Anda di halaman 1dari 4

16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 16/05/23, 19.

ia, ensiklopedia bebas 16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

bahkan dapat ditilik kembali ke istana Kerajaan Majapahit. Semenjak Pangeran Dangirin menjadi bupati
Surabaya pada abad ke-18, nenek moyang Sosroningrat mengisi banyak posisi penting di Pangreh
Praja.[4]

Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu
Kartini mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah
bangsawan tinggi,[5] maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan
Untuk film dengan nama yang sama, lihat R.A. Kartini (film) dan Kartini (film). langsung Raja Madura.[4] Setelah perkawinan itu, ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara
menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Raden Adjeng Kartini (21 April 1879  –  17 September Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari semua saudara sekandung, Kartini
1904) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Raden Adjeng
adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia
Kartini[a] adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Kartini 25 tahun dan dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi
Nasional Indonesia.[1] Kartini adalah seorang pejuang pendidikan Barat kepada anak-anaknya.[4] Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar
kemerdekaan dan kedudukan kaumnya, pada saat itu dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di Europeesche Lagere
terutama wanita Jawa.[2]Ia mempunyai tanggal lahir yang School (ELS). Di sini Kartini belajar bahasa Belanda. Namun, setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di
sama seperti dr. Radjiman Wedyodiningrat, yakni sama- rumah karena harus dipingit.
sama lahir pada 21 April 1879.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, di rumah ia mulai belajar
Ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan Jawa di Hindia sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang
Belanda (sekarang Indonesia). Setelah bersekolah di berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang
sekolah dasar berbahasa Belanda, ia ingin melanjutkan banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa,
pendidikan lebih lanjut, tetapi perempuan Jawa saat itu Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul
dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Ia bertemu dengan keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi karena ia
berbagai pejabat dan orang berpengaruh, termasuk J.H. melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang
Abendanon, yang bertugas melaksanakan Kebijakan Etis rendah. Surat Kartini - Rosa Abendanon
Belanda. (fragmen)
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang
Setelah kematiannya, saudara perempuannya melanjutkan diasuh Pieter Brooshooft. Ia juga menerima leestrommel (paket
Repro negatif potret Raden Ajeng Kartini (foto
pembelaannya untuk mendidik anak perempuan dan majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan
1890-an)
perempuan.[3] Surat-surat Kartini diterbitkan di sebuah ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun
majalah Belanda dan akhirnya, pada tahun 1911, menjadi Lahir 21 April 1879 kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-
karya: Habis Gelap Terbitlah Terang, Kehidupan Jepara, Hindia Belanda suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian sambil membuat catatan-catatan.
Perempuan di Desa, dan Surat-Surat Putri Jawa. Ulang Meninggal 17 September 1904 (umur 25) Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya
tahunnya sekarang dirayakan di Indonesia sebagai Hari tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat
Rembang, Hindia Belanda
Kartini untuk menghormatinya, serta beberapa sekolah perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari
dinamai menurut namanya dan sebuah yayasan didirikan Makam TMP Bulu, Kec. Bulu, Kabupaten gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max
atas namanya untuk membiayai pendidikan anak Rembang, Jawa Tengah Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali.
perempuan Indonesia. Nama lain Raden Ayu Kartini Selain itu, Kartini juga membaca De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus dan karya Van
Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya
Dikenal Emansipasi wanita.
Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die
Biografi atas Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Suami/istri K.R.M.Adipati Ario Singgih
Raden Adjeng Kartini berasal Oleh orang tuanya, Kartini dijodohkan dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo
Djojoadhiningrat
dari kalangan priayi atau kelas Adhiningrat,[6] yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903.
bangsawan Jawa. Ia Anak Soesalit Djojoadhiningrat Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah
merupakan putri dari Raden Tanda tangan wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang atau di sebuah bangunan
Mas Adipati Ario Sosroningrat, yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
seorang patih yang diangkat
menjadi bupati Jepara segera Anak satu-satunya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal
setelah Kartini lahir. Kartini 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904,
adalah putri dari istri pertama, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di
tetapi bukan istri utama. Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Ibunya bernama M.A.
Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang Berkat kegigihan Kartini, belakangan didirikan Sekolah Wanita
Ayah Kartini, R.M.A.A.
Sosroningrat. guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di
dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Garis keturunan Bupati Sosroningrat Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah
Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 1/10 https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 2/10


