KESEHATAN OBL
IDI Wilayah Jawa Tengah
Semarang, 3 Mei 2023
DRAFT NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN
BADAN LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023
Ø 9 UU – Digabung dengan Metode OBL menjadi 1 UU dengan rincian : 20
Bab & 478 Pasal.
1) Kesejahteraan
2) Perlindungan dan Kepastian Hukum terhadap DOKTER & NAKES
(Pasal 282 RUU OBL –Kesehatan).
3) Pendidikan
MISI IDI WILAYAH JAWA TENGAH
•1. KESEJAHTERAAN
•2. PERLINDUNGAN HUKUM
KESEJAHTERAAN
RUU KESEHATAN
RUU KESEHATAN
Pasal 314 ayat :
1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah
untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan serta ketrampilan,
martabat dan etika profesi tenaga medis dan tenaga kesehatan.
2) Setiap kelompok tenaga medis dan tenaga kesehatan hanya dapat membentuk 1 (satu)
organisasi profesi.
3) Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) membentuk perhimpunan Ilmu.
Pasal 249 ayat (4). Persyaratan perpanjangan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi
Rekomendasi Organisasi Profesi.
Pasal 261 ayat (2) huruf f, Menyusun standar kompetensi profesi Pasal 261 ayat (4)
melakukan pembinaan keprofesian
PERLINDUNGAN HUKUM
1. Pasal 282 ayat (1) huruf a, “Tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam menjalankan
praktek berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi dan standar prosedur
operasional. Penjelasan Pasal ini : Perlindungan hukum adalah suatu jaminan tidak
dinyatakan bersalah apabila melaksanakan profesinya sesuai standar profesi, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional.
2. Paragraf 9 Perlindungan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan dan penerimaan
pelayanan kesehatan. Pasal 312, “Tenaga Medis dan tenaga kesehatan dalam
menjalankan praktek berhak mendapatkan perlindungan hukum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundan-undangan.
3. Pasal 320 ayat (1), “Setiap orang yang mengetahui atau kepentinganya dirugikan atas
tindakan tenaga medis atau tenaga kesehatan dalam menjalankan pelayanan
kesehatan mengadukan secara tertulis kepada konsil kedokteran Indonesia atau konsil
setiap kelompok tenaga kesehatan.
4. Pasal 322 ayat (4), “Dalam hal tenaga medis atau tenaga kesehatan sudah
melaksanakan sanksi yang dijatuhkan oleh Majelis, aparat penegak hukum wajib
mengutamakan penyelesaian perselisihan dengan mekanisme keadilan restorative.
Paragraf 2 Penyelesaian perselisihan :
1. Pasal 326, “Setiap pasien yang dirugikan akibat kesalahan tenaga medis atau tenaga
kesehatan dapat meminta ganti rugi sesuai dengan ketentuan perauran perundang-
undangan.
2. Pasal 327, ”Dalam hal tenaga medis atau tenaga kesehatan diduga melakukan kesalahan
dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan kerugian kepada pasien, perselisihan
yang timbul akibat kesalahan tersebut diselesaikan terlebih dahulu melalui alternative
penyeleseaian sengketa di luar pengadilan.
3. Pasal 328, “Pengaduan kepada majelis dalam rangka penegakan disiplin tenaga medis
atau tenaga kesehatan dan penyelesaian sengketa melalui alternative penyelesaian
sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 327 tidak
menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana
kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan.
Catatan :
•Profesi Advokat
• Pasal 16 UU No. 18/2003
• “Advokat tidak dapat dituntut baik secara PERDATA maupun PIDANA
selama menjalankan TUGAS PROFESINYA dengan ITIKAD BAIK untuk
kepentingan pembelaan klien di dalam maupun di luar sidang
pengadilan”
PERLINDUNGAN HUKUM
SOLUSINYA:
merubah redaksional dan subtansi Pasal 312 RUUKesehatan
(Omnibus Law) dari norma abstrak (Perlindungan hukum) menjadi
norma konkret yang berkepastian sehingga berbunyi :