Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dede Devi

NIM : 22507016
Tugas : Manajemen Pelayanan Kebidanan

KASUS ADVOKASI

DALAM PELAYAAN KEBIDANAN

Kasus

Ny “D” 39 tahun dating ke PMB “S”mengeluhkan bahwa ia takut untuk melakukan hubungan seksual
karena takut hamil lagi. Ny “D” adalah ibu post partum 40 hari. Ia memliki 5 orang anak dengan jarak
anak yang relative singkat. Anak pertama berumur 11 tahun, anak kedua berumur 8,5 tahun, anak ke
tiga berumur 5 tahun, anak keekmpat berumur 4 tahun dan anak kelima berumur 40 hari. Suami Ny
“D” bekerja sebagai buruh bangunan. Ny “D” dating ke PMB sendiri tanpa didampingi oleh suami, ia
mengatakan sampai saat ini belum menggunakan alat kontrasepsi. Ia dilarang oleh suaminya untuk
menggunakan KB, karena suaminya beranggapan bahwa KB itu adalah haram dan suaminya
mengatakan bahwa dadaerah tempat tinggalnya pada umumnya tidak menggunakan KB termasuk
parah tokoh agama dan tokoh masyarakat. Suami Ny :D” beranggapan bahwa KB itu tidak baik untuk
digunakan dan banyak beresiko. Sementara Ny “D” sendiri tidak terlalu mengetuhui tentang KB. Ia
hanya ingin tidak punya anak lagi. Ny “D” sangat takut jika menggunakan KB tanpa sepengetahuan
suaminya karena suaminya telah melarang keras hal tersebut dan tidak pernah menghiraukan ajakan
Ny “D” jika diminta untuk mengikuti KB.

Advokasi Kebidanan

Advokasi dalam konteks kebidanan adalah melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk
berdaya dibidang Kesehatan dan Bersama-sama melakukan upaya-upaya untuk perubahan prilaku
dibidang Kesehatan (kebidanan).

Pada kasus ini advokasi yang diberikan oleh bidan adalah :

 Memberikan anjuran kepada Ny “D” untuk mengajak suaminya untuk Kembali datang secara
Bersama ketempat bidan atau puskesmas atau fasilitas Kesehatan lainnya agar mendapat
informasi yang cukup jelas tentang program KB sehingga tidak ada kesalah pahaman tentang
program KB tersebut.
 Memberikan Pendidikan Kesehatan kepada Ny “D” dan suami tentang penting program KB
untuk kesejahteraan keluarga, efek negative jika tidak menggunakan program KB. Macam-
macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan beserta kelebihan dan kekurangan dari alat
kontrasepsi tersebut sambal memperlihatkan bentuk alat-alat kontasepsinya.
 Menjelaskan kepada Ny “D” dan suami tentang manfaat metode kontrasepsi jangka Panjang
yang bisa digunakan karena pada kasus Ny “D” sudah mempunyai 5 orang anak
 Menjelaskan kepada Ny “D” dan suami tentang kemungkina efek-efek negative yang akan
ditimbulkan jika suatu keluaga tidak menggunakan metode kontrasepsi baik dari segi
ekonomi, Pendidikan anak, kesejahteraan, kebahagiaan secara fisik, mental, psikologis
maupun dari segi Kesehatan (Ny “D” sudah beresiko jika terjadi kehamilan lagi).
 Memberikan informasi kepada Ny “D” dan suami bahwa di puskesmas bisa mendapatkan
pelayanan kontrasepsi secara gratis.
 Meluruskan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat serta rasionalisasinya yang mudah
dipahami oleh Ny “D” dan suami (masyarakat) tentang alat kontasepsi ehingga terdapat
persepsi yang benar terhadap mitos tersebut.
 Menyediakn leaflet tentang program KB agar Ny “D” dan suami bisa membaca dan
membawa pulang leaflet tersebut sehingga bisa mempertimbangkan dan mengingat Kembali
mengenai penjelasan program KB yang diberikan sehingga timbul suatu keyakinan tentang
kontrasepsi yang akan digunakan.
 Melakukan pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader Kesehatan untuk
memberikan informasi dan meyakinkan toma, toga dak kader Kesehatan tentang penteing
program KB untuk kesejahteraan masyarakat demi mewujudkan keluarga kecil Bahagia
sejahtera.
 Memberikan informasi kepada toma, toga dan kader Kesehatan bahwa di daerahnya program
KB belum berjalan dengan baik dan perlu untuk dilakukan penanganan dengan segera.
 Memberikan informasi kepadan toma, toga dan kader Kesehatan bahwa program Kb ini perlu
didukung dan sudah merupakan program dari pemerintah dalam rangka mensejahterakan
masyarakat.
 Meminta toma, toga dan kader Kesehatan menyediakan waktu untuk mengumpulkan
masyarakat agar masyarakat dapat mendengarkan suatu penyuluhan tentang KB yang telah
didukung oleh toma, toga dan kader Kesehatan.
 Meminta bantuan toma, toga dan kader Kesehatan agar bisa meyakinkan masyarakat bahwa
program Kb itu adalah halal dan aman untuk digunakan demi mewujudkan keluarga kecil
Bahagia sejahtera.
Pemberian Advokasi pada kasus-kasus diatas dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip advokasi yaitu

1. Realistis
Advokasi yang berhasil bersandar pada rencana yang spesifik, jelas, terukur dan perlu dibuat
prioritas.
Pada kasus Bidan “S” membuat rencana yang spesifik, jelas dan terukur meliputi :
a. Memberikan anjuran kepada Ny “D” untuk mengajak suaminya Kembali dtang secara
Bersama ketempat bidana atau puskesmas atau fasilitas Kesehatan lainnay agar
mendapat informasi yang cukup tentang program KB sehingga tidak ada
kesalahpahaman tentang program KB tersebut.
b. Memberika Pendidikan Kesehatan kepada Ny “D” dan suami tentang pentingnya
program KB untuk kesejahteraan keluarga, efek negative jika tidak menggunakan
program KB, macam-macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan beserta kelebihan
dan kekurangan dari alat kontrasepsi tersebut sambal memperlihatkan bentuk alat-alat
kontasepsinya, membahas mengenai mitos-mitos yang berkembang di masyarakat
tentang alat kontrasepsi serta menjelaskan kesalahpahaman dari mktos tersebut serta
rasionalisme.
c. Menjelaskan kepada Ny “D” dan suami tentang manfaat metode kontrasepsi jangka
Panjang yang bisa digunakan karena pada kasus Ny “D” sudah mempunyai 5 orang
anak.
2. Sistematis
Advokasi memerlukan perencanaan yang akurat
Dalam kasus ini Bidan “S” telah mempersiapkan alat peraga atau contoh alat kontrasepsi yang
bisa digunakan sehingga Ny “D” dan suami dapat melihat secara langsung bentuk alat
kontrasepsi yang bisa digunakannya tersebut. Selain itu Ny “D” telah menyediakan leaflet
tentang metode kontrasepsi yang bisa digunakan sehingga bisa dibaca dan dibawa pulang oleh
Ny “D” dan suami untuk didiskusikan, dipertimbangkan dan dipikirkan Kembali oleh Ny “D”
dan suami sehingga menimbulkan keyakinan yang mantap tentang kontrasepsi yang akan
digunakan.
3. Taktis
Dalam memberikan advokasi Kesehatan (kebidanan), tenaga Kesehatan akan bekerjasama
dengan pihak terkait untuk bisa memberdayakan masyarakat dibidang Kesehatan
Bidan “S” melakukan pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat. Pendekatan
kepada toma, toga dan kader Kesehatan sangat penting karena peranan mereka sangat
pentingdalam merubah prilaku masyarakat kearah yang lebih baik, lebih sehat sehingga
terjadi kesejahteraan pada masyarakat dengan mewujudkan keluarga sejahter. Kerjasama
yang dilakukan Bidan “S” dengan toma, toga dan kader Kesehatan meliputi:
a. Melakukan pendekatan kepda tokoh agama, tokoh masyrakat dan kader Kesehatan
untuk memberikan informasi dan meykinkan toma, toga dak kader Kesehatan tentang
pentingnya program KB untuk kesejahteraan masyrakat demi mewujudkan keluarga
kecil Bahagia sejahtera.
b. Memberikan infomasi kepada toma, toda dan kader kesehatan bahwa didaerahnya
program KB belum berjalan dengan baik dan perlu dilakukan penanganan dengan
segera.
c. Memberikan informasi kepada toma, toga dan kader Kesehatan bahwa program KB
ini perlu didukung dan sudan merupakan program dari pemerintah dalam rangka
mensejahterakan masyarakat.
d. Meminta toma toga dan kader Kesehatan untuk memberikan informasi ini jika ada
pertemuan anatar masyarakat agar masyarakat mengetahui hal ini
e. Meminta toma. Toga dan kader Kesehatan menyediakan wajtu untuk mengumpulkan
masyarakat agar masyarakat dapat mendengarkan suatu penyuluhan Kesehatan
tentang KB yang telah didukung oelh toma, toga dan kader Kesehatan.
f. Meminta bantuan toma, toga dan kader Kesehatan agar bisa meyakinkan masyarakat
bahwa program KB itu adalah halal dan aman untuk digunakan demi mewujudkan
keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Strategis
Advokasi melibatkan penggunaan kekuasaan atau power. Kekuasaan intinya menyangkut
kemampuan mempengaruhi dan membuat orang berprilaku seperti yang kita harapkan.
Advokasi yang diberikan Bidan “S” kepada Ny “D” dan suami tentang program Kb
meliputi :
a. Pentingnya program Kb dalam mewujudkan keluarga sejahtera
b. Efek yang bisa ditimbulkan jika suatu keluarga tidak menggunakan program KB baik
dilihat dari segi ekonomi, Pendidikan nak, kesejahteraan, kebahagiaan fisik, mental,
psikologi, maupun dari segi Kesehatan.
c. Macam-macam kontrasepsi yang bisa digunakan
d. Kelebihan dan kekurangannya masing-masing alat kontrasepsi
e. Meluruskan mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat tentang kontrasepsi
sehingga mendapatkan suatu persepsi yang benar beserta rasionalisasinya yang bisa
dipahami oleh Ny “D” suami dan masyarakat
f. Menjelaskan bahwa beberapa metode kontrasepsi juga bisa didapatkan masyarakat.
5. Berani
Advokasi menyentuh perubahan prilaku masyarakat bahkan perubahan kebijakan, jadi
membutuhkan proses secara bertahap sehingga butuh keberanian untuk menerapkannya.
Advokasi yang dilakukan Bidan “S” terencana, tersusun dengan rapi, mudah dipahami karena
Bidan “S” menggunakan alat peraga sehingga mudah dipahami oleh Ny “D” dan suami.
Selain itu Bidan “S” juga sudah melakukan pendekatan kepada toma,toga dan kader
keesehatan sehingga memudahkan dalam memberikan advokasi kepada masyarakat, sehingga
menjadi pedoman bagi masyarakat dalam berprilaku, jadi dengan adanya dukungan dari toma,
toga dan kader Kesehatan akan mempermudah advokasi terhadap masyarakat sehingga
penerimaan masyarakat terhadap advokasi yang diberikan juga lebih berhasil.

Anda mungkin juga menyukai