ABSTRAK
Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang. Memiliki kesehatan
mental yang baik tidak hanya terhindar dari penyakit mental tetapi juga memiliki keadaan mental yang
sejahtera. Mahasiswa berada pada batasan remaja akhir dan dewasa awal, dimana masa ini merupakan
masa kondisi mental yang tidak stabil, diiringi dengan konflik dan tuntutan serta perubahan suasana hati.
Apabila individu yang mengalami masa tersebut tidak dapat mengontrol hal-hal yang terjadi, maka dapat
menimbulkan masalah kesehatan mental yang akan memempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang hubungan antara kesehatan mental remaja dan kegiatan
perkuliahan mahasiswa. Sampel penelitian terdiri dari 30 mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera Angkatan 2022 dengan usia remaja (18-20 tahun). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 51,6% responden merasa cemas, tegang, dan khawatir saat menjalani
perkuliahan, 48,4% responden sulit untuk berpikir jernih ketika perkuliahan berlangsung, dan 25,8%
responden kuesioner pernah berpikir untuk mengakhiri hidup akibat kesehatan mental mahasiswa yang
terganggu.
PENDAHULUAN
Dewasa ini isu kesehatan mental hangat diperbincangkan oleh khayalak ramai
terutama di dunia maya. Kesehatan mental menjadi hal yang penting bagi kehidupan
manusia sama halnya dengan kesehatan fisik. Menurut WHO (2013) kesehatan mental
didefinisikan sebagai kondisi kesejahteraan (well-being) dimana individu dapat
merealisasikan kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang
normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya. Seseorang memiliki kesehatan mental yang baik tidak hanya terhindar
dari penyakit mental tetapi juga memiliki keadaan mental yang sejahtera (Aloysius &
Salvia, 2021).
Mental seseorang yang kurang sehat akan memengaruhi aspek kehidupan lain
dalam dirinya, seperti dapat memengaruhi kinerja karena kurangnya konsentrasi, niat,
usaha, dan banyak hal lainnya. Usia remaja merupakan masa yang rentan terhadap
gangguan mental karena masa ini merupakan masa transisi dari usia kanak-kanak
menuju dewasa, terlebih pada remaja yang sedang menjalani studi perkuliahan.
Kegiatan perkuliahan mahasiswa merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang
sangat memerlukan kesiapan fisik dan mental dari mahasiswa.
Kesehatan mental yang buruk pada mahasiswa memiliki dampak negatif pada
kegiatan perkuliahan, seperti kehadiran yang tidak teratur, menurunnya motivasi
belajar, disertai dengan penurunan prestasi akademik mahasiswa itu sendiri. Selain itu,
kegiatan perkuliahan mahasiswa juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kehidupan mahasiswa secara keseluruhan. Jika permasalahan kesehatan mental pada
mahasiswa ini terus-menerus tidak dipedulikan, mungkin saja mahasiswa yang akan
menjadi generasi penerus tingkat kompetensi dan kualitas pendidikannya terganggu
oleh kesehatan mental mahasiswa itu sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan adanya
penanganan kesehatan mental yang terganggu agar kegiatan perkuliahan yang dijalani
mahasiswa dapat berjalan dengan efektif.
Berdasarkan uraian yang telah dituliskan, penulis tertarik untuk mengetahui
sejauh mana kesehatan mental mahasiswa berpengaruh terhadap beberapa hal yang
berhubungan dengan kegiatan perkuliahan dan bagaimana kondisi mahasiswa ketika
menjalani perkuliahan. Penelitian ini diuji terhadap mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera Angkatan 2022 dengan memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi mahasiswa dalam menghadapi kegiatan
perkuliahan. Dari latar belakang masalah yang dituliskan, rumusan masalah karya tulis
ilmiah ini adalah bagaimana kesehatan mental dapat menentukan efektivitas kegiatan
perkuliahan disertai dengan kajian pentingnya kesehatan mental pada mahasiswa
program studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera angkatan 2022
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kesehatan mental terhadap kegiatan
perkuliahan mahasiswa program studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi
Sumatera angkatan 2022. Serta, untuk mengetahui gambaran kesehatan mental
mahasiswa program studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera angkatan
2022. Dengan demikian, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi kajian lebih
lanjut untuk lebih memerhatikan kesehatan mental mahasiswa dalam perkuliahan bagi
pihak-pihak yang berkenan.
METODE
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia yang bisa mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2017). penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai kondisi,
situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana
adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan
melalui bahan-bahan dokumenter. (Bungin, 2015)
2. Proses Penelitian
Proses pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan langkah-langkah pada diagram berikut:
Mempersiapkan
instrumen penelitian Menarik kesimpulan
berupa kuesioner yang diperoleh dari
menggunakan media penelitian
Google Form
Melakukan
Menyajikan hasil
penyebaran tautan
analisis dalam
kuesioner kepada
pembahasan
responden
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa program studi
Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera angkatan 2022. Penelitian ini
menggunakan instrumen berupa kuesioner dalam pengumpulan data yang ditargetkan
sebanyak 30 responden dari total 100 populasi mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian angkatan 2022.
Tidak 48,4%
Ya 51,6%
Diagram 2 "Apakah anda merasa cemas, tegang, atau khawatir dalam menghadapi perkuliahan?"
Ya 48,4%
Tidak 51,6%
Diagram 3 "Apakah anda sulit untuk berpikir jernih saat menjalani perkuliahan?"
Tidak 74,2%
15
10
0
1 2 3 4 5
Diagram 4 "Menurut Anda, berapa tingkat kenyamanan Anda dalam menjalani perkuliahan?"
Hasil dari kuesioner pertanyaan pertama yang berbunyi "Apakah anda merasa
cemas, tegang, atau khawatir dalam menghadapi perkuliahan?" menunjukan bahwa
mahasiswa program studi Teknik Perkeretaapian angkatan 2022 lebih banyak memillih
jawaban “Ya” (51,6%). Perasaan cemas, tegang, ataupun khawatir bisa datang dari
bermacam-macam faktor, baik faktor internal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri
yang merasa tidak tenang atau gugup ketika akan menghadapi perkuliahan, maupun
faktor eksternal yang bisa datang dari lingkungan mahasiswa tersebut, seperti adanya
ancaman, perasaan tidak tenang ketika berhadapan dengan orang lain, dan banyak
faktor yang belum diketahui secara pasti. Kemudian, pertanyaan kedua "Apakah anda
sulit untuk berpikir jernih saat menjalani perkuliahan?" diperoleh bahwa jawaban
“Tidak” lebih banyak dipilih (51,6%) daripada jawaban “Ya”. Meski perbedaannya
tidak terlalu jauh, dapat pula disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang
menjawab “Ya” pada pertanyaan pertama, memiliki kemungkinan untuk juga memilih
jawaban “Ya” pada pertanyaan kedua. Karena kedua hal antara perasaan dengan pikiran
memiliki keterikatan satu sama lain, sebab jika seseorang memiliki perasaan tidak
tenang seperti cemas atau kekhawatiran dalam dirinya, maka pikirannya akan sulit
untuk fokus terhadap persoalan lain yang sedang dihadapinya. Namun, tetap ada sedikit
orang yang bisa mengontrol pikirannya agar tetap tenang meski perasaan sebenarnya
sedang dihantui kekhawatiran akan suatu hal.
Selanjutnya, pada pertanyaan ketiga "Apakah anda pernah berpikir untuk
mengakhiri hidup anda?" didapatkan bahwa sejumlah 8 responden (25,8%) memilih
jawaban “Ya”. Hal ini menjadi persoalan yang sangat perlu untuk diperhatikan, sebab
mental seseorang yang sudah cukup terganggu dapat menimbulkan stress, gelisah,
depresi, perasaan tidak tenang yang menghantui, bahkan dalam kondisi terburuknya
akan menimbulkan rasa ingin mengakhiri hidup karena berbagai macam masalah tidak
dapat terselesaikan. Mengakhiri hidup bukanlah menjadi solusi untuk lari dari masalah,
karena itu, dibutuhkan suatu support system bagi seseorang yang kesehatan mentalnya
terganggu agar dapat menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya. Support system
dapat berupa teman, keluarga, atau konsultasi kepada orang yang ahli dalam bidang
kejiwaan sehingga kondisi mental seseorang yang terganggu dapat membaik.
Berdasarkan tanggapan responden sebagian menyebutkan bahwa kesehatan mental
merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan, kondisi mental yang sehat
akan berpengaruh pada kinerja mahasiswa menjadi lebih baik, merasa nyaman selama
kegiatan perkuliahan berlangsung, serta banyak dampak positif lain ketika kesehatan
mental dijaga dengan baik.
SIMPULAN
Penelitian ini menunjukan bahwa kesehatan mental terutama pada mahasiswa
menjadi hal yang penting dan perlu untuk diperhatikan baik oleh diri sendiri maupun
orang terdekat. Berdasarkan penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat disimpulkan dari tanggapan mahasiswa program studi Teknik
Perkeretaapian angkatan 2022 mengenai kesehatan mental bahwa kesehatan mental
pada mahasiswa dapat berdampak pada kegiatan perkuliahan. Kesehatan mental yang
terganggu pada mahasiswa dapat menurunkan motivasi akademik, timbul rasa
kekhawatiran, cemas secara terus-menerus, stress hingga depresi. Kesehatan mental tak
luput dari berbagai faktor yang dapat memengaruhinya, baik faktor internal maupun
eksternal dari diri mahasiswa itu sendiri. Kesehatan mental yang baik dapat
meningkatkan kinerja, konsentrasi, kenyamanan, dan hal lain yang dapat mendukung
akademik mahasiswa di dalam perkuliahan. Oleh karena itu, diperlukan adanya support
system untuk menjaga mental agar tetap sehat sehingga mahasiswa mampu menjalani
kegiatan perkuliahan dengan lancar dan minim tekanan dari dalam maupun luar.
DAFTAR PUSTAKA
Aloysius, S., & Salvia, N. (2021). Analisis Kesehatan Mental Mahasiswa Perguruan
Tinggi X Pada Awal Terjangkitnya Covid-19 di Indonesia. Jurnal Citizenship
Virtues, 83-84.
Bungin, B. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya.
Sukmadinata, N. S. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.