Anda di halaman 1dari 14

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume XV, No. 2, September 2016, halaman 93-106

STUDI MENGENAI KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN PENDEKATAN SERVICE


ENCOUNTER, SERVICE CONVENIENCE DAN PRODUCT KNOWLEDGE YANG
DIMEDIASI OLEH PURCHASE INTENTION PADA BENGKEL PT. ASTRA
INTERNATIONAL-DAIHATSU SALES OPERATION SEMARANG
SUMARNO,
HARRY SOESANTO, SYUHADA SUFIAN

ABSTRACT

This research was conducted in workshop PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation,
Semarang branch. Started from a finding which showed an indication that the consumer’s decision to
utilize the service of workshop PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation Semarang branch is
still low. The objective of this research was to analyze the effect of service encounter, service
convenient and product knowledge on purchase intention and purchase decision.
The approach in this research involved five variables, namely service encounter, service
convenience, product knowledge and purchase intention that can allegedly explain the low purchase
decision of services of workshop PT. Astra International-Daihatsu Sales Operation Semarang branch.
The analysis of this research used Structural Equation Modeling method.
The results showed that service encounter, service convenience and product knowledge
proved positive and significant effect on purchase intention and purchase decision. While purchase
intention had negative but not significant effect on purchase decision.

Keywords: service encounter, service convenience, product knowledge, purchase intention and
purchase decision

PENDAHULUAN industri otomotif adalah dengan ketersediaan


Hakekatnya semua sikap, perbuatan bengkel resmi yang tersebar luas di seluruh
dan aktivitas manusia sehari-hari merupakan Indonesia dan pelayanan yang memadai. Para
akibat dari suatu keputusan. Berkaitan dengan produsen mobil juga berlomba-lomba untuk
analisa perilaku konsumen proses pengambilan memberikan layanan bengkel resminya
keputusan sangat menentukan pembelian yang semaksimal mungkin, dari sekian banyaknya
tahapnya dimulai dari pengenalan masalah, industri otomotif yang mempunyai bengkel
yaitu berupa desakan yang membangkitkan resmi yang mendapatkan prestasi terbaik.
tindakan untuk memenuhi dan memuaskan Salah satunya adalah bengkel Resmi PT. Astra
kebutuhan. Tahap ini diikuti oleh tahap mencari International-Daihatsu Sales Operation, yang
informasi tentang produk atau jasa yang mempunyai banyak cabang di seluruh
dibutuhkan yang dilanjutkan dengan tahapan Indonesia, salah satunya adalah PT. Astra
evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian. International Sales Operation cabang
Tahap berikutnya adalah tahap pengambilan Semarang, yang berlokasi di jalan Majapahit
keputusan pembelian dan diakhiri dengan No, 111-117 Semarang
perilaku sesudah pembelian apakah membeli Studi ini mengambil obyek pada bengkel
lagi atau tidak, tergantung pada tingkat PT Astra International- Daihatsu Sales
kepuasan dan pengaruh citra merek yang Operation, cabang Semarang. Pemilihan obyek
didapat dari produk tersebut. ini didasarkan pada temuan di lapangan yang
Salah satu faktor yang bisa menunjukkan adanya indikasi bahwa
meningkatkan citra positif merek dan keputusan konsumen untuk menggunakan atau
mempengaruhi konsumen untuk melakukan memanfaatkan jasa pelayanan bengkel resmi
pembelian lagi pada satu merek tertentu dalam PT Astra International – Daihatsu Sales

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 93


Sumarno

Operation Daihatsu cabang Semarang komponen, ”yaitu: “keputusan tentang jenis


tergolong masih rendah. Pernyataan ini produk, keputusan tentang bentuk produk,
didasarkan pada temuan yang membandingkan keputusan tentang merk, keputusan tentang
jumlah unit yang beroperasi dan juga penjualnya, keputusan tentang jumlah produk,
membandingkan penjualan unit mobil baru keputusan tentang waktu pembelian,
terhadap jumlah unit mobil yang melakukan keputusan tentang cara pembelian”. Kotler dan
perawatan pada bengkel resmi PT Astra Keller (2008) telah merumuskan proses
International- Daihatsu Sales Operation, pengambilan keputusan konsumen dalam lima
cabang Semarang. di Kota Semarang. tahap yaitu adalah 1) pengetahuan Kebutuhan,
Fenomena gap yang ditemukan di 2) pencarian Informasi, 3) Evaluasi Alternatif, 4)
tempat penelitian menunjukkan bahwa Keputusan Pembelian dan 5) Perilaku Pasca
perbandingan jumlah unit yang beroperasi dan Pembelian.
unit mobil baru yang terjual terhadap jumlah Keputusan pembelian juga dapat
unit baru yang masuk ke bengkel resmi dimaknai sebagai proses terintegritas yang
berbanding cukup jauh. Hal ini menjadi indikasi dilakukan untuk mengkombinasikan
bahwa keputusan konsumen untuk pengetahuan guna mengevaluasi dua atau
memanfaatkan jasa bengkel resmi pada PT lebih alternatif dan memilih satu diantaranya
Astra International- Daihatsu Sales Operation, (Peter & Olson, 2013). Mengacu pada
cabang Semarang masih rendah. pernyataan tersebut maka keputusan
Hal tersebut menjadi indikasi adanya pembelian dapat diartikan sebagai penetapan
masalah pada keputusan pembelian pada jasa pilihan oleh konsumen terhadap dua atau lebih
bengkel resmi PT Astra International- Daihatsu alternatif pilihan untuk memenuhi
Sales Operation, cabang Semarang. Berpijak kebutuhannya.
pada temuan tersebut maka masalah penelitian Terdapat tujuh komponen yang termuat
yang dirumuskan adalah “Bagaimana dalam keputusan pembelian, yaitu (1)
meningkatkan keputusan pembelian pada keputusan tentang jenis produk, (2) keputusan
bengkel PT Astra International- Daihatsu tentang bentuk produk, (3) keputusan tentang
Sales Operation, cabang Semarang?” merek, (4) keputusan tentang penjualnya, (5)
keputusan tentang jumlah produk, (6)
TELAAH PUSTAKA keputusan tentang waktu pembelian, dan (7)
Landasan Teori adalah seperangkat keputusan tentang cara pembayaran (Swasta &
konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang Irawan, 2002)
berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara Purchase Intention
variabel, sehingga dapat berguna untuk Schiffman dan Kanuk (2007)
menjelaskan dan meramalkan fenomena menyatakan bahwa “minat merupakan salah
(Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini, akan satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh
dibahas beberapa teori dari masing-masing cukup besar terhadap sikap perilaku”. Penilaian
variabel. Teori-teori tersebut didapat dari konsumen terhadap produk tergantung pada
berbagai sumber, diantaranya yaitu teori pengetahuannya akan informasi tentang fungsi
mengenai keputusan pembelian, purchase sebenarnya dari produk tersebut, dengan
intention, service encounter, service demikian konsumen yang berminat untuk
convenience dan product knowledge. melakukan pembelian suatu produk
dipengaruhi oleh informasi yang diterima.
Keputusan Pembelian Swastha dan Irawan (2002) menyatakan
Menurut Swastha dan Handoko (2012) bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi minat
“keputusan untuk membeli yang diambil beli berhubungan dengan perasaan dan emosi,
pembeli itu sebenernya merupakan kumpulan apabila sesseorang merasakan perasaan
dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan senang dalam membeli barang atau jasa, maka
membeli mempunyai struktur sebanyak tujuh hal itu akan memperkuat minat beli, pada

