterprise, 2020, p. 28.
[12] N. K. D. A. Jayanti and N. K. Sumiari, in Teori Basis Data, Yogyakarta, Penerbit
ANDI, 2018, pp. 1-9,61.
[13] H. A. Fattah, "PENERAPAN METODE PIECES PADA PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEB PT VALLERY," Jurnal Rekayasa
Informasi SWADHARMA (JRIS), vol. 1, no. 2, p. 8, 2021.
[14] I. D. Mumpuni and W. A. Dewa, "Analisis dan Pengembangan Sistem Self Services
Terminal (SST) dengan Pendekatan PIECES pada STMIK Pradnya Paramita
Malang," MATICS, vol. 9, pp. 13-14, Maret 2017.
[15] R. Vikaliana, Y. Sofian, N. Solihati, D. B. Adji and S. S. Maulia, in Manajemen
Persediaan, Bandung, Penerbit Media Sains Indonesia, 2020, pp. 3-6.
[16] F. Zamzami, N. D. Nusa and I. A. Faiz, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2021.
[17] A. Imamuddin, A. Saputra and P. Sukamto, "RANCANG BANGUN APLIKASI
SISTEM PENJUALAN CASE STUDY PT.X," Jurnal Informatika dan Teknologi,
vol. 1, no. 2, p. 78, 2020.

Anda mungkin juga menyukai