Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEORI GAY-LUSSAC

Tahun Pembuatan 2022/2023

Penyusun:

- Adriel Lie Vincent (XI IPA 1 / 1)


- Alvin Widyadhana (XI IPA 1 / 3)
- Angelina Laura X. (XI IPA 1 / 5)
- Bintang Permana T. (XI IPA 1 / 6)
- Fiorentina H.C. (XI IPA 1 / 12)
- Stefanny Chrisma A. (XI IPA 1 / 24)

YAYASAN MARDI WALUYA SUKABUMI

KANTOR PERWAKILAN CIBINONG

Jln. Mayor Oking Jayaatmaja No. 15 tlp/fax (021)87907973

Cibinong, Kab. Bogor

Email : smawacib@yahoo.com Website : http://mardiwaluyacibinong.sch.id/


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Tujuan dari praktikum hukum Gay-Lussac ini adalah untuk menyelidiki hubungan suhu
dengan volume gas dalam ruang tertutup. Oleh karena itu, dalam praktikum ini, suhu gas dalam
suatu sistem tertutup akan divariasikan untuk mengukur perubahan tekanan yang terjadi. Dengan
demikian, praktikum ini memungkinkan kita untuk mempelajari dan memahami konsep dasar
terkait sifat-sifat gas. Termasuk bagaimana gas merespons perubahan suhu dan tekanan

1.2 DASAR TEORI

Hukum Gay-Lussac adalah salah satu hukum dasar fisika yang berhubungan dengan
sifat-sifat gas. Hukum ini ditemukan oleh seorang ahli kimia dan fisika asal Prancis bernama
Joseph Louis Gay-Lussac pada awal abad ke-19. Hukum ini menyatakan bahwa: “pada kondisi
tetap volume dan jumlah gas, tekanan gas akan meningkat secara proporsional dengan
kenaikan suhu gas.” Secara matematis, hukum Gay-Lussac dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana P1 dan T1 adalah tekanan dan suhu awal gas, dan P2 dan T2 adalah tekanan dan
suhu akhir gas. Rumus ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan suhu (T) gas memiliki hubungan
langsung atau proporsional. Artinya, jika suhu gas naik, maka tekanan gas juga akan naik dan
sebaliknya. Hukum ini berlaku pada gas ideal, yang dianggap sebagai model gas yang paling
sederhana dan sering digunakan dalam pengajaran fisika dan kimia.
BAB II

PERSIAPAN
2.1 ALAT DAN BAHAN

1. Kompor
2. Panci besi
3. Botol kaca
4. Balon
5. Air suhu kamar
6. Air mendidih
7. Es batu

2.2 CARA KERJA

1. Siapkan botol kaca dan balon


2. Pasang balon pada mulut botol kaca. Pastikan balon dalam keadaan kosong / tidak terisi
udara.
3. Letakkan botol kaca di wadah panci besi yang diisi oleh es batu. Wajib besi / metal
supaya kalor dapat berpindah.
4. Ketika sudah selesai diamati selama kurang lebih 2 menit, ambil es batu dari wadah
tersebut dan ganti dengan air pada suhu kamar kurang lebih ¾ bagian.
5. Setelah kurang lebih 2 menit juga, ukur suhu air dan amati keadaan balon. Bandingkan
volume balon dengan keadaan sebelumnya. Apakah volume udara bertambah didalam
balon yang menyebabkan balon membesar?
6. Nyalakan kompor sehingga suhu air naik. Amati suhu air, kemudian amati volume balon
pada saat suhu air mencapai kurang lebih 50°C. Bandingkan volume balon dengan
keadaan sebelumnya (lebih besar atau lebih kecil).
7. Ulangi langkah 5 hingga suhu air mencapai kurang lebih 80°C.
8. Catat hasil pengamatan pada tabel.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.


2. Masukkan es batu ke dalam wadah panci

3. Pasang balon pada mulut botol kaca, lalu masukkan botol tersebut ke wadah berisi es.
Tunggu selama 2 menit dan amati apakah terjadi perubahan pada volume balon?

