Anda di halaman 1dari 32

Pengaruh Beban Kerja Dan Self Efficacy Terhadap Burnout

Dimediasi Stres Kerja

Nama : Alif Rafi Nurfakhriansyah


NIM : 43118010309
Dosen Pembimbing : Dr. Mochamad Soelton, S.Psi., MM., CHRMP., Psikolog
Program Studi : S1 Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Pokok Bahasan

BAB. I Pendahuluan

BAB. II kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

BAB. III Metode Penelitian

BAB. IV Hasil dan Pembahasan

BAB. V Kesimpulan dan Saran


PT. INTAN METALINDO

PT. INTAN METALINDO berdiri sejak tahun 2002 yang berlokasi di Jl. Raya Salembaran Jati
Km. 16 RT.03/RW.03 Kosambi – Tangerang.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyedia dan manufaktur material bahan bangunan
dan kontruksi yang meliputi: Wire Mesh, Intan SteelDek (Floor Deck), Intan RoofDek (Roofing),
Roof Mesh, Intan Truss (Rangka Baja Ringan), Cold Finished Steel Bar (Besi As), Pagar Intan,
Kolom Praktis, Kawat Duri (Barbed Wire), Kawat Silet (Concertina Razor Wire), Bronjong
Kawat (Gabion).
BAB I (LATAR BELAKANG)
➢ Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam mengatur proses
hubungan dan proses tenaga kerja agar efektif dan efisien serta membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat. (Hasibuan , 2016).
➢ Karyawan yang memiliki tingkat kejenuhan tertinggi kemungkinan besar akan menarik diri
dari mereka pekerjaan sehingga pekerjaan tidak maksimal seperti adanya persaingan
yang tidak sehat di antara sesama karyawan, kurangnya kepuasan dalam bekerja, Hal
inilah yang menyebabkan gejala burnout pada karyawan (Soelton et al., 2019).

➢ Dan terdapat permasalahan pada Burnout yaitu :


1. Adanya penurunan kinerja di akibatkan karyawan mengalami kelelahan yang
berkepanjangan.
2. Tinggi nya stress yang harus di hadapi karyawan menyebabkan tekanan mental dan
depresi.
3. Banyak Karyawan seperti ada permasalahan tetapi tidak diungkapkan kepada karyawan
lainnya.
Data Pendukung
Hasil Kuesioner Pra Survei
Fungsi Mediasi

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Dapat juga diartikan bahwa
variabel intervening adalah variabel yang dapat memperlemah dan memperkuat hubungan antar
variabel (variabel moderator), tetapi tidak dapat diukur & diamati.
Variabel mediasi atau intervening letaknya berada di antara variabel independen dengan dependen
sehingga variabel dependen tidak dapat langsung terpengaruh oleh variabel independen.

Dalam penelitian saya meneliti, yaitu


1. Apakah Stres Kerja mampu memediasi pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout pada karyawan
PT Intan Metalindo?
2. Apakah Stres Kerja mampu memediasi pengaruh Self Efficacy terhadap Burnout pada karyawan
PT Intan Metalindo?
GAP Riset

Theoritical gap atau disebut kesenjangan teori merupakan suatu kelemahan, kekurangan,
keterbatasan ataupun celah yang secara teoritis belum terpenuhi dalam kerangka kerja teori
tersebut.

Gap Riset Dalam Penelitian saya, yaitu


1. Soelton dan Yuvitasari (2019) dalam penelitian nya berjudul mengenali bagaimana keterlibatan
kerja, kelelahan, dan efikasi diri mempengaruhi stres kerja di rumah sakit internasional dengan
hasil Ada nya hubungan negatif antara efikasi diri, keterlibatan kerja dan burnout terhadap stres
kerja.
2. Amaliya (2019) dalam penelitian yang berjudul analisis pengaruh self efficacy terhadap kinerja
karyawan dengan stres kerja sebagai variable intervening (studi pada astra isuzu yogyakarta)
dengan hasil ada nya hubungan negatif antara self efficacy dan stres kerja terhadap kinerja.
Rumusan masalah
1. Apakah Beban Kerja berpengaruh terhadap Stres Kerja pada karyawan PT Intan Metalindo?

2. Apakah Self Efficacy berpengaruh terhadap Stres Kerja pada karyawan PT Intan Metalindo?

3. Apakah Stres Kerja berpengaruh terhadap Burnout pada karyawan PT Intan Metalindo?

4. Apakah Beban Kerja berpengaruh terhadap Burnout pada karyawan PT Intan Metalindo?

5. Apakah Self Efficacy berpengaruh terhadap Burnout pada karyawan PT Intan Metalindo?

6. Apakah Stres Kerja mampu memediasi pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout pada
karyawan PT Intan Metalindo?

7. Apakah Stres Kerja mampu memediasi pengaruh Self Efficacy terhadap Burnout pada
karyawan PT Intan Metalindo?
Tujuan penelitian
1. Menguji pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja pada PT Intan Metalindo.

2. Menguji pengaruh Self Efficacy terhadap Stres Kerja pada PT Intan Metalindo.

3. Menguji pengaruh Stres Kerja terhadap Burnout pada PT Intan Metalaindo.

4. Menguji pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout pada PT Intan Metalindo.

5. Menguji pengaruh Self Efficacy terhadap Burnout pada karyawan PT Intan Metalindo.

6. Menguji kemampuan Stres Kerja dalam memediasi pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout
pada karyawan PT Intan Metalindo.

7. Menguji kemampuan Stres Kerja dalam memediasi Self Efficacy terhadap Burnout pada
karyawan PT Intan Metalindo.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bunrout Stres Kerja Self Efficacy
Beban Kerja
Burnout adalah istilah yang Stres adalah suatu kondisi yang Self Efficacy merupakan
Beban Kerja adalah dapat
pertama kali dikemukan oleh mempengaruhi keadaan fisik pertimbangan seseorang
didefinisikan sebagai suatu
Freudenberger di tahun 1974, atau psikis seseorang karena terhadap kemampuannya
perbedaan antara kapasitas
yang merupakan representasi adanya tekanan dari dalam mengorganisasikan dan
atau kemampuan pekerja
dari sindrom psychological ataupun dari luar diri seseoran melaksanakan tindakan-
dengan tuntutan pekerjaan yang
Stres yang menunjukkan respon yang dapat mengganggu tindakan yang diperlukan untuk
harus dihadapi (Hariyati, 2011)
negatif seseorang sebagai hasil pelaksanaan kerja mereka mencapai prestasi tertentu.
dari tekanan pekerjaan (Robbins, 2015) (Bandura dalam Irwansyah, 2013)
(Katarini, 2011)
Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual

Keterangan :

1. Variabel X1 : Beban Kerja

2. Variabel X2 : Self Efficacy

3. Variabel Z :Stres Kerja

4. Variabel Y : Burnout
HIPOTESIS
• H1 : Beban Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Burnout.
• H2 : Self Efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap Burnout.
• H3 : Beban Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Stres Kerja.
• H4 : Self Efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap Stres Kerja
• H5 : Stres Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Burnout
• H6 : Stres Kerja tidak memediasi Beban Kerja terhadap Burnout
• H7 : Stres Kerja tidak memediasi Self Efficacy terhadap Burnout
BAB III METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian April 2021 – Desember 2021
Tempat Penelitian PT. INTAN METALINDO
Desain Penelitian Desain kausal
Pengukuran Variabel Skala Likert

Populasi penelitian Seluruh karyawan PT Intan Metalindo Berjumlah 75 orang

Sampel penelitian 18 karyawan PT Intan Metalindo


Cara Pengumpulan Data Penelitian kepustakaan (library research) dan Penelitian lapangan (field research).
Instrumen Pengumpulan Data Kuesioner
Teknik pengumpulan data Survey Secara Lansung
Jenis Data Data primer dan Sekunder
Metode Statistik PLS (Partai Least Square)
Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi Variabel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISA DESKRIPTIF
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam Tabel 4.1 di atas
menunjukan bahwa dari 75 responden terdiri dari 61,8% responden
laki-laki dan 38,2% responden Wanita.

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa dari


75 responden yang memiliki jumlah tertinggi adalah responden
dengan usia 25-30 Tahun yaitu sebanyak 31 responden atau
sebesar 55,0% dan terendah adalah responden dengan usia 20-25
Tahun yaitu sebanyak 9 responden atau sebesar 10,7%.

Berdasarkan pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 75 responden


yang terbanyak adalah responden dengan pendidikan Sarjana S1
yaitu sebanyak 57 responden atau sebesar 52,8%, sedangkan
responden terendah dengan pendidikan SMA/Sederajat yaitu
sebanyak 7 responden atau sebesar 19,7%.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat instrumen untuk
variabel Beban Kerja memiliki nilai mean tertinggi yang
terdapat pada pernyataan “Saya merasa ide-ide saya
dapat digunakan dengan baik dalam bekerja” yaitu
sebesar 3,94 dengan nilai standar deviasi sebesar
0,869, sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat
pada pernyataan “Saya merasa pekerjaan yang saya
lakukan terlalu banyak” yaitu sebesar 3,10 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,366.
DESKRIPTIF JAWABAN KUESIONER

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat instrumen untuk


variable Self Efficacy memiliki nilai mean tertinggi yang
terdapat pada pernyataan “Saya menjadikan
pengalaman hidup sebagai suatu langkah untuk
mencapai keberhasilan” yaitu sebesar 3,86 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,962, sedangkan untuk nilai
mean terendah terdapat pada pernyataan
“Menampilkan sikap yang percaya diri pada seluruh
proses pekerjaan” yaitu sebesar 3,37 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,473.
DESKRIPTIF JAWABAN KUESIONER

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat instrumen untuk


variabel Stres Kerja memiliki nilai mean tertinggi yang
terdapat pada pernyataan “Saya sering mengerjakan
pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawab” yaitu
sebesar 3,56 dengan nilai standar deviasi sebesar
0,668, sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat
pada pernyataan “Saya merasa pekerjaan yang
diberikan terlalu berlebihan” yaitu sebesar 2,09 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0,217
DESKRIPTIF JAWABAN KUESIONER

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat instrumen untuk


variabel Burnout memiliki nilai mean tertinggi yang
terdapat pada pernyataan “Saya merasa letih dan
merasakan adanya anggota badan yang sakit ketika
banyaknya pekerjaan yang saya kerjakan” yaitu
sebesar 3,56 dengan nilai standar deviasi sebesar
0,663, sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat
pada pernyataan “Saya sering menjauh dari rekan -
rekan kerja saya dan jarang berkumpul karena untuk
mengerjakan tugas yang diberikan” yaitu sebesar 2,09
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,204.
CONVERGENT VALIDITY

Berdasarkan pada Tabel 4.8 dan Gambar


4.1 di atas, terlihat bahwa indikator BK6,
SK4, SK5, SK6, SK7, SK8, SK9, BRT8,
BRT9, BRT10 dan BRT11 memiliki nilai
loading factor kurang dari 0,50. Oleh karena
itu, indikator tersebut akan dihilangkan atau
dihapus dari model.
CONVERGENT VALIDITY (MODIFIKASI)

Hasil dari modifikasi pengujian covergent validity pada


Tabel 4.9 dan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa semua
indikator telah memenuhi convergent validity karena
memiliki nilai loading factor diatas 0,50.
Descriminant Validity (Cross loadings)

Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa korelasi konstruk Beban Kerja dengan
indikatornya (BK1 sebesar 0,864, BK2 sebesar 0,614, BK3 sebesar
0,598, BK4 sebesar 0,825, BK5 sebesar 0,855, BK7 sebesar 0,856,
BK8 sebesar 0,565, BK9 sebesar 0,749 dan BK10 sebesar 0,902) lebih
tinggi dibandingan korelasi indikator Beban Kerja dengan konstruk
lainnya. Selanjutnya korelasi Self Efficacy dengan indikatornya (SE1
sebesar 0,582, SE2 sebesar 0,670, SE3 sebesar 0,789, SE4 sebesar
0,582, SE5 sebesar 0,751, SE6 sebesar 0,754, SE7 sebesar 0,861,
SE8 sebesar 0,711 dan SE9 sebesar 0,662) lebih tinggi dibandingkan
korelasi indikator Self Efficacy dengan konstruk lainnya. Lalu korelasi
Stres Kerja dengan indikatornya (SK1 sebesar 0,848, SK2 sebesar
0,829, SK3 sebesar 0,715 dan SK10 sebesar 0,620) lebih tinggi
dibandingkan korelasi indikator Stres Kerja dengan konstruk lainnya.
Serta korelasi indikator Burnout dengan indikatornya (BRT1 sebesar
0,923, BRT2 sebesar 0,555, BRT3 sebesar 0,746, BRT4 sebesar
0,891, BRT5 sebesar 0,906, BRT6 sebesar 0,936 dan BRT7 sebesar
0,886) lebih tinggi dibanding korelasi indicator Burnout dengan
konstruk lainnya.
AVE Dan Discriminant Validity (Fornell Lacker Criterium)

Dari data Tabel 4.11 dan 4.12 dapat disimpulkan bahwa


akar kuadrat dari average variance extracted (√AVE)
untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara
konstruk yang satu dengan konstruk yang lainnya dalam
model. Nilai AVE berdasarkan tabel diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa konstruk dalam model yang
diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity.
Composite Reliability Dan Cronbach’s Alpha, Nilai R2 Variabel Endogen

Berdasarkan Tabel 4.13 bahwa hasil pengujian Model variabel Stres Kerja dan Burnout dapat
composite reliability dan cronbach’s alpha dikatakan kuat sebab memiliki nilai diatas 0,67. Model
menunjukkan nilai yang memuaskan, karena pengaruh variabel laten independen (Beban Kerja dan
seluruh variabel laten memiliki nilai composite Self Efficacy) terhadap Stres Kerja memberikan nilai R-
reliabel dan cronbach’s alpha≥0,70. Hal ini square sebesar 0,861 yang dapat diinterprestasikan
menyatakan bahwa seluruh variabel laten bahwa variabilitas konstruk Beban Kerja dan Self
dikatakan reliabel Efficacy yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk
Stres Kerja sebesar 86,1% sedangkan 13,9%
dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pembahasan Hasil Penelitian

1. Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja.


2. Self Efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja.
3. Stres Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Burnout.
4. Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Burnout.
5. Self Efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap Burnout.
6. Beban Kerja tidak berpengaruh dan tidak signifikan secara tidak
langsung terhadap Burnout melalui mediasi Stres Kerja.
7. Self Efficacy tidak berpengaruh dan tidak signifikan secara tidak
langsung terhadap Burnout melalui mediasi Stres Kerja.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja pada PT Intan Metalindo.
2. Self Efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stres Kerja pada PT Intan Metalindo.
3. Stres Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Burnout pada PT Intan Metalindo.
4. Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Burnout pada PT Intan Metalindo
5. Self Efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap Burnout pada PT Intan Metalindo.
6. Stres Kerja tidak memediasi pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout pada PT Intan Metalindo.
7. Stres Kerja tidak memediasi pengaruh Self Efficacy terhadap Burnout pada PT Intan Metalindo.
SARAN UNTUK PERUSAHAAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai