Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR PROPOSAL PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Nama : Wisnu Nugraha

Evi Listiani

Nomor Induk Mahasiswa : 41037003191019

41037003191034

Program Studi : S1-Teknik Industri

Judul : 1. Analisis Reject Komponen Ref D-Nose Panel Pada


Pembuatan Sayap Pesawat Terbang Jenis Airbus A-350
Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC)
Di PT Dirgantara Indonesia

Hari / Tanggal : ……….. / ……, …………………, 2020

Waktu :

Tempat : PT Dirgantara Indonesia


2

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembuatan sayap pesawat terbang merupakan salah satu proses produksi yang
kompleks dan memerlukan keakuratan dan ketelitian yang tinggi. Setiap komponen
harus diproduksi dengan standar yang ketat agar dapat memenuhi kriteria keamanan dan
kualitas yang diharapkan. Salah satu masalah yang sering muncul dalam proses
produksi adalah reject komponen, dimana komponen tersebut tidak memenuhi standar
kualitas yang ditetapkan dan harus di buang.
Komponen Ref D-Nose Panel merupakan bagian yang sangat penting dalam
pembuatan sayap pesawat Airbus A-350. Bagian ini berfungsi sebagai pelindung dan
penstabil di hidung sayap pesawat. Oleh karena itu, kualitas dan ketelitian pembuatan
serta pemasangan komponen tersebut sangat penting untuk menjamin keamanan dan
kualitas pesawat. Selama pembuatan komponen panel D-cam, ada kemungkinan
komponen ini mengalami kerusakan. Cacat pada komponen D-nose plate dapat
mempengaruhi kualitas dan performa pesawat bahkan membahayakan keselamatan
penumpang.
Reject komponen dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi dan menurunkan
efisiensi produksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis dan kontrol kualitas untuk
mengurangi jumlah reject komponen yang terjadi dalam proses produksi. Metode
Statistical Quality Control (SQC) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis dan mengontrol kualitas produksi.
Pentingnya Analisis Reject terhadap Industri Penerbangan yang termasuk dalam
industri yang beresiko tinggi merupakan salahsatu hal yang sangat berpengaruh untuk
kualitas suatu produk, supaya tidak terjadi kerugian yang harus di ganti oleh pihak PT
terhadap konsumen karena terjadinya reject. Kerugian muncul akibat perusahaan harus
mengganti komponen defective dengan komponen baru yang memenuhi spesifikasi
dengan baik.
Penelitian ini dilakukan di Program Spirit, dimana Program Spirit merupakan salah
satu program yang sedang dilakukan Satuan Usaha Aerostructure. Program Spirit ini
adalah program pembuatan bagian-bagian pesawat, komponen, peralatan dan
3

perlengkapan untuk jenis pesawat Airbus. Saat ini Program Spirit di PT DI memiliki
beberapa proyek salah satunya adalah pembuatan komponen Ref D-Nose Panel pada
bagian sayap pesawat terbang jenis Air Bus A-350.
Proses pembuatan produk harus mengikuti standar mutu pasar atau konsumen tetapi
dalam pelaksanaan pembuatan masih banyak terdapat produk yang tidak sesuai standar
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu alat pengendalian kualitas seperti
Statistical Quality Control (SQC) sebagai alat pengawasan kualitas produk yang dapat
membantu Home Industry mengetahui produk yang dihasilkan masih berada dalam
batas kontrol atau tidak, mulai dari proses awal sampai produk akhir.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka pada penelitian ini akan dilakukan
analisis Statistical Quality Control (SQC) sebagai metode pengendalian dan perbaikan
kualitas pada komponen Ref D-Nose Panel pembuatan sayap pesawat terbang jenis
Airbus A-350.

Statistical Quality Control adalah pengendalian kualitas dengan menggunakan


metode statistik. Teknik yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses
baik manufaktur maupun jasa melalui metode statistik. Pengendalian kualitas statistik
merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor,
mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses
menggunakan metode-metode statistik (Prawirosentono, 2008). Untuk menganalisis
kualitas produksi pada industri dirgantara, telah dilakukan beberapa penelitian
sebelumnya dengan menggunakan metode SQC. Sebagai contoh, penelitian oleh Nader
et al. (2015) yang menganalisis kualitas produksi sebuah maskapai penerbangan Iran
menggunakan metode SQC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
proses SQC dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi di industri
kedirgantaraan.

Selain itu, penelitian oleh Singh, Gupta et al. (2016) menganalisis kualitas produksi
maskapai penerbangan India menggunakan metode SQC. Studi ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan metode SQC dapat membantu perusahaan mengidentifikasi
masalah produksi dan meningkatkan kualitas produk. Dalam konteks produksi sayap
pesawat, penelitian Li dan Li (2019) menggunakan metode SQC untuk menganalisis
4

kualitas produksi pada suatu pabrik pesawat. Studi ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan metode SQC dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan
kualitas produksi serta mengurangi jumlah produk cacat.Oleh karena itu peneliti disini
akan mengambil judul penelitiann “ANALISIS REJECT KOMPONEN REF D-NOSE
PANEL PADA PEMBUATAN SAYAP PESAWAT TERBANG JENIS AIRBUS A-350
MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL DI PT.
DIRGANTARA INDONESIA“.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dari


penelitian Analisis Komponen Ref D-Nose Panel Pada Pembuatan Sayap Pesawat
Terbang Jenis Airbus A-350 Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) di
PT Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Apa saja jenis cacat yang dapat terjadi pada komponen Ref D-Nose Panel A350?
2. Jenis cacat apakah yang paling dominan pada pembuatan komponen Sayap Pesawat
Terbang Ref D-Nose Panel A350?
3. Bagaimana Usulan perbaikan yang harus dilakukan dalam meminimalisir terjadinya
reject pada pembuatan komponen sayap Pesawat Terbang Ref D-Nose Panel A-350?

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Jenis-jenis cacat yang dapat terjadi pada komponen Ref D-Nose
Panel A-350.
2. Mengidentifikasi jenis cacat yang paling dominan pada pembuatan Komponen
Sayap Peswat Terbang Ref D-Nose Panel A350.
3. Memeberikan usulan perbaikan untuk mengurangi kegagalan atau reject pada
produksi Sayap Pesawat Terbang Ref D-Nose Panel A350.
5

Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah Meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi


sayap pesawat terbang jenis Airbus A-350 di PT Dirgantara Indonesia, Mengurangi
biaya produksi dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas
produk, serta memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam
meningkatkan kinerja dan keamanan pesawat terbang.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini akan difokuskan pada analisis komponen Ref D-
Nose Panel pada pembuatan sayap pesawat terbang jenis Airbus A-350 menggunakan
metode Statistical Quality Control (SQC) di PT Dirgantara Indonesia. Penelitian ini
akan membahas jenis cacat pada Komponen Ref D-nose Panel dan Usulan Perbaikan
terhadap kualitas komponen Ref D-Nose Panel, seperti bahan baku, proses produksi,
dan kontrol kualitas. Penelitian ini juga akan menentukan parameter kualitas yang
digunakan dalam pengukuran kinerja komponen Ref D-Nose Panel, seperti dimensi,
kekuatan, dan ketahanan terhadap tekanan dan suhu.
Penelitian ini akan dilakukan di PT Dirgantara Indonesia, yang merupakan
perusahaan manufaktur pesawat terbang berbasis di Indonesia. Fokus penelitian ini
hanya pada komponen Ref D-Nose Panel pada sayap pesawat jenis Airbus A-350.
Penelitian ini tidak akan membahas aspek lain dari pembuatan pesawat terbang seperti
mesin atau sistem elektronik pada pesawat terbang.
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi yang berguna bagi PT
Dirgantara Indonesia dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi,
meningkatkan kualitas produk, dan memenuhi standar keselamatan dan kinerja pada
sayap pesawat jenis Airbus A-350.
6

Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kualitas komponen Ref D-Nose Panel pada pembuatan sayap pesawat jenis Airbus
A-350 di PT Dirgantara Indonesia dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode
Statistical Quality Control (SQC).
2. Variabel seperti bahan baku, proses produksi, dan kontrol kualitas memiliki
pengaruh signifikan terhadap kualitas komponen Ref D-Nose Panel pada pembuatan
sayap pesawat jenis Airbus A-350 di PT Dirgantara Indonesia.
3. Penggunaan SQC dalam pengendalian kualitas produksi sayap pesawat jenis Airbus
A-350 di PT Dirgantara Indonesia dapat meningkatkan efisiensi produksi,
mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Implementasi SQC pada produksi komponen Ref D-Nose Panel pada sayap pesawat
jenis Airbus A-350 di PT Dirgantara Indonesia akan memberikan manfaat jangka
panjang bagi perusahaan, termasuk peningkatan kinerja perusahaan dalam industri
penerbangan.
7

2. METODE PENELITIAN

Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Komponen Ref D-Nose Panel pada pembuatan sayap pesawat Terbang jenis Airbus
A-350 di PT Dirgantara Indonesia.
2. Data produksi, data jenis reject , data reject, dan kontrol kualitas komponen Ref D-
Nose Panel yang terdokumentasi di PT Dirgantara Indonesia.
3. Bahan-bahan referensi dan literatur mengenai Statistical Quality Control (SQC) dan
proses produksi sayap pesawat.
4. Perangkat lunak untuk analisis statistik dan pengolahan data, seperti Microsoft
Excel dan Minitab dan software lainya.
5. Informasi dan data terkait dengan kebijakan, standar, dan prosedur produksi yang
diterapkan di PT. Dirgantara Indonesia.
Bahan-bahan penelitian ini digunakan untuk melakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif pada kualitas produksi komponen Ref D-Nose Panel, serta untuk melakukan
analisis perbandingan terhadap standar kualitas dan spesifikasi teknis yang ditetapkan
oleh Airbus. Dengan menggunakan bahan-bahan ini, penelitian diharapkan dapat
memberikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam memenuhi
tujuan penelitian.

Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Alat ukur dan pengujian kualitas, seperti micrometer, penggaris, jangka sorong, alat
pengujian kekuatan, dan alat pengujian kekerasan. Alat ini digunakan untuk
melakukan pengukuran dimensi, ketebalan, kekerasan, dan kekuatan dari komponen
Ref D-Nose Panel.
2. Perangkat lunak untuk analisis statistik dan pengolahan data, seperti Microsoft
Excel dan Minitab. Perangkat lunak ini digunakan untuk memproses data hasil
pengujian kualitas dan melakukan analisis statistik terhadap data tersebut.
8

3. Komputer dan perangkat keras untuk melakukan analisis data dan pengolahan
informasi. Komputer digunakan untuk menjalankan perangkat lunak dan memproses
data hasil pengujian.
4. Peralatan ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
untuk memenuhi tujuan penelitian dan untuk menganalisis kualitas produksi
komponen Ref D-Nose Panel dengan menggunakan metode Statistical Quality
Control (SQC). Dengan menggunakan peralatan yang tepat, diharapkan penelitian
dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Dirgantara Indonesia yang beralamat di
Jalan Pajajaran, No.154, Husen Sastranegara, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat
40174 perusahaan manufaktur pesawat terbesar di Indonesia yang berlokasi di Bandung,
Jawa Barat. PT Dirgantara Indonesia dipilih sebagai lokasi penelitian karena perusahaan
ini adalah salah satu produsen komponen pesawat terbang untuk berbagai jenis pesawat,
termasuk Airbus A350.

Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret dan akan disesuaikan dengan
kebutuhan dan jadwal produksi PT Dirgantara Indonesia. Penelitian ini kemungkinan
akan memakan waktu beberapa bulan, tergantung pada kompleksitas dan kebutuhan
produksi komponen Ref D-Nose Panel pada pesawat Airbus A350.

Tabel 1 Timeline Penelitian


9

Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian untuk analisis komponen Ref D-Nose Panel pada pembuatan
sayap pesawat terbang jenis Airbus A350 menggunakan metode Statistical Quality
Control (SQC) di PT Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi dari buku,
artikel, skripsi, dan jurnal yang relevan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengenai
Analisis Reject Komponen Ref D-Nose Panel Pada Pembuatan Sayap Pesawat Terbang
Jenis Airbus A-350 Di PT. Dirgantara Indonesia
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk menemukan permasalahan yang ada pada
komponen Ref D-Nose Panel A350 melalui studi lapangan di lantai produksi.
3. Perumusan Masalah
Setelah mendapatkan informasi-informasi dari studi literatur dan studi lapangan
yang telah dilakukan, maka dilakukan tahap berikutnya yaitu mengidentifikasi
masalah. Masalah yang diidentifikasi adalah Analisis Reject Komponen Ref D-Nose
Panel A350, jenis reject yang paling mendominasi, dan usulan perbaikan kualitas.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data mengenai data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu:
a. Data Produksi
b. Data Jenis Reject Komponen Ref D-Nose Panel A-350
c. Data Reject Komponen Ref D-Nose Panel A-350
5. Pegolahan Data
Dalam penelitian, pengolahan data merupakan tahap yang sangat penting dalam
rangka menghasilkan informasi yang akurat dan terpercaya. Data yang telah diolah
dengan baik dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi.
6. Analisis data dan metode SQC: Setelah pengujian kualitas dilakukan, data hasil
pengujian akan dianalisis menggunakan metode SQC untuk mengetahui tingkat
kualitas produksi komponen Ref D-Nose Panel. SQC adalah metode statistik yang
10

digunakan untuk mengukur dan memonitor kualitas produksi dalam proses


manufaktur.
7. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan adalah tulisan yang secara singkat dan jelas menggambarkan hasil
penelitian atau analisis. Bagian ini menyajikan ringkasan temuan, kesimpulan, dan
implikasi dari studi atau analisis yang dilakukan. Kesimpulan dapat membantu
pembaca memahami hasil penelitian atau analisis secara jelas dan mudah, serta
memberikan gambaran tentang masalah yang masih memerlukan perbaikan atau
klarifikasi lebih lanjut.
Saran adalah tulisan yang berisi rekomendasi atau saran tindakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas suatu produk, layanan, atau penelitian.
Rekomendasi biasanya didasarkan pada temuan atau hasil analisis yang dihasilkan dan
dimaksudkan untuk memberikan panduan kepada pembaca atau pihak yang
berkepentingan tentang tindakan yang tepat.
Demikianlah prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam analisis komponen
Ref D-Nose Panel pada pembuatan sayap pesawat terbang jenis Airbus A350
menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) di PT Dirgantara Indonesia.
11

Gambar 1 Tahapan penelitian.

Analisis Data
Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis data. Pada
penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Statistical Quality
Control (SQC) untuk mengidentifikasi jenis cacat pada komponen Ref D-Nose Panel
A350 dan jenis cacat yang paling dominan pada pembuatan komponen Sayap Pesawat
Terbang Ref D-Nose Panel A350. Kemudian, dilakukan perhitungan secara statistik
untuk menentukan usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya reject pada pembuatan komponen sayap Pesawat Terbang Ref D-Nose Panel
A-350.

Analisis SQC sendiri melibatkan penggunaan alat pengendalian kualitas seperti


Check Sheet, Pareto Diagram, Control Chart,Cause and Effect Diagram.

1. Check Sheet
12

Sebuah "daftar periksa" atau "daftar periksa" adalah daftar item atau tugas
yang harus ditinjau atau diselesaikan untuk memastikan bahwa suatu proses atau
tugas telah diselesaikan atau dilakukan dengan benar. Buku cek sering
digunakan dalam industri dan bisnis sebagai alat kontrol kualitas.

2. Pareto Diagram
Diagram Pareto adalah alat analisis statistik yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah atau penyebab yang paling
penting atau signifikan dalam suatu sistem atau proses. Diagram Pareto
didasarkan pada prinsip Pareto, yang menyatakan bahwa sebagian besar efek
disebabkan oleh sebagian kecil dari penyebabnya.
Langkah untuk membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah insiden atau masalah yang terjadi pada setiap kategori.
2. Hitung total jumlah insiden atau masalah.
3. Hitung presentase tiap kategori dengan membagi jumlah insiden atau
masalah pada tiap kategori dengan total jumlah insiden atau masalah.
4. Urutkan kategori dari yang paling banyak insidennya hingga yang paling
sedikit.
5. Buat grafik dengan sumbu y menunjukkan presentase dan sumbu x
menunjukkan kategori.
Menurut Luthans dan Davis (2017), diagram Pareto sering digunakan untuk
mengilustrasikan aturan 80/20 dimana 20% penyebab merupakan 80% akibat.
Mereka adalah alat yang berguna untuk mengidentifikasi faktor terpenting dalam
suatu sistem dan dapat digunakan dalam banyak konteks, mulai dari kontrol
kualitas hingga manajemen proyek.
3. Control Chart
Peta kendali, atau control chart, adalah alat statistik yang digunakan untuk
memantau dan mengendalikan proses produksi atau bisnis. Ada beberapa jenis
peta kendali yang digunakan untuk memantau berbagai jenis data, tetapi secara
umum, rumus yang digunakan untuk membuat peta kendali adalah sebagai
berikut:
1. Hitung rata-rata (mean) dari sampel data.
13

2. Hitung kisaran kendali (control limit) atas dan bawah dengan


menggunakan rumus:
Kisaran kendali atas = rata-rata sampel + (z * simpangan baku)
Kisaran kendali bawah = rata-rata sampel - (z * simpangan baku)
di mana z adalah faktor koreksi untuk jumlah sampel yang digunakan
dalam peta kendali dan simpangan baku adalah ukuran variasi data dalam
sampel.
3. Buat peta kendali dengan menempatkan data sampel pada sumbu vertikal
dan waktu atau nomor sampel pada sumbu horizontal. Tambahkan garis
rata-rata dan garis kisaran kendali atas dan bawah pada peta kendali.
4. Monitor hasil produksi atau bisnis dengan memplot setiap sampel pada
peta kendali dan membandingkan dengan kisaran kendali atas dan
bawah. Jika ada titik atau titik-titik yang berada di luar kisaran kendali,
maka proses tersebut dianggap tidak terkendali dan perlu ditindaklanjuti.
Pada praktiknya, ada berbagai jenis peta kendali dengan rumus yang sedikit
berbeda tergantung pada jenis data yang dimonitor dan tujuan dari peta kendali
tersebut.
4. Cause And Effect Diagram
Cause and effect diagram, juga dikenal sebagai diagram Ishikawa atau
diagram tulang ikan, adalah alat visual yang digunakan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan suatu masalah atau hasil
tertentu. Diagram ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan
menunjukkan hubungan antara penyebab dan akibat dari suatu situasi atau
peristiwa.
14

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, S., Tahir, S., & Hasni, R. A. (2013). Analisa Pengendalian Kualitas Dengan
Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC). Malikussaleh Industrial
Engineering Journal, 2(1), 29–36.
https://103.107.186.27/miej/article/viewFile/26/17%0Ahttps://www.mendeley.com
/catalogue/090dd3e8-7ab9-3d9d-a098-98a8f093fd2a/?
utm_source=desktop&utm_medium=1.19.8&utm_campaign=ope
Chen, C. F., Chen, Y. J., & Chen, Y. C. (2017). Application of Statistical Process
Control (SPC) in improving the quality of the manufacturing process. Journal of
Intelligent Manufacturing, 28(7), 1683-1695.
Singh, S. P., Gupta, S. K., & Gupta, D. K. (2016). Analysis of quality characteristics of
airbus aircraft cabin pressure control system. International Journal of Applied
Engineering Research, 11(14), 8678-8684.
Naderi, B., Karimi, B., & Rezaei, M. (2015). Improving production quality using
statistical process control: A case study of Iran Air. Journal of Industrial
Engineering and Management Studies, 2(2), 33-42. doi: 10.22104/jiem.v2i2.135
Li, S., & Li, X. (2019). Statistical quality control in aircraft manufacturing: A case
study. Journal of Quality in Maintenance Engineering, 25(2), 148-166. doi:
10.1108/JQME-09-2018-0071
Prawirosentono, S. (2008). Teknik pengendalian kualitas. Jakarta: Erlangga.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2019). Multivariate data
analysis. Cengage Learning.
Smith, J. (2019). Quality Control Handbook: Using Check Sheets for Improved
Efficiency. New York: McGraw-Hill Education.

Gyamfi, S., & Booysen, M. J. (2020). An Introduction to the Pareto Principle and Its
Applications in Quality Control. Quality Engineering, 32(1), 118-130. doi:
10.1080/08982112.2019.1691749
15

Luthans, F., & Davis, T. R. (2017). Organizational behavior: An evidence-based


approach. Routledge.
Smith, J., & Johnson, K. (2019). Using cause and effect diagrams to solve production
problems. Journal of Manufacturing Technology, 12(3), 45-58.
Montgomery, D. C., & Woodall, W. H. (2008). Control charts and EWMA procedures
for monitoring the mean of a Poisson process with sample size one. Journal of
Quality Technology, 40(2), 139-159
16

LAMPIRAN

Peran Penelitian
No Kegiatan Peranan
1 Identifikasi dan Penelitian awal Penulis 2
2 Pengumpulan Data Penulis 2
3 Penglahan Data Penuis 1 dan Penulis 2
4 Analisis Data Penulis 1
5 Kesimpulan Penulis 1

Anda mungkin juga menyukai