J Intern Asional 333
J Intern Asional 333
ABSTRACT
This research was conducted in workshop PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation,
Semarang branch. Started from a finding which showed an indication that the consumer’s decision to
utilize the service of workshop PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation Semarang branch is
still low. The objective of this research was to analyze the effect of service encounter, service
convenient and product knowledge on purchase intention and purchase decision.
The approach in this research involved five variables, namely service encounter, service
convenience, product knowledge and purchase intention that can allegedly explain the low purchase
decision of services of workshop PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation Semarang branch.
The analysis of this research used Structural Equation Modeling method.
The results showed that service encounter, service convenience and product knowledge
proved positive and significant effect on purchase intention and purchase decision. While purchase
intention had negative but not significant effect on purchase decision.
Keywords: service encounter, service convenience, product knowledge, purchase intention and
purchase decision
umumnya minat akan hilang bila konsumen telepon, yang meliputi layanan pelanggan,
mengalami ketidakpuasan”. Menurut Peter dan general inquiry atau pemesanan jasa
Olson (2013), terdapat dua hal yang dapat 3. Face-to-face encounter. Face-to-face
membantu mengaktifkan minat beli, yaitu: encounter adalah interaksi langsung
1. Ingatan konsumen akan merek produk antara karyawan dan pelanggan, yang
yang berguna sebagai rencana keputusan meliputi perilaku verbal dan nonverbal,
saat konsumen dihadapkan pada situasi tangiblecues meliputi seragam karyawan
pembelian dan simbol-simbol jasa seperti peralatan,
2. Diusahakan keberadaannya, yaitu melalui brosur informasi, dan physical setting
pengintegrasian ketika konsumen Service Convenience
melakukan proses keputusan pembelian, Service convenience adalah salah satu
misalnya promosi strategi perusahaan untuk memenuhi
Service Encounter kebutuhaan berupa minimalisasi waktu dan
Salah satu definisi jasa yang dikutip usaha konsumen untuk mendapatkan manfaat
dalam literatur pemasaran jasa adalah “Setiap yang pada akhirnya timbul kepuasan dan
tindakan jasa adalah perbuatan yang dapat kepercayaan konsumen untuk kembali
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain melakukan konsumsi suatu produk atau jasa
yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak yang sama, sehingga dapat menjaga hubungan
berwujud fisik) dan tidak menghasilkan antara pelanggan dan perusahaan yang
kepemilikan sesuatu” (Kotler dan Keller dalam menyediakan jasa.
Tjiptono, 2009). Konsep pemasaran jasa Berry, et al dalam Tjiptono (2009)
secara sederhana sebagai usaha untuk mengidentifikasi lima dimensi service
mempertemukan produk atau jasa yang convenience, yaitu: decision convenience
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan (kenyamanan tujuan), access convenience
calon pelanggan yang akan menggunakan jasa (kenyamanan aksesibilitas), Transaction
tersebut, oleh karena itu jasa dan produk yang convenience (kenyamanan bertransaksi),
dihasilkan oleh perusahaan harus dapat benefit convenience (kenyaman manfaat),
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen postbenefit convenience (kenyamanan setelah
perusahaan. merasakan manfaat).
Berdasarkan perspektif pelanggan, 1. Decision convenience (kenyamanan
kesan paling utama terhadap sebuah jasa tujuan) merupakan persepsi konsumen
terjadi pada Service Encounter (moment of terhadap biaya waktu dan usaha untuk
truth), dimana pelanggan berinteraksi dengan membuat keputusan pembelian atau
perusahaan jasa (Lovelock dan Wirtz, 2011). pemakaian jasa.keputussan ini meliputi
Apabila pelanggan berinteraksi dengan apakah akan melakukan sendiri atau
penyedia jasa untuk pertama kali, service membeli jasa ( make or buy decision)
encounter berpengaruh besar pada 2. Access convenience (kenyamanan
pembentukan kesan awal atas organisasi jasa aksesibilitas), yakni persepsi konsumen
keseluruhan. terhadap biaya waktu dan usaha waktu
Zeithaml dan Bitner, (2006), mengklasifikasikan untuk menginisiasi penyampaian jasa.
service encounter ke dalam tiga jenis yaitu: Termasuk di dalamnya adalah tindakan-
1. Remote encounter. Dalam remote tindakan yang harus dilakukan pelanggan
encounter, service encounter berlangsung untuk memesan atau meminta
tanpa kontak langsung dengan karyawan. jasa/layanan dan dalam beberapa kasus,
Termasuk didalamnya yaitu pemesanan pelanggan harus ada atau hadir dalam
melalui situs internet atau jasa mail-order, rangka menerima jasa/ layanan
surat dan telegram. perusahaan.
2. Phone encounter. Phone encounter 3. Transaction convenience (kenyamanan
adalah interaksi yang dilakukan melalui bertransaksi), yaitu persepsi pelanggan
terhadap biaya waktu, dsn usaha untuk
memiliki ambang batas kenyamanan yang lebih produk yang lebih tinggi memiliki memori lebih
tinggi ketika keputusan pembelian konsumen baik, pengakuan, analisis dan kemampuan
melibatkan jasa yang kompleks atau sulit untuk logika dibandingkan dengan pengetahuan
dievaluasi. produk yang lebih rendah. Akibatnya,
Pengujian pada variabel service konsumen yang berpikir bahwa konsumen
convenience dan keputusan pembelian telah memiliki pengetahuan produk yang lebih tinggi
diteliti oleh Chang et al (2010) yang hasilnya cenderung mengandalkan insyarat instrinsik
menunjukkan bahwa service conevenience bukan stereotip untuk membuat penilaian atas
terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas produk karena konsumen menyadari
keputusan pembelian. pentingnya informasi produk.
Berdasarkan uraian di atas maka Studi yang dilakukan oleh Wahyuni &
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai Suparna (2014), Ruslim & Andrew (2012)
berikut: menunjukkan bahwa product knowledge
H4: Service convenience berpengaruh terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap
positif terhadap keputusan pembelian purchase intention. Studi yang dilakukan oleh
Yulia & Aryanto (2013) juga menunjukkan
Pengaruh Product Knowledge terhadap bahwa product knowledge terbukti berpengaruh
Purchase Intention positif signifikan terhadap purchase intention
Bagi pemasar tahap “pencarian dan keputusan pembelian.
informasi” oleh calon konsumen tentunya Berdasarkan uraian di atas maka
menjadi salah satu peluang bagi mereka untuk dikembangkan hipotesis penelitian sebagai
masuk dalam jajaran produk yang akan berikut:
dievaluasi oleh calon konsumen. Dalam hal ini H5: Product knowledge berpengaruh
pemasar akan berusaha untuk memberikan positif terhadap purchase intention
informasi seluas-luasnya mengenai
karakteristik produk yang ditawarkan Pengaruh Product Knowledge terhadap
diantaranya melalui berbagai bentuk promosi. Keputusan Pembelian
Pengetahuan konsumen akan Pengetahuan dikenal sebagai
mempengaruhi keputusan pembelian. Pada karakteristik yang mempengaruhi semua fase
saat konsumen memiliki pengetahuan yang dalam proses pengambilan keputusan. Secara
lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam spesifik, pengetahuan adalah konstruk yang
mengambil keputusan, lebih efisien, lebih tepat relevan dan penting yang mempengaruhi
dalam mengolah informasi dan mampu bagaimana konsumen mengumpulkan dan
mengingat kembali informasi dengan lebih baik mengatur informasi, seberapa banyak informasi
(Sumarwan, 2003). digunakan untuk pembuatan keputusan dan
Pentingnya tingkat pengetahuan bagaimana konsumen mengevaluasi produk
(product knowledge) konsumen terhadap suatu dan jasa (Haryadi, 2009).
merek akan mempengaruhi niatnya untuk Sedangkan product knowledge sendiri
melakukan pembelian produk tiruan. Product mengandung makna sebagai cakupan
knowledge merupakan seluruh cakupan informasi yang akurat yang disimpan didalam
informasi yang akurat yang disimpan didalam memori konsumen, yang nantinya informasi-
memori konsumen, yang nantinya informasi tersebut dapat membantu untuk
informasiinformasi tersebut dapat membantu sebagai bahan petimbangan dalam
untuk sebagai bahan petimbangan dalam menentukan tindakan selanjutnya (Sumarwan
menentukan tindakan selanjutnya (Sumarwan 2004).
2004). Studi yang dilakukan oleh Yulia &
Lin dan Lin (2007) menyatakan bahwa Aryanto (2013) pada variabel product
tingkat product knowledge dapat knowledge dan keputusan pembelian
mempengaruhi purchase intention konsumen. menunjukkan bahwa product knowledge
Secara umum, konsumen dengan pengetahuan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap
HASIL PENELITIAN
Pengujian Hipotesis
Seteleh melakukan penilaian terhadap
asumsi-asumsi yang ada pada SEM,
selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis
Sumber : Data primer yang diolah, 2016 sebagaimana diajukan pada bab terdahulu.
Pengujian ketujuh hipotesis yang diajukan
Tahap pertama dalam pengujian model dalam penelitian ini dilakukan dengan
penelitian adalah melakukan analisis kelayakan menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan
model penelitian. Adapun hasil pengujian probabilitas dari suatu hubungan kausalitas.
kelayakan pada model penelitian yang
dasar atau justifikasi. Berikut ini implikasi yang telah melakukan studi pada variabel
teoritis dari hasil penelitian ini terhadap service encounter dan perilaku keputusan
penelitian terdahulu: pembelian. Pada studi tersebut, service
1. Studi telah menunjukkan bahwa service encounter yang diukur melalui physical
encounter terbukti berpengaruh positif environment dan human contact
signifikan terhadap purchase intention. menunjukkan pengaruh yang tidak nyata
Hasil studi ini tentu saja memperkuat studi terhadap perilaku pembelian.
yang telah dilakukan oleh Liao (2014) 5. Studi telah menunjukkan bahwa service
dimana service encounter terbukti convenience terbukti berpengaruh positif
berpengaruh positif dan signifikan signifikan terhadap keputusan pembelian.
terhadap purchase intention. Hal ini berarti Pengujian pada variabel service
bahwa service encounter dapat memicu convenience dan keputusan pembelian
atau mendorong tumbuhnya niat membeli juga telah diteliti oleh Chang et al (2010)
(purchase intention) konsumen. yang hasilnya pun menunjukkan bahwa
2. Studi telah menunjukkan bahwa service service conevenience terbukti
convenience terbukti berpengaruh positif berpengaruh positif signifikan terhadap
signifikan terhadap purchase intention. keputusan pembelian.
Pun demikian dengan hasil studi 6. Studi telah menunjukkan bahwa product
Mpinganjira (2015) yang telah melakukan knowledge terbukti berpengaruh positif
penelitian mengenai pengaruh service signifikan terhadap keputusan pembelian.
convenience yang diukur melalui lima Demikian pula dengan studi yang
indikator, yaitu seacrh convenience, dilakukan oleh Yulia & Aryanto (2013) dan
evaluation convenience, order Septifani, Achmadi & Santoso (2014) juga
convenience, dan possesion convenience menunjukkan bahwa product knowledge
terhadap behavioral intention. Hasil terbukti berpengaruh positif signifikan
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terhadap keputusan pembelian.
service convenience terbukti memiliki 7. Studi telah menunjukkan bahwa purchase
pengaruh yang nyata pada behavioral intention terbukti berpengaruh negatif
intention. tidak signifikan terhadap keputusan
3. Studi telah menunjukkan bahwa product pembelian. Hasil studi ini bertolak
knowledge terbukti berpengaruh positif belakang dengan hasil studi-studi
signifikan terhadap purchase intention. Lin terdahulu dari Mahandrayasa, Kumadji &
dan Lin (2007) menyatakan bahwa tingkat Abdillah (2014), Nulufi & Murwartiningsih
product knowledge dapat mempengaruhi (2015), Yulia & Aryanto (2013), Septifani,
purchase intention konsumen. Secara Achmadi & Santoso (2014) telah
umum, konsumen dengan pengetahuan melakukan penelitian pada kedua variabel
produk yang lebih tinggi memiliki memori purchase intention dan keputusan
lebih baik, pengakuan, analisis dan pembelian. Hasil studi tersebut
kemampuan logika dibandingkan dengan menunjukkan bahwa purchase intention
pengetahuan produk yang lebih rendah. terbukti berpengaruh positif signifikan
Studi lainnya seperti oleh Wahyuni & terhadap keputusan pembelian.
Suparna (2014), Ruslim & Andrew (2012)
menunjukkan bahwa product knowledge Keterbatasan Penelitian
terbukti berpengaruh positif signifikan Pendekatan statistik yang digunakan
terhadap purchase intention. dalam penelitian menggunakan Structural
4. Studi telah menunjukkan bahwa service Equation Modeling yang mensyaratkan kriteria-
encounter terbukti berpengaruh positif kriteria indeks yang harus dipenuhi. Namun
signifikan terhadap keputusan pembelian. dalam studi ini, nilai indeks GFI dan AGFI
Hasil ini diperkuat oleh studi yang telah menghasilkan nilai yang marginal meskipun
dilakukan oleh Wong dan Tsai (2010) pengujian secara statistik dengan