Anda di halaman 1dari 11

26

Identifikasi Penyebab Kegagalan Panen Petani Tambak:


Inventory, Dan Implikasi Biosecurity Perikanan Kota Langsa
Fauziah Azmi1, Teuku Muhammad Faisal1, Aldi Suransyah1, Sorbakti Sinaga1, Amir Firli1

1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Samudra
Langsa Aceh
email: fazmi@unsam.ac.id

Abstrak
Penyakit merupakan faktor utama penyebab kegagalan panen yang
menghantui masyarakat petani tambak diakibatkan kerugian yang diderita. Oleