Anda di halaman 1dari 9

Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi

Volume 3 Nomor 1 Juni 2020


P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi

Rancangan Alat Pelepas Pin Piston pada Motor Piston Continental IO-470
dan Lycoming O-360 dengan Menggunakan Pompa Hidrolik
di Prodi Teknik Pesawat Udara STPI

Piston Pin Release Equipment Design on IO-470 Continental Motor and


Lycoming O-360 Using Hydraulic Pump
in STPI Aircraft Engineering Technique
Erlana Ichsan Haryanto1, Saddam Rabati2, Muawal Al-Asyari3
erlanadgca@gmail.com, saddamrabati@gmail.com, arieliverpudlian12@gmail.com

Politeknik Penerbangan Indonesia Curug


Politeknik Penerbangan Makassar

ABSTRAK
Faktor penunjang tercapainya tujuan tersebut praktek di bengkel piston engine, yang memberi
pengalaman dalam perawatan pada piston engine seperti Teledyne Continental IO-470 dan Avco
Lycoming O-360. Beraneka ragam alat yang ada saat ini, baik dilihat dari kegunaan maupun fungsinya,
namun tidak semua komponen dapat dipasang dan dilepas dengan menggunakan alat, tanpa alat khusus.
Pada perawatan khususnya pesawat udara, yaitu bertujuan untuk mempertahankan dan mengembalikan
komponen untuk beroperasi dengan aman, contohnya inspeksi 2000 jam dimana pemeriksaan seperti
mesin, baling-baling pendorong, roda pendaratan sebagainya. Salah satunya pada pemeriksaan mesin
dilakukan pelepasan pin piston sesuai dengan prosedur di maintenance manual, dalam proses
pelaksanaannya di bengkel piston engine masih menggunakan mallet dan kayu untuk pelepasan, dengan
gaya yang dikeluarkan dari mallet jika terjadi kesulitan pada pelepasan maka dapat melukai permukaan
dengan adannya hentakan dan kemelesetan, adapun beberapa faktor internal dari manusia itu sendiri
seperti stress dan fatigue. Dari hasil pengamatan gaya yang dihasilkan mallet dengan rata-rata jarak
pada objek 0,3m waktu yang dibutuhkan 0,11s maka pergeseran pin 0,009m sehingga gaya yang
dikeluarkan pada saat memalu 4,95N dan gaya yang dibutuhkan 14,3 pukulan untuk melepas pin piston,
sedangkan untuk melepas pin piston dengan enam silinder total yang dikeluarkan 425,31N. Oleh karena
itu untuk meningkatkan keamanan dalam perawatan maka penulis merancang alat pelepas pin piston
dengan menggunakan pompa hidrolik, dengan total perancangan gaya yang dikeluarkan 425,31N pada
aktuator, dengan menggunakan prinsip Pascal sehingga gaya untuk engkol tangan manual 42,17N. Dan
alat ini juga dapat menggunakan motor AC untuk memompa fluida dengan daya 500watt dan putaran
2500rpm.
Kata kunci: pin piston; piston; motor hidrolik

ABSTRACT

Supporting factors for the achievement of these objectives in the piston engine workshop, which
provides experience in maintenance of piston engines such as the Teledyne Continental IO-470 and Avco
Lycoming O-360. A wide variety of tools currently available, both in terms of use and function, but not all
components can be installed and removed using tools, without special tools. In aircraft specific
maintenance, that is to repair and repair components for safe repairs, for example a 2000-hour
57
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

inspection where checks such as engines, propellers, landing gear etc. One of them is when checking the
engine which is done by removing the piston pin in accordance with the procedures in the maintenance
manual, in the process of implementing it in the engine workshop the piston still uses a hammer and wood
for release, with the force released from the hammer slip, as for some internal factors of the human itself
such as stress and fatigue. From the observations of the force produced by the hammer with an average
distance of the object at 0.3 m, the time required is 0.11 seconds, then the pin changes 0.009 m, the new
force issued when hammering 4.95N and the force required 14.3 times to open piston pin, while to release
the piston pin with six cylinders issued a total of 425.31N. Therefore, to improve safety in treatment, the
authors used a piston pin release tool using a hydraulic pump, with a total design force of 425.31N issued
on the actuator, using the Pascal principle so that the force for manual hand crank was 42.17N. And this
tool can also use an AC motor to pump fluid with 500watt power and 2500rpm rotation.
Keywords: piston pin; piston; hydraulic motor

1. PENDAHULUAN melakukan perawatan di bidang teknik


Dunia penerbangan telah mengalami pesawat udara.
kemajuan yang sangat pesat. Hal ini tentu saja
tidak lepas dari kemajuan teknologi yang Faktor penunjang tercapainya tujuan
semakin berkembang terus dari waktu ke waktu. tersebut adalah dengan adanya praktek di bengkel
Kemajuan teknologi dibidang penerbangan piston engine, akan memberikan pengalaman
tentunya harus diikuti dengan ketersediaan sarana dalam perawatan piston engine seperti motor
dan prasarana penunjang (Atmia & Aswar, 2018) piston Teledyne Continental IO-470 dan Avco
serta meningkatnya kemampuan manusia yang Lycoming O-360. Dari beberapa pelaksanaanya,
menanganinya dengan dilengkapi peralatan dan beraneka ragam alat yang ada saat ini, baik
perlengkapan untuk membantu proses perawatan. dilihat dari kegunaan maupun fungsinya, namun
Perawatan (maintenance) untuk berbagai sistem ada beberapa komponen yang tidak dapat
pada pesawat udara mutlak diperlukan untuk dipasang dan dilepas dengan menggunakan alat,
menjaga kondisi pesawat agar selalu siap dan tanpa alat khusus. Dalam proses perawatan
aman pada saat digunakan. Perawatan yang pesawat udara, salah satunya pelepasan pin piston
dibutuhkan untuk memastikan kelaikan udara sesuai dengan maintenace manual, di bengkel
pesawat terbang, termasuk dari perbaikan, piston engine masih menggunakan mallet jika
inspeksi, penggantian, dan modifikasi. Setiap terdapat kesulitan dalam proses pelepasan maka
orang yang melakukan perawatan, modifikasi, gaya yang dikeluarkan dari mallet tersebut dapat
serta pencegahan harus sesuai prosedur dengan terjadi hentakan yang dapat melukai permukaan
standarisasi perintah yang telah ditentukan dalam pin piston, dan juga gaya yang dikeluarkan dari
manual dari perusahaan produsen, untuk kelaikan mallet tersebut dapat menyebabkan kemelesetan
udara yang telah disetujui oleh Direktorat Jendral dan ketidak konstanan. Hal ini dikarenakan ada
Perhubungan Udara. Perawatan berkala beberapa faktor internal dari manusia itu sendiri,
dilakukan pada semua pesawat setelah jumlah faktor-faktor tersebut antara lain seperti: fatigue,
waktu tertentu dalam penggunaannya. stress ataupun lapses akibat dari external
environment. Sehingga belum adanya alat khusus
Perwujudan dari dunia penerbangan dengan ketepatan gaya dorong dan tenaga yang
berawal di program studi pendidikan Teknik tinggi, dengan menggunakan pompa hidrolik
Pesawat Udara tepatnya di Sekolah Tinggi sebagai perancangan untuk melepaskan pin
Penerbangan Indonesia yang mendidik dan piston.
menghasilkan lulusan yang tangguh bagi
kepentingan subsektor perhubungan udara Oleh karena itu untuk meningkatkan
khusus di perawatan pesawat udara dalam keamanan dalam perawatan maka penulis
keserasian perpaduan ilmu keterampilan, merancang alat khusus yang dapat membantu
keahlian dalam menunjang keselamatan melepas piston pin dengan judul
penerbangan dan nantinya mempunyai “RANCANGAN ALAT PELEPAS PIN
kemampuan mengenali, mengamati serta PISTON CONTINENTAL IO-470 DAN
memiliki keahlian yang diperlukan untuk LYCOMING O-360 DENGAN
58
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

MENGGUNAKAN POMPA HIDROLIK kapasitas sekitar 3 sampai 8 penumpang,


DI PRODI TEKNIK PESAWAT UDARA dan biasanya digunakan untuk pribadi dan
STPI”. latihan. Salah satunya di Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia menggunakan pesawat
Berdasarkan latar belakang yang telah mesin piston Teledyne Continental IO-470
ditulis diatas maka dapat diidentifikasikan untuk pesawat Beechcraft Barron dan Avco
beberapa masalah yang muncul sebagai berikut : Lycoming O-360 untuk pesawat Socata
a. Bagaimana ketepatan dan gaya dorong yang Tobago 10.
dikeluarkan oleh alat pelepas pin piston
terhadap proses pembukaan?
b. Bagaimana penerapan teknologi dibidang
pendidikan dengan menggunakan pompa
hidrolik untuk melepas pin piston?
c. Bagaimana pengaruh daya motor terhadap
kecepatan aliran fluida untuk mendorong
sebuah aktuator? Gambar 1. Pesawat latih Beechraft Baron B-58
d. Bagaimana merancang alat pelepas pin piston
untuk motor Teledyne Continental IO-470 dan Pesawat Beechcraft Baron (lihat Gambar
Avco Lycoming O-360 menggunakan pompa 1) termasuk tipe light aircraft, bermesin
hidrolik? piston ganda yang mempunyai berat kotor
5400-5500lb (2450-2500kg), dan
Dari pembahasan diatas dan identifikasi menggunakan mesin Teledyne Continental
masalah maka penulis merumuskan beberapa IO-470 (lihat Gambar 2), memiliki kecepatan
masalah sebagai berikut: sampai 200knot (370km/jam) pada 8000knot ft
a. Bagaimana merancang mekanisme pelepas (2400m) dan 220knot (410km/jam) pada
pin piston dengan menggunakan pompa 20000kaki (6100m), dan dikapasitas tangki
hidrolik motor AC? bahan bakar 190galon AS (719L).
b. Bagaimana merancang suatu mekanisme roda
gigi untuk menghasilkan putaran yang
diinginkan?
c. Bagaimana menentukan komponen alat yang
digunakan untuk pelepasan pin piston?
d. Bagaimana menentukan kriteria uji coba
terhadap rancangan serta kriteria uji?

Tujuan yang ingin dicapai dari rancangan Gambar 2. Pesawat latih Tobago TB-10
alat pelepas piston pin ini adalah sebagai berikut :
a. Memberikan suatu tambahan alat di bengkel Socata Tobago 10 (lihat Gambar 3)
piston engine untuk proses perawatan. termasuk jenis tipe light aircraft dengan
b. Meningkatkan keamanan pada saat proses motor piston tunggal di produksi oleh Socata.
perawatan pesawat udara, dengan Tipe pesawat ini memiliki variable pitch
memperhatikan tenaga yang konstan yang baling-baling, dan seri TB ini banyak
dikeluarkan pada motor AC. digunakan untuk pelatihan. Pesawat ini
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian memiliki kapasitas 4 kursi dengan kecepatan
selanjutnya dalam merancang agar menjadi meluncur 235km/jam (127knot), jarak 985km
lebih baik lagi. (634mil), ketinggian 3.960m (13.000ft).
Panjang pesawat 7,75m (25ft 5.1in), lebar
a. Pesawat Piston Engine sayap 9,89m (32ft 5,2in) dan tinggi 3,02m (9ft
Pesawat piston engine merupakan 10,9in). Pesawat jenis ini menggunakan motor
komponen dari sistem tenaga pendorong piston Lycoming O-360 (lihat Gambar 4),
untuk pesawat yang menghasilkan daya dengan menggunakan empat-silinder yang
mekanis. Pesawat yang ekonomis untuk horisontal bersebrangan, terdapat karburator
penerbangan jarak dekat yang dengan yang berfungsi untuk mencampur udara dan
bahan bakar untuk proses perbakaran secara
59
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

internal, proses pendinginan menggunakan Cincin piston diklasifikasikan menjadi dua


udara, yang menghasilkan 180hp (134kW). fungsi:
1. Cincin tekanan (compression rings)
b. Teori Komponen Motor Piston berfungsi untuk mencegah gas masuk
Motor piston pada bagian ini merupakan kedalam piston selama mesin beroperasi.
komponen-komponen yang berhubungan 2. Cincin oli (oil rings) berfungsi
dengan pelepasan pin piston, antara lain: mengendalikan kuantitas oli yang
1) Teori Motor Piston diterdapat pada dinding silinder dan
Motor piston merupakan mesin yang merubah mencegah oli ini lewat ke ruang
energi panas dari bahan bakar yang terbakar pembakaran.
menjadi gerakan maju mundur dari piston, a) Pasak Piston (pin piston)
yang kemudian diubah menjadi gerakan Pasak piston (wrist pin) berfungsi untuk
berputar oleh batang penyambung (conneting menghubungkan piston dan batang
rods) dan poros engkol (crankshaft). Gerakan penyambung terbuat dari baja.Pin Piston
berputar ini yang digunakan untuk biasanya diklasifikasikan menjadi 3:
menggerakan baling-baling sebagai sumber 1) Statis/kaku (stationary/rigid)
daya dorong bagi pesawat terbang. Dalam Jenis statis ini tidak bebas untuk bergerak
proses kerjanya motor piston didukung oleh kesegala arah dan dikencangkan dengan
beberapa sistem yang saling mempengaruhi sekrup agar aman.
dalam memberikan kerja motor piston yang 2) Setengah mengapung (semifloating)
optimal. Pin piston semifloating aman dengan
2) Piston pegangan penjepit pada ujung batang
Piston merupakan bagian dari motor piston penghubung dan lubang setengah pin itu
yang bergerak maju mundur maupun naik sendiri.
turun yang disebabkan oleh pembakaran yang 3) Mengapung (full-floating)
terjadi dalam silinder, untuk mengirimkan Tipe full-floating bergerak bebas pada
tenaga dari pembakaran akibat pengembangan batang penghubung dan banyak
gas dalam silinder titik mati bawah pada poros digunakan pada motor piston pesawat.
engkol. Pada saat piston bergerak kebawah
(kearah poros engkol) dalam silinder, terjadi c. Teori Hidrolik
gerakan asupan, dengan menarik campuran Sistem hidrolik merupakan teknologi
bahan bakar udara. Pada saat bergerak keatas yang memanfaatkan zat cair yang biasanya
(ke arah kepala silinder), terjadi posisi menggunakan oli untuk melakukan suatu
kompresi kemudian diberikan pengapian yang gerakan. Sistem ini bekerja berdasarkan
membawa campuran udara dan bahan bakar, prinsip jika suatu zat cair diberi tekanan, maka
selanjutnya titik mati bawah terjadi tekanan itu akan merambat kesegala arah dan
pengembangan gas menyebabkan piston untuk dapat melewati dalam berbagai ukuran dan
bergerak menuju poros engkol. Dan bentuk, sehingga fluida dapat mentransfer
selanjutnya gerakan (ke arah kepala), hal ini tenaga dan gaya, sifat fluida cair yang tidak
membuat tenaga dengan gas pembakaran mempunyai bentuk tetap tetapi selalu
keluar dari ruang pembakaran. Piston terbuat menyesuaikan bentuk yang ditempatinya.
dari paduan aluminum tempa dan terdapat 1) Cairan Hidrolik
beberapa bagian: kepala piston (piston head), Cairan hidrolik fungsinya untuk menyalurkan
tepi piston (piston skirt), dan bagian bawah dan mendisribusikan tenaga yang akan
piston kontak dengan minyak pelumas. digerakan, dengan memiliki kekentalan yang
3) Cincin Piston (piston ring) cukup, memiliki indek viskositas yang baik,
Cincin piston berfungsi sebagai paking tahan api, tidak berbusa, tahan dingin, tahan
(gasket) yang menjaga tekanan dalam ruang korosi dan tahan haus minimal
bakar (combustion chamber) dan untuk kompressibility.
mencegah oli masuk ke dalam ruang bakar 1. Sifat Fluida ideal:
serta sebagai penyalur panas dari piston ke a) Harus mampat.
dinding silinder (cylinder wall). Terbuat dari b) Memiliki kekentalan tidak berpengaruh
besi cetak kelabu berkualitas tinggi (high- terhadap suhu.
grade gray cast iron).

60
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

c) Viskositas rendah terhadap perubahan dan sistem dapat dibersihkan dengan


suhu. alkohol.
d) Memberi pelumas yang baik. b) Mineral base hydraulic fluid (MIL-H-
e) Tidak menimbulkan bahaya kesehatan 5606)
yang signifikan pada operator. Memiliki komposisi minyak hasil
f) Flash point diatas 100oC, dan tidak minyak bumi, dengan karakteristik
mudah terbakar. pelumas yang baik dan aditif untuk
g) Tidak berbusa. menghambat busa dan mencegah
h) Kimia yang stabil dalam proses operasi. pembentukan korosi. diberi warna
i) Tidak membahayakan atau merugikan merah untuk identifikasi, seal dari
dari bahan yang digunakan dalam bahan karet sisntesis / buna-N, dapat
sistem pipa dan komponen. dibersihkan dengan naptha, varsol,
j) Penyimpanan yang baik atau stoddard solvent.
c) Systetic base hydraulic fluid (MIL-H-
2. Syarat cairan Hidrolik : 8446)
a) Hambatan aliran (viscosity) Memiliki nama lain skydroll-500A
Cairan hidrolik harus tidak terlalu komposisi synthetic phosphate ester
kental dan tidak cair sebagai habatan fluid, diberi warna ungu cerah, seal dari
aliran dalam, viskositas yang berlebihan Butyl, Teflon, Silicon Rubber dapat
akan menambah beban, dan jika kurang dibersihkan dengan Trichlorethylene,
dapat menyebabkan kehausan. tahan panas dan tahan api (sekitar 65 oF
b) Stabilitas kimia (chemical stability) sampai 225 oF ).
Kemampuan cairan hidrolik untuk
menahan oksidasi dan gesekan-gesekan 2. METODE
yang terus menerus dalam jangka waktu a. Jenis dan Sumber Data
yang lama, jadi cairan hidrolik harus Dalam menyusun perancangan alat pelepas
tahan terhadap panas, gesekan dan piston pin ini maka metodologi perancangan
oksidasi, tidak boleh berubah warna. yang digunakan adalah sebagai berikut :
c) Titik uap (flash point) 1) Tinjauan pustaka; mengacu pada
Suatu temperatur dengan cairan mulai referensi data teoritis yang diambil dari
menguap dan mudah terbakar jika buku-buku yang berhubungan dengan
terkena percikan api, oleh karena itu perancangan.
cairan hidrolik harus memiliki nilai titik 2) Metode interview; konsultasi dengan
uap yang tinggi. pihak yang terlibat dalam hal ini
d) Titik api (fire point) instruktur dan orang-orang yang berperan
Suatu temperatur dengan cairan mulai dalam praktek piston engine.
menguap dan mudah terbakar terus 3) Metode observasi; mencari data yang
menerus jika terkena percikan api, oleh berhubungan dengan mekanisme
karena itu cairan hidrolik harus perancangan.
memiliki nilai titik api yang tinggi. 4) Metode ekperimen; percobaan terhadap
rancangan yang telah selesai dibuat.
3. Tipe cairan Hidrolik
Untuk menjamin agar sistem hidrolik dapat b. Waktu dan lokasi penelitian
bekerja dengan baik serta untuk Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi
menghindari kerusakan pada komponen– Penerbangan Indonesia. Program Studi
komponen non metal, maka perlu Teknologi Pemeliharaan Pesawat Udara
digunakan cairan hidrolik yang tepat. (TPPU) yang akan dimulai pada bulan Juli
Ada tiga macam tipe cairan hidrolik yang 2018.
digunakan pada system hidrolik :
a) Vegetable base hydraulic fluid (MIL-H- 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
7644) Konsep rancangan ini yang akan dibuat
Memiliki komposisi Castrol oil dan menggunakan hidrolik dan motor listrik AC
Alkohol, diberi warna biru untuk untuk pelepasan pin piston.
identifikasi, seal dari bahan karet alami Perencanaan Hidrolik dan Motor AC

61
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

1) Perencanaan Silinder
Silinder yang dipakai adalah tipe single Tebal dinding silinder yang diperlukan,
action, dengan asumsi beban yang diterima dengan memakai bahan mild steel, yang
adalah berasal dari pin piston, dengan memiliki kekuatan tarik sebesar 78300psi,
asumsi beban awal Fs 6 = 425,31 N. dengan tekanan yang diberikan sebesar
88,176psi adalah:
0,22481 lb
Fi = 425,31 N  = 95,61 lb PA  DA
N t=
2 u
direncanakan tekanan silinder aktuator (
PA) adalah 6 bar 88,176 1, 233
=
PA = 6bar 
14,696 psi
= 88,18 psi 2 ( 78300 )
bar = 0, 001inch
Beban total (Fi) yang terjadi adalah beban
awal ditambah gaya gaya gesek (Ff) kinetik 25, 4mm
= 0, 001inch  = 0, 018mm
besi dengan besi yang mempunyai inch
koefisien gesek 0,10. 2) Perencanaan Diameter Aktuator
Ff =   Fi Panjang batang piston direncanakan
= 0,1 95, 61  inch 
100mm, 100mm  = 3,94inch  ,
= 9,56lb  25, 4mm 
Maka beban total adalah sedangkan diameter batang piston dihitung
FA = Fi + F f dengan mempertimbangkan faktor
= 95, 61lb + 9, 56lb buckling sehinga diameter yang tepat
tentunya akan menghindari terjadinya
= 105,175lb fenomena buckling dimana gaya buckling
Bahan Mild steel dengan properties yang dapat timbul dari suatu proses
Kekuatan tarik = 78300psi pembebanan.
- Modulus elastisitas (E) = 29.000.000psi
- Merancang diameter dan tebal silinder  2  E  0,0491D 4
penggerak (aktuator) FB =
n  L2K
Untuk mengetahui tekanan dalam aktuator
silinder, dengan rumus hukum Pascal.
Syarat agar tidak terjadi buckling, maka
FA = PA  AA
gaya buckling lebih besar dari gaya trust
F aktuator atau beban total (FB ), diambil
AA = A gaya buckling sebesar 150lb. Panjang
PA
batang piston direncanakan 3,94inch,
Sedangkan untuk perencanaan besarnya sehingga dari konstruksi diperoleh nilai
diameter silinder hidrolik, maka tekanan
dan gaya yang dialami silinder penggerak Lk = 2 L = 2  3,94inch = 7,874inch 1.
dengan luasan penampang berbentuk FB  3,5  L2k
lingkaran, menggunakan rumus. DPA = 2 4

 DA2 FA
  E  0,0491
=
4 PA 150  3,5  7,87 2
= 2 4

4 FA   29000000  0,049
DA =
 PA = 0,0023inch
4 105,175 = 0,023inch 
mm
= 0, 218mm
=
  88,176 25, 4inch
Karena diameter batang piston lebih kecil
= 1, 233inch dari diameter silinder aktuator maka jika
25, 4 mm diameter batang piston (DPA) direncanakan
= 1, 233 inch  = 31,31mm
inch
62
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

sama dengan diameter aktuator maka 4  VDA


batang piston aman dari gaya buckling. LDA =
  DA2
3) Perencanaan Pompa
Skema pompa hidrolik yang digunakan 4  0,139
=
  (1, 608 )
2
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Direncanakan pompa hidrolik yang
digunakan sebagai berikut : = 0, 085inch
• Diameter piston (Dpp) = 9,4mm 5) Perencanaan Gaya Tekan Pompa
Berdasarkan Gambar 33 dan hukum
 inch 
 9, 4mm  25, 4mm = 0,37inch  Pascal maka gaya yang dihasilkan untuk
  pemompaan adalah:
• Panjang stroke (Lpp) = 2 x esentrik = 2 x P1 = P2
12 mm = 24 mm FP FA
 inch  =
 24mm  25, 4mm = 0,945inch 
AP AA
  FA
FP =  AP
4) Langkah Pemompaan
AA
Displacemen aktuator per satu kali Direncanakan diameter pemompa DPP =
pemompaan pompa hidrolik dapat dicari 0,433inch sedangkan diameter actuator DA
dengan asumsi volume fluida yang = 1,233inch sehingga gaya yang
dipompakan dengan terdistribusi fluida dibutuhkan untuk melakukan pemompaan
kesemua dengan kata lain tidak ada adalah
kebocoran serta faktor kompresibility FA
FP =  0, 25    DPP
2
minyak diabaikan : 0, 25    DA
2

VP = VDA 2
DPP
VP (volume pompa hidrolik satu kali = FA 
DA2
pemompaan) = V PP  1 langkah
( 0, 433)
2
   D  LPP
2
 = 105,175 
  (1, 233)
pp 2
4
VP =   1 langkah
= 9, 48lb
langkah
N
  ( 0, 433)  0,945 = 9, 48lb 
2

= 0, 22481lb
4
= 42,169 N
= 0,102inch3
Sehingga diperoleh volume tangki dengan
Maka displacement aktuator (LDA) menambah factor koreksi 25% dari total
awal

  D A2  LDA VT = 1,25  ( 0,104 + 4,7 ) = 6,001inch3


VDA =
4
Keterangan : 6) Pemilihan Fluida
3
VDA = Volume displacement aktuator (inch )
DA = Diameter aktuator (inch)
LA = Displacement aktuator (inch)

63
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

b. Untuk perancangan dan penelitian yang akan


Tabel 1. Properties dari EnergolHLP-HM 32 datang diharapkan disempurnakan kembali
dan lebih efisien dan lebih baik lagi.
c. Diharapkan dalam pemakaian alat ini harus
Karakteristik Nilai
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
Viskositas d. Perawatan dan pemeliharaan pada rancangan
40°C, cSt 33,3 alat ini diharapkan tidak ada kerusakan
100°C, cSt 5,5 struktur akibat pengaruh lingkungan dan
Viskoitas Index 100 sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Flash Point, °F 390
Pour Point, °F -25
Viskositas kinematis, mm2/sec 14 DAFTAR PUSTAKA
Gravity, °API 30,4
Airframe Handbook. (1972). Federal Aviation
Administration, Oklahoma.
Fluida yang digunakan pada hidrolik ini
cairan yang sering digunakan yang ada
Benc Mc Kinley. (1967). Aircraft Maintenance
dipasaran. Jenis fluida yang dipakai adalah
and Repair, USA: Mc Graw Hill Book
mineral base fluid dengan merek dagang
Company, Northop Institute of
Energol® HLP-HM 32. Fluida ini
Technology.
memiliki karakteristik fluida dengan sifat
pelumasnya sangat baik dan dapat
David Halliday dan Robert Resnick. (1987).
mencegah terjadinya karat.
Fisika Edisi ke-3 Jilid 1, Erlangga
Jakarta.
Dalam sistem hidrolik tidak terlepas
dari seal dan saluran hidrolik sendiri. Jenis
Federal Aviation Administration. (1972). General
seal yang dipakai harus menyesuaikan
Handbook. Oklahoma.
dengan cairan hidrolik yang dipakai,
sehingga seal yang sesuai adalah berbahan
Mannesmann Rexroth AG, Lohr a. Main. (1991).
neoprene atau karet sintetik.
Basic Principles and Components of
Fluid Technology.
4. KESIMPULAN
a. Berdasarkan uji kelengkapan maka untuk
M Galal Rabie. (2009). Fluid Power Engineering,
rancangan ini dapat dibuat dengan hasil
Mc Graw Hill.
perhitungan dan menyesuaikan produk di
pasaran pada pemilihan hidrolik diameter
Ravi Donnavar, Andries Barnard. (2005).
aktuator 0,885inch menyesuiakan dengan
Practical Hydraulic System, Elsevier
diameter pin piston tersebut dan motor AC
Science &Technology Book Publisher.
dengan putaran 2500rpm dan daya yang
digunakan 500watt.
RS Khurmi & J K Gupta. (1995). A Text-Book
b. Berdasarkan dari uji kelengkapan terhadap
of Hydraulic, New Delhi: Eurasia
komponen maka dilakukan uji fungsi terhadap
Publishing House.
tiap masing komponen agar dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya untuk melepas pin
RS Khurmi & J K Gupta. (1995). Machine
piston.
Design, New Delhi: Eurasia
c. Berdasarkan dari pengujian kinerja untuk alat
PublishingHouse.
tersebut dapat berfungsi mendorong beban
sampai 425N, untuk melepas pin piston dan
Suprayitno, Tony. (2004). Peran Daily Check
sedangkan gaya yang dikeluarkan kelika
danPreventive Maintenance dalam
memalu 4,95N.
Program TPM di PT. SPINDA unit 1.
Surabaya : Universitas Petra.
Hasil dari penelitian ini menyarankan:
a. Diharapkan alat ini dapat digunakan untuk
Sularso. (2002). Dasar Perencanaan dan
membantu proses kegiatan praktek.
Pemilihan Elemen Mesin, Jakarta:
Pradnya Paramita.
64
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
P-ISSN 2622–0105 | E-ISSN 2716-1196

Wen Kurniawan, Michael. (2000). Perencanaan


Penjadwalan Perawatan Mesin Produksi
di PT. Soponyono. Surabaya :
Universitas Petra.

Williamsport Pennsylvania. (1974). Overhaul


Manual – Avco Lycoming Direct Drive
Aircraft Engines.

Young and Freedman. (2002). Fisika


Universitas, Erlangga, Jakarta.

65

Anda mungkin juga menyukai