16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita
Deventer, seorang tokoh Politik Etis. menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena
telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu
Meski tidak sempat berbuat banyak untuk kemajuan bangsa dan tanah air, Kartini mengemukakan ide- untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang
ide pembaruan masyarakat yang melampaui zamannya melalui surat-suratnya yang bersejarah. ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam
surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk
Cita-citanya yang tinggi dituangkan dalam surat-suratnya kepada kenalan dan sahabatnya orang Belanda belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke
di luar negeri, seperti Tuan EC Abendanon, Ny MCE Ovink-Soer, Zeehandelaar, Prof Dr GK Anton dan Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Ny Tuan HH von Kol, dan Ny HG de Booij-Boissevain. Surat-surat Kartini diterbitkan di negeri Belanda
pada 1911 oleh Mr JH Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht. Diterjemahkan ke bahasa Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-
Indonesia oleh sastrawan pujangga baru Armijn Pane pada 1922 dengan judul Habis Gelap Terbitlah suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut.
Terang.[7] Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya
kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya
Surat-surat beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini
dan adiknya Rukmini.
Setelah Kartini wafat, Jacques Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru
dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat
Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak
arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak
Buku ini dicetak sebanyak lima kali dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini. departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk
belajar di Betawi.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan
menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih
Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan
sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini
perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran
sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis
Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan sebuah buku.
Sunda.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini
perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.
menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang
menciptakan lagu berjudul "Ibu Kita Kartini". Lagu tersebut menggambarkan inti perjuangan wanita
untuk merdeka. Buku
Habis Gelap Terbitlah Terang
Pemikiran
Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang;
kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane,
Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai
menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap
Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.
kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan
menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, Pada 1938, buku Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali
seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- Uang kertas pecahan IDR 5 cetakan dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door
vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu tahun 1952 dengan gambar Kartini. Duisternis Tot Licht. Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak
atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah
Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn
(peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air). Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan
buku-buku sebelumnya. Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk Sampul buku versi Armijn
dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Pane.
Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut,
duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87
bersedia dimadu. surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat
yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa
surat. Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn
https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 3/10 https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 4/10
16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula yang kemesraan Kartini kepada Abendanon. Banyak hal lain yang dimunculkan kembali oleh Sulastin
menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab Sutrisno.
pembahasan.
Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar
Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya 1899-1903

Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin Sebuah buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899-1903 diterbitkan untuk
menerjemahkan Door Duisternis Tot Licht di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan studi memperingati 100 tahun wafatnya. Isinya memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat Kartini
di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin untuk itu dikumpulkan Dr Joost Coté, diterjemahkan dengan judul Aku Mau ... Feminisme dan
menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903.
bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah buku
berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht pun terbit. "Aku Mau ..." adalah moto Kartini. Sepenggal ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak
pernah dilihat dan dijadikan bahan perbincangan. Kartini berbicara tentang banyak hal: sosial,
Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan budaya, agama, bahkan korupsi.
Tentang dan Untuk Bangsanya. Menurut Sulastin, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa
Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Sulastin
menilai, meski tertulis Jawa, yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh Kontroversi
bangsa Indonesia.
Ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada
Buku terjemahan Sulastin malah ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada Door dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan
Duisternis Tot Licht. Selain diterbitkan dalam Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena
Bangsanya, terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku Kartini, Surat-surat kepada Ny memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda
RM Abendanon-Mandri dan Suaminya. menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk
yang berkepentingan dan mendukung politik etis. Hingga saat ini pun
Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900–1904
sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Menurut
Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian almarhumah Sulastin Sutrisno, jejak keturunan J.H. Abendanon pun
Peringatan Hari Kartini pada sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.
Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Coté. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-surat
tahun 1953.
yang ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Joost Coté juga menerjemahkan
seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir. Pada buku Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak
terjemahan Joost Coté, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif dan tidak ada dalam diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar
Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Menurut Joost Coté, seluruh pergulatan Kartini dan tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal
penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap. 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia
lainnya, karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini seperti Cut Nyak
Buku Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 memuat 108 surat-surat Kartini Dhien, Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika, dan lain-lain. Menurut mereka, wilayah perjuangan
kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan
dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie. penjajah. Sikapnya yang pro terhadap poligami juga bertentangan dengan pandangan kaum feminis
tentang arti emansipasi wanita. Dan berbagai alasan lainnya. Pihak yang pro mengatakan bahwa Kartini
Panggil Aku Kartini Saja tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja,
melainkan adalah tokoh nasional; artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah
Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada
berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional.
pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku
Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Kematian Kartini yang mendadak juga menimbulkan spekulasi negatif bagi sebagian kalangan. Seperti
Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai
diketahui dalam sejarah, Kartini meninggal pascamelahirkan, tepatnya empat hari setelah melahirkan.
sumber oleh Pramoedya.
Ketika Kartini, mengandung bahkan sampai melahirkan, dia tampak sehat walafiat. Hal inilah yang
Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan mengandung kecurigaan. Efatino Febriana, dalam bukunya Kartini Mati Dibunuh, mencoba menggali
suaminya fakta-fakta yang ada sekitar kematian Kartini. Bahkan, dalam akhir bukunya, Efatino Febriana
berkesimpulan, kalau kartini mamang mati karena sudah direncanakan. Demikian pula Sitisoemandari
Akhir tahun 1987, Sulastin Sutrisno memberi gambaran baru tentang dalam buku Kartini, Sebuah Biografi, menduga bahwa Kartini meninggal akibat permainan jahat dari
Kartini lewat buku Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon- Belanda. Permainan jahat dari Belanda ingin agar Kartini bungkam dari pemikiran-pemikiran majunya
Mandri dan suaminya. Gambaran sebelumnya lebih banyak dibentuk yang ternyata berwawasan kebangsaan.
dari kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon, diterbitkan dalam
Door Duisternis Tot Licht. Ketika Kartini melahirkan, dokter yang menolongnya adalah Dr van Ravesten, dan berhasil dengan
selamat. Selama 4 hari pascamelahirkan, kesehatan Kartini baik-baik saja. Empat hari kemudian, dr van
Kartini dihadirkan sebagai pejuang emansipasi yang sangat maju Sampul Panggil Aku Kartini Ravesten menengok keadaan Kartini, dan ia tidak khawatir akan kesehatan Kartini. Ketika Ravesten akan
dalam cara berpikir dibanding perempuan-perempuan Jawa pada Saja, dikompilasi oleh pulang, Kartini dan Ravesten menyempatkan minum anggur sebagai tanda perpisahan. Setelah minum
masanya. Dalam surat tanggal 27 Oktober 1902, dikutip bahwa Pramoedya Ananta Toer. anggur itulah, Kartini langsung sakit dan hilang kesadaran, hingga akhirnya meninggal dunia.
Kartini menulis pada Nyonya Abendanon bahwa dia telah memulai Sayangnya, pada saat itu tak ada autopsi. Meski demikian, pihak keluarga tidak mempedulikan desas-
pantangan makan daging, bahkan sejak beberapa tahun sebelum desus yang muncul terkait kematian Kartini, melainkan menerima peristiwa itu sebagai takdir Yang
surat tersebut, yang menunjukkan bahwa Kartini adalah seorang vegetarian.[8] Dalam kumpulan itu, Mahakuasa. Sementara pendapat yang berbeda yang dinyatakan oleh para dokter modern pada era
surat-surat Kartini selalu dipotong bagian awal dan akhir. Padahal, bagian itu menunjukkan
https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 5/10 https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 6/10
16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 16/05/23, 19.35 Kartini - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

sekarang. Para dokter berpendapat Kartini meninggal karena mengalami preeklampsia atau tekanan
darah tinggi pada ibu hamil. Namun, hal ini juga tidak bisa dibuktikan karena dokumen dan catatan
tentang kematian Kartini tidak ditemukan.[9][10]

Peringatan

Hari Kartini

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Bagian pertama, Gabungan antara Bagian kedua, Kartini pada
portret Kartini bagian pertama dan kondisi wanita perangko seri
Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini
dengan latar bagian kedua Indonesia modern Pahlawan Indonesia
sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir
Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar belakang dua orang yang mengenyam tahun 1961
yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. siswi yang bermain pendidikan dan
angklung (di dapat memiliki
Pemerintahan Orde Lama Soekarno mendeklarasikan 21 April sebagai Hari sekolah) berbagai profesi,
Kartini untuk mengingatkan perempuan bahwa mereka harus seperti polisi. Portret
berpartisipasi dalam "wacana negara hegemonik pembangunan".[11] Kartini di latar
Namun, setelah tahun 1965, pemerintahan Orde Baru Soeharto mengubah belakang.
citra Kartini dari emansipator wanita radikal menjadi citra yang
menggambarkannya sebagai istri yang patuh dan putri yang patuh, "sebagai
hanya seorang wanita berpakaian kebaya yang bisa memasak."[12] Pada
kesempatan itu, yang dikenal sebagai Hari Ibu Kartini, "gadis-gadis muda Makam R.A. Kartini di Bulu, Nama jalan di Belanda
harus mengenakan jaket ketat yang pas, kemeja batik, gaya rambut yang Rembang.
Utrecht: Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama,
rumit, dan perhiasan berornamen ke sekolah, yang seharusnya meniru berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh
pakaian Kartini tetapi dalam kenyataannya, mengenakan pakaian ciptaan, perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
dan ansambel yang lebih ketat daripada yang pernah dia lakukan."[13] Venlo: Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di
sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
Melodi "Ibu Kita Kartini" oleh W. R. Supratman:
Amsterdam: Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden
Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang
punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
Haarlem: Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan
langsung tembus ke jalan Chris Soumokil presiden kedua Republik Maluku Selatan.

Dalam budaya populer


Film R.A. Kartini (1982)
Film Surat Cinta untuk Kartini (2016) — film fiksi berlatar sejarah. Kartini diperankan oleh Rania Putri
0:00 / 0:30 Sari.
Film Kartini (2017) — Kartini diperankan oleh Dian Sastrowardoyo.

Perangko Galeri foto


Peringatan 100 tahun Kartini pada tahun 1979 diabadikan melalui seri perangko Republik Indonesia Wikimedia Commons memiliki media mengenai Kartini.

Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Kartini.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 7/10 https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini 8/10

Anda mungkin juga menyukai