Penyusun:
1.1 TUJUAN
Tujuan dari praktikum hukum Gay-Lussac ini adalah untuk menyelidiki hubungan suhu
dengan volume gas dalam ruang tertutup. Oleh karena itu, dalam praktikum ini, suhu gas dalam
suatu sistem tertutup akan divariasikan untuk mengukur perubahan tekanan yang terjadi. Dengan
demikian, praktikum ini memungkinkan kita untuk mempelajari dan memahami konsep dasar
terkait sifat-sifat gas. Termasuk bagaimana gas merespons perubahan suhu dan tekanan
Hukum Gay-Lussac adalah salah satu hukum dasar fisika yang berhubungan dengan
sifat-sifat gas. Hukum ini ditemukan oleh seorang ahli kimia dan fisika asal Prancis bernama
Joseph Louis Gay-Lussac pada awal abad ke-19. Hukum ini menyatakan bahwa: “pada kondisi
tetap volume dan jumlah gas, tekanan gas akan meningkat secara proporsional dengan
kenaikan suhu gas.” Secara matematis, hukum Gay-Lussac dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana P1 dan T1 adalah tekanan dan suhu awal gas, dan P2 dan T2 adalah tekanan dan
suhu akhir gas. Rumus ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan suhu (T) gas memiliki hubungan
langsung atau proporsional. Artinya, jika suhu gas naik, maka tekanan gas juga akan naik dan
sebaliknya. Hukum ini berlaku pada gas ideal, yang dianggap sebagai model gas yang paling
sederhana dan sering digunakan dalam pengajaran fisika dan kimia.
BAB II
PERSIAPAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
1. Kompor
2. Panci besi
3. Botol kaca
4. Balon
5. Air suhu kamar
6. Air mendidih
7. Es batu
HASIL PENGAMATAN
3. Pasang balon pada mulut botol kaca, lalu masukkan botol tersebut ke wadah berisi es.
Tunggu selama 2 menit dan amati apakah terjadi perubahan pada volume balon?
4. Keluarkan es batu dari wadah, kemudian ganti dengan air suhu kamar sebanyak ¾ wadah.
Tunggu selama 2 menit dan amati perubahannya.
6. Keluarkan botol kaca dari dalam air. Nyalakan kompor dan masak air hingga bersuhu
kurang lebih 80°C, kemudian letakkan botol kaca ke dalam air bersuhu 80°C-100°C.
Tunggu selama 2 menit dan amati perubahannya.
Dari hasil pengamatan terlihat berbagai perubahan yang terjadi pada volume udara dalam
balon. Ketika botol kaca berada dalam wadah dengan es yang bersuhu 0°C, volume balon kosong
dikarenakan tidak terisi udara. Ketika botol kaca berada dalam wadah dengan air suhu kamar
(20°C-30°C), balon masih belum terisi udara yang berarti tidak ada kenaikan pada volume balon.
Suhu yang ada belum cukup untuk menjadikan balon memiliki volume gas. Namun, ketika botol
kaca berada dalam wadah dengan air suhu 40°C-50°C, volume balon mulai berubah yang
menandakan balon mulai terisi udara. Balon yang sebelumnya benar-benar kempis saat ini sudah
memiliki gas didalamnya. Hal ini berarti terdapat kenaikan pada volume balon. Ketika botol kaca
berada dalam wadah dengan suhu air mendidih (80°C-100°C), balon menggelembung menjadi
lebih besar dari sebelumnya. Balon mulai bisa beridiri tegak dan pertambahan volume terjadi
dengan pesat. Hal ini berarti semakin panas suhu maka akan semakin besar volume gas dalam
ruang tertutup. Setiap kali suhu menjadi lebih tinggi, maka volume balon juga ikut membesar.
Hal ini berarti suhu mempengaruhi volume gas. Pertambahan volume gas pada balon berbanding
lurus dengan suhu mutlaknya. Dengan demikian, hukum Gay-Lussac yang berbunyi “Volume
gas dalam ruang tertutup berbanding lurus dengan suhu mutlaknya” terbukti benar.
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan ini, benar adanya bahwa Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa dalam kondisi tekanan
dan jumlah gas yang konstan, volume gas akan berbanding lurus dengan suhu absolut Dalam percobaan
ini, ketika suhu naik, volume gas dalam balon naik dan ketika suhu turun, volume gas dalam balon turun.
Secara keseluruhan, praktikum hukum Gay-Lussac menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
konsisten antara suhu, tekanan, dan volume gas. Pengamatan dan pemahaman terhadap hubungan ini
dapat membantu dalam merancang dan memprediksi hasil reaksi kimia, serta digunakan dalam aplikasi
teknologi seperti dalam produksi gas industri, pengendalian kualitas lingkungan, dan sebagainya di masa
yang akan datang.