WORKSHOP
A. Pendahuluan
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjadi arahan utama
bagi kegiatan penataan ruang di Indonesia. Berdasarkan peraturan perundang-undangan
tersebut, sistem penataan ruang di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan sistem , fungsi
utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Hal
tersebut diatur dalam Bab III Pasal 4 dan 5 UU Nomor 26 Tahun 2007, sebagai berikut:
Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan
Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri dari kawasan lindung dan
kawasan budidaya
Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri dari penataan ruang
wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang
kabupaten/kota. Disebutkan juga dalam Pasal 6 ayat (2) disebutkan bahwa penataan
ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang
kabupaten/kota dilakukan secara berjenjeng dan komplementer.
Penataan ruang berdasarkan kawasan terdiri dari penataan ruang kawasan perkotaan
dan penataan ruang kawasan perdesaan.
Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri dari penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.
Selain itu, berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007, pemerintah memiliki kewenangan
dalam penataan ruang yang meliputi Pengaturan, Pembinaan, Pelaksanaan, dan
Pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang. Dalam pelaksanaan penataan ruang,
pemerintah memiliki kewenangan dalam hal perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
serta pengendalian pemanfaatan ruang.
Sebagai operasionalisasi dari peraturan perundang-undangan tersebut, Pemerintah telah
menetapkan peraturan pemerintah, diantaranya adalah PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Terkait dengan kewenangan Pemerintah di bidang Pengaturan penataan ruang, Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 mengamanatkan penyiapan pedoman di bidang
penataan ruang melalui Peraturan Menteri yang mencakup standar teknis dan manual
bidang penataan ruang. Penyiapan pedoman di bidang penataan ruang dimaksudkan untuk
memberikan acuan bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
penataan ruang untuk mewujudkan tujuan penataan ruang.
Lebih lanjut, di dalam Dokumen Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 2010 – 2014
disebutkan bahwa salah satu tantangan di bidang penataan ruang adalah melengkapi
peraturan perundang-undangan dan NSPK bidang Penataan Ruang untuk mendukung
implementasi penataan ruang yang efektif. Hal ini kemudian menjadi salah satu sasaran
strategis Kementerian Pekerjaan Umum bidang Penataan Ruang untuk menyiapkan
peraturan perundang-undangan dan NSPK bidang Penataan Ruang. Salah satunya melalui
penyiapan standar teknis di bidang Penataan Ruang.
Berdasarkan Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2000 tentang Penulisan Standar Nasional
Indonesia (SNI), yang dimaksud dengan Standar adalah Spesifikasi teknis atau sesuatu
yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta berdasarkan pengalaman, perkembangan masa kini dan
masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Definisi lain menyebutkan bahwa Standar Teknis adalah standar spesifikasi atau ketentuan
yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak terkaiat dengan
mempertimbangkan syarat-syarat, kriteria, dan norma yang berlaku.
Terkait dengan hal tersebut, pada tahun anggaran 2014, Direktorat Jenderal Penataan
Ruang, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Wilayah II tengah menyiapkan 6 (enam)
standar teknis di bidang penataan ruang, yaitu:
1) Standar teknis penataan ruang wilayah provinsi;
2) Standar teknis penataan ruang wilayah kabupaten;
3) Standar teknis penataan ruang kawasan strategis provinsi;
4) Standar teknis penataan ruang kawasan strategis kabupaten;
5) Standar teknis penataan ruang kawasan perdesaan; dan
6) Standar teknis peraturan zonasi
Dalam rangka penyusunan enam standar teknis tersebut, maka diselenggarakan kegiatan
Workshop untuk mendapatkan masukan dari pakar/narasumber serta pihak terkait untuk
penyempurnaan standar teknis yang sedang disusun.
C. Lingkup
Terdapat 6 (enam) standar teknis yang sedang disiapkan, yaitu:
1) Standar teknis penataan ruang wilayah provinsi;
2) Standar teknis penataan ruang wilayah kabupaten;
3) Standar teknis penataan ruang kawasan strategis provinsi;
4) Standar teknis penataan ruang kawasan strategis kabupaten;
5) Standar teknis penataan ruang kawasan perdesaan; dan
6) Standar teknis peraturan zonasi
Workshop #1 ini difokuskan pada pembahasan menyangkut beberapa isu yang dipandang
penting dalam penyusunan keenam standar teknis yang sedang disusun, yaitu:
a. Pengendalian pemanfaatan ruang;
b. Pengembangan kawasan agropolitan sebagai bagian dari kawasan perdesaan;
c. Peraturan zonasi
F. Peserta Kegiatan
1. Kabag Perundang-undangan II, Biro Hukum, Kementerian PU;
2. Kabag Hukum dan Perundang-undangan; Sestditjen Penataan Ruang;
3. Kasubdit Pengaturan, Direktorat Penataan Ruang Wilayah Nasional;
4. Kasubdit Pengaturan, Direktorat Perkotaan;
5. Kasubdit Pengaturan, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I;
6. Kasubdit Pengaturan, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II;
7. Kasubdit Kebijakan, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II;
8. Kasubdit Bimbingan Teknis Wilayah II A, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang
Daerah Wilayah II;
9. Kasubdit Bimbingan Teknis Wilayah II B, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang
Daerah Wilayah II;
10. Kasubdit Pengendalian, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II;
11. DR. Hardian, SH, MM, Kasi Wilayah II A, Subdit Wilayah II, Direktorat Penataan
Ruang Wilayah Nasional;
12. Ir. Hery Ansary, Kasubag Tata Usaha, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah
Wilayah II;
13. Ir. Bambang Ismubagio, MUP, Jabatan Fungsional;
14. Ir. Cut Safana, CES, Jabatan Fungsional Direktorat Pembinaan Penataan Ruang
Daerah Wilayah II;
15. Drs. Eko Hadi Sampurno, CES, Jabatan Fungsional Direktorat Pembinaan Penataan
Ruang Daerah Wilayah II;
16. Ir. Hardjono Dwidjowinarto, CES, Jabatan Fungsional Direktorat Pembinaan
Penataan Ruang Daerah Wilayah II;
17. Ir. Herman Sobana, Jabatan Fungsional;
18. Drs. Buyung Nazer Rauf, Jabatan Fungsional;
19. Subdit Pengaturan, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II;
20. Staf Profesional Subdit Pengaturan, Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah
Wilayah II.
G. Penutup