Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang yang akan dibahas pada sub bab ini meliputi latar
belakang kerja praktekdan latar belakang materi kerja praktek atau
pekerjaan yang telah dikerjakan oleh praktikan.
1.1.1 Latar Belakang Kerja Praktik
Perencaanan wilayah dan kota adalah ilmu yang menjelaskan
kondisi ruang masa kini dan merencanakannya untuk kebutuhan masa yang
akan datang. Praktek adalah mata kuliah mahasiswa yang dilakukan di
masyarakat maupun perusahaan atau instansi untuk mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh dan melihat relevansinya di masyarakat. Kerja praktek di
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional
ini adalah salah satu prasyarat untuk kelulusan mahasiswa Program Studi
Teknik Perencanaan Wilayah & Kota. Kerja praktek ini Merupakan mata
kuliah yang dapat diprogram setelah menempuh jumlah 108 sks, mengikuti
dan lulus program studio proses, studio perencanaan kota, serta studio
perencanaan wilayah. Sehingga kegiatan kerja praktek ini merupakan salah
satu bagian penting untuk mengetahui atau mengevaluasi kemampuan
mahasiswa dalam menyerap materi selama masa perkuliahan. Bagian
pentingnya, tujuan dari kerja praktek yaitu mahasiswa Perencanaan Wilayah
dan Kota memperoleh pengalaman praktek kerja di lapangan, sebagai bekal
untuk terjun ke dunia kerja nantinya. Dengan melaksakan kerja praktek ini,
kepekaan mahasiswa sebagai ahli perencana dilapangan, untuk membaca
potensi maupun peluang, masalah maupun tantantangan yang timbul dalam
proses perencanaan ruang wilayah dan kota. Sehingga menghasilkan produk
tata ruang yang berkualitas.
Produk Perencanaan yang dikerjakan oleh praktikan selama kerja
praktek adalah “Revisi Dokumen RTRW Kabupaten Manokwari Tahun
2013-2033” melalui penyusunan laporan peninjauan kembali rencana tata
ruang wilayah (RTRW) ini mahasiswa di latih untuk mengetahui hal yang
harus di lakukan sebelum melakukan revisi RTRW yaitu dengan
melaksanakan penijauan terlebih dahulu agar dapat mengetahui apakah
RTRW tersebut masih valid atau sudah tidak valid karena mengalami
perubahan pada data maupun pedoman yang di gunakan.
1.1.2 Latar Belakang Materi Kerja Praktik
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah penjabaran
RTRW Provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
2

kabupaten yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana


pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan
wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana
pola ruang operasional.
Dokumen RTRW Kabupaten berisi arahan kebijakan strategi
penataan ruang kabupaten yang berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan
RPJPD dan RPJMD, acuan untuk mewujudkan keseimbangan
pembangunan wilayah kabupaten, sebagai pedoman penyusunan rencana
rinci tata ruang serta dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan/pengembangan wilayah kabupaten.
Mengingat pentingnya RTRW Kabupaten sebagai dokumen yang
memadukan pembangunan wilayah kabupaten, menyerasikan pembangunan
wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya serta menjamin terwujudnya
tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas, maka Kabupaten
Manokwari merasa perlu untuk menyusun RTRW yang sesuai dengan
dinamika perubahan dan isu strategis wilayah.
Berdasar amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, bahwa Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten dilakukan 1 kali dalam 5 tahun. Peninjauan
Kembali terhadap RTRW Kabupaten Manokwari yang telah dilaksanakan,
merupakan suatu bentuk upaya evaluasi terhadap RTRW Kabupaten
Manokwari.
Proses Revisi RTRW Kabupaten diatur khusus pada Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang khususnya dalam Pasal 87 :
(1) Perumusan rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan
kembali rencana tata ruang berupa:
a. Rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap rencana tata
ruang; atau
b. Rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap rencana tata
ruang.
(2) Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang menghasilkan
rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap rencana tata ruang
dapat disertai dengan usulan untuk dilakukan penertiban terhadap
pelanggaran rencana tata ruang.
(3) Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang menghasilkan
rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap rencana tata ruang,
revisi rencana tata ruang dilaksanakan dengan tetap menghormati hak
3

yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
Pasal 88 Ayat (3)
Rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota dilakukan apabila :
a. Terjadi perubahan kebijakan nasional dan perubahan kebijakan
provinsi yang mempengaruhi penataan ruang wilayah
kabupaten/kota; dan/atau
b. Terdapat dinamika pembangunan kabupaten/kota yang menuntut
perlunya dilakukan peninjauan kembali dan revisi rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota.
Pasal 89
Revisi terhadap rencana tata ruang dilakukan berdasarkan prosedur
penyusunan dan prosedur penetapan rencana tata ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 (Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional), Pasal 27 (Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi), Pasal 32 (Penyusunan dan Penetapan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten), Pasal 35-38 (Penyusunan dan Penetapan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota), Pasal 43-44 (Penyusunan dan
Penetapan Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan), Pasal 53-58 (Prosedur
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis), Pasal 61-62
(Prosedur Penyusunan Rencana Tata Ruang untuk Rencana Detail Tata
Ruang), Pasal 67 (Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan yang Merupakan Bagian Wilayah Kabupaten), Pasal
69-70 (Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
yang Mencakup 2 (Dua) atau Lebih Wilayah Kabupaten/Kota pada Satu
atau Lebih Wilayah Provinsi) serta Pasal 75-76 (Penyusunan dan Penetapan
Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan yang Merupakan Bagian Wilayah
Kabupaten), Pasal 77-78 (Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang
Kawasan Perdesaan yang Mencakup 2 (Dua) atau Lebih Wilayah
Kabupaten pada Satu atau Lebih Wilayah Provinsi), Pasal 79-80
(Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Agropolitan).
Pasal 90
(1) Revisi terhadap rencana tata ruang yang materi perubahannya tidak
lebih dari 20% (dua puluh persen), penetapannya dapat dilakukan
melalui perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana
tata ruang.
(2) Jangka waktu rencana tata ruang hasil revisi berakhir sampai dengan
berakhirnya jangka waktu rencana tata ruang yang direvisi tersebut.
4

Pasal 91
Revisi terhadap rencana tata ruang dilakukan bukan untuk
pemutihan terhadap penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Berdasarkan penjelasan di atas maka diperlukan kegiatan Penyusunan
Revisi RTRW Kabupaten Manokwari yang mengacu pada Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi
dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota serta Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan
Kota.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai yaitu, tujuan dan sasaran dari
kerja praktek dan Materi Kerja Praktek Lebih jelasnya sebagi berikut:

1.2.1 Tujuan dan Sasaran Kerja Praktik


Tujuan dari kerja praktek ini adalah memberi gambaran dan kegiatan
serta pengalaman, ilmu, dan pengetahuan bagaimana mengerjakan sebuah
penyusunan dokumen perencanaan dari tahap awal hingga tahap akhir
kepada mahasiswa Perencanaan wilayah dan Kota pada saat bekerja baik
disuatu perusahaan ataupun di lembaga instansi yang bergerak dibidang
perencanaan wilayah. Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran yang akan
dicapai dalam kerja praktek ini yaitu :
 Memberikan kesempatan pada Mahasiswa Perencanaan Wilayah
dan Kota untuk ambil bagian dalam proses penyusunan dokumen
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari mulai
dari ekspose, Forum Group Discussion (FGD) penyusunan laporan
dari Lapdal, antara, hingga akhir, dan revisi laporan dari lapdal
hingga akhir
 Melatih Mahasiswa perencanaan wilayah dalam dunia kantor yang
bergerak dibidang tata ruang
 Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang disiplin dan
profesionalitas di dunia kerja
1.2.2 Tujuan dan Sasaran Materi Kerja Praktik
1.2.2.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah Tersusunnya dokumen Revisi
RTRW Kabupaten Manokwari Tahun 2013-2033 yang terdiri dari Materi
Teknis (Naskah Akademis), Draft Peraturan Daerah Revisi RTRW dan Peta
(Peta Dasar, Tematik dan Rencana).
5

1.2.2.2 Sasaran
Adapun sasaran dari Penyusunan Revisi Dokumen RTRW
Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut :
a. Sinkronisasi hasil Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Manokwari;
b. Mengidentifikasi dan menganalisis data terkini, dinamika
perubahan serta isu strategis baik yang terjadi pada wilayah
perencanaan maupun sekitar wilayah perencanaan;
c. Merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang;
d. Menganalisis dan merencanakan rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang kabupaten;
e. Merumuskan indikasi program lingkup keruangan (spatial)
dalam rentang 20 tahun (selama masa berlakunya RTRW);
f. Menetapkan kawasan strategis kabupaten;
g. Merumuskan arahan pemanfaatan ruang kabupaten;
h. Merumuskan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten; dan
i. Penyusunan draft Rancangan Peraturan Daerah RTRW
Kabupaten Manokwari.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas adalah ruang lingkup lokasi dan ruang
lingkup materi dalam Materi Kerja Prakteksebagai berikut:

1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah


Secara administratif wilayah Kabupaten Manokwari terdiri dari 9
distrik terdiri atas 164 desa dan 9 kelurahan. Luas wilayah secara
keseluruhan adalah 4.650,32 Km². Orientasi wilayah perencanaan dapat
dilihat pada peta.
Secara geografis wilayah Kabupaten Manokwari terletak diantara
kepala burung Pulau Papua pada posisi di bawah garis khatulistiwa antara
132°35´ - 134°45´ Bujur Timur, dan 0°15´ - 3°25´ Lintang Selatan. Sejak
tahun 2013 Kabupaten Manokwari mengalami pemekaran menjadi tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan
Manokwari Pegunungan Arfak. Selain terjadi pemekaran, terdapat empat
distrik yang bergabung dengan Kabupaten Tambrauw. Oleh karenanya di
tahun 2013 jumlah distrik yang semula 29 buah berkurang menjadi
sembilan (9) distrik.
6

Adapun batas administrasi Kabupaten Manokwari adalah sebagai


berikut :
 Sebelah Utara : Samudera Pasifik
 Sebelah Selatan : Kabupaten Pegunungan Arfak dan
Manokwari Selatan
 Sebelah Barat : Kabupaten Tambrauw
 Sebelah Timur : Samudera Pasifik
Wilayah perencanaan dari kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Manokwari adalah meliputi 9 distrik yang ada yaitu ;

1. Distrik Warmare
2. Distrik Prafi
3. Distrik Manokwari Barat
4. Distrik Manokwari Timur
5. Distrik Manokwari Utara
6. Distrik Manokwari Selatan
7. Distrik Tanah Rubu
8. Distrik Masni
9. Distrik Sidey
Dapat terlihat pada Peta 1.1 Peta Wilayah Administrasi
Kabupaten Manokwari.

Tabel 1.1 Distrik, Kelurahan dan Kampung di Kabupaten


Manokwari
No. Distrik Kelurahan Kampung
1. Warmare  Aiwow
 Amber
 Asarbey
 Bahamyenti
 Dindey
 Duweibey
 Duwin
 Figoud
 Guentuy
 Hingk
 Iboisrati
 Ibuwau
 Indisey
 Indonbey
 Kipuwau
7

No. Distrik Kelurahan Kampung


 Kwau
 Madrat
 Meny
 Mingre
 Minoqbei
 Mokwam
 Nimbay
 Ngungguen
 Snaimboy
 Sotea
 Sraindabey
 Subsay
 Syou
 Tanah Merah
 Warmare
 Umcen
2. Prafi  Aimasi/SP III
 Bedip Matoa
 Bogor
 Desay
 Ingkwoisi
 Kali Amin
 Kerenu
 Lismaungu
 Mebji
 Prafi Mulya
 Somi
 Udapi Hilir
 Umbuy
 Uhyehebrig
 Wasegi Indah
 Waseki Pop
3. Manokwari Barat  Amban  Ingramui
 Manokwari Barat  Soribo
 Manokwari Timur  Tanah Merah
 Padarni Indah
 Sanggeng  Udopi
 Wosi
4. Manokwari Timur  Pasir Putih  Aipiri
 Arowi
 Ayambori
 Bakaro
 Mansinam
 Susweni
8

No. Distrik Kelurahan Kampung


5. Manokwari Utara  Asai
 Bremi
 Cabang Dua
 Indou Oufa
 Inoduas
 Inya
 Lebau
 Mandopi
 Meyes
 Meyunfoka
 Mubraidiba
 Mubri
 Pami
 Sairo
 Saubeba
 Singgimeba
 Tanah Rubuh
 Teluk Mubri
 Warbefor
 Yonggam
 Yoom I
 Yoom II
6. Manokwari Selatan  Anday  Acemo
 Sowi  Anggresi
 Dihara
 Dobut
 Katebu
 Maruni
 Masyepi
 Misapmeysi
 Mupi
 Ngunimbouw
 Waluri
 Wasai
 Wamesa
 Warkomi
 Warmomi
 Warswami
7. Tanah Rubu  Ayawi
 Cuyehep
 Hanghouw
 Imbeisika I
 Imbeisika II
 Imboiti
9

