Masa bayi
Pada waktu lahir perawat dapat mengamati respons neonates terhadap stimulus
pendengaran, ditandai dengan reflex terkejut, kepala menoleh, mata berkedip, dan
penghentian pergerakan tubuh,. Intensitas bayi terhadap dapat bervariasi,
bergantung pada status kewaspadaan. Namun, tidak adanya reaksi secara
konsisten terhadap respons harus mengarah ke dugaan kehilangan pendengaran.
Kotak 19-5 meningkat manifestasi klinis lain dari kehilangan pendengaran pada
bayi.
Masa kanak-kanak
Anak yang menderita tuli dengan sangat berat lebih mungkin didiagnosis selama
masa bayi dibandingan anak yang menderita tuli tidak terlalu berat . Apabila defek
tidak dideteksi selama masa kanak-kanak awal, mungkin defek akan terlihatjelas
sewaktu masuk sekolah, ketika anakk mempunyai kesulitan dalam belajar.
Sayangnya, beberapa anak ini salah ditempatkan ke dalam kelas khusus untuk anak
yang mengalami ketidakmampuan belajar atau RM. Karenanya, penting bagi
perawat untuk mencurigai adanya gangguan pendengaran pada setiap anak yang
menunjukkan perilaku tersebut.
Salah satu makna penting adalah efek dari gangguan pendengaran pada
perkembangan kemampuan bicara. Anak yang menderita kehilangan pendengaran
konduktif derajat ringan dapat berbicara dengan sangat jelas, tetapi dengan suara
monoton dank eras. Anak yang mederita defek sensorineural biasanya mempunyai
kesulitan dengan artikulasi.
Wong donna L.2000.buku ajar keperawatan pedeatrik.edisi 6.vol 2.EGC:Jakarta
AB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN OTITIS MEDIA KRONIS (OMK)
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-gejala
yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya. Pada kasus ini riwayat
psikososial dapat terjadi diantaranya :
Nyeri otore berpengaruh pada interaksi
Aktifitas terbatas
Takut menghadapi tindakan pembedahan
7. Lingkungan dan tempat tinggal
Mengkaji lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal, area
lingkungan rumah, dll.
Pemeriksaan Fisik
1.
Inspeksi :
Keadaan umum.
Adakah cairan yang keluar dari telinga.
Bagaimana warna, bau, jumlah.
Apakah ada tanda-tanda radang.
Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium
Pemeriksaan Diagnostik
Tes Audiometri : AC menurun
X ray : terhadap kondisi patologi
Misal : Cholesteatoma, kekaburan mastoid.
Pemeriksaan pendengaran
Tes suara bisikan
Tes garputala
3.2 Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan ditandai dengan edema
( pembengkakan )
1.
2.
3.
4.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Perawatan
Rasa nyaman Kaji ulang
Gangguan rasa
terpenuhi
nyaman nyeri b.d
keluhan nyeri,
dalam
proses peradangan
perhatikan lokasi/
waktu jam
ditandai dengan
karakter dan
dengan
edema
kriteria hasil : intensitas
(pembengkakan)
Memberikan
rasa nyaman
Mengurangi
rasa nyeri
Rasional
Memberikan
informasi untuk
membantu
dalam
menentukan
pilihan/
keefektifan
intervensi
Kolaborasi dalam
Mengurangi
pemberian
aspirin/ analgesik rasa nyeri
sesuai instruki
2.
Gangguan
persepsi/sensori
(pendengaran ) b.d
penurunan
pendengaran
Gangguan
persepsi/
sensori
berkurang
atau hilang
Kaji ketajaman
pendengaran
pasien
Untuk
mengetahui
tingkat
ketajaman
pendengaran
pasien
Ingatkan klien
Karena akibat
bahwa vertigo
dan nausea dapat dari adanya
terjadi setelah
gangguan
radikal
telinga dalam.
mastoidectomi.
Berikan tindakan
pengamanan.
Perhatikan
droping wajah
unilateral atau Mengkaji
mati rasa
adanya
perlukan (injuri
) saraf wajah.
Anjurkan kepada
keluarga/ orang Untuk
terdekat klien
menghindari
untuk tinggal
perasaan
bersama klien dan terisolasi pasien
memenuhi
program terapi
3.
Gangguan harga
diri rendah b.d
stigma berkenaan
dengan kondisi
Menentukan
faktor- faktor
secara individu
dalam
mengembangka
n intervensi
Dorong klien un
tuk
mengeksplorasi Kemungkinan
perasaan tentang
memiliki
kritikan orang
perasaan tidak
realistik saat
dikritik dan
perlu
mempelajari
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang paling sering adalah
infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa
(Soepardi, 1998).
Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur tulang
di dalam kavum timpani. Otitis media kronik merupakan kondisi yang berhubungan dengan
patologi jaringan ireversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut.
Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.
1.2
Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa
calon perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit otitis media kronis
menjadi bekalkan dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Greenberg, Michael I. 2008. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan Jilid 1. ECG. Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Volume 3, ECG. Jakarta
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengumpulan Data
pekerjaan,
: Nadi meningkat
B3 (Brain)
: Nyeri telinga, perasaan penuh dan pendengaran menurun,
vertigo, pusing, refleks kejut
B5 (Bowel)
: Nausea vomiting
B6 (Bone)
: Malaise, alergi
3. Pengkajian Psikososial
Nyeri otore berpengaruh pada interaksi
Aktivitas terbatas
Takut menghadapi tindakan pembedahan
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Tes audiometri : pendengaran menurun
b. Xray : terhadap kondisi patologi, misal kolestetoma, kekaburan mastoid
5. Pemeriksaan pendengaran
- Tes suara bisikan, tes garputala
B. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian diatas perawat mengindentifikasi tanda-tanda perubahan
yang terjadi pada pasien, tanda-tanda ini dinilai sesuai dengan batasan karakteristik
untuk diagnosis keperawatan, menurut carpedito, 2006 antara lain sebagai
berikut :
1.
2.
3.
Perubahan persepsi / sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di
telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran
4.
Cemas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi,
nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah
operasi.
5.
6.
2.
3.
4.
gangguan persepsi sensori, pendengaran berhubungan dengan perubahan
resepsi, transmisi, dan integritas sensori
5.
6.
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumbersumber informasi
Nyeri
Nyeri kronis
Perubahan kepribadian
penurunan berat badan
DAFTAR PUSTAKA