Tidak terjadi perubahan

4. Keluarkan es batu dari wadah, kemudian ganti dengan air suhu kamar sebanyak ¾ wadah.
Tunggu selama 2 menit dan amati perubahannya.

Tidak terjadi perubahan


5. Keluarkan botol kaca dari dalam air. Nyalakan kompor dan masak air hingga bersuhu
kurang lebih 50°C, kemudian letakkan botol kaca ke dalam air bersuhu 50°C. Tunggu
selama 2 menit dan amati perubahannya.

Volume balon bertambah sedikit

6. Keluarkan botol kaca dari dalam air. Nyalakan kompor dan masak air hingga bersuhu
kurang lebih 80°C, kemudian letakkan botol kaca ke dalam air bersuhu 80°C-100°C.
Tunggu selama 2 menit dan amati perubahannya.

Volume balon bertambah banyak

3.2 TABEL PENGAMATAN


Nomor Suhu (°C) Volume Balon

1. 0°C Balon sepenuhnya mengempis karena tidak terisi udara


sehingga volume tidak berubah

2. 20°C-30°C Volume balon terlihat tidak berbeda dari yang diletakkan


pada suhu 0°C

3. 40°C-50°C Volume balon akhirnya berubah. Volume sedikit


bertambah dibandingkan diletakkan di air bersuhu 20°C-
30°C.

4. 80°C-100°C Volume balon menjadi sangat besar. Jauh lebih besar


dibandingkan diletakkan di air bersuhu 40°C-50°C.
Balon bisa berdiri tegak pada ukuran ini

3.3 ANALISIS DATA

Dari hasil pengamatan terlihat berbagai perubahan yang terjadi pada volume udara dalam
balon. Ketika botol kaca berada dalam wadah dengan es yang bersuhu 0°C, volume balon kosong
dikarenakan tidak terisi udara. Ketika botol kaca berada dalam wadah dengan air suhu kamar
(20°C-30°C), balon masih belum terisi udara yang berarti tidak ada kenaikan pada volume balon.
Suhu yang ada belum cukup untuk menjadikan balon memiliki volume gas. Namun, ketika botol
kaca berada dalam wadah dengan air suhu 40°C-50°C, volume balon mulai berubah yang
menandakan balon mulai terisi udara. Balon yang sebelumnya benar-benar kempis saat ini sudah
memiliki gas didalamnya. Hal ini berarti terdapat kenaikan pada volume balon. Ketika botol kaca
berada dalam wadah dengan suhu air mendidih (80°C-100°C), balon menggelembung menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Balon mulai bisa beridiri tegak dan pertambahan volume terjadi
dengan pesat. Hal ini berarti semakin panas suhu maka akan semakin besar volume gas dalam
ruang tertutup. Setiap kali suhu menjadi lebih tinggi, maka volume balon juga ikut membesar.
Hal ini berarti suhu mempengaruhi volume gas. Pertambahan volume gas pada balon berbanding
lurus dengan suhu mutlaknya. Dengan demikian, hukum Gay-Lussac yang berbunyi “Volume
gas dalam ruang tertutup berbanding lurus dengan suhu mutlaknya” terbukti benar.

BAB IV
KESIMPULAN

Dengan ini, benar adanya bahwa Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa dalam kondisi tekanan
dan jumlah gas yang konstan, volume gas akan berbanding lurus dengan suhu absolut Dalam percobaan
ini, ketika suhu naik, volume gas dalam balon naik dan ketika suhu turun, volume gas dalam balon turun.

Secara keseluruhan, praktikum hukum Gay-Lussac menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
konsisten antara suhu, tekanan, dan volume gas. Pengamatan dan pemahaman terhadap hubungan ini
dapat membantu dalam merancang dan memprediksi hasil reaksi kimia, serta digunakan dalam aplikasi
teknologi seperti dalam produksi gas industri, pengendalian kualitas lingkungan, dan sebagainya di masa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai