KULIAH TUGAS 1
Soal :
1. Apakah Kehadiran Social Enterprise akan Memperkaya Entrepreneurship?
Iklim kewirausahaan di dunia, bahkan Indonesia mulai mengalami pergeseran. Sebelumnya
istilah entrepreneur atau wirausaha begitu terkenal di kalangan masyarakat. Saat ini, istilah
entrepreneur mulai tergantikan dengan istilah wirausaha sosial atau social enterprise. Sudah ada
sekitar 100 negara yang telah mengadopsi konsep social enterprise ini dengan 303 kebijakan dan
instrumen yang sudahdihasilkan secara global.
Hal tersebut juga lantas membuat Bank DBS Indonesia yang fokus dalam menciptakan lingkungan dan
bisnis yang berkelanjutan, untuk bergerak bersama wirausaha sosial di lima tahun terakhir. Lantas,
apa sebenarnya yang dimaksud dengan social enterprise? Istilah yang juga dikenal dengan wirausaha
sosial ini merupakan kewirausahaan yang menggabungkan konsep dasar bisnis yaitu mencari
keuntungan dengan tujuan atau kewajiban tambahan yaitu membantu lingkungan sosial, dalam hal
ini menjawab suatu permasalahan yang ada di masyarakat.
Suatu kewirausahaan tidak hanya memaksimalkan keuntungan atau pendapatannya, tetapi juga
selarasdengan peningkatan manfaat yang diberikan untuk menjawab permasalahan sosial. Sehingga,
socialenterprise memiliki model bisnis yang efektif untuk mendukung kemandirian, keberlanjutan,
danpengembangan skala dampak sosialnya. Di Indonesia sendiri, perkembangan social enterprise
mulai memperlihatkan wujud dan hasil yangmenjanjikan. Misalnya, terdapat Yayasan Cinta Anak
Bangsa yang telah memberikan akses pendidikankepada lebih dari dua juta anak-anak tidak mampu.
Selain itu, ada Koperasi Mitra Dhuafa yang sudahmemberi akses layanan keuangan dasar yang layak
kepada lebih dari 600.000 masyarakat miskin danberpenghasilan rendah. Bina Swadaya, organisasi
yang telah berdiri lebih dari 50 tahun, juga telahmengembangkan ratusan ribu Kelompok Swadaya
Masyarakat di Indonesia agar masyarakat lokal sadar dan mampu mengembangkan diri mereka
sendiri. DBS Foundation mendukung tumbuh kembang social enterprise atau wirausaha sosial di
Indonesia telahmelakukan berbagai kegiatan dan program dukungan, dimulai dari sesi mentoring
hingga dana hibah.Sebagai salah satu program dukungan terhadap tumbuh-kembangnya wirausaha
sosial di Indonesia, DBS Foundation bersama UKM Center FEB UI telah menerbitkan buku berjudul
“Berani Jadi Wirausaha Sosial?” di tahun 2016. Penerbitan buku tersebut membuat DBS Foundation
sebagai yayasan yangmenjadi bagian dari Bank DBS Indonesia menjadi pelopor sekaligus pemain
utama di industri yangmengedukasi masyarakat Indonesia perihal social enterprise.
Guna melanjutkan seri pertama dan memberikan informasi, kondisi dan kiat terkini atas
socialenterprisebdi Indonesia, pada akhir Agustus 2020 ini, DBS Foundation kembali bekerja sama
denganUKM Center FEB UI untuk menerbitkan seri lanjutan dengan judul “Profit untuk Misi Sosial”.
Buku ini dapat menjadi referensi dari berbagai kalangan; bagi masyarakat yang ingin mulai
mengembangkan bisnis menjadi social enterprise termasuk kalangan bisnis yang ingin
bertransformasi ke bisnis sosial yang ingin mendapatkan wawasan lebih. Buku baru ini, diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesiatentang wirausaha social.
Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia,Mona Monika,
menjelaskan, dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar
berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan
finansial.Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama
‘BantuanPemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya.
Bantuan tersebutdiberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan
maksimal tiga tahundengan pendanaan maksimal Rp12 Juta per usaha.
Selain pemerintah, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang
memberikan hibah sebesar Sin$ 50.000- 250.000 melalui program Social Enterprise Grant DBS
Foundation setiap tahunnya. Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki
modelbisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk
Indonesia.Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi
banyak pihak.Bagaimana tidak? Social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis
sambilmenyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara
berkelanjutan. Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih
membutuhkan dukungan dimana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon
wirausaha sosial, menjadikan social enterprise sebagai ‘future of business’.
sumber:
https://swa.co.id/swa/csr-corner/apakah-kehadiran-social-enterprise-akan-memperkaya-
entrepreneurship
Berdasarkan kasus di atas, maka:
Berikan Analisa Anda mengenai pernyataan istilah entrepreneur mulai tergantikan dengan social
enterprise. Kaitkan jawaban Anda dengan teori
Jawaban :
1. Analisa saya mengenai kasus tersebut, Sedikit demi sedikit kata entrepreneur akan mulai
tergantikan dengan istilah tersebut. Dulu istilah entrepreneur dikenal sebagai pekerjaan yang
sangat populer karena dapat menghidupi diri sendiri dari apa yang telah dikembangkan.
ada umumnya bisnis tersebut akan menjadi brand terkenal yang dikenal banyak orang sehingga
menguntungkan pemiliknya sendiri
Sekarang, kebanyakan anak muda termasuk para generasi milenial mengembangkan usahanya
bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk kehidupan sosial sekitarnya.
Social enterprise atau perusahaan sosial adalah sebuah ide bisnis yang menggabungkan antara
konsep dasar berdagang yaitu mencari keuntungan dengan kewajiban kita membantu lingkungan
sosial, di mana sebuah perusahaan akan memaksimalkan pendapatannya sejalan dengan manfaat
yang diberikan kepada masyarakat.
Jadi secara prinsip, hasil keuntungan akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendanai
program sosial yang sudah direncanakan.
2.