Anda di halaman 1dari 22

Ke l om p o k 5

il a h
1. Farah Salsab
(1900008041)
d a N i ’a m i F.
2. Ikh
(1 90 00 0 8 0 55 ) Penyakit Tuli
R a h m a w a t i
3. Nabillah
(1900008067)
d e J a t ra A l fa r iz
4. A
(1900008071)
Penyakit Tuli
Topik Bahasan
01 02 03
Definisi Penyakit Tipe Tuli Pencegahan
Tuli

04 05 06
Gejala Diagnosis Penanganan atau
pengobatan
Definisi Penyakit Tuli

Penyakit tuli atau gangguan


pendengaran merupakan suatu
u
ketidakmampuan secara parsial ata
da
total untuk mendengarkan suara pa
salah satu atau kedua telinga.
Menurut WHO (World Health Organization) gangguan pendengaran
apabila terjadi pada orang dewasa, sifatnya permanen, tanpa bantuan alat
dengar, dengan level ambang pendengaran di atas atau sama dengan 41
desibel (dB). Sedangkan pada anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun
adalah gangguan pendengaran yang sifatnya permanen, tanpa bantuan
alat dengar, dengan level ambang pendengaran diatas sama dengan 31
dB. Selanjutnya, menurut American National Standards Institute terdapat
5 derajat ketulian berdasarkan ambang pendengaran dalam desibel yakni
derajat ringan (26–40 dB), sedang (41- 55 dB), sedang-berat (56-70 dB),
berat (71–90 dB) dan sangat berat (lebih dari 90 dB).
Tipe Tuli
1. Tuli konduktif
Tuli konduktif adalah kondisi ketika
suara tidak bisa masuk ke telinga
bagian dalam karena ada masalah pada
saluran telinga, gendang telinga,
maupun tulang-tulang pendengaran di
telinga bagian tengah. Gangguan
pendengaran ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal, mulai dari sumbatan
kotoran telinga, infeksi, hingga tumor
di dalam telinga.
Tipe Tuli
2. Tuli sensorineural
Menurut Centers for Disease
Control and Prevention (CDC)
(2011), tuli sensorineural
merupakan gangguan pendengar
an yang terjadi sebagai akibat
adanya gangguan pada sepanjang
telinga bagian dalam ataupun
gangguan pada fungsi saraf
pendengaran.
Tipe Tuli
3. Tuli Campuran
Tuli campuran merupakan gabungan dari
gangguan konduktif dan sensorineural.
Sama seperti jenis sebelumnya, gabungan
gangguan pendengaran yang bersifat
permanen. Kondisi ini menjadi pertanda,
bahwa terjadi kerusakan telinga yang serius
mulai dari bagian luar, tengah, dalam,
maupun jalur saraf pendengaran ke otak.
Penderita gangguan ini memiliki risiko Tuli
total secara permanen dan lebih tinggi
dibandingkan jenis Tuli lainnya.
Pencegahan
Beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk
menurunkan risiko terjadinya tuli dari pengaruh
suara yang keras antara lain:

● Menjaga suara televisi, radio, atau musik


agar tidak terlalu keras.
● Menggunakan alat pelindung telinga,
seperti ear muffs atau ear plugs, apabila
bekerja di lingkungan yang bising
● Jangan memasukkan benda ke dalam
telinga
● Waspada gejala dari gejala umum tuli.
1. Tuli Konduktif Gejala Tuli
Gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti
berikut:
● Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga
sebelumnya.
● Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak
dengan perubahan posisi kepala.
● Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung).
● Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara
lembut (soft voice) khususnya pada penderita otosklerosis.
● Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai.
Menurut Lalwani, pada pemeriksaan fisik atau otoskopi, dijumpai ada
sekret dalam kanal telinga luar, perforasi gendang telinga, ataupun
keluarnya cairan dari telinga tengah.
Gejala Tuli
2. Tuli Sensorineural
Gejala yang ditemui pada gangguan
pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:
● Bila gangguan pendengaran bilateral
dan sudah diderita lama, suara
percakapan penderita biasanya lebih
keras dan memberi kesan seperti
suasana yang tegang dibanding orang
normal
● Penderita lebih sukar mengartikan atau
mendengar suara atau percakapan
dalam suasana gaduh dibanding suasana
sunyi.
Gejala Tuli
● Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian obat-
obatan ototoksik, ataupun penyakit sistemik sebelumnya. dijumpai penderita
tidak dapat mendengar percakapan bisik pada jarak lima meter dan sukar
mendengar katakata yang mengundang nada tinggi (huruf konsonan).
Gejala Tuli
3. Tuli Campuran

Gejala yang timbul juga merupakan


kombinasi dari kedua komponen gejala
gangguan pendengaran jenis hantaran dan
sensorineural. Pada pemeriksaan fisik atau
otoskopi tanda-tanda yang dijumpai sama
seperti pada gangguan pendengaran jenis
sensorineural. Pada tes bisik dijumpai
penderita tidak dapat mendengar suara bisik
pada jarak lima meter dan sukar mendengar
kata-kata baik yang mengandung nada rendah
maupun nada tinggi.
o s is
Diagn

&
Penanganan
Diagnosis dan penanganan
Pemeriksaan
fisik
untuk mengetahui penyebab
Tes Garpu Tala gangguan pada pendengaran

untuk menentukan telinga


bagian mana yang rusak.
Uji Audiometri
menggunakan mesin yang
menghasilkan suara dengan
beragam volume dan
frekuensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Bentuk Daun
Telinga dan Liang Telinga
Pemeriksaan bentuk daun telinga dan
liang telinga dilakukan untuk melihat
adanya mikrotia atau atresia liang
telinga, serumen atau benda asing
yang menutupi liang telinga,
penyempitan pada liang telinga, sekret
pada liang telinga, osteoma pada liang
telinga, dan kolesteatoma.
Tes Garpu Tala
Tes ini dibagi menjadi dua metode, yaitu tes
Rinne dan Weber :

Tes Rinne
Tes Rinne merupakan tes pendengaran yang
dilakukan untuk mengevaluasi suara
pendengaran dengan membandingkan persepsi
suara yang dihantarkan oleh konduksi udara
dengan konduksi tulang melalui mastoid.
Tes Garpu Tala
Tes Weber
Tes Rinne Tes Weber merupakan cara lain untuk
Pemeriksaan ini dilakukan pada mengevaluasi gangguan pendengaran
satu telinga. konduktif dan sensorineural.
Hasil tes Rinne harus dibandingkan
Tes Rinne sering kali
dengan tes Weber untuk mendeteksi
direkomendasikan untuk pasien
gangguan pendengaran sensorineural.
yang diduga mengalami
gangguan pendengaran
konduktif.
Uji Audiometri

Audiometri sendiri terdiri dari


berbagai macam jenis, namun yang
paling sering dilakukan yakni
audiometri nada murni, audiometri
tutur dan evoked response
audiometry.
Uji Audiometri
Audiometri murni Audiometri Tutur
Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan Pemeriksaan ini menggunakan kata kata
pada orang dewasa atau anak-anak yang yang sudah disusun dalam suku kata dan
minimal berusia 4 tahun atau sudah dapat berada dalam daftar yang disebut
mengikuti instruksi dan bersikap Phonetically balance word LBT. Pasien
kooperatif. Pemeriksaan ini akan kemudian diminta untuk mengulangi kata-
memberikan hasil yang bernama audiogram
kata yang didengar melalui kaset yang
dan pemeriksaan dilakukan dengan
disediakan oleh pemeriksa.
menggunakan alat yang bernama
audiometer.
Uji Audiometri
Evoked Respons Audiometri
suatu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai fungsi pendengaran dan fungsi
nervus VIII. Pemeriksaan ini lebih direkomendasikan untuk bayi, anak-anak, cacat,
dan penurunan kesadaran.

Prinsip kerjanya yakni dengan cara memberikan rangsang bunyi, lalu merekam
potensial listrik yang dikeluarkan oleh sel koklea selama menempuh perjalanan
yang dimulai dari telinga dalam hingga mencapai nukleus-nukleus yang terletak
pada batang otak.
Terima Kasih
Semog a B e r m a n f a a t

Anda mungkin juga menyukai