Anda di halaman 1dari 7

PERAN

Miun : seorang kakek tua, berpakaian compang camping, berjanggut dan berjalan memakai tongkat

King mouse: seorang raja tikus dari kerajaan goztt

Queen mouse : ratu tikus dari kejaan goztt

Giant : seekor tikus pekerja dari kerajaan goztt yang amat galak (tubunnya tinggi dan besar)

Honest : seekor tikus pekerja dari kerajan goztt yang amat baik hati dan lembut

Dijjah : seekor tikus pembantu dari kerajaan goztt

Ucok : ayah Brutal yang berkumis tebal galak dan tegas

Mumun : ibu Brutal yang lembut dan pengertian

Brutal : anak Pak Ucok dan Bu Mumun (anak yang paling nakal dan paling serakah)

Cory : adik Brutal yang baik hati

Andi : sahabat Brutal di Sekolah

CERITA

Pagi yang cerah…aktifitas seperti biasa di keluarga Pak Ucok. Bu Mumun sedang menyiapkan makan. Pak
Ucok siap-siap pergi ke kantor. Cory sudah siap pergi ke sekolah. Namun Pak Ucok dan Cory sedang
menungu ibu untuk sarapan pagi. Sementara Brutal masih tertidur pulas.

Bu mumun : (setelah beres memasak menyiapkan makanan di meja) “ayah, cory, brutal ini makanannya
sudah siap. Ayo kita makan!

Pak Ucok : bu mana brutal? Sudah jam segini ko belum ke sini buat sarapan, cory liat kakakmu di kamar?

Cory : iya yah

Cory pun lantas pergi ke kamar kakaknya, cory takut membangunkan kakaknya yang sedang tidur
terlelap. Tapi mau tak mau cory harus membangunkan kakaknya

Cory : kak. Kakak….bangun ini sudah siang!


Brutal : hmmmm…. Bentar lagi. Males sekolah

Cory : kak tar ayah marah

Brutal : brisik lu, sana pergi. Ayah Cuma sayang kamu, aku gak mau sekolah (sambil menimbuk cory
dengan bantal)

Cory pun mengahmpiri meja makan, lalu ayah menanyakan kenapa kakaknya tak bangun

Pak ucok : gimana kakakmu?

Cory : kakak nanti turun kali yah, belum bangun

Pak ucok : kenapa dia gak bangun. Anak laki-laki gak boleh malas, biar ayah saja yang bangunin (sambil
memasang raut wajah yang marah )

Bu mumun : ga usah yah, biar ibu saja!

Pak ucok : biar ayah, laki-laki tak boleh malas. Kita tak di ajarkan untuk jadi pemalas. Kita harus
semangat dalam mengawali hari. Ayah saja yang bangunkan

Pak Ucok bergegas pergi ke kamar ucok. Betapa galaknya ayah ucok. Dia menyiram wajah brutal

Pak ucok : bangun kamu, anak laki-laki gak boleh malas

Brutal : yah, apa-apaan? Aku gak mau sekolah aku mau tidur

Pak ucok : nakal kamu, mau jadi apa kalo dah gede??

Brutal : bodo…. ayah dan ibu gak sayang sama ucok, Cuma sayang ama cory

Pak ucok : ngomong apa kamu? Kamu bergegas mandi atau sebulan ayah gak kasih jajan?

Brutal pun mandi, dan memakai baju. brutal yang masih kesal menghampiri meja makan. Sementara ibu
menyiapkan makanan untuk Brutal, Cory dan Pak ucok. Tiba-tiba Brutal mengambil lauk milik cory. Dia
memakan lahap, sementara cory menatap sedih tapi tak mau ambil pusing karena ayah pasti marah
besar. Setelah habis brutal tersenyum sinis ke cory.
Sarapan pagi sudah selesai, pak ucok , cory, dan brutal berangkat untuk menjalani aktifitas, sementara
ibu merapihkan meja makan.

Di sekolah…bel berbunyi waktunya pulang. Panas terik siang itu membuat haus brutal.

Brutal : jajan yu ndi?

Andi : kemana?

Brutal di luar sekolah lah!

Andi : gak punya duit browwwwww….lagi kere bin boke

Brutal : aku traktir deh

Andi : ok

Di luar sekolah, di dekat pertokoan brutal dan andi membeli jus sebagai pelepas dahaga. Mereka
meminum berdua di dekat emper toko. Tiba-tiba ada kakek-kakek menghampiri mereka

Kakek miun : permisi de, minta sedekahnya?

Andi : kek, aku minta maaf aku gak punya uang ke. Ini jus aku aja buat kakek. Kakek haus ya?

Kakek miun : makasih de (sambil mengambil jus dari andi)

Brutal :(menarik jus di tangan kakek, lalu melemparnya ke jalan. Dengan wajah kesal dia memaki kakek)
“eh enak banget lu ya kek, tinggal minta langsung seruput. Minta tuh sama anak kamu?udah dekil bau
tikus got lagi. Sana pergi bau…….!”

Andi : kamu jangan galak, kasian. Liat itu kakinya kakek itu pincang. Mungkin dia emang gak punya uang

Brutal : aku ngasih ke kamu bukan sama gembel itu

Kakek itu tersinggung dan menitikan air mata, lalu dia menatap wajah brutal

Kakek miun : mulutmu pedas de, nilai kasihmu tak ada. Kamu tak menghormati orang lain. Dan kamu
menghina orang kecil

Brutal : makan cabe baru pedas, aku gak suka sama kamu. Minta aja bisanya, bau got
Kakek miun : aku minta maaf telah mengganggu. Jaga mulutmu. Suatu saat kamu akan belajar
bagaimana caranya menghargai orang.

Andi : kek, aku minta maaf

Lalu kakek itu pergi , dalam hati dia berkata “sungguh anak yang pedas kata-katanya. Saya tak ikhlas dia
menghina saya seperti itu. Aku harap dia merasakan apa yang aku rasakan”.

Andi dan brutal pun bergegas pulang meninggalkan emperan toko ke rumah masing-masing. Malam
telah tiba, langit begitu hitam pekat. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya di sambarkan petir dan
kilatan yang menyilaukan mata. Brutal malam itu sedang berada di kamar nya. Dia pun enggan
menyalakan TV. Saat semua tertidur dengan lelap. Tiba-tiba muncul sosok bayangan seorang kakek yang
berjanggut dan memakai tongkat . mirip kakek yang tadi siang ia marahi.

Kakek miun (bayangan ) : kamu anak nakal, saya kutuk jadi tikus. Agar kamu belajar bagaimana rasanya
bau got dan tinggal di got

Tiba-tiba badan brutal mengecil dan ia pun menjadi tikus. Suaranya nyaris tak terdengar….dia ketakutan
dia bersembunyi di balik lemari sambil menangis

Brutal : ini apa? Aku jadi seekor tikus, aku harus bangunkan ibu

Bayangan itu telah pergi, dan brutal pun lari menuju kamar ibunya. Ia menarik baju ibunya. Lalu ibunya
terbangun dan betapa kaget ibunya

Bu mumun : ayah, ayah ada tikus. Tolong-tolong

Pak ucok :nakal kamu, aku patahin kaki kamu

Lalu brutal pun lari, dia sadar dia bukan lagi manusia. Dia lari ke luar rumah, karena dia sadar ayahnya
sangat jijik dan benci dengan tikus dia takut dia di bunuh seperti biasa ayah selalu mencari tikus hingga
mati jika ia tahu ada tikus di rumahnya.

Di luar hujan begitu deras, brutal lari dan ia terjatuh ke got di depan rumahnya. Dia menangis kesakitan,
kakinya terluka dan berdarah. Betapa sakit yang di rasakannya. Tiba-tiba ia bertemu dengan tikus besar.
Brutal ketakutan sekali melihat sosok tikus dalam keadaan besar menurut pandangannya

Giant : cit..cit…cit …hei kamu dari mana? Ayo ikut aku, kamu akan menjadi budak di kerjaan goztt

Brutal : kerajaan? Disini ada kerajaan? Ini tempat yang paling bau. Mana ada kerajaan?

Giant : cit…cit…cit…hahahahha…ini bau hidungmu itu hidung eror. Ini wangi sampah kesukaan kami.
Kerajaan goztt ini paling indah penuh sampah dan air warna coklat ini adalah sungai bagaikan di surga.
Brutal : (masih dalam kebingungan hal seperti ini di bilang surga, betapa kumuh dan kotornya tempat
ini) aku tak bisa , aku mau pergi

Giant : cit…cit…cit…oh kamu mau lari (sambil menginjak kaki nya yang luka)

Brutal : tolong lepaskan aku, aku kesakitan dan aku tak kuat dengan bau tempat ini

Giant :cit..cit…cit… lihat dirimu, kau berlumuran lumpur dari goztt ini. Maka dari itu artinya kamu harus
ikut denganku

Brutal di seret ke kerajaan goztt, betapa kejamnya giant.lalu giant memperkenalkan pada queen mouse
dan king mouse

Giant : cit…cit…cit…pak duka, ini saya kenalkan ada pekerja baru yang siap melayani anda?

Betapa senangnya sang raja dan ratu yang mendapatkan pekerja baru. Begitu pula dengan giant meski
galak dia bahagia mendapat teman baru di kerjaan gozt. Dan sang raja pun memperkenalkan
kerajaannya kepada brutal

Kemudian sang raja bertanya pada brutal

King mouse : (suaranya begitu mengegelegar)cit…cit…cit.. wah..wah good job. Siapa namamu dekil?

Brutal : ak..ak..akuuuu. aku brutal. Aku mohon aku ingin pulang

Queen mouse : (dengan centil )cit….cit…cit…apuahhhhhh? Kau ingin go homeeee…ora!!!! Ora!!!

Brutal : aku gak mau tempat ini kumuh , dekil bau….

King mouse : (sambil marah ia memerintahkan kepada giant agar brutal di kurung) cit…cit..cit…giant
kurung dia

Penjara begitu kumuh dan gelap, honest yang melintas penjara (tempat brutal di kurung) menatapnya
dengan lirih.

Honest : hay kawan, kenalkan aku honest. Aku pekerja di sini, aku mencuri makanan lalu aku
persembahkan untuk raja dan ratu? Kamu baik-baik saja?

Brutal : ya , aku baik (sambil menangis, dan mengeluh kesakitan ). Boleh kah aku minta makan sedikit
saja, aku lapar! Dan taukah kamu obat untuk lukaku?

Honest : ini untukmu, obatnya saya tak tahu kawan. Makanlah

Tiba-tiba datang dijjah pelayan kerajaan. Dia tergesa-gesa menghampiri honest


Dijjah (dengan suara melengking) cit..cit…cit honest bodoh kamu. Kalo ratu dan raja tau bagaimana?

Honest: sedikit saja, aku takut dia mati.

Dijjah : tak bisa (sambil merebut makanan yang di makan brutal, meski tak tega tapi dijjah takut ketaun
oleh raja dan ratu)

Honest dan dijjah meliha ke sudut penjara menatap brutal dengan keadaan yang menghawatirkan.
Betapa tak tega hati mereka.

Tiba-tiba giant datang mendengar kegaduhan di dekat penjara.

Giant : ada apa ini?

Dijjah : oh tak ada apa-apa. Kami hanya berbincang dengan tikus bodoh ini.

Honest, giant dan dijjah meningalkan penjara. Suasana begitu mencekam di penjara. Betapa gelapnya
ruangan itu. Dalam lirih dia menangis

Brutal : “Tuhan…aku memang jahat. Aku telah menghardik orang miskin. Betapa serakah dan liciknya
aku terhadap adikku. Bolehkan Kau beri aku kesempatan untuk menjadi anak yang baik. Kakak yang
baik, anak yang penurut. Dan kawan yang setia. Bolehkan aku hidup normal kembali. Aku takut Tuhan.
Ini kutukan yang menakutkan. Kakek itu, ya kakek itu. Kakiku luka pincang seperti kakek itu. Tubuhku
bau, dan aku kelaparan. Jika aku bertemu nanti aku mau minta maaf”

Ajaib…. Keajaiban pun datang. Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya, dengan terpinang-pincang
brutal meninggalkan penjara itu. Dengan langkah yang hati-hati ia berjalan menuju luar. Hujan masih
deras, padahal matahari sebentar lagi terbit menyingsingkan sinarnya. Luka di kakinya terbasuh air segar
dari langit, bau yang mendera badannya pun terbasuh air dar langit. Brutal amat kecil, badannya hanya
seuukuran tikus got. Terdiam di beranda rumah, ia takut sekali masuk rumah. Mencari lubang agar
sampai ke kamarnya. Tak di sangka jendela rumah masih terbuka. Untung saja ibu lupa menguncinya.
Dan akhirnya brutal sampai di kamar. Dia bersembunyi di balik lemari. Dalam tangis dan penyesalan dia
terus mengeluarkan air matanya. Tiba-tiba ada sosok bayangan kakek tua itu lagi…

Kakek miun : keluarlah kamu nak! Jangan takut

Brutal : siapa kamu?

Kakek miun : aku akan melepaskan kutukanmu…tapi dengan syarat?

Brutal :syaratnya apa? Aku pasti akan berusaha melakukan apapun syaratnya.
Kakek miun: jadilah seorang kakak yang penyayang, anak yang menurut, da menjadi murid yang cerdas
memiliki cita-cita yang tinggi. Dan jadilah kawan yang selalu mengingatkan pada kebaikan. Jagalah
lidahmu, karena lidahmu lah yang akan mencelakakanmu. Jika saja kamu kembali jahat. Kamu akan
menjadi tikus seumur hidupmu.

Brutal : iya kek aku siap…

Sosok bayangan itu pergi dan menghilang. Brutal yang masih sedih merasa menyesal dengan tingkahnya.
Tiba-tiba badannya kembali menjadi manusia. Namun luka di kakinya tak menghilang masih membekas.
Hidup baru di rasakan brutal. Memiliki hati yang penuh kasih dan menjalani hidup dengan damai. Ia
mencintai ibu, ayah serta adiknya. Iapun menjadi pribadi yang santun dan sahabat yang baik.

Inilah pesan di balik cerita brutal and the kingdom of goztt, meski cerita ini fiksi pesan moral yang di
sampaikan adalah jadilah menjadi pribadi yang santun, kata-kata yang halus dan pribadi yang ramah.
Jangn pernah melukai hati siapapun dengan mulutmu. Jadilah anak yang rajin dan patuhlah terhadap
kedua orang tua. Dan jangan lupa bahwa malas mencerminkan anak yang tak memiliki keinginan untuk
maju. Maka dari itu semangat belajar jangan malas pergi ke sekolah

Anda mungkin juga menyukai