Anda di halaman 1dari 5

EKMA4370-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : EKMA4370/Kewirausahaan
Tugas :2

No. Soal
1. Apakah Kehadiran Social Enterprise akan Memperkaya Entrepreneurship?

Iklim kewirausahaan di dunia, bahkan Indonesia mulai mengalami pergeseran. Sebelumnya


istilah entrepreneur atau wirausaha begitu terkenal di kalangan masyarakat. Saat ini, istilah entrepreneur
mulai tergantikan dengan istilah wirausaha sosial atau social enterprise. Sudah ada sekitar 100 negara
yang telah mengadopsi konsep social enterprise ini dengan 303 kebijakan dan instrumen yang sudah
dihasilkan secara global.

Hal tersebut juga lantas membuat Bank DBS Indonesia yang fokus dalam menciptakan lingkungan dan
bisnis yang berkelanjutan, untuk bergerak bersama wirausaha sosial di lima tahun terakhir. Lantas, apa
sebenarnya yang dimaksud dengan social enterprise? Istilah yang juga dikenal dengan wirausaha sosial
ini merupakan kewirausahaan yang menggabungkan konsep dasar bisnis yaitu mencari keuntungan
dengan tujuan atau kewajiban tambahan yaitu membantu lingkungan sosial, dalam hal ini menjawab suatu
permasalahan yang ada di masyarakat.

Suatu kewirausahaan tidak hanya memaksimalkan keuntungan atau pendapatannya, tetapi juga selaras
dengan peningkatan manfaat yang diberikan untuk menjawab permasalahan sosial. Sehingga, social
enterprise memiliki model bisnis yang efektif untuk mendukung kemandirian, keberlanjutan, dan
pengembangan skala dampak sosialnya.

Di Indonesia sendiri, perkembangan social enterprise mulai memperlihatkan wujud dan hasil yang
menjanjikan. Misalnya, terdapat Yayasan Cinta Anak Bangsa yang telah memberikan akses pendidikan
kepada lebih dari dua juta anak-anak tidak mampu. Selain itu, ada Koperasi Mitra Dhuafa yang sudah
memberi akses layanan keuangan dasar yang layak kepada lebih dari 600.000 masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah. Bina Swadaya, organisasi yang telah berdiri lebih dari 50 tahun, juga telah
mengembangkan ratusan ribu Kelompok Swadaya Masyarakat di Indonesia agar masyarakat lokal sadar
dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri.

DBS Foundation mendukung tumbuh kembang social enterprise atau wirausaha sosial di Indonesia telah
melakukan berbagai kegiatan dan program dukungan, dimulai dari sesi mentoring hingga dana hibah.
Sebagai salah satu program dukungan terhadap tumbuh-kembangnya wirausaha sosial di Indonesia, DBS
Foundation bersama UKM Center FEB UI telah menerbitkan buku berjudul “Berani Jadi Wirausaha
Sosial?” di tahun 2016. Penerbitan buku tersebut membuat DBS Foundation sebagai yayasan yang
menjadi bagian dari Bank DBS Indonesia menjadi pelopor sekaligus pemain utama di industri yang
mengedukasi masyarakat Indonesia perihal social enterprise.

Guna melanjutkan seri pertama dan memberikan informasi, kondisi dan kiat terkini atas social
enterprisebdi Indonesia, pada akhir Agustus 2020 ini, DBS Foundation kembali bekerja sama dengan
UKM Center FEB UI untuk menerbitkan seri lanjutan dengan judul “Profit untuk Misi Sosial”. Buku ini dapat
menjadi referensi dari berbagai kalangan; bagi masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis
menjadi social enterprise termasuk kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial yang ingin
mendapatkan wawasan lebih.

1 dari 5
EKMA4370

Buku baru ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia
tentang wirausaha social. Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia,
Mona Monika, menjelaskan, dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar
berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial.
Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan
Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya. Bantuan tersebut
diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun
dengan pendanaan maksimal Rp12 Juta per usaha.

Selain pemerintah, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang
memberikan hibah sebesar Sin$ 50.000- 250.000 melalui program Social Enterprise Grant DBS
Foundation setiap tahunnya. Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki model
bisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk Indonesia.
Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi banyak pihak.
Bagaimana tidak? Social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis sambil
menyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara berkelanjutan.
Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih membutuhkan dukungan di
mana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon wirausaha sosial, menjadikan social
enterprise sebagai ‘future of business’.

sumber:
https://swa.co.id/swa/csr-corner/apakah-kehadiran-social-enterprise-akan-memperkaya-
entrepreneurship

Berdasarkan kasus di atas, maka:

Berikan Analisa Anda mengenai pernyataan istilah entrepreneur mulai tergantikan dengan social
enterprise. Kaitkan jawaban Anda dengan teori.

2. Apakah Kehadiran Social Enterprise akan Memperkaya Entrepreneurship?

Iklim kewirausahaan di dunia, bahkan Indonesia mulai mengalami pergeseran. Sebelumnya


istilah entrepreneur atau wirausaha begitu terkenal di kalangan masyarakat. Saat ini, istilah entrepreneur
mulai tergantikan dengan istilah wirausaha sosial atau social enterprise. Sudah ada sekitar 100 negara
yang telah mengadopsi konsep social enterprise ini dengan 303 kebijakan dan instrumen yang sudah
dihasilkan secara global.

Hal tersebut juga lantas membuat Bank DBS Indonesia yang fokus dalam menciptakan lingkungan dan
bisnis yang berkelanjutan, untuk bergerak bersama wirausaha sosial di lima tahun terakhir. Lantas, apa
sebenarnya yang dimaksud dengan social enterprise? Istilah yang juga dikenal dengan wirausaha sosial
ini merupakan kewirausahaan yang menggabungkan konsep dasar bisnis yaitu mencari keuntungan
dengan tujuan atau kewajiban tambahan yaitu membantu lingkungan sosial, dalam hal ini menjawab suatu
permasalahan yang ada di masyarakat.

Suatu kewirausahaan tidak hanya memaksimalkan keuntungan atau pendapatannya, tetapi juga selaras
dengan peningkatan manfaat yang diberikan untuk menjawab permasalahan sosial. Sehingga, social
enterprise memiliki model bisnis yang efektif untuk mendukung kemandirian, keberlanjutan, dan
pengembangan skala dampak sosialnya.

Di Indonesia sendiri, perkembangan social enterprise mulai memperlihatkan wujud dan hasil yang
menjanjikan. Misalnya, terdapat Yayasan Cinta Anak Bangsa yang telah memberikan akses pendidikan
kepada lebih dari dua juta anak-anak tidak mampu. Selain itu, ada Koperasi Mitra Dhuafa yang sudah
memberi akses layanan keuangan dasar yang layak kepada lebih dari 600.000 masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah. Bina Swadaya, organisasi yang telah berdiri lebih dari 50 tahun, juga telah

2 dari 5
EKMA4370-3

mengembangkan ratusan ribu Kelompok Swadaya Masyarakat di Indonesia agar masyarakat lokal sadar
dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri.

DBS Foundation mendukung tumbuh kembang social enterprise atau wirausaha sosial di Indonesia telah
melakukan berbagai kegiatan dan program dukungan, dimulai dari sesi mentoring hingga dana hibah.
Sebagai salah satu program dukungan terhadap tumbuh-kembangnya wirausaha sosial di Indonesia, DBS
Foundation bersama UKM Center FEB UI telah menerbitkan buku berjudul “Berani Jadi Wirausaha
Sosial?” di tahun 2016. Penerbitan buku tersebut membuat DBS Foundation sebagai yayasan yang
menjadi bagian dari Bank DBS Indonesia menjadi pelopor sekaligus pemain utama di industri yang
mengedukasi masyarakat Indonesia perihal social enterprise.

Guna melanjutkan seri pertama dan memberikan informasi, kondisi dan kiat terkini atas social
enterprisebdi Indonesia, pada akhir Agustus 2020 ini, DBS Foundation kembali bekerja sama dengan
UKM Center FEB UI untuk menerbitkan seri lanjutan dengan judul “Profit untuk Misi Sosial”. Buku ini dapat
menjadi referensi dari berbagai kalangan; bagi masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis
menjadi social enterprise termasuk kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial yang ingin
mendapatkan wawasan lebih.

Buku baru ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia
tentang wirausaha social. Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia,
Mona Monika, menjelaskan, dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar
berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial.
Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan
Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya. Bantuan tersebut
diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun
dengan pendanaan maksimal Rp12 Juta per usaha.

Selain pemerintah, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang
memberikan hibah sebesar Sin$ 50.000- 250.000 melalui program Social Enterprise Grant DBS
Foundation setiap tahunnya. Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki model
bisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk Indonesia.
Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi banyak pihak.
Bagaimana tidak? Social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis sambil
menyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara berkelanjutan.
Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih membutuhkan dukungan di
mana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon wirausaha sosial, menjadikan social
enterprise sebagai ‘future of business’.

sumber:
https://swa.co.id/swa/csr-corner/apakah-kehadiran-social-enterprise-akan-memperkaya-
entrepreneurship

Berdasarkan kasus di atas, maka:

Menurut Anda, bagaimana konsep dari social enterprise?


Berikan contoh kasus mengenai social enterprise selain daripada kasus di atas.

3 dari 5
EKMA4370

3. Apakah Kehadiran Social Enterprise akan Memperkaya Entrepreneurship?

Iklim kewirausahaan di dunia, bahkan Indonesia mulai mengalami pergeseran. Sebelumnya


istilah entrepreneur atau wirausaha begitu terkenal di kalangan masyarakat. Saat ini, istilah entrepreneur
mulai tergantikan dengan istilah wirausaha sosial atau social enterprise. Sudah ada sekitar 100 negara
yang telah mengadopsi konsep social enterprise ini dengan 303 kebijakan dan instrumen yang sudah
dihasilkan secara global.

Hal tersebut juga lantas membuat Bank DBS Indonesia yang fokus dalam menciptakan lingkungan dan
bisnis yang berkelanjutan, untuk bergerak bersama wirausaha sosial di lima tahun terakhir. Lantas, apa
sebenarnya yang dimaksud dengan social enterprise? Istilah yang juga dikenal dengan wirausaha sosial
ini merupakan kewirausahaan yang menggabungkan konsep dasar bisnis yaitu mencari keuntungan
dengan tujuan atau kewajiban tambahan yaitu membantu lingkungan sosial, dalam hal ini menjawab suatu
permasalahan yang ada di masyarakat.

Suatu kewirausahaan tidak hanya memaksimalkan keuntungan atau pendapatannya, tetapi juga selaras
dengan peningkatan manfaat yang diberikan untuk menjawab permasalahan sosial. Sehingga, social
enterprise memiliki model bisnis yang efektif untuk mendukung kemandirian, keberlanjutan, dan
pengembangan skala dampak sosialnya.

Di Indonesia sendiri, perkembangan social enterprise mulai memperlihatkan wujud dan hasil yang
menjanjikan. Misalnya, terdapat Yayasan Cinta Anak Bangsa yang telah memberikan akses pendidikan
kepada lebih dari dua juta anak-anak tidak mampu. Selain itu, ada Koperasi Mitra Dhuafa yang sudah
memberi akses layanan keuangan dasar yang layak kepada lebih dari 600.000 masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah. Bina Swadaya, organisasi yang telah berdiri lebih dari 50 tahun, juga telah
mengembangkan ratusan ribu Kelompok Swadaya Masyarakat di Indonesia agar masyarakat lokal sadar
dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri.

DBS Foundation mendukung tumbuh kembang social enterprise atau wirausaha sosial di Indonesia telah
melakukan berbagai kegiatan dan program dukungan, dimulai dari sesi mentoring hingga dana hibah.
Sebagai salah satu program dukungan terhadap tumbuh-kembangnya wirausaha sosial di Indonesia, DBS
Foundation bersama UKM Center FEB UI telah menerbitkan buku berjudul “Berani Jadi Wirausaha
Sosial?” di tahun 2016. Penerbitan buku tersebut membuat DBS Foundation sebagai yayasan yang
menjadi bagian dari Bank DBS Indonesia menjadi pelopor sekaligus pemain utama di industri yang
mengedukasi masyarakat Indonesia perihal social enterprise.

Guna melanjutkan seri pertama dan memberikan informasi, kondisi dan kiat terkini atas social
enterprisebdi Indonesia, pada akhir Agustus 2020 ini, DBS Foundation kembali bekerja sama dengan
UKM Center FEB UI untuk menerbitkan seri lanjutan dengan judul “Profit untuk Misi Sosial”. Buku ini dapat
menjadi referensi dari berbagai kalangan; bagi masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis
menjadi social enterprise termasuk kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial yang ingin
mendapatkan wawasan lebih.

Buku baru ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia
tentang wirausaha social. Head of Group Strategic Marketing and Communications Bank DBS Indonesia,
Mona Monika, menjelaskan, dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar
berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial.
Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan
Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya. Bantuan tersebut
diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun
dengan pendanaan maksimal Rp12 Juta per usaha.

Selain pemerintah, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang
memberikan hibah sebesar Sin$ 50.000- 250.000 melalui program Social Enterprise Grant DBS
Foundation setiap tahunnya. Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki model

4 dari 5
EKMA4370-3

bisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk Indonesia.
Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi banyak pihak.
Bagaimana tidak? Social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis sambil
menyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara berkelanjutan.
Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih membutuhkan dukungan di
mana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon wirausaha sosial, menjadikan social
enterprise sebagai ‘future of business’.

sumber:
https://swa.co.id/swa/csr-corner/apakah-kehadiran-social-enterprise-akan-memperkaya-
entrepreneurship

Menurut Anda, apakah kehadiran social enterprise akan memperkaya Entrepreneurship? Berikan Analisa
Anda.

5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai