Anda di halaman 1dari 7

BAYI BBLR

 adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanapa melihat apakahprematur atau dismatur yang dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan pematangan organ serta menimbulkan kematian.
 Etiologi
PREMATUR MURNI
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai
dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR . Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan prematur atau BBLR adalah
1. Faktor Ibu     
b. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan
psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
c. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran
terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
d. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat
pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan
antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah,
ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah.
e. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
1. Faktor kehamilan    
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban
pecah dini
2. Faktor janin :cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital
3. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
4. Faktor yang masih belum diketahui.
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

DISMATUR

Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan . Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu

a. Proportionate IUGR    


Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya
masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya toleh karena retardasi pada janin terjadi
sebelum terbentuknya adipose tissue.

b. Disopotionate IUGR
Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak dengan tanda tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur

1. Faktor ibu :  Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes militus yang berat, toksemia,
hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk dan peminum alkohol
2. Faktor utery dan plasenta :  Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis,
infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.
3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan,  (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo
virus, herpez, sifillis)
4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi  yang rendah, tidak diketahui.

 Manifestasi Klinis
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
13. Nadi 100 – 140 kali / menit
Sedangkan menurut Huda dan Hardhi (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah :

1. Sebelum lahir ·        


a. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan. ·        
b. Pergerakan janin  lebih lambat. ·       
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
1. Setelah bayi lahir ·        
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin. ·        
b. Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu. ·        
c. Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine. ·        
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.        
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat badan dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. LD < 30 cm.
4. LK < 33 cm.
5. Umur kehamilan  < 37 minggu
6. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
7. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.
8. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, ubun-ubun dan sutura lebar
9. Genetalia imatur, rambut tipis halus teranyam, elastisitas daun telinga kurang
10. Tangis lemah, tonus otot leher lemah,gerakan kurang aktif
11. Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak
12. Tulang tulang  tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
13. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
14. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
15. Lemak subkutan kurang
16. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah      
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam BBLR adalah:

1. Suhu Tubuh
Pusat pengatur napas badan masih belum sempurna -Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah -Otot
bayi masih lemah -Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan -Kemampuan metabolisme
panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan
panas badan dan dapat dipertahankan.
2. Pernapasan
a. Fungsi pengaturan pernapasan belum sempurna
b. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna
c. Otot pernapasan dan tulang iga lemah
d. Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membrane, mudah infeksi paru-paru dan gagal pernapasan.
3. Alat pencernaan makanan
a. Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan lemah / kurang baik
b. Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna , sehingga pengosongan lambung berkurang
c. Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia
4. Hepar yang belum matang (immatur) Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hyperbilirubinemia (kuning) samai ikterus
5. Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga
mudah terjadi oedema
6. Perdarahan dalam otak
a. Pembuluh darah bayi BBLR masih rapuh dan mudah pecah
b. Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga memudahkan terjadinya perdarahan
c. Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga memudahkan terjadinya perdarahan dalam otak
d. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi
e. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosi
 Pathofisiologis
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu
juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya
akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat
daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas
residual fungsional paru-paru pada dasarnyakecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom gawat napas sering
merupakan penyebab umum kematian. Masalah besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan
yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi
lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki
kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan
tersebut dikenali. Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi premature meliputi system
imun yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi
premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik
sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya
lecet, system termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang normal akibat penguapan
yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau kehilangan panas dalam tubuh . (Ngastiyah, 2005)

Faktor Pencetus

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor Lingkungan

1. Faktor penyakit 1. Hydroamnion 1. Tempat tinggal di


(toksemia 2. Kehamilan dataran tinggi
gravidarum, multiple/ganda 2. Radiasi
trauma fisik, dll) 3. Kelainan 3. Zat-zat beracun
2. Faktor usia kromosom
BBLR

Kulit tipis dan lemak subcutan Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan
Sistem
kurang
menghisap blm sempurna
Pernafasan belum Immunologis
Intake nutrisi tidak adekuat lemah
sempurna
Tidak dapat menyimpan
panas
O2 dalam darah CO2 Resiko Infeksi
Asupan gizi kurang
Mudah kehilangan panas
O2 dalam sel darah rendah Co2
tinggi Sel-sel kekurangan nutrisi
kedinginan
Kerusakan sel
Asidosis respiratoris

Resiko hipotermi
Penurunan BB/kematian
Gangguan pertukaran
gas
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
 Pemeriksaan menunjang
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer Torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
7. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada
bayi tersebut untuk mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau maturitas
8. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat
kurang yang lupa mens terakhirnya.
9. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
10. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
 Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo (2005), penanganan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut :

1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan
terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator. Semakin prematur bayi maka
semakin besar perawatan yang diperlukan dalam penanganan. Hal ini lebih sering terjadi setelah minum ketika
regurgitasi makanan terjadi dan menyebabkan inhalasi makanan. Semua perawan harus dilakukan dengan bayi yang
berada di inkubator. Walaupun demikian beberapa penanganan masih harus dilakukan seperti mengganti popok bayi,
mengganti posisi atau membersihkan bayi, memakai larutan dan air yang hangat dan ikubator atau tempat tidur harus
dapat diatur sehingga menghindarkan adanya penanganan yang berlebihan
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas
disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang realtif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak
dibawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (Brown Fat). Untuk mencegah hypotermi, perlu diusahakan lingkungan yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi
dirawat dalam inkubator, maka suhunya untuk nayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram adalah 35 0C dan untuk bayi
dengan BB 2000 gram sampai 2500 gram 34 0C, agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 0C. Kelembaban inkubator
berkisar antara 50 – 60 persen. Kelembaban yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan syndroma gangguan pernapasan. Suhu
inkubator dapat diturunkan 1 0C per minggu untuk bayi dengan berat badan 2000 gram dan secara berangsur – angsur ia dapat
diletakkan didalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27 0C-29 0C.
Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat
disekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi atau dengan menggunakan metode kanguru.
Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36 0C - 37 0C adalah dengan memakai alat perspexheat shield yang
diselimuti pada bayi didalam inkubator. Alat ini berguna untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi. Akhir-akhir ini
telah dimulai digunakan inkubator yang dilengkapi dengan alat temperatur sensor (Thermistor probe). Alat ini ditempelkan
dikulit bayi. Suhu inkubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada
derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan berat lahir yang sangat rendah. Bayi
dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting untuk memudahkan pengawasan mengenai keadan umum, perubahan
tingkah laku, warna kulit, pernapasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini mungkin dan
tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepat-cepatnya.
Inkubator Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui
“jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai
sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 0C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih
mudah.
3. Pemberian oksigen
Konsentrasi oksigen yang dianjurkan adalah sekitar 30 sampai 35%, kecuali dokter merekomendasikan lain dan diberikan
melalui tudung kepala dengan alat contonous positive airway pressure (CPAP) atau pipa endotrakea. Setelah lahir jalan nafas
orofaring dan nasofaring dibersihkan dengan isapan yang lembut. Bila pengisapan menggunakan alat, lama setiap pengisapan
tidak boleh lebih dari 10 detik. Ketika memasukkan kateter jangan memaksa karena dapat menyebabkan trauma pada mukosa.
Bila setelah pembersihan jalan nafas bayi menunjukkan tanda kesulitan atau gangguan pernafasan segera laporkan pada
dokter, mungkin bayi membutuhkan tindakan ventilasi bantuan dan terapi oksigen. Pemberian terapi oksigen harus hati-hati
dan diikuti dengan pemantauan terus menerus tekanan oksigen dar ah arteri.

4. Pencegahan infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman kedalam tubuh, khususnya mikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapat
infeksi. Infeksi terutama disebabkan oleh infeksi nosokomial. Kerentanan terhadapa infeksi disebabkan oleh kadar
imunoglobulinserum pada bayi BBLR masih rendah, aktifitas bakterisidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah
dan fungsi imun belum berpengalaman. Infeksi local bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetapi diagnosis dini dapat
ditegakkan jika cukup waspada terhadap perubahan (kelainan) tingkah laku bayisering merupakan tanda infeksi umum.
Perubahan tersebut antara laian : malas menetek, gelisah, letargi, suhu tyubuh meningkat, frekwensi pernapasan meningkat,
muntah, diare, berat badan mendadak turun.
Fungsi perawatan disini adalah memberi perlindungan terhadap bayi BBLR dari infeksi. Oleh karena itu, bayi BBLR tidak
boleh kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan bayi,
perawatan luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan aseptic dan antiseptic alat-alat yang digunakan, isolasi pasien,
jumlah pasien dibatasi, rasio perawat pasien ideal, mengatur kunjungan, menghindari perawatan yang yang terlalu lama,
mencegah timbulnya asfiksia dan pemberian antibiotic yang tepat.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi.

 Petugas dan orang tua yang mengunjungi bayi harus mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi untuk
keperluan apapun.
 Petugas yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki unit perawatan bayi sampai mereka dinyakan sembuh atau
disyaratkan memakai pelindung yang cocok seperti masker, sarung tangan, untuk mengurangi kemungkinan
kontaminasi.
 Setiap orang memasuki unit perawatan bayi, selain memakai pakaian bersih harus menggunakan pakaian penutup
khusus yang disediakan. Alas kaki atau sepatu juga harus dilepas dan memakai alas kaki yang disediakan di unit
perawatan, pakaian penutup yang terkontaminasi harus segera dimaksudkan ke keranjang cuci yang ditempatkan di luar.
 Setiap bayi menggunakan alat perawatan individual, peralatan yang digunakan dibersihkan secara teratur sesuai
ketentuan pabrik pembuat.
 Setiap bayi yang masuk kembali dari rumah atau bayi dengan proses kelahiran yang tidak steril, atau bayi yang dicurigai
memiliki penyakit menular ditangani sesuai ketentukan institusi, bayi tersebut harus diisolasi secara fisik dari bayi yang
rentan dan beresiko tinggi.

5. Pemberian makanan
Pengaturan intake adalah menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan
kebutuhan bayi BBLR. ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu mengisap. ASI juga dapat
dikeluaekan dan diberikan pada bayi yang tidak cukup mengisap. Jika ASI tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada
bayi BBLR dapat digunakan susu Formula yang komposisinya mirip ASI atau susu formula khusu bayi BBLR. Cara
pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan khusus untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan
masuknya udara dalam usus. Pada bayi dalam incubator dengan kontak yang minimal, tempat tidur atau kasur incubator
harus diangkat dan bayi dibalik pada sisi kanannya. Sedangkan pada bayi lebih besar dapat diberi makan dalam posisi
dipangku. Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat dan mengisap dan sianosis ketika minum melalui botol atau
menetek pada ibunya, makanan diberikam melalui NGT Jadwal pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan berat
badan bayi BBLR. Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan pada bayi dengan Berat Badan lebih rendah.
6. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak
dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hperbilirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka wama bayi harus sering dicatat dan bilirubin
diperiksa, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
7. Perawatan kulit
Kulit bayi prematur sangat imatur dibandingkan bayi yang cukup bulan. Karena sangat sensitif dan rapuh, maka sabun
yang berbasis alkalis yang dapat merusakmantel asam tidak boleh digunakan. Semua produk kulit (misal: alkohol, povidone
iodine) harus dipergunakan secara hati-hati: kulit harus segaera dibilas dengan air sesudahnya karena zat-zat tersebut dapat
mengakibatkan iritasi berat dan luka bakar kimia pada bayi. Kulit sangat mudah mengalami eksoriasi dan terkelupas; harus
diperhatikan jangan sampai merusak struktur yang halus tersebut. Oleh karena itu, ikatannya jauh lebih longgar diantara
lapisan kulit tipis tersebut. Penggunaan perekat setelah penusukan tumit longgar diantara lapisan kulit tipis tersebut.
Penggunaan perekat setelah penusukan tumit atau untuk melekatkan alat pemantau atau infus IV dapat eksoriasi kulit atau
menempel erat pada permukaan kulit sehingga epidermis dapat terkelupas dari dermis dan tertarik bersama plester sama
sekali tidak aman menggunakan gunting untuk mengelupas balutan atau plester dari ekstremitas bayi imatur yang sangat
kecil, karena bis memotong ekstremitas yang kecil tersebut atau melepas klit yang terikat longgar. Pelarut yang digunakan
untuk mengelupas plester juga harus dihindari karena cenderung mengeringkan dan membakar kulit lembut. 
8. Inkubator      
Inkubator merupakan suatu kotak yang dirancang untuk mempertahankan suatu suhu internal yang konstan
dengan menggunakan suatu thermostat. Inkubator pada umunya ada 2 macam yaitu inkubator tertutup yang semua
perawatan dan pengobatannya diberikan melalui lobang lengan yang tersedia, dibuka bila diperlukan, misalkan bayi
dalam keadaan darurat dan ikubator terbuka yang harus bila perawat akan melakukan tindakan perawatan pada bayi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan inkubator:
1) Suhu inkubator ditentukan berdasarkan berat badan bayi, agar suhu lingkungan memungkinkan bayi dapat
mempertahankan  suhu tubuhnya dalam batas normal (36,60C – 37,50C). Bila menggunakan air untuk menjaga
kelmbaban inkubator, air harus diganti dengan yang steril setiap 8 atau 24 jam.
2) Bagian luar inkubator dibersihkan setiap hari, bagian dalam bila terkena muntahan atau feses segera dibersihkan
dengan menggunakan zat desinfektan, misalnya saulon 1 : 100. Bila inkubator dibersihkan, bayi dipindahkan pada
inkubator lain yang sudah dihangatkan lebih dulu.
3) Bayi yang dirawat di dalam inkubator tertutup dengan sevokontrol tidak berpakaian (telanjang) Suhu inkubator
sesuai berbagai berat badan Berat badan bayi Suhu indikator 1 kg 350C 2 kg 340C 3 kg 330C       Sebelum
memasukkan anak ke dalam indikator, maka terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,40C untuk bayi
dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil.
9.    Memandikan      
Bayi pre term yang baru lahir darah dan sisa-sisanya dapat bersihkan dengan lembut menggunakan larutan hangat
hexachlorophane 3% atau cetrinid 1 : 500. Dapat digunakan kapas steril untuk membersihkan yaitu axila, lipatan paha
dan bagian belakang dari telinga diobati setiap hari dengan cara yang serupa. Bayi sehat yang lebih tua dapat
dimandikan setiap hari kedua atau ketiga. Suhu air harus sekitar 40,5 sampai 43,50C, suhu terakhir lebih sesuai untuk
memandikan bayi dalam pangkuan perawat. Tujuan utama adalah: Mencegah terjadinya kehilangan panas badan,
Mencegah penanganan yang berlebihan, Menghindari iritasi mekanis terhadap kulit
10.Metode kangguru      
Metode kangguru adalah metode meniru binatang asal australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya
sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. (www.Harian Kompas, dr Imral Chair, S.PK A (K), 26 Mei
2006.com)       Berikut ini adalah langkah-langkah metode kangguru:
 Mempersiapkan daerah bersih yaitu ibu embersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi 2 – 3 kali sehari.
Tangan dan kaki harus selalu bersih dan hangat sebelum dipakai serta popok bayi yang basah akibat buang air besar
dan buang air kecil harus segera diganti.
 Bayi diletakkan dalam dekapan ibu sedemikian rupa sehingga terjadi kontak langsung antara kulit ibu dan kulit
bayinya. Dengan demikian ibu tidak boleh memakai BH, agar kontak yang berlangsung secara terus menerus antara
ibu dan bayi akan mengakibatkan suhu bayi tetap optimal yakni pada suhu 36,50C – 37,50C.
 Posisi bayi dalam keadaan tegak. Hal ini untuk menjaga kenyamanan ibu dan bayi sedemikian rupa sehingga pada
saat ibu dalam posisi berdiri, bayi tegak, ibu dalam posisi duduk, bayi juga tegak. Bila ibu posisi berbaring
terlentang. Begitupun pada saat ibu berbaring miring sesuai posisi miring ibu. Dengan suasana seperti ini akan terus
menerus mendapatkan kehangatan, kasih sayang kemampuan dan adapun aktivitas itu seperti memasak, makan
dan lain-lain.
 Bayi tetap mengenakan popok, agar kalau buang air besar tidak mengotori baju ibunya. Sedangkan tutup kepala
dimaksudkan agar bayi tidak kedinginan jikadihubungkan dengan program pemberian ASI. Metode ini sangat
menunjang yaitu bayi selalu dekat dengan sumber ASI sehingga frekuensi menyusui lebih sering, bayi lebih kuat
menyusui, refleks rangsang hormon prolaktin yang mengakibatkan produksi ASI meningkat. Pada saat dimana ibu
bayi memerlukan aktivitas, peran ibu dapat digantikan oleh keluarga yang lain (substitude mother) seperti: bapak
dan anggota lainnya.
.......................................................................................................................................................................................

 Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya menurut Mitayani, 2009 yaitu

1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)


2. Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki
3. Penyakit membran hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna/ cukup, sehingga olveoli kolaps. Sesudah
bayi mengadakan inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif yang
tinggi untuk yang berikutnya
4. Asfiksia neonetorum
5. Hiperbilirubinemia Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena gangguan
pertumbuhan hati.

Anda mungkin juga menyukai