No. Distrik Kelurahan Kampung


 Imhasuma
 Indibo
 Mbatma
 Menyumfoku
 Mirowi
 Misabugoid
 Ningdip
 Rembuy
 Warami
 Wariari
 Warkapi
 Warmawai
 Warnyeti
 Wedoni
 Ukemboisi
 Ukopti
 Umnum
 Urwambei
8. Masni  Aska
 Aurmios
 Bowi Subur
 Igor
 Inyei
 Jowen
 Kali Merah
 Koyani
 Makwan
 Macuan
 Mansaburi
 Mantedi
 Masni
 Meiforga
 Merejemeg
 Meyeruk
 Meyof II
 Membowi
 Moubja
 Muara Prafi
 Muara Wariori
 Prafi Barat
 Ririnfos
 Sembab
 Sibuni
 Sumber Boga/SP
10

No. Distrik Kelurahan Kampung


7
 Wamfoura
 Wariori
 Wariori Indah
 Undi
 Urey
 Yensum
 Yonsoribo
9. Sidey  Kassi
 Kaironi
 Manggupi
 Meyof I
 Saray
 Sidey
 Sidey Baru
 Sidey Jaya
 Sidey Makmur
 Waramui
 Wariki
 Womnowi
Sumber: KDA Manokwari 2018
11

Peta 1.1 Peta Ruang Lingkup Kabupaten Manokwari


12

1.2.2 Ruang Lingkup Materi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16
Tahun 2009 mengenai Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten maka
langkah kegiatan yang dilakukan untuk menyusun RTRW Kabupaten
Manokwari adalah :
1. Kegiatan Persiapan
2. Pengumpulan Data
3. Pengolahan dan Analisa Data
4. Penyusunan Konsep RTRW Kabupaten
5. Penyusunan Raperda RTRW Kabupaten
1.4 Litelatur Materi
Dasar hukum penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah
Kabupaten Manokwari ini dilakukan berlandaskan pada:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
3. Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 3034);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 3183);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya : (Lembaran
Negara Tahun 1990 Nomor 1976, Tambahan Lembaran Negara
Tahun 1990 Nomor 3419);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3881);
8. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3888);
9. Undang–Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara RepubIik Indonesia
Nomor 4247);
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
11. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
13

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4444);
15. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);
16. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
17. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746);
18. Undang–undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4866);
19. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4866);
20. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
21. Undang–undang Nomor 17 Tahun 2009 Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4700);
22. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5025);
23. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
24. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
14

Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5059);
25. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Perkotaan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5068);
26. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);
27. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2014
Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5188);
28. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5214);
29. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
30. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
31. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492);
32. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512);
33. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
34. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi
Tanah dan Air (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5608);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan
Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3350);
15

36. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna


Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3815) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 190,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3910);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4532);
42. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
43. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489);
44. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);
45. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
46. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan;
47. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik
16

Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4761);
48. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelengaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, 0Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
49. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5004);
50. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5048);
51. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi
Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5085);
52. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5086);
53. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5098);
54. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
55. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5106);
56. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5110);
57. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);
17

58. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan


dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5142);
59. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
60. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi
dan Pasca Tambang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 5172);
61. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan
dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185);
62. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5221);
63. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
64. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5279);
65. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282);
66. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem
Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5283);
67. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 48);
68. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
18

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 55, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5288);
69. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian
Peta Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 5393);
70. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5468);
71. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5502);
72. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Repubik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
73. Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan
Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 365, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5806);
74. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran
Negara Republik indonesiaTahun2016 Nomor 228, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
75. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041;
76. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
77. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern;
78. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
19

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
79. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2015
Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 366);
80. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 49/PRT/1990 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Izin Penggunaan Air dan atau Sumber
Air;
81. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
34/PERMEN/M/2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan
Perumahan;
82. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
83. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,
Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang;
84. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2007
tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana
Longsor;
85. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
86. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
87. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
88. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan;
89. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
02/PER/M.KOMINFO/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan
dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
90. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan;
91. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);
20

92. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang


Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan
Terpadu di Daerah;
93. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
94. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Daerah;
95. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan
Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009; Nomor
07/PRT/M/2009; Nomor 19/PER/ M.KOMINFO/03/2009, Nomor
3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan
Bersama Menara Telekomunikasi;
96. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan
dan Permukiman di Daerah;
97. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Non Hijau (RTNH) di Wilayah Perkotaan /Kawasan Perkotaan;
98. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2009
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang;
99. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun
2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan
Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
100. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun
2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis;
101. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah;
102. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerja Sama Antar daerah;
103. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2009
tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;
104. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
105. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.71/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan
Kota;
106. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;
21

107. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2010


tentang Pedoman Pengamanan Pantai;
108. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;
109. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
13/PERMENTAN/OT.140/1/2010 tentang Persyaratan Rumah
Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan Daging (Meat
Cutting Plant);
110. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2010
tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan;
111. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010
tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian
Jalan;
112. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 Tahun 2010
tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2012 tentang
Pedoman Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Jalan;
113. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah;
114. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.85/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Jasa Perjalanan Wisata;
115. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Penyediaan Akomodasi;
116. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.87/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Jasa Makanan dan Minuman;
117. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.88/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Kawasan Pariwisata;
118. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.90/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Daya Tarik Wisata;
119. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.91/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi;
120. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.95/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Jasa Informasi Pariwisata;
121. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.96/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Wisata Tirta;
22

122. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 25 Tahun


2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perumahan Murah;
123. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air;
124. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis;
125. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus;
126. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
127. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2011
tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Tambak;
128. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
129. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
130. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan;
131. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
132. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2011 tentang
Pedoman Fasilitasi Pengaduan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;
133. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2011 tentang
Perpotongan dan/atau Persinggungan antara Jalur Kereta Api
dengan Bangunan Lain;
134. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 43 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional;
135. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2012
tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan;
136. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2012
tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan;
137. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
138. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
23

139. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2012


tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah;
140. Peraturan Menteri ESDM Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi & Sumber Daya
Mineral Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha
Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara;
141. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28
Tahun 2012 tentang Tata Cara Permohonan Wilayah Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum;
142. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima;
143. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2012
tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan,
Lahan, dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
144. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012 tentang
Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api;
145. Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2013 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi
Dalam Penetapan Rancangan Perda Tentang Rencana Rinci Tata
Ruang Kabupaten;
146. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013
tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;
147. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
148. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang;
149. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2014
tentang Pedoman Pemanfaatan Ruang Di Dalam Bumi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 268);
150. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014
tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan
Perkotaan;
151. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Perencanaan Tata Ruang
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1077);
24

152. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 647);
153. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 08/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan
Jaringan Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 533);
154. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 18
Tahun 2015 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum
pada Saluran Udara Tegangan Tinggi, Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi, dan Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah
untuk Penyaluran Tenaga Listrik;
155. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
156. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;
157. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman Penetapan
Kawasan Cagar Alam Geologi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1662);
158. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 40/M-IND/PER/6/2016
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Kawasan Industri (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 989);
159. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016
tentang Besaran Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Untuk
Klasifikasi Usaha Industri (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1089);
160. Peraturan Menteri Agraria dan Penataan Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah;
161. Peraturan Menteri Agraria dan Penataan Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pemberian Persetujuan Substansi dalam Rangka Penetapan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota;
162. Peraturan Menteri Agraria dan Penataan Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan
Kabupaten/Kota;
163. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 116 Tahun 2017 tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
25

164. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 04 Tahun 2013


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat; dan
165. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari Tahun 2013-2033.
1.4.1 Istilah dan Definisi
Pengertian-pengertian yang digunakan dan berkaitan dengan
penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Manokwari
adalah sebagai berikut :
 Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
 Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
 Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
 Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola
pemanfaatan ruang.
 Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
 Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat, korporasi dan/atau pemangku
kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan
ruang.
 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang penataan ruang.
 Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang.
 Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penataan
ruang.
 Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan
hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam
penataan ruang.
26

 Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan


kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat.
 Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan
penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
 Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan
penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disebut RTRW Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Nasional, RTRW Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi.
 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah tujuan yang
ditetapkan pemerintah daerah kabupaten yang merupakan
perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang kota pada
aspek keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya
ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah arahan
pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wiiayah kota
dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
 Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten adalah penjabaran
kebijakan penataan ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian
tindakan yang lebih nyata yang menjadi dasar dalam penyusunan
rencana struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten.
 Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budi daya.
 Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
27

 Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana


susunan pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan wilayah
kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam
wilayah pelayanannya) dan sistem jaringan prasarana wilayah
kabupaten yang dikembangkan untuk melayani kegiatan skala
kabupaten, dan mengintegrasikan wilayah kabupaten.
 Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
 Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
 Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN
adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara.
 Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah
kawasan Perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten atau beberapa kecamatan/distrik.
 Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan/distrik atau beberapa desa/kelurahan.
 Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar desa.
 Sistem Jaringan Prasarana adalah Sistem jaringan prasarana
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan
untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan
prasarana skala kabupaten.
 Pola ruang adalah recana distribusi peruntukan ruang wilayah
kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
 Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.
 Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
 Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
28

 Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau


lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem
produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu
yang ditunjukkan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
 Kawasan strategis wilayah kabupaten adalah bagian wilayah
kabupten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup wilayah
kebupaten di bidang ekonomi, sosial budaya, sumberdaya alam
dan/atau teknologi tinggi, dan/atau lingkungan hidup.
 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten adalah arahan
pembangunan/pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur
ruang dan pola ruang wilayah kabupaten sesuai sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah kabupaten melalui penyusunan dan
pelaksanaan program pembangunan/pengembangan beserta
pembiayaannya dalam indikasi program utama jangka menengah
lima tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh)
tahun.
 Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang.
 Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten adalah
ketentuan umum yang mengatur pemanfaatan ruang dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap
klasifikasi peruntukan/fungsi ruang dan kawasan sekitar jaringan
prasarana sesuai dengan RTRW Kabupaten.
 Ketentuan perizinan adalah ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah kabupaten sesuai kewenangannya yang harus
dipenuhi oleh setiap pihak sebelum pemanfaatan ruang dengan
tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan
ditetapkan.
 Ketentuan insentif dan disinsentif adalah ketentuan yang
diterapkan oleh pemerintah daerah kabupaten untuk mendorong
pelaksanaan pemanfaatan ruang agar sesuai dengan rencana tata
ruang dan untuk mencegah pemanfaatan runag yang tidak sesuai
rencana tata ruang.
 Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa
saja yang melakukan pelanggaran ketentuan kewajiban
pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang
berlaku.
 Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya
disingkat BKPRD adalah Badan yang bersifat ad-hoc di Provinsi
dan di Kota dan mempunyai fungsi membantupelaksanaan tugas
29

Gubernur dan Bupati/Walikota dalamkoordinasi penataan ruang di


daerah.

1.5 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Waktu yang di butuhkan praktikan dalam melakukan kerja
praktek ini adalah 3 bulan terhitung dari bulan September - November
1.6 Jenis Laporan Yang Dikerjakan
Jenis laporan yang dikerjakan dalam kegiatan ini adalah laporan
Revisi Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manokwari baik
laporan maupun peta.
1.7 Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup,
literature materi, waktu pelaksanaan kerja praktek, jenis laporan yang
dikerjakan dan sistematikan pembahasan.
BAB II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Pada bab II ini berisikan tentang prosedur dan persyaratan dalam mengikuti
kerja praktek dan profil instansi tempat kerja praktek serta kedudukan
praktikan dalam Kerja Praktek. Dalam bab ini juga dibahas mengenai
konsultan tempat praktikan menjalani Kerja Praktek.
Bab III MATERI DASAR KERJA PRAKTEK
Dalam bab III ini berisikan tentang materi dasar yang dikerjakan dalam
kegiatan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Manokwari Tahun 2013-2033
Bab IV APRESIASI PRAKTIKUM
Dalam bab IV ini berisikan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan
praktikan selama kerja praktek dan juga Penyusunan Revisi Dokumen
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari Tahun 2013-
2033.
Bab V PENUTUP
Dalam bab V ini membahas mengenai kesimpulan dari materi yang
disampaikan serta saran atau kesan pesan terhadap materi kerja praktek,
pesan dan kesan terhadap tempat kerja praktek, dan saran kepada calon
praktikan yang nantinya akan menjalani Kerja Praktek.
30

Anda mungkin juga menyukai