94 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Keputusan Pembelian

umumnya minat akan hilang bila konsumen telepon, yang meliputi layanan pelanggan,
mengalami ketidakpuasan”. Menurut Peter dan general inquiry atau pemesanan jasa
Olson (2013), terdapat dua hal yang dapat 3. Face-to-face encounter. Face-to-face
membantu mengaktifkan minat beli, yaitu: encounter adalah interaksi langsung
1. Ingatan konsumen akan merek produk antara karyawan dan pelanggan, yang
yang berguna sebagai rencana keputusan meliputi perilaku verbal dan nonverbal,
saat konsumen dihadapkan pada situasi tangiblecues meliputi seragam karyawan
pembelian dan simbol-simbol jasa seperti peralatan,
2. Diusahakan keberadaannya, yaitu melalui brosur informasi, dan physical setting
pengintegrasian ketika konsumen Service Convenience
melakukan proses keputusan pembelian, Service convenience adalah salah satu
misalnya promosi strategi perusahaan untuk memenuhi
Service Encounter kebutuhaan berupa minimalisasi waktu dan
Salah satu definisi jasa yang dikutip usaha konsumen untuk mendapatkan manfaat
dalam literatur pemasaran jasa adalah “Setiap yang pada akhirnya timbul kepuasan dan
tindakan jasa adalah perbuatan yang dapat kepercayaan konsumen untuk kembali
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain melakukan konsumsi suatu produk atau jasa
yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak yang sama, sehingga dapat menjaga hubungan
berwujud fisik) dan tidak menghasilkan antara pelanggan dan perusahaan yang
kepemilikan sesuatu” (Kotler dan Keller dalam menyediakan jasa.
Tjiptono, 2009). Konsep pemasaran jasa Berry, et al dalam Tjiptono (2009)
secara sederhana sebagai usaha untuk mengidentifikasi lima dimensi service
mempertemukan produk atau jasa yang convenience, yaitu: decision convenience
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan (kenyamanan tujuan), access convenience
calon pelanggan yang akan menggunakan jasa (kenyamanan aksesibilitas), Transaction
tersebut, oleh karena itu jasa dan produk yang convenience (kenyamanan bertransaksi),
dihasilkan oleh perusahaan harus dapat benefit convenience (kenyaman manfaat),
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen postbenefit convenience (kenyamanan setelah
perusahaan. merasakan manfaat).
Berdasarkan perspektif pelanggan, 1. Decision convenience (kenyamanan
kesan paling utama terhadap sebuah jasa tujuan) merupakan persepsi konsumen
terjadi pada Service Encounter (moment of terhadap biaya waktu dan usaha untuk
truth), dimana pelanggan berinteraksi dengan membuat keputusan pembelian atau
perusahaan jasa (Lovelock dan Wirtz, 2011). pemakaian jasa.keputussan ini meliputi
Apabila pelanggan berinteraksi dengan apakah akan melakukan sendiri atau
penyedia jasa untuk pertama kali, service membeli jasa ( make or buy decision)
encounter berpengaruh besar pada 2. Access convenience (kenyamanan
pembentukan kesan awal atas organisasi jasa aksesibilitas), yakni persepsi konsumen
keseluruhan. terhadap biaya waktu dan usaha waktu
Zeithaml dan Bitner, (2006), mengklasifikasikan untuk menginisiasi penyampaian jasa.
service encounter ke dalam tiga jenis yaitu: Termasuk di dalamnya adalah tindakan-
1. Remote encounter. Dalam remote tindakan yang harus dilakukan pelanggan
encounter, service encounter berlangsung untuk memesan atau meminta
tanpa kontak langsung dengan karyawan. jasa/layanan dan dalam beberapa kasus,
Termasuk didalamnya yaitu pemesanan pelanggan harus ada atau hadir dalam
melalui situs internet atau jasa mail-order, rangka menerima jasa/ layanan
surat dan telegram. perusahaan.
2. Phone encounter. Phone encounter 3. Transaction convenience (kenyamanan
adalah interaksi yang dilakukan melalui bertransaksi), yaitu persepsi pelanggan
terhadap biaya waktu, dsn usaha untuk

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 95


Sumarno

mengadakan sebuah transaksi. Tipe 3. Experience-based knowledge, merupakan


kenyamanan ini berfokus pada tindakan- pengalaman sebelumnya dari pembelian
tindakan yang harus dilakukan pelanggan atau penggunaan produk.
untuk mendapatkan hak atas pemakaian
jasa Hubungan Antar Variabel
4. Benefit convenience (kenyamanan Pengaruh Service Encounter terhadap
manfaat), adalah persepsi pelanggan Purchase Intention
terhadap biaya waktu dan uasaha untuk Hasil pada studi yang dilakukan oleh
mengalami manfat inti jasa. Liao (2014) dimana service encounter terbukti
5. Postbenefit concenience (kenyamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
setelah merasakan manfaat), yakni purchase intention. Hal ini berarti bahwa
persepsi pelanggan terhadap biaya waktu service encounter dapat memicu atau
dan usaha sewaktu mengontak kembali mendorong tumbuhnya niat membeli (purchase
penyedia jasa setelah manfaat jasa( intention) konsumen.
benefit stage) Studi Wong dan Tsai (2010) telah
melakukan studi pada variabel service
Product Knowledge encounter dan perilaku keputusan pembelian.
Product knowledge (pengetahuan Pada studi tersebut, service encounter yang
produk) memiliki peran yang penting dalam diukur melalui physical environment dan human
meneliti tentang perilaku pembelian suatu contact menunjukkan pengaruh yang tidak
produk. Konsumen perlu mengetahui nyata terhadap perilaku pembelian.
karakteristik suatu produk. Apabila konsumen Berdasarkan uraian di atas maka
kurang memahami informasi tentang dikembangkan hipotesis penelitian sebagai
karakteristik suatu produk, konsumen bisa berikut:
salah mengambil keputusan membeli H1: Service encounter berpengaruh
(Nittissusastro, 2012). Menurut Sumarwan positif terhadap purchase intention
(2003) product knowledge adalah kumpulan
berbagai informasi mengenai suatu produk. Pengaruh Service Encounter terhadap
Pengetahuan ini meliputi kategori Keputusan Pembelian
produk, merek, terminologi produk, atribut atau Perilaku konsumen yang semakin
fitur produk, harga produk dan kepercayaan kompleks. Untuk menghadapi lingkungan pasar
terhadap produk. Konsumen memiliki baru, perusahaan sedang bergerak ke arah
pengetahuan tentang produk yang berbeda- fokus pada nilai pengalaman. Perusahaan tidak
beda, ada yang mencari tahu info dengan lagi bertujuan semata-mata untuk
datang langsung ke sumbernya, dan ada pula memaksimalkan keuntungan. Sebaliknya,
yang mencari tahu info dari sekitarnya. Ada 3 perusahaan mengelola hubungan dengan
cara dalam mengukur pengetahuan produk (Lin pelanggan untuk menghasilkan manfaat bagi
dan Lin, 2007), yaitu: pelanggan dan perusahaan. Kunci elemen dari
1. Subjective knowledge, merupakan tingkat hubungan pelanggan adalah layanan
pengertian konsumen terhadap suatu pertemuan, proses interaksi face-to-face antara
produk, sering disebut menilai konsumen dan penyedia layanan. Layanan
pengetahuan sendiri (self assessed pertemuan adalah dasar untuk evaluasi
knowledge). pelanggan dari penyedia layanan. Ketika
2. Objective knowledge, merupakan tingkat perusahaan menyediakan layanan pertemuan
dan jenis pengetahuan produk yang yang sesuai konsumen, mereka menghasilkan
benar-benar tersimpan dalam memori nilai pengalaman positif dan hubungan
konsumen, sering disebut dengan pelanggan yang abadi.
pengetahuan aktual (actual knowledge). Service encounter berkaitan dengan
peran relasional yang dapat menciptakan
keberhasilan penjualan (Wong dan Tsai, 2010).

96 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Keputusan Pembelian

Oumlil (2000) percaya bahwa variabel convenience, order convenience, dan


lingkungan (Misalnya sosial, budaya) dan faktor possesion convenience terhadap behavioral
psikologis merupakan prekursor dalam intention. Hasil penelitian tersebut
keputusan pembelian. Baker et al. (2002) menunjukkan bahwa service convenience
menemukan bahwa faktor lingkungan memiliki terbukti memiliki pengaruh yang nyata pada
efek langsung pada indera konsumen, dan behavioral intention.
menyebabkan penilaian subjektif. Berdasarkan uraian di atas maka
Studi yang dilakukan oleh Wong dan dikembangkan hipotesis penelitian sebagai
Tsai (2010) pada variabel service encounter berikut:
purchasing behavior menunjukkan bahwa H3: Service convenience berpengaruh
service encounter secara statistik terbukti positif terhadap purchase intention
berpengaruh positif signifikan terhadap
purchasing behavior. Pengaruh Service Convenient terhadap
Berdasarkan uraian di atas maka Keputusan Pembelian
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai Menurut Zeithaml & Bitner (2000) ada
berikut: tiga cara utama di mana perusahaan dapat
H2: Service encounter berpengaruh meningkatkan nilai pelanggan, yaitu dengan
positif terhadap keputusan pembelian menurunkan harga produk, meningkatkan
kualitas produk dan mengurangi biaya non-
Pengaruh Service Convenience terhadap moneter yang diperlukan konsumen untuk
Purchase Intention memperoleh dan mengkonsumsi produk.
Dalam studi mereka Aagja et al. (2011) Sementara, sumber nilai pelanggan bervariasi.
menemukan bahwa service convenience Penelitian dalam bidang pemasaran telah
memiliki pengaruh positif langsung terhadap banyak meneliti pada biaya dan kualitas produk
niat perilaku pelanggan. Namun Chang dan dalam mencoba untuk memahami persepsi
Polonsky (2012) menemukan bahwa hanya nilai dan pengaruhnya terhadap tingkat
dua dari lima dimensi kenyamanan yang diteliti kepuasan pelanggan serta perilaku pelanggan.
yang terbukti terkait dengan peningkatan niat Seiring dengan tumbuhnya kebutuhan
perilaku. Mereka berpendapat bahwa pengaruh pelanggan (karena perubahan lingkungan
dimensi yang berbeda dari kenyamanan pada sosial ekonomi) telah mengarahkan perhatian
niat perilaku pelanggan cenderung bervariasi dari banyak perusahaan untuk memfokuskan
tergantung pada sifat layanan yang pada service convenience (Aagja et al, 2011;.
dipertimbangkan. Meskipun hal ini dapat Seiders et al, 2007).
demikian, penelitian ini mengusulkan bahwa Service convenience merupakan salah
semua empat dimensi kenyamanan layanan satu cara yang dapat dilakukan oleh
belanja online yang diperiksa akan memiliki perusahaan untuk dapat meningkatkan nilai
pengaruh positif pada niat pelanggan pelanggan (customer value) (Kim et al, 2014).
pembelian kembali. Hal ini karena masing- Konsep utama dari service convenience adalah
masing dari empat dimensi merangkum apa waktu dan usaha yang dihabiskan pelanggan
yang dianggap menjadi bagian unik dan dalam proses memperoleh produk dan jasa.
penting dari pengalaman belanja online. Service convenience merupakan biaya non-
Penelitian ini juga mengusulkan bahwa moneter yang terkait dengan akuisisi produk
kenyamanan layanan secara keseluruhan, (Mpinganjira, 2015).
sebagai urutan kedua konstruk, memiliki Keputusan dan kemudahan akses
pengaruh langsung yang signifikan dari pada merupakan hal yang menonjol sebelum
minat pembelian ulang pelanggan. terjadinya pertukaran layanan yang
Mpinganjira (2015) telah melakukan sebenarnya. Dalam tahap ini, ketersediaan dan
penelitian mengenai pengaruh service kualitas informasi tentang penyedia layanan
convenience yang diukur melalui lima indikator, dan perusahaan pesaing menentukan
yaitu seacrh convenience, evaluation kenyamanan keputusan konsumen biasanya

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 97


Sumarno

memiliki ambang batas kenyamanan yang lebih produk yang lebih tinggi memiliki memori lebih
tinggi ketika keputusan pembelian konsumen baik, pengakuan, analisis dan kemampuan
melibatkan jasa yang kompleks atau sulit untuk logika dibandingkan dengan pengetahuan
dievaluasi. produk yang lebih rendah. Akibatnya,
Pengujian pada variabel service konsumen yang berpikir bahwa konsumen
convenience dan keputusan pembelian telah memiliki pengetahuan produk yang lebih tinggi
diteliti oleh Chang et al (2010) yang hasilnya cenderung mengandalkan insyarat instrinsik
menunjukkan bahwa service conevenience bukan stereotip untuk membuat penilaian atas
terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas produk karena konsumen menyadari
keputusan pembelian. pentingnya informasi produk.
Berdasarkan uraian di atas maka Studi yang dilakukan oleh Wahyuni &
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai Suparna (2014), Ruslim & Andrew (2012)
berikut: menunjukkan bahwa product knowledge
H4: Service convenience berpengaruh terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap
positif terhadap keputusan pembelian purchase intention. Studi yang dilakukan oleh
Yulia & Aryanto (2013) juga menunjukkan
Pengaruh Product Knowledge terhadap bahwa product knowledge terbukti berpengaruh
Purchase Intention positif signifikan terhadap purchase intention
Bagi pemasar tahap “pencarian dan keputusan pembelian.
informasi” oleh calon konsumen tentunya Berdasarkan uraian di atas maka
menjadi salah satu peluang bagi mereka untuk dikembangkan hipotesis penelitian sebagai
masuk dalam jajaran produk yang akan berikut:
dievaluasi oleh calon konsumen. Dalam hal ini H5: Product knowledge berpengaruh
pemasar akan berusaha untuk memberikan positif terhadap purchase intention
informasi seluas-luasnya mengenai
karakteristik produk yang ditawarkan Pengaruh Product Knowledge terhadap
diantaranya melalui berbagai bentuk promosi. Keputusan Pembelian
Pengetahuan konsumen akan Pengetahuan dikenal sebagai
mempengaruhi keputusan pembelian. Pada karakteristik yang mempengaruhi semua fase
saat konsumen memiliki pengetahuan yang dalam proses pengambilan keputusan. Secara
lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam spesifik, pengetahuan adalah konstruk yang
mengambil keputusan, lebih efisien, lebih tepat relevan dan penting yang mempengaruhi
dalam mengolah informasi dan mampu bagaimana konsumen mengumpulkan dan
mengingat kembali informasi dengan lebih baik mengatur informasi, seberapa banyak informasi
(Sumarwan, 2003). digunakan untuk pembuatan keputusan dan
Pentingnya tingkat pengetahuan bagaimana konsumen mengevaluasi produk
(product knowledge) konsumen terhadap suatu dan jasa (Haryadi, 2009).
merek akan mempengaruhi niatnya untuk Sedangkan product knowledge sendiri
melakukan pembelian produk tiruan. Product mengandung makna sebagai cakupan
knowledge merupakan seluruh cakupan informasi yang akurat yang disimpan didalam
informasi yang akurat yang disimpan didalam memori konsumen, yang nantinya informasi-
memori konsumen, yang nantinya informasi tersebut dapat membantu untuk
informasiinformasi tersebut dapat membantu sebagai bahan petimbangan dalam
untuk sebagai bahan petimbangan dalam menentukan tindakan selanjutnya (Sumarwan
menentukan tindakan selanjutnya (Sumarwan 2004).
2004). Studi yang dilakukan oleh Yulia &
Lin dan Lin (2007) menyatakan bahwa Aryanto (2013) pada variabel product
tingkat product knowledge dapat knowledge dan keputusan pembelian
mempengaruhi purchase intention konsumen. menunjukkan bahwa product knowledge
Secara umum, konsumen dengan pengetahuan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap

98 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Keputusan Pembelian

keputusan pembelian. Demikian pula dengan Berdasarkan uraian di atas maka


studi yang telah dilakukan oleh Septifani, dikembangkan hipotesis penelitian sebagai
Achmadi & Santoso (2014) juga menunjukkan berikut:
bahwa pengetahuan terbukti berpengaruh H7: Purchase intention berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan pembelian positif terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan uraian di atas maka
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai METODE PENELITIAN
berikut: Populasi
H6: Product knowledge berpengaruh Populasi adalah wilayah generalisasi
positif terhadap keputusan pembelian yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Pengaruh Purchase Intention terhadap dan yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Keputusan Pembelian kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
Keputusan pembelian merupakan proses 2010). Populasi yang digunakan dalam
terintegritas yang dilakukan untuk penelitian ini adalah konsumen yang datang
mengkombinasikan pengetahuan guna atas nama sendiri dan menggunakan jasa
mengevaluasi dua atau lebih alternatif dan service di bengkel PT. Astra International-
memilih satu diantaranya, sehingga keputusan Daihatsu Sales Operation, Jl. Majapahit 111-
pembelian dapat diartikan sebagai penetapan 117 Kota Semarang.
pilihan oleh konsumen terhadap dua atau lebih Sampel
alternatif pilihan untuk memenuhi Sampel adalah sebagian dari populasi
kebutuhannya. Menurut Swasta dan Irawan yang memiliki karakteristik yang relatif sama
(2002) keputusan membeli suatu produk dan dianggap bisa mewakili populasi
memiliki tujuh komponen yaitu, keputusan (Singarimbun, 1991). Penentuan jumlah
tentang jenis produk, keputusan tentang bentuk sampel untuk analisis Structural Equation
produk, keputusan tentang merek, keputusan Modeling menggunakan rumus (Ferdinand,
tentang penjualnya, keputusan tentang jumlah 2005) jumlah indikator x 5 sampai 10. Karena
produk, keputusan tentang waktu pembelian, dalam penelitian ini terdapat 24 indikator, maka
keputusan tentang cara pembayaran. jumlah sampel yang digunakan adalah 120-240
Mahandrayasa, Kumadji & Abdillah responden. Selanjutnya Hair, dkk dalam
(2014) telah melakukan penelitian pada kedua Ferdinand (2005) menemukan bahwa ukuran
variabel purchase intention dan keputusan sampel yang sesuai untuk SEM adalah antara
pembelian. Hasil studi tersebut menunjukkan 100 – 200 sampel. Dengan mengacu pada
bahwa purchase intention terbukti berpengaruh pendapat Hair maka jumlah sampel yang
positif signifikan terhadap keputusan digunakan dalam penelitian adalah 120
pembelian. Studi yang telah dilakukan Nulufi & responden.
Murwartiningsih (2015) juga menunjukkan Teknik Analisis
bahwa purchase intention terbukti berpengaruh Untuk menguji model dan hubungan
positif signifikan terhadap keputusan yang dikembangkan dalam penelitian ini
pembelian. Demikian pula dengan studi Yulia & diperlukan suatu teknik analisis. Adapun teknik
Aryanto (2013), Septifani, Achmadi & Santoso analisis yang digunakan dalam penelitian ini
(2014) juga menunjukkan bahwa minat adalah Structural Equation Modeling (SEM)
pembelian secara statistik terbukti berpengaruh yang dioperasikan melalui progam AMOS.
positif signifikan terhadap keputusan
pembelian.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 99


Sumarno

Metode Pengumpulan Data


Tabel 1
Definisi Operasional Variabel dan Indikator

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala


Konsep penyampaian Recovery (Pemulihan) (X1)
produk atau jasa kepada Adaptability (Kemampuan beradaptasi)
Service
1 konsumen agar dapat (X2) 1-10
Encounter
ditangkap oleh Spontaneity (Spontanitas) (X3)
konsumen Coping (Menghadapi) (X4)
Decision convenience (kenyamanan
Konsep pelayanan yang tujuan) (X5)
memberikan Access convenience (kenyamanan
kenyamanan kepada aksesibilitas) (X6)
konsumen dengan
Service Transaction convenience (kenyamanan
2 memberikan kemudahan 1-10
Convenience bertransaksi) (X7)
biaya waktu dan usaha
konsumen untuk Benefit convenience (kenyamanan
mendapatkan barang manfaat) (X8)
atau jasa yang diinginkan Postbenefit concenience (kenyamanan
setelah merasakan manfaat) (X9)
Pengetahuan mengenai atribut atau
karakteristik produk (X10)
Kumpulan berbagai Pengetahuan mengenai manfaat
Product informasi yang dimiliki produk (X11)
3 1-10
Knowledge oleh konsumen Pengetahuan mengenai kepuasan yang
mengenai suatu produk diberikan produk bagi konsumen (X12)
Pengetahuan Pembelian (X13)
Pengetahuan pemakaian (X14)
Keinginan membeli (X15)
Aspek psikologis yang Keinginan merekomendasikan (X16)
Purchase memiliki pengaruh cukup Bermaksud membeli pada periode yang
4 1-10
Intention besar terhadap sikap akan datang (X17)
perilaku Dorongan mencari informasi (X18)
Dorongan kuat untuk menyenangi (X19)
Penetapan pilihan oleh Pengetahuan Kebutuhan (X20)
konsumen terhadap dua Pencarian Informasi (X21)
Keputusan
5 atau lebih alternatif Evaluasi Alternatif (X22) 1-10
Pembelian
pilihan untuk memenuhi Memutuskan Membeli (X23)
kebutuhannya Perilaku positif pasca pembelian (X24)
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

100 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Keputusan Pembelian

HASIL PENELITIAN

Pengujian Asumsi SEM


Evaluasi Normalitas Data
Tabel 2
Hasil Pengujian Normalitas Data
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
X24 1,000 10,000 ,523 2,340 -,153 -,342
X23 1,000 10,000 ,287 1,283 -,414 -,925
X22 1,000 10,000 ,354 1,582 -,547 -1,224
X21 1,000 10,000 ,557 2,491 -,288 -,643
X20 1,000 10,000 ,097 ,434 -,796 -1,779
X14 2,000 10,000 -,075 -,335 -,560 -1,252
X13 2,000 10,000 -,254 -1,135 -,553 -1,237
X12 1,000 10,000 -,657 -2,938 -,107 -,239
X11 1,000 10,000 -,457 -2,044 -,121 -,270
X10 2,000 10,000 -,246 -1,098 -,816 -1,824
X9 1,000 10,000 ,850 3,803 ,341 ,762
X8 1,000 10,000 ,438 1,957 -,410 -,917
X7 1,000 10,000 ,653 2,922 -,360 -,806
X6 1,000 10,000 ,341 1,524 -,228 -,510
X5 1,000 10,000 ,315 1,410 -,763 -1,707
X19 1,000 9,000 ,186 ,832 -,315 -,704
X18 1,000 9,000 ,319 1,425 -,603 -1,349
X17 1,000 9,000 ,217 ,969 -,607 -1,357
X16 1,000 10,000 ,762 3,408 ,402 ,900
X15 1,000 10,000 ,276 1,233 -,498 -1,114
X4 1,000 10,000 ,372 1,664 -,344 -,769
X3 1,000 10,000 ,543 2,430 -,479 -1,070
X2 1,000 10,000 ,625 2,795 -,146 -,327
X1 1,000 10,000 ,201 ,898 -,549 -1,228
Multivariate 12,832 1,989
Sumber : Data prime yang diolah, 2016

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 101


Sumarno

Hasil pengujian normalitas menunjukkan dikembangkan dalam penelitian ini, disajikan


bahwa nilai CR untuk multivariate adalah 1,989 dalam Tabel 3 berikut:
yang berada di bawah 2,58, sehingga dapat Tabel 3
dikatakan tidak terdapat bukti bahwa distribusi Hasil Pengujian Kelayakan Model Penelitian
data variable observed tidak normal. Goodness of Cut off
Hasil
Evaluasi
Fit Indeks Value Model
Chi-Square < 279,288 277,305 Baik
(df = 242)
Probability   0,059 Baik
Evaluasi Multicollinearity dan Singularity CMIN/DF 1,146 Baik
 
Pengujian data selanjutnya adalah untuk GFI   0,838 Marginal
melihat apakah terdapat multikolinieritas dalam AGFI   0,799 Marginal
sebuah kombinasi variabel eksogen. Indikasi TLI   0,968 Baik
adanya multikolinieritas dan singularitas dapat CFI   0,972 Baik
diketahui melalui nilai determinan matriks RMSEA   0,035 Baik
kovarians yang benar-benar kecil atau Sumber : Data primer yang diolah,
mendekati nol. Dari hasil pengolahan data, nilai 2016
determinan matriks kovarians sample adalah:
Determinant of sample covariance matrix = Berdasarkan hasil pengujian kelayakan
10903095813,053 model yang disajikan dalam Tabel 3 di atas
Dari hasil pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan
dapat diketahui nilai determinant of sample kriteria pengujian dalam kategori baik atau
covariance matrix berada jauh dari nol. memenuhi kriteria penilaian yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dipersyaratkan. Pada uji Chi-Square, sebuah
penelitian yang digunakan tidak terdapat model akan dianggap baik jika hasilnya
multikolinieritas. menunjukkan nilai Chi-Square hitung yang
lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel. Semakin
Pengujian Kelayakan Model Penelitian Chi-Square hitung yang lebih kecil dari nilai
Adapun hasil pengolahan data untuk Chi-quare tabel menunjukkan bahwa semakin
analisis full model SEM dijelaskan di bawah baik model tersebut berarti tidak ada
ini. perbedaan antara estimasi populasi dengan
Gambar 1 sampel yang diuji. Model penelitian ini
Pengujian Model Penelitian Full SEM menunjukkan bahwa nilai Chi-Square hitung
adalah 277,305, sedangkan nilaikritis/tabel Chi-
Square dengan df = 242 adalah 279,288. Oleh
karena nilai Chi-Square hitung dalam penelitian
ini lebih kecil dari nilai kritis/tabelnya ini berarti
bahwa model penelitian ini tidak berbeda
dengan populasi yang diestimasi/model
dianggap baik (diterima).

Pengujian Hipotesis
Seteleh melakukan penilaian terhadap
asumsi-asumsi yang ada pada SEM,
selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis
Sumber : Data primer yang diolah, 2016 sebagaimana diajukan pada bab terdahulu.
Pengujian ketujuh hipotesis yang diajukan
Tahap pertama dalam pengujian model dalam penelitian ini dilakukan dengan
penelitian adalah melakukan analisis kelayakan menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan
model penelitian. Adapun hasil pengujian probabilitas dari suatu hubungan kausalitas.
kelayakan pada model penelitian yang

102 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Keputusan Pembelian

Tabel 4 0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05


Pengujian Hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Std
Est S.E. C.R. P service encounter terbukti secara signifikan
Estimate
Purchase_ Service_
berpengaruh positif terhadap keputusan
<--- ,277 ,212 ,087 2,439 ,015
Intention Encounter pembelian.
Purchase_
<---
Service_
,707 ,610 ,132 4,608 *** Pengujian Hipotesis 5
Intention Convenience
Purchase_ Product_ Parameter estimasi untuk pengujian
<--- ,181 ,147 ,069 2,132 ,033
Intention Knowledge pengaruh service convenience terhadap
Keputusan_ Service_
Pembelian
<---
Encounter
,963 ,751 ,161 4,668 *** keputusan pembelian menunjukkan nilai CR
Keputusan_ Service_ sebesar 2,432 dengan probabilitas sebesar
<--- ,568 ,500 ,206 2,432 ,015
Pembelian Convenience 0,015. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05
Keputusan_ Product_
Pembelian
<---
Knowledge
,249 ,207 ,103 2,008 ,045 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Keputusan_
<---
Purchase_
-,427
-
,226 -1,928 ,054
service convenience terbukti secara signifikan
Pembelian Intention ,435
berpengaruh positif terhadap keputusan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 pembelian.
Pengujian Hipotesis 6
Pengujian Hipotesis 1 Parameter estimasi untuk pengujian
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh product knowledge terhadap
pengaruh service encounter terhadap purchase keputusan pembelian menunjukkan nilai CR
intention menunjukkan nilai CR sebesar 2,439 sebesar 2,008 dengan probabilitas sebesar
dengan probabilitas sebesar 0,015. Oleh 0,045. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05
karena nilai probabilitas < 0,05 maka dapat maka dapat disimpulkan bahwa variabel
disimpulkan bahwa variabel service encounter product knowledge terbukti secara signifikan
terbukti secara signifikan berpengaruh positif berpengaruh positif terhadap keputusan
terhadap purchase intention. pembelian.
Pengujian Hipotesis 2 Pengujian Hipotesis 7
Parameter estimasi untuk pengujian Parameter estimasi untuk pengujian
pengaruh service convenience terhadap pengaruh purchase intention terhadap
purchase intention menunjukkan nilai CR keputusan pembelian menunjukkan nilai CR
sebesar 4,608 dengan probabilitas sebesar sebesar -1,928 dengan probabilitas sebesar
0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05 0,054. Oleh karena nilai probabilitas > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa variabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel
service convenience terbukti secara signifikan purchase intention terbukti berpengaruh negatif
berpengaruh positif terhadap purchase tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.
intention.
Pengujian Hipotesis 3 PENUTUP
Parameter estimasi untuk pengujian Implikasi Teoritis
pengaruh product knowledge terhadap Penelitian ini merupakan penelitian
purchase intention menunjukkan nilai CR explanatory, artinya penelitian yang
sebesar 2,132 dengan probabilitas sebesar menjelaskan kembali pengaruh-pengaruh antar
0,033. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05 variabel yang telah diteliti dalam penelitian-
maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian sebelumnya. Oleh karena karakter
product knowledge terbukti secara signifikan atau sifat dasar dari penelitian explanatory ini
berpengaruh positif terhadap purchase maka pada saat mengembangkan hipotesis
intention. penelitian diperlukan justifikasi penelitian-
Pengujian Hipotesis 4 penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh antar variabel telah diteliti
pengaruh service encounter terhadap sebelumnya. Dengan demikian, hasil dari
keputusan pembelian menunjukkan nilai CR penelitian ini akan berimplikasi pada penelitian-
sebesar 4,668 dengan probabilitas sebesar penelitian terdahulu yang digunakan sebagai

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 103


Sumarno

dasar atau justifikasi. Berikut ini implikasi yang telah melakukan studi pada variabel
teoritis dari hasil penelitian ini terhadap service encounter dan perilaku keputusan
penelitian terdahulu: pembelian. Pada studi tersebut, service
1. Studi telah menunjukkan bahwa service encounter yang diukur melalui physical
encounter terbukti berpengaruh positif environment dan human contact
signifikan terhadap purchase intention. menunjukkan pengaruh yang tidak nyata
Hasil studi ini tentu saja memperkuat studi terhadap perilaku pembelian.
yang telah dilakukan oleh Liao (2014) 5. Studi telah menunjukkan bahwa service
dimana service encounter terbukti convenience terbukti berpengaruh positif
berpengaruh positif dan signifikan signifikan terhadap keputusan pembelian.
terhadap purchase intention. Hal ini berarti Pengujian pada variabel service
bahwa service encounter dapat memicu convenience dan keputusan pembelian
atau mendorong tumbuhnya niat membeli juga telah diteliti oleh Chang et al (2010)
(purchase intention) konsumen. yang hasilnya pun menunjukkan bahwa
2. Studi telah menunjukkan bahwa service service conevenience terbukti
convenience terbukti berpengaruh positif berpengaruh positif signifikan terhadap
signifikan terhadap purchase intention. keputusan pembelian.
Pun demikian dengan hasil studi 6. Studi telah menunjukkan bahwa product
Mpinganjira (2015) yang telah melakukan knowledge terbukti berpengaruh positif
penelitian mengenai pengaruh service signifikan terhadap keputusan pembelian.
convenience yang diukur melalui lima Demikian pula dengan studi yang
indikator, yaitu seacrh convenience, dilakukan oleh Yulia & Aryanto (2013) dan
evaluation convenience, order Septifani, Achmadi & Santoso (2014) juga
convenience, dan possesion convenience menunjukkan bahwa product knowledge
terhadap behavioral intention. Hasil terbukti berpengaruh positif signifikan
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terhadap keputusan pembelian.
service convenience terbukti memiliki 7. Studi telah menunjukkan bahwa purchase
pengaruh yang nyata pada behavioral intention terbukti berpengaruh negatif
intention. tidak signifikan terhadap keputusan
3. Studi telah menunjukkan bahwa product pembelian. Hasil studi ini bertolak
knowledge terbukti berpengaruh positif belakang dengan hasil studi-studi
signifikan terhadap purchase intention. Lin terdahulu dari Mahandrayasa, Kumadji &
dan Lin (2007) menyatakan bahwa tingkat Abdillah (2014), Nulufi & Murwartiningsih
product knowledge dapat mempengaruhi (2015), Yulia & Aryanto (2013), Septifani,
purchase intention konsumen. Secara Achmadi & Santoso (2014) telah
umum, konsumen dengan pengetahuan melakukan penelitian pada kedua variabel
produk yang lebih tinggi memiliki memori purchase intention dan keputusan
lebih baik, pengakuan, analisis dan pembelian. Hasil studi tersebut
kemampuan logika dibandingkan dengan menunjukkan bahwa purchase intention
pengetahuan produk yang lebih rendah. terbukti berpengaruh positif signifikan
Studi lainnya seperti oleh Wahyuni & terhadap keputusan pembelian.
Suparna (2014), Ruslim & Andrew (2012)
menunjukkan bahwa product knowledge Keterbatasan Penelitian
terbukti berpengaruh positif signifikan Pendekatan statistik yang digunakan
terhadap purchase intention. dalam penelitian menggunakan Structural
4. Studi telah menunjukkan bahwa service Equation Modeling yang mensyaratkan kriteria-
encounter terbukti berpengaruh positif kriteria indeks yang harus dipenuhi. Namun
signifikan terhadap keputusan pembelian. dalam studi ini, nilai indeks GFI dan AGFI
Hasil ini diperkuat oleh studi yang telah menghasilkan nilai yang marginal meskipun
dilakukan oleh Wong dan Tsai (2010) pengujian secara statistik dengan

104 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Keputusan Pembelian

menggunakan nilai Ch Square dan probability Manajemen, Badan Penerbit Universitas


sudah menunjukkan hasil yang bagus. Diponegoro, Semarang.
Keterbatasan lainnya yang ditemukan dalam Ferdinand, Augusty (2006), Metode Penelitian
penelitian ini adalah bahwa hasil pengujian Manajemen, Badan Penerbit Universitas
pengaruh purchase intention terhadap Diponegoro, Semarang.
keputusan pembelian menunjukkan hasil yang Haryadi, R (2009), Pengaruh Strategi Green
berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu Marketing Terhadap Pilihan
yang dirujuk. Hal ini memungkinkan adanya Konsumen Melalui Pendekatan
variabel penjelas lain yang memungkinkan Marketing Mix Studi Kasus pada The
memediasi atau memoderasi pengaruh Body Shop Jakarta, Universitas
purchase intention terhadap keputusan Diponegoro, Semarang.
pembelian. Kim, Y. K., M.Y Lee, & S.H Park (2014),
Shopping Value Orientation:
Agenda Penelitian Mendatang Conceptualization and Measurement,
Berpijak pada keterbatasan penelitian Journal of Business Research, 67 (1),
yang ada maka agenda penelitian mendatang 2884-2890.
adalah menambahkan jumlah indikator dan Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller (2008),
jumlah sampel. Selain itu, dimungkinkan untuk Manajemen Pemasaran, Erlangga,
mengembangkan variabel lain yang dapat Jakarta.
menjembatani pengaruh purchase intention Liao, Cheng-Wen (2014), Exploring the
terhadap keputusan pembelian, misalnya daya Correlations among Service Encounter,
beli atau kemampuan ekonomi yang Customer Perceived Value, Purchase
memungkinkan memoderasi pengaruh Intention in Hospitality Industry,
purchase intention terhadap keputusan Anthropologist, 17 (3), 823-830
pembelian Lin, Nan-Yong dan Bih-Sya Lin (2007), The
Effect of Brand Image and Product
DAFTAR PUSTAKA Knowledge on Purchase Intention
Moderated by Price Discount, Journal
Aagja, J. P., T. Mammen, & A. Saraswat of International Management Studies.
(2011), Validating Service Convenience .
Scale and Profiling Customers: A Study Lovelock, C dan Gummisson (2011),
in The Indian Retail Context, Vikalpa, 36 Pemasaran Jasa, Erlangga, Jakarta.
(4), 25-49. Lovelock, C., J. Wirtz, & Mussry J (2011),
Chang, Kuo-Chien., Mu-Chen Chen, Chia-Lin Pemasaran Jasa, Erlangga, Jakarta.
Hsu, Nien-Te Kuo (2010), The Effect of Mahendrayasa, Andhanu Catur., Srikandi
Service Convenience on Post- Kumadji & Yusri Abdillah (2014),
Purchasing Behaviours, Industrial Pengaruh Word Of Mouth Terhadap
Management & Data System, 110 (9), Minat Beli Serta Dampaknya Pada
1420-1443. Keputusan Pembelian (Survei pada
Chang, Y.W dan M.J Polonsky (2012), The Mahasiswa Pengguna Kartu Selular
Influence of Multiple Types of Service GSM “IM3” Angkatan 2011/2012 dan
Convenience on Behavioral Intentions: 2012/2013 Fakultas Ilmu Administrasi
The Mediating Role of Consumer Universitas Brawijaya Malang), Jurnal
Satisfaction in a Taiwanese Leisure Administrasi Bisnis, 12 (1), 1-7.
Setting, International Journal of Mpinganjira, Mercy (2015), Online Store
Hospitality Management, 31 (1), 107- Service Convenience, Customer
118. Satisfaction and Behavioural Intentions:
Ferdinand, Augusty (2005), Structural A Focus on Utilitarian Oriented
Equation Modeling Dalam Penelitian Shoppers, Journal of Economics and
Behavioral Studies, 7 (1), 36-49.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 105


Sumarno

Nittissusastro, Mulyadi (2012), Perilaku Singarimbun, Masri (1991), Metode Penelitian


Konsumen dalam Perspektif Survai, LP3ES, Jakarta.
Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung. Sugiyono (2010), Metode Penelitian
Nulufi, Kris & Murwartiningsih (2015), Minat Kuantitatif Kualitatif & RND, Alfabeta,
Beli Sebagai Mediasi Pengaruh Brand Bandung.
Image Dan Sikap Konsumen Terhadap Sumarwan, Ujang (2004), Perilaku
Keputusan Pembelian Batik Di Konsumen, Ghalia Indonesia.
Pekalongan, Management Analysis Swasta, Basu dan Irawan (2002), Manajemen
Journal, 4 (2), 129-141. Pemasaran Modern, Liberty,
Oumlil A. B. and Willwams A. J. (2000), Yogyakarta.
Consumer Education Programs for Swastha, Basu dan Handoko (2012),
Mature Consumers, Journal of Manajemen Pemasaran Analisis
Services Marketing, pp.232-242. Perilaku Konsumen, BPFE,
Peter, Paul J dan Jerry J Olson (2013), Yogyakarta.
Consumer Behavior: Perilaku Tjiptono, Fandy (2009), Strategi Pemasaran,
Konsumen dan Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta.
Erlangga, Jakarta. Wahyuni, Ni Luh Gede & Gede Suparna
Ruslim, Tommy Setiawan & Richard Andrew (2014), Pengaruh Brand Image dan
(2012), Pengaruh Brand Image dan Product Knowledge terhadap
Product Knowledge terhadap Purchase Purchase intention Produk Tas Tiruan
Intention (Kasus: Kosmetik Merk X), di Kota Denpasar, 1022-1034.
Media Bisnis, 34-44. Wong, Hsien-Lun dan Mei-Chi Tsai (2010), The
Schiffman, L.G dan L.L Kanuk (2007), Effects of Service Encounter and
Consumer Behavior, Prentice Hall, Experiential Value on Consumer
New Jersey. Purchasing Behavior, WSEAS,
Seiders, K., G.B Voss, A.L Godfrey, & D. Transaction on Business and
Grewal (2007), SERVCON: Economics, 2 (7), 59-68.
Development and Validation of a Yulia & Rudy Aryanto (2013), Analisis
Multidimensional Service Convenience Pengaruh Citra Merek Dan Pengetahuan
Scale, Journal of the Academy of Produk Terhadap Minat Pembelian Yang
Marketing Science, 35 (1), 144-156. Berdampak Pada Proses Keputusan
Sekaran, Uma (2006), Research Methods for Pembelian Produk Wafer Tango,
Business, Penerbit Salemba Empat, Working Paper.
Jakarta. Zeithaml, V. A. & M.J Bitner (2000), Services
Septifani, Riska., Fuad Achmadi & Imam Marketing: Integrating Customer
Santoso (2014), Pengaruh Green Focus Across the Firm, 2nd ed.,
Marketing, Pengetahuan dan Minat Irwin/McGraw-Hill, Boston, MA.
Membeli terhadap Keputusan Zeithaml, Valarie., Mary J Bitner, & Dwayne D
Pembelian, Jurnal Manajemen Gremler (2006), Service Marketing-
Teknologi, 13 (2), 201-218. Integration Customer Focus Accross
The Firm, McGraw Hill, New York.

106 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai