Anda di halaman 1dari 13

Prinsip & Prosedur

Penanganan Disfonia
Jumiarti, A.Md TW., S.Pd., MKM
Home
Pengertian

▪ Merupakan proses pengumpulkan data untuk


mengambil keputusan klinis.

▪ Hasil asesmen biasanya merupakan diagnosis


yang merupakan keputusan klinis mengenai
ada atau tidak adanya gangguan

▪ Hasil asesmen digunakan untuk menetapkan


diagnosis, perencanaan penanganan, termasuk
perkiraan waktu terapi dan tim yang akan
dilibatkan selama terapi
Home
Temuan
Prevalensi Gangguan Suara
(hasil penelitian Gottliebson
and colleagues (2007) dari 104
siswa SLPs di US

Dari 94 % siswa (perempuan)


terdapat 12% mengalami
disfonia (lebih tinggi dari siswa
jurusan lainnya, dan serupa
dengan siswa jurusan guru)
Prinsip Asesmen
Suara & Resonansi
▪ Asesmen dilakukan oleh tim multidisiplin
▪ Tim minimal terdiri dari laryngologist, terapis wicara
dan klien.
▪ Terapis wicara berperan untuk mendeskripsikan dan
mengkarakterisasi gejala suara klien
▪ Terapis wicara dapat membuat rekomendasi sesuai
yang dibutuhkan klien
Skrining

(Kenneth G. Shipley. Julie G. McAfee. 2021.436)

o Meniru kata dan frase dengan variasi panjangnya


o Berhitung sampai 20
o Mengucapkan alfabet
o Membaca paragraf pendek
o Bercakap-cakap beberapa menit
o Perpanjang vokal 5 detik
o Perpanjang /s/ dan /z/
Riwayat Klien dan Gangguan saat ini

o Tujuannya: mengetahui riwayat penyebab, mengetahui


faktor yang berhubungan dengan penyebab,
menentukan motivasi klien
o Sangat perlu diketahui persepsi klien terhadap masalah
yang terjadi
o Beberapa hal yang harus diketahui: deskripsi masalah
dan penyebab, lamanya gangguan yang muncul, variasi
lain dari gangguan, seperti hanya terjadi pada situasi
tertentu, dan perilaku vocal sehari-hari terkait abuse,
misuse atau overuse
lanjutan

Contoh pertanyaan
✓ Seberapa besar suara berperan dalam
kehidupan sehari-hari?
✓ Apakah sebelumnya pernah ada perawatan
medis atau bedah untuk patologi laring?
✓ Apakah sebelumnya sudah pernah ada
penanganan untuk gangguan suara atau
resonansi?
Observasi Perilaku

o Sangat perlu diingat, amati “bagaimana” klien


menyampaikan bukan hanya “apa” yang
disampaikan.
o Pastikan dicatat dan direkam apa yang didengar
dan dilihat, tidak menambahkan interpretasi ke hasil
observasi.
o Banyak gejala yang harus diperhatikan terkait
dengan gajala kecemasan berlebihan, seperti
telapak tangan berkeringat, tidak kontak mata saat
bicara, bicara dengan gigi terkatup, gerakan tubuh
berlebihan atau nafas pendek
Pemeriksaan Perseptual &
Instrumen Suara
o Pemeriksaan perseptual-auditory sangat penting
dilakukan, seperti apa suaranya?, apakah
suaranya sesuai dengan umur, jenis kelamin dan
Budaya?
o Pemeriksaan instrumen menyediakan data objektif
yang memvalidasi dan mengukur penilaian
perseptual.
lanjutan

o Instrumen menyediakan data akustik,


aerodinamis, dan / atau analisis berbasis gambar
(stroboscopy, kaca laryngoscopy, oral
laryngoscopy (rigid), nasal laryngoscopy (flexible)

o Penilaian perseptual dan instrumental adalah


aspek penting dari evaluasi lengkap.
Dengar dan Amati

o Nada
o Kenyaringan Support
o Kualitas respirasi
vocal

o Postur
tubuh Kebiasaan
o Ketegangan vocal Resonansi
o Perilaku
Pemeriksaan Suara Home

1. Mengumpulkan informasi
kemampuan bicara klien. 3. Dapat dilakukan observasi
pada bicara spontan
2. Hal yang harus (percakapan),
diperhatikan: Nada, mendeskripsikan gambar,
kenyaringan (intensitas), meniru kalimat, berhitung,
kualitas, Resonansi, membaca, atau apapun
Prosodi, Vocal habits yang dilakukan secara alami
(termasuk vocal
abuse/misuse), respirasi 4. Sesuaikan dengan umur,
jenis kelamin
Daftar Referensi
● Boone, D.R., McFarlane, S.C., Von Berg, S.L., Zraick, R.I., The Voice and
Voice Theraphy, 9th ed 2014. Pearson

● Boone, D.R., McFarlane, S.C., Von Berg, S.L., Zraick, R.I., The Voice and
Voice Theraphy, 10th ed 2020. Pearson

● .

Anda mungkin juga menyukai