Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KESEHATAN MENTAL REMAJA TERHADAP KEGIATAN

PERKULIAHAN MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK


PERKERETAAPIAN ANGKATAN 2022

Dandy Avi Bagaskara1*, Farid Abdul Aziz2, Hanaya Annisa Azmi3


1,2,3
Program Studi Teknik Perkeretaapian, Institut Teknologi Sumatera
Jl Terusan Ryacudu, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung
Selatan, Lampung 35365
E-mail: dandy.122460004@student.itera.ac.id

ABSTRAK
Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang. Memiliki kesehatan
mental yang baik tidak hanya terhindar dari penyakit mental tetapi juga memiliki keadaan mental yang
sejahtera. Mahasiswa berada pada batasan remaja akhir dan dewasa awal, dimana masa ini merupakan
masa kondisi mental yang tidak stabil, diiringi dengan konflik dan tuntutan serta perubahan suasana hati.
Apabila individu yang mengalami masa tersebut tidak dapat mengontrol hal-hal yang terjadi, maka dapat
menimbulkan masalah kesehatan mental yang akan memempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang hubungan antara kesehatan mental remaja dan kegiatan
perkuliahan mahasiswa. Sampel penelitian terdiri dari 30 mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera Angkatan 2022 dengan usia remaja (18-20 tahun). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 51,6% responden merasa cemas, tegang, dan khawatir saat menjalani
perkuliahan, 48,4% responden sulit untuk berpikir jernih ketika perkuliahan berlangsung, dan 25,8%
responden kuesioner pernah berpikir untuk mengakhiri hidup akibat kesehatan mental mahasiswa yang
terganggu.

kata kunci: kesehatan mental, remaja, kegiatan perkuliahan, mahasiswa,

PENDAHULUAN
Dewasa ini isu kesehatan mental hangat diperbincangkan oleh khayalak ramai
terutama di dunia maya. Kesehatan mental menjadi hal yang penting bagi kehidupan
manusia sama halnya dengan kesehatan fisik. Menurut WHO (2013) kesehatan mental
didefinisikan sebagai kondisi kesejahteraan (well-being) dimana individu dapat
merealisasikan kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang
normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya. Seseorang memiliki kesehatan mental yang baik tidak hanya terhindar
dari penyakit mental tetapi juga memiliki keadaan mental yang sejahtera (Aloysius &
Salvia, 2021).
Mental seseorang yang kurang sehat akan memengaruhi aspek kehidupan lain
dalam dirinya, seperti dapat memengaruhi kinerja karena kurangnya konsentrasi, niat,
usaha, dan banyak hal lainnya. Usia remaja merupakan masa yang rentan terhadap
gangguan mental karena masa ini merupakan masa transisi dari usia kanak-kanak
menuju dewasa, terlebih pada remaja yang sedang menjalani studi perkuliahan.
Kegiatan perkuliahan mahasiswa merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang
sangat memerlukan kesiapan fisik dan mental dari mahasiswa.
Kesehatan mental yang buruk pada mahasiswa memiliki dampak negatif pada
kegiatan perkuliahan, seperti kehadiran yang tidak teratur, menurunnya motivasi
belajar, disertai dengan penurunan prestasi akademik mahasiswa itu sendiri. Selain itu,
kegiatan perkuliahan mahasiswa juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kehidupan mahasiswa secara keseluruhan. Jika permasalahan kesehatan mental pada
mahasiswa ini terus-menerus tidak dipedulikan, mungkin saja mahasiswa yang akan
menjadi generasi penerus tingkat kompetensi dan kualitas pendidikannya terganggu
oleh kesehatan mental mahasiswa itu sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan adanya
penanganan kesehatan mental yang terganggu agar kegiatan perkuliahan yang dijalani
mahasiswa dapat berjalan dengan efektif.
Berdasarkan uraian yang telah dituliskan, penulis tertarik untuk mengetahui
sejauh mana kesehatan mental mahasiswa berpengaruh terhadap beberapa hal yang
berhubungan dengan kegiatan perkuliahan dan bagaimana kondisi mahasiswa ketika
menjalani perkuliahan. Penelitian ini diuji terhadap mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera Angkatan 2022 dengan memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi mahasiswa dalam menghadapi kegiatan
perkuliahan. Dari latar belakang masalah yang dituliskan, rumusan masalah karya tulis
ilmiah ini adalah bagaimana kesehatan mental dapat menentukan efektivitas kegiatan
perkuliahan disertai dengan kajian pentingnya kesehatan mental pada mahasiswa
program studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera angkatan 2022
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kesehatan mental terhadap kegiatan
perkuliahan mahasiswa program studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi
Sumatera angkatan 2022. Serta, untuk mengetahui gambaran kesehatan mental
mahasiswa program studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera angkatan
2022. Dengan demikian, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi kajian lebih
lanjut untuk lebih memerhatikan kesehatan mental mahasiswa dalam perkuliahan bagi
pihak-pihak yang berkenan.

METODE
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia yang bisa mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2017). penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi,
situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana
adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan
melalui bahan-bahan dokumenter. (Bungin, 2015)
2. Proses Penelitian
Proses pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan langkah-langkah pada diagram berikut:

Mempersiapkan
instrumen penelitian Menarik kesimpulan
berupa kuesioner yang diperoleh dari
menggunakan media penelitian
Google Form

Melakukan
Menyajikan hasil
penyebaran tautan
analisis dalam
kuesioner kepada
pembahasan
responden

Menarasikan hasil Menganalisis hasil


kuesioner kuesioner

Diagram 1 Alur Pengerjaan Penelitian

3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa program studi
Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera angkatan 2022. Penelitian ini
menggunakan instrumen berupa kuesioner dalam pengumpulan data yang ditargetkan
sebanyak 30 responden dari total 100 populasi mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian angkatan 2022.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh data dari jenis
pertanyaan dengan jawaban pasti “Ya” atau “Tidak” sejumlah tiga pertanyaan dan
masing-masing satu pertanyaan dengan jawaban berupa skala 1-5 serta bagaimana
tanggapan responden mengenai pentingnya kesehatan mental dalam perkuliahan. Total
dari responden kuesioner Google Form sebanyak 31 mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera khususnya angkatan 2022 yang telah
melebihi target awal sebanyak 30 responden.
Berikut adalah diagram hasil jawaban responden dari kuesioner dengan media
Google Form disertai dengan pembahasan.

Tidak 48,4%

Ya 51,6%

Diagram 2 "Apakah anda merasa cemas, tegang, atau khawatir dalam menghadapi perkuliahan?"

Dari pertanyaan di atas yang ditujukan kepada responden mengenai perasaan


responden apakah merasa cemas, tegang, atau khawatir dalam perkuliahan diperoleh
informasi untuk jawaban “Ya” sebanyak 51,6% (16 responden) dan jawaban “Tidak”
sebanyak 15 responden.

Ya 48,4%

Tidak 51,6%

Diagram 3 "Apakah anda sulit untuk berpikir jernih saat menjalani perkuliahan?"

Kemudian pertanyaan selanjutnya mengenai kondisi pikiran mahasiswa ketika


menjalani perkuliahan didapatkan jawaban sebanyak 15 responden (48,4%) dari
pertanyaan tersebut memillih “Ya” dan sisanya sejumlah 16 responden menjawab
“Tidak”.
Ya 25,8%

Tidak 74,2%

Diagram 3 "Apakah anda pernah berpikir untuk mengakhiri hidup anda?"

Dari pertanyaan di atas menunjukkan bahwa sebanyak 25,8% atau 8 responden


memilih jawaban “Ya” dan sejumlah 23 responden menjawab pilihan “Tidak”.

15

10

0
1 2 3 4 5

Diagram 4 "Menurut Anda, berapa tingkat kenyamanan Anda dalam menjalani perkuliahan?"

Pertanyaan kuesioner di atas memiliki jawaban dengan skala poin 1 (Sangat


tidak nyaman) hingga poin 5 (Sangat nyaman). Poin jawaban terbanyak yang dipilih
responden adalah poin 3 sebanyak 15 responden (48,4%) untuk menyatakan jawaban
antara nyaman dan tidak nyaman, dan poin jawaban yang paling sedikit dipilih
responden adalah poin 1 dan 5 dengan masing-masing berjumlah 1 responden (3,2%).
Kemudian pada pertanyaan kelima terkait dengan beberapa tanggapan
responden mengenai kesehatan mental mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.
TABEL 1 TANGGAPAN RESPONDEN
Nomor Responden Tanggapan
“Kesehatan mental sangat berpengaruh ke kegiatan
1
mahasiswa”
“kesehatan mental kembali lagi dengan setiap orang, karena
setiap orang memiliki mental yang berbeda", menurut saya
kuliah tidak mengganggu kesehatan mental karena itu balik
5
lagi ke niat awal kita untuk kuliah, kalau memang oeang
tersebut tidak merasa nyaman dalam perkuliahan itu dapat
mengganggu proses perkuliahan”
“Kesehatan mental memiliki peran yang sangat penting dalam
membantu mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan belajar baru mereka. Mahasiswa baru akan
menemukan berbagai macam pergaulan serta akan
6
menemukan metode belajar yang berbeda dari masa sekolah
dulu.. yang dulunya masih apa apa di kerjakan semua dibantu
sama kedua orang tua dan temen temen, dan sekarang dimasa
perkuliahan sangat bener2 jauh berbeda”
“Kesehatan mental sangat penting bagi semua orang bukan
7 hanya bagi mahasiswa. Karena hidup dengan mental yang
terganggu akan membuat sulit konsentrasi saat belajar”
“Sangat penting karna menghadapi kegiatan kuliah dan tugas
kuliah yang sangat lumayan banyak, itu sangat membutuhkan
10 kesehatan mental apabila kesehatan mental tergangu bakal
bisa berakhir mengundurkan diri dari pekuliahan dan bunuh
diri”
“Mental itu penting dan berpengaruh banget dalam dunia
12
perkuliahan”
“karena kesehatan mental dapat membantu menyesuaikan diri
14 dengan lingkungan perkuliahan, dan mental yg sehat dapat
menjauhi dari hal buruk seperti stress dan depresi”
“sangat penting untuk kemudahan mereka dalam menjalankan
16
kuliah”
“Sangat pentibg mengingat perkuliahan itu butuh kondisi
mental yang baik agar dapat menyerap ilmu yang didapat
17
selama proses perkuliahan dan agar tidak terlalu merasa
tertekan”
“Kesehatan mental sangatlah penting bagi kesehatan mental
20
dan fisik kita itu sangat berpengaruh sekali”
“penting karena kalau kesehatan mental mahasiswa terganggu
21 maka bisa mengakibatkan mahasiswa bunuh diri (sebaiknya
jangan terlalu gegabah)”
“Kesehatan mental memiliki peran yang sangat penting dalam
membantu mahasiswa TPB untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan belajar baru mereka. Mahasiswa TPB akan
22
menemukan berbagai macam pergaulan serta akan
menemukan metode belajar yang berbeda dari masa sekolah
mereka”
“Kesehatan sangat mempengaruhi mahasiswa, mahasiswa
23 terkadang butuh support seseorang agar dirinya mampu
mengahadapi masa kuliah ini”
“Sangat penting karena mental yang kuat akan membentuk
25
pribadi baik”
26 “penting untuk menjaga fokus”
“Bukan nya diperkuliahan tetapi di lingkungan dan
pertemenan yang dimana penting nya memilih teman yang
27
tidak saling menjatuh kan dan toxic menurut saya itu sangat
penting supaya tidak kena mental”
“Kinerja akademik yang baik: Kesehatan mental yang baik
memiliki dampak positif pada kinerja akademik mahasiswa.
29 Ketika mahasiswa merasa sehat secara mental, mereka
cenderung memiliki konsentrasi yang lebih baik, daya ingat
yang lebih kuat”
“Kesehatan mental saat menjadi mahasiswa sangat penting hal
31
itu di karenakan supaya perkuliahan kita berjaoan lancar”

Hasil dari kuesioner pertanyaan pertama yang berbunyi "Apakah anda merasa
cemas, tegang, atau khawatir dalam menghadapi perkuliahan?" menunjukan bahwa
mahasiswa program studi Teknik Perkeretaapian angkatan 2022 lebih banyak memillih
jawaban “Ya” (51,6%). Perasaan cemas, tegang, ataupun khawatir bisa datang dari
bermacam-macam faktor, baik faktor internal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri
yang merasa tidak tenang atau gugup ketika akan menghadapi perkuliahan, maupun
faktor eksternal yang bisa datang dari lingkungan mahasiswa tersebut, seperti adanya
ancaman, perasaan tidak tenang ketika berhadapan dengan orang lain, dan banyak
faktor yang belum diketahui secara pasti. Kemudian, pertanyaan kedua "Apakah anda
sulit untuk berpikir jernih saat menjalani perkuliahan?" diperoleh bahwa jawaban
“Tidak” lebih banyak dipilih (51,6%) daripada jawaban “Ya”. Meski perbedaannya
tidak terlalu jauh, dapat pula disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang
menjawab “Ya” pada pertanyaan pertama, memiliki kemungkinan untuk juga memilih
jawaban “Ya” pada pertanyaan kedua. Karena kedua hal antara perasaan dengan pikiran
memiliki keterikatan satu sama lain, sebab jika seseorang memiliki perasaan tidak
tenang seperti cemas atau kekhawatiran dalam dirinya, maka pikirannya akan sulit
untuk fokus terhadap persoalan lain yang sedang dihadapinya. Namun, tetap ada sedikit
orang yang bisa mengontrol pikirannya agar tetap tenang meski perasaan sebenarnya
sedang dihantui kekhawatiran akan suatu hal.
Selanjutnya, pada pertanyaan ketiga "Apakah anda pernah berpikir untuk
mengakhiri hidup anda?" didapatkan bahwa sejumlah 8 responden (25,8%) memilih
jawaban “Ya”. Hal ini menjadi persoalan yang sangat perlu untuk diperhatikan, sebab
mental seseorang yang sudah cukup terganggu dapat menimbulkan stress, gelisah,
depresi, perasaan tidak tenang yang menghantui, bahkan dalam kondisi terburuknya
akan menimbulkan rasa ingin mengakhiri hidup karena berbagai macam masalah tidak
dapat terselesaikan. Mengakhiri hidup bukanlah menjadi solusi untuk lari dari masalah,
karena itu, dibutuhkan suatu support system bagi seseorang yang kesehatan mentalnya
terganggu agar dapat menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya. Support system
dapat berupa teman, keluarga, atau konsultasi kepada orang yang ahli dalam bidang
kejiwaan sehingga kondisi mental seseorang yang terganggu dapat membaik.
Berdasarkan tanggapan responden sebagian menyebutkan bahwa kesehatan mental
merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan, kondisi mental yang sehat
akan berpengaruh pada kinerja mahasiswa menjadi lebih baik, merasa nyaman selama
kegiatan perkuliahan berlangsung, serta banyak dampak positif lain ketika kesehatan
mental dijaga dengan baik.

SIMPULAN
Penelitian ini menunjukan bahwa kesehatan mental terutama pada mahasiswa
menjadi hal yang penting dan perlu untuk diperhatikan baik oleh diri sendiri maupun
orang terdekat. Berdasarkan penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat disimpulkan dari tanggapan mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian angkatan 2022 mengenai kesehatan mental bahwa kesehatan mental
pada mahasiswa dapat berdampak pada kegiatan perkuliahan. Kesehatan mental yang
terganggu pada mahasiswa dapat menurunkan motivasi akademik, timbul rasa
kekhawatiran, cemas secara terus-menerus, stress hingga depresi. Kesehatan mental tak
luput dari berbagai faktor yang dapat memengaruhinya, baik faktor internal maupun
eksternal dari diri mahasiswa itu sendiri. Kesehatan mental yang baik dapat
meningkatkan kinerja, konsentrasi, kenyamanan, dan hal lain yang dapat mendukung
akademik mahasiswa di dalam perkuliahan. Oleh karena itu, diperlukan adanya support
system untuk menjaga mental agar tetap sehat sehingga mahasiswa mampu menjalani
kegiatan perkuliahan dengan lancar dan minim tekanan dari dalam maupun luar.
DAFTAR PUSTAKA
Aloysius, S., & Salvia, N. (2021). Analisis Kesehatan Mental Mahasiswa Perguruan
Tinggi X Pada Awal Terjangkitnya Covid-19 di Indonesia. Jurnal Citizenship
Virtues, 83-84.
Bungin, B. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya.
Sukmadinata, N. S. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai