Anda di halaman 1dari 2

Biaya Saham Biasa Baru

Perusahaan biasanya menggunakan banker investasi ketika menerbitkansaham biasa atau


preferen, dan terkadang unutuk menerbitkan obligasi. Dengan imbalan komisi, banker investasi
membantu perusahaan menyusun persyaratan- persyaratan dan menentukan harga emisi,
kemudian menjual emisi tersebut kepadainvestor. Komisi banker disebut biaya emisi, dan total
biaya modal yang dihimpunmencerminkan pengembalian yang diminta oleh investor ditambah
biaya emisi.Sering kali bagi kebanyakan perusahaan, jumlah biaya emisinya tidak terlalutinggi
untuk dicemaskan karena (1) sebagian besar ekuitas berasal dari labaditahan, (2) sebagian
besar utang dihimpun dari bank dan penempatan pribadi sehingga tidak melibatkan biaya emisi,
dan (3) jarang digunakannya saham preferen. Jadi, dalam pembahasan kita hingga saat ini, kita
telah mengabaikan biaya emisi. Namun,seperti yang nanti akan kita lihat dalam kotak
tambahan, jumlah biaya emisi data substansial, bervariasi bergantung pada besarnya emisidan
jenis modal yang dihimpun. Sekarang akan dijelaskan dua pendekatan yangdapat digunakan
untuk menghitung biaya emisi ketika perusahaan menggunakan banker investasi untuk
menghimpun modal.
1.

Menambah Biaya Emisi dalam Biaya Proyek


Dalam pendekatan pertama kita menambahkan estimasi jumlah dolar biaya emisi untuk
masing-masing proyek ke biaya awal proyek. Pada babselanjutnya, akan dijelaskan bahwa
proyek-proyek pengaggaran moal biasanya melibatkan suatu pengeluaran kas di muka yang
diikuti olehserangkaian arus kas masuk. Kita dapat menambahkan biaya emisi yangdibutuhkan,
dihitung dari jumlah biaya emisi untuk utang, saham preferen,dan saham biasa yang digunakan
untuk mendanai proyek, ke dalam biayainvestasi awal. Biaya investasi yang lebih tinggi, maka
tingkat pengembalianyang diharapkan dan NPV proyek akan turun.
2.

Kenaikan Biaya Modal


Pendekatan kedua berhubungan dengan penyesuaian biaya modal dan bukan meningkatkan
biaya proyek. Jika perusahaan berencana untuk terusmenggunalan modal di masa depan,
seperti yang biasanya berlaku untukekuitas, maka secara teori pedekatan kedua ini lebih baik.
Proses penyesuaian tersebut didasarkan atas dasar pemikiran berikut. Jika terdapat biaya
emisi, perusahaan emiten hanya menerima sebagian modal yangdiberikan oleh investor,
sisanya akan diterima oleh penjamin. Untukmemberikan tingkat pengembalian yang diminta
investor, mengingat jumlah
uang yang tersedia bagi perusahaan lebih kecil dibandingkan jumlah yang
diberikan oleh investor, maka setiap dolar yang diterima harus “bekerja leb
ih
keras” yang artinya perusahaan harus mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi dari yang diminta oleh investor atas dana yangmereka berikan. Tingkat
pengembalian yang lebih itnggi adalah biaya ekuitas yangdisesuaikan dengan biaya
emisi.Pendekatan DCF dapat diadaptasi unutuk memperhitungkan biayaemisi, dengan
menggunakan persamaan berikut ini untuk biaya saham biasa baru (r
e
).r
e
=

(−)
+g
Di sini, F = biaya emisi yang dibutuhkan untuk menjual saham baru,sehingga

0
(1)
adalah harga bersih perlembar saham yang diterima oleh perusahaan.
3.

Kapan Ekuitas Eksternal Bisa Digunakan?


Oleh karena adanyya biaya emisi, dolar yang dihimpun dengan
menjuak saham baru harus “bekerja lebih keras” dibandingkan dolar yang
dihasilkan dari laba ditahan. Terlebih lagi, karena tidak ada biaya emisi yangterlihat, biaya laba
ditahan lebih kecil dibandingkan saham baru. Jadi,sebaiknya perusahaan sebisa mungkin
memanfaatkan laba ditahan. Akantetapi, jika suatu perusahaan memiliki lebih banyak peluang
investasi yang baik dapat didanai dengan laba ditahan ditambah utang yang didukung lehlaba
ditahan terebut, perusahaan mungkin perlu menerbitkan saham biasa baru. Jumlah total modal
yang dihimpun selanjutnya harus diterbitkan saham baru dinyatakan sebagai titik puncak laba
ditahan (
retained earningbreakpoint
), dan dpat dihitung sebgai berikut:Titik puncak laba ditahan =
Tambahan atas laba ditahan/Pecahan ekuitas

Anda mungkin juga menyukai