Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM

BRAND IMAGE ANGKRINGAN TOMBO ATI

Kevira Eris Andini Laura Faradina Wally Findi Afifatur Rodiyah Inestasya Br Sembiring

Keviraandini@gmail.com Laurafaradina85@gmail.com Findiafifaturr@gmail.com Inestasya1414@gmail.com

22042010178 22042010182 22042010279 22042010249

Program studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur

Abstrak:
Alasan bukan tujuan, kalo alasan itu kenapa kamu meneliti menggunakan strategi
komunikasi pemasaran untuk jadi penelitian analisis teori mu. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui dan mempelajari strategi komunikasi pemasaran dalam brand image
Angkringan Tombo Ati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
subjek empat orang yang terdiri dari satu owner, dua pegawai, dan satu pelanggan.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif akan digunakan untuk
menjelaskan data-data yang ditemukan di lapangan mengenai tema penelitian ini. Di mana
metode tersebut digunakan untuk mengetahui permasalahan yang menjadi tema penelitian
dan data-data hasil survei akan dikenai pendekatan kualitatif berbentuk deskriptif yang akan
menjelaskan dan menjawab rumusan masalah dari penelitian ini. Penelitian ini berisi tentang
strategi komunikasi pemasaran dimulai dari teknik pemasaran dilihat dari aspek teori 4P
yakni Product, Price, Place, and Promotion. Bentuk aktivitas promosi, serta tingkat hasil
kepuasan pelanggan.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Brand Image, Angkringan Tombo Ati.

Abstract:
The purpose of this research is to find out and study marketing communication
strategies in the brand image of Angkringan Tombo Ati. This study uses a qualitative
descriptive approach with four subjects consisting of one owner, two employees, and one
customer. Data collection techniques using observation and interviews. In this study, the
authors used a qualitative approach. A qualitative approach will be used to explain the data
found in the field regarding the theme of this research. Where this method is used to find out
the problems that are the theme of the research and the survey data will undergo a qualitative
descriptive approach that will explain and answer the problem formulation of this research.
This research contains marketing communication strategies starting from marketing
techniques seen from the 4P theoretical aspects, namely Product, Price, Place, and
Promotion. Forms of promotional activities, as well as the level of customer satisfaction
results.
Keywords: Marketing Communication Strategy, Brand Image, Angkringan Tombo Ati.
I. PENDAHULUAN

Kajian Teoretis
Strategi komunikasi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka
mengenalkan produk pada konsumen dan mendapatkan keuntungan yang banyak dari
usaha yang dijalankan. Secara umum, bauran komunikasi pemasaran meliputi iklan,
promosi penjualan, acara khusus dan pengalaman, hubungan masyarakat dan
pemberitaan, pemasaran langsung dan penjualan pribadi. Setiap strategi komunikasi
pemasaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Hanya saja apakah semua
harus diterapkan atau tidak karena perlu dikaji mana strategi yang paling efetkif dan
menyesuaikan ketersediaan anggaran.
Langkah-langkah pengembangan komunikasi pemasaran yang efektif adalah
sebagai berikut, 1. Mengidentifikasi khalayak yang dituju. 2. Menentukan tujuan
komunikasi tersebut Setelah pasar sasaran dan karakteristiknya. 3. Merancang Pesan
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari khalayak. 4. Memilih saluran
komunikasi. 5. Menentukan total anggaran promosi. 6. Membuat keputusan atas bauran
promosi (promotion mix). 7. Mengukur hasil promosi tersebut. 8. Mengelola dan
mengoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Macam – macam strategi
komunikasi pemasaran 1. Iklan (advertising). 2. Penjualan tatap muka (Personal Selling).
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion). 4. Hubungan Masyarakat (Public Relation). 5.
Pemasaran Langsung (Direct marketing).
Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan
kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek (dalam Musay, 2013).
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:403) citra merek adalah persepsi dan
keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang
tertanam dalam ingatan konsumen (dalam Musay, 2013). Surachman (2008:13)
mendefinisikan citra merek sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak
dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi
pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh mereknya (dalam Musay,
2013). Menurut Ferrinadewei (2008:166) Dapat juga dikatakan bahwa brand image
merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi
pribadinya.
Kesimpulannya, brand image (citra merek) merupakan gambaran atau kesan yang
ditimbulkan oleh suatu merek dalam benak pelanggan. Penempatan citra merek dibenak
konsumen harus dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat
dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan
positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan
konsumen untuk membeli merek yang bersangkutan sangat besar.
Perkembangan industri makanan dan minuman saat ini berkembang pesat di
seluruh Indonesia. Industri makanan dan minuman memiliki peluang besar untuk terus
berkembang karena didorong oleh banyak hal. Salah satunya adalah strategi dan inovasi
bisnis yang tepat untuk bertahan di pasar. Strategi dan inovasi menjadi tolok ukur
keberhasilan wirausahawan dalam usahanya. Hal tersebut menyebabkan tidak
sedikit pelaku usaha makanan yang gagal karena strategi pemasaran yang digunakan
kurang tepat dan kualitas pelayanan yang kurang optimal. Keberhasilan suatu
usaha makanan dan minuman dalam memenangkan persaingan ditentukan dengan
menggunakan strategi pemasaran yang tepat dan menjaga hubungan baik dengan
konsumen. 
Hal yang dibutuhkan selain strategi dan inovasi adalah komunikasi pemasaran.
Komunikasi ini berguna untuk meningkatkan minat dan bisnis kuliner. Saat ini,
komunikasi pemasaran tidak lagi hanya datang dari media cetak, melainkan dari media
sosial sehingga banyak pengusaha baru yang memulai usahanya di dunia kuliner dengan
bantuan layanan jejaring sosial dengan mengedepankan nilai keunikannya. Kondisi ini
juga membuat persaingan konsumen atau pelanggan semakin sulit. Oleh karena itu,
perusahaan harus menjaga citra merek dan kualitas produknya untuk meningkatkan daya
tarik calon pelanggan baru dan pelanggan tetap sehingga tidak beralih ke perusahaan lain.
Perkembangan bisnis kuliner khususnya di Sidoarjo saat ini tidak kalah
berkembang pesat dengan daerah lain. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya jumlah kafe
dan restoran tersebar di Kota Sidoarjo dan akan semakin bertambah lagi jumlahnya.
Dengan kian maraknya para kompetitor yang ada, maka perusahaan harus mampu
mempertahankan konsumen, mengingat persaingan semakin banyak. Misalnya pada
angkringan di Sidoarjo yaitu Angkringan Tombo Ati.
Saat ini perusahaan kuliner sedang menghadapi persaingan dari berbagai macam
pihak, contohnya hadirnya perusahaan kuliner baru dengan usaha sejenis maupun
perusahaan kuliner lainnya yang menawarkan sajian menu kuliner pengganti. Keadaan ini
telah menciptakan suatu sistem dan persaingan baru, serta menuntut setiap perusahaan
kuliner untuk lebih inisiatif terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis.
Angkringan Tombo Ati adalah angkringan yang masih digemari peminatnya di tengah
munculnya pesaing-pesaing baru. Angkringan Tombo Ati merupakan salah satu
angkringan di Sidoarjo yang menyediakan makanan dan minuman yang mempunyai cita
rasa tinggi.
Perkembangan ekonomi, budaya, dan teknologi, telah membawa perubahan dalam
sikap hidup Seseorang, konsumen akan lebih selektif dalam memenuhi kebutuhannya.
Selain itu kafe yang bermunculan, membuat kemampuan bertahan dalam persaingan di
dunia usaha semakin menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh Angkringan Tombo
Ati, Ini merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan dimasa yang akan datang.
Di Kota Sidoarjo sendiri akhir-akhir ini semakin banyak bermunculan angkringan-
angkringan baru yang menarik. Orang-orang mencari tempat yang nyaman dan asyik
untuk berkunjung serta menikmati kuliner bersama teman-teman atau kerabat, tujuannya
untuk melepas kebosanan. Dengan kian maraknya para pesaing yang ada maka
perusahaan harus mampu mempertahankan konsumen yang mulai merambah menjadi
pelanggan.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mengemukakan pertanyaan yang menjadi
masalah yaitu: Bagaimana strategi komunikasi pemasaran dalam brand image
Angkringan Tombo Ati?

II. METODE PENELITIAN


Metode penelitian ini termasuk dalam metode penelitian kualitatif deskriptif
dengan pendekatan teori brand image. Menurut Hidayat (2018:27) pengertian tentang
jenis penelitian berupa kualitatif adalah suatu penelitian sosial yang sekedar untuk
wawancara atau menjelaskan data-data yang ditemukan di lapangan dengan tema
penelitian ini (dalam Arnal Panadoli Siregar, 2023). Di mana metode tersebut selanjutnya
akan dilakukan untuk mengetahui mengenai permasalahan yang menjadi tema penelitian
dan data-data hasil survei akan dikenai pendekatan kualitatif berbentuk deskriptif yang
akan menjelaskan dan menjawab rumusan masalah dari penelitian ini.
Berdasarkan masalah yang ada, peneliti menggunakan dan menerapkan metode ini
karena peneliti bermaksud agar penelitiannya menjelaskan tentang serta bagaimana dalam
membangun brand image (Citra Merek). Penelitian ini harus digali secara mendalam
dengan tanpa reduksi atau isolasi terhadap variabel-variabel tertentu sehingga
diperoleh data-data yang lengkap dengan kemampuan dalam menjelaskan secara
komprehensif. Penelitian ini dilakukan di Angkringan Tombo Ati yang beralamat Jl. Suko
Legok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Letaknya yang strategis, menjadikan
angkringan ini ramai dikunjungi anak muda. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
April 2023.
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan di
Angkringan Tombo Ati. Data primer pada penelitian ini dapat melalui wawancara
langsung dengan informan.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan 4 orang
informan yang terdiri dari 1 owner, 2 karyawan, 1 konsumen yang terlibat dalam
penelitian ini, dan juga data primer dari penelitian ini diperoleh dari pengamatan
(observasi) peneliti terhadap aktivitas pemasaran yang terjadi Angkringan Tombo Ati.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh oleh peneliti dari beberapa sumber yang telah
ada. Data sekunder ini dapat diperoleh dari sumber seperti buku, jurnal, laporan penelitian
dan lainnya. Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data merupakan teknik yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mencari dan
mengumpulkan data (dalam Arnal Panadoli Siregar, 2023). Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Angkringan Tombo Ati adalah warung makan tradisional di Yogyakarta, Indonesia


yang terkenal karena menunya yang unik dan suasananya yang nyaman. Brand image
Angkringan Tombo Ati dibangun dengan konsep “warung kopi” atau kedai kopi, dimana
pelanggan dapat menikmati secangkir kopi dan jajanan tradisional sambil bercengkrama
dengan teman.
Untuk mempertahankan citra mereknya, Angkringan Tombo Ati menggunakan
berbagai strategi komunikasi pemasaran seperti iklan media sosial, pemasaran dari mulut
ke mulut, dan sponsor acara. Penggunaan platform media sosial seperti Instagram dan
Facebook memungkinkan bisnis untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan
memamerkan penawaran menu mereka.

Pemasaran dari mulut ke mulut juga penting untuk membangun kepercayaan di antara
pelanggan. Dengan memberikan layanan pelanggan yang sangat baik dan makanan
berkualitas, pelanggan lebih cenderung merekomendasikan bisnis ini kepada teman dan
keluarga mereka.
Terakhir, mensponsori acara lokal seperti festival musik atau pameran seni membantu
meningkatkan kesadaran merek dan menarik pelanggan baru. Secara keseluruhan,
kombinasi dari strategi komunikasi pemasaran ini telah membantu Angkringan Tombo Ati
memantapkan dirinya sebagai tujuan makanan lokal yang dicintai dengan citra merek yang
kuat.

Temuan dan Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara, strategi pemasaran Angkringan Tombo Ati


memperhatikan ketentuan dalam segi harga. Pemilik sedikit kesulitan untuk menentukan
harga yang sesuai dengan kantong para pengunjung karena di sini pemilik ingin
membuat angkringan ini menjual dengan harga yang sesuai budget para pengunjung,
sebab banyak pengunjung yang datang untuk sekedar menikmati suasana yang ada di
Angkringan Tombo Ati. Dari hasil observasi, pemilik angkringan membuat harga standar
yang dimulai dari harga Rp2.000 hingga Rp10.000.
Strategi tempat juga harus diperhatikan, karena letak yang strategis dapat
mempengaruhi daya tarik konsumen. Menurut teori dari Kotler & Keller, Tempat menjadi
salah satu hal yang terpenting karena tidak akan berhasil tanpa dukungan oleh tempat atau
saluran distribusi yang baik pula, untuk menjual jasa yang ditawarkan kepada konsumen
(dalam Arnal Panadoli Siregar, 2023). Sebagaimana dengan hasil penelitian yang
dilakukan di Angkringan Tombo Ati, pada tanggal 26 April 2023 yang dimulai dari pukul
15.00–20.00.
Strategi dalam pemilihan lokasi usaha tidak hanya dilihat dari lokasi yang ramai, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Jenis dan sifat usaha menjadi pertimbangan
dalam menentukan lokasi usaha, apabila membuka usaha dalam bidang kuliner maka
lingkungan di sekitar usaha adalah tempat-tempat yang strategis, lokasi yang strategis dan
memiliki akses yang mudah untuk di kunjungi. Pemilik Angkringan Tombo Ati
mengambil lokasi di jalan Suko Legok kelurahan Suko yang merupakan jalan utama
sehingga ramai dilewati.
Salah satu strategi utama adalah pemasaran media sosial. Bisnis ini secara aktif
mempromosikan produknya di Instagram dan Facebook, menampilkan foto hidangan
khasnya yang menggiurkan seperti nasi kucing dan sate klatak. Ini membantu untuk
menarik pelanggan baru dan membuat pelanggan yang sudah ada tetap terlibat.
Strategi lain adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Angkringan Tombo Ati telah
membangun reputasi dalam menyajikan makanan lezat dengan harga terjangkau.
Pelanggan yang puas sering merekomendasikan bisnis tersebut kepada teman dan
keluarga mereka, yang membantu meningkatkan basis pelanggannya.
Terakhir, bisnis juga menawarkan promosi seperti diskon atau minuman gratis dengan
pembelian tertentu untuk menarik pelanggan kembali. Strategi-strategi ini terbukti efektif
dalam mempertahankan popularitas Angkringan Tombo Ati dan memastikan
kesuksesannya di pasar jajanan kaki lima Yogyakarta yang kompetitif.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan, pemilik sedikit
kesulitan untuk menentukan harga yang sesuai dengan kantong para pengunjung, karena
pemilik ingin membuat angkringan ini menjual produk dengan harga yang sesuai budget
para pengunjung, sebab banyak pengunjung yang datang untuk sekedar menikmati
suasana yang ada di Angkringan Tombo Ati. Dari hasil observasi, pemilik angkringan
membuat harga standar yang dimulai dari harga Rp2.000 hingga Rp10.000. Pemilik
Angkringan Tombo Ati sangat mementingkan kualitas produk mereka dan membuat harga
yang standar sehingga membuat konsumen memilih Angkringan Tombo Ati menjadi salah
satu angkringan terbaik.
Letak yang strategis dapat mempengaruhi daya tarik konsumen. Fasilitas yang
disediakan juga merupakan faktor pendukung. Fasilitas yang ada di Angkringan Tombo
Ati yaitu terdapat WIFI, toilet, dan musala. Selain itu, angkringan ini juga menyediakan
hiburan tambahan berupa live musik.

DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Arnal Panadoli, et al. “STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP
BRAND IMAGE CAFE ANGKRINGAN NOOK RANTAU PRAPAT.” JISOS:
JURNAL ILMU SOSIAL, vol. 2, no. 2, 29 Mar. 2023, pp. 1475–1482,
bajangjournal.com/index.php/JISOS/article/view/5340/4024. Accessed 1 May 2023.

Anda mungkin juga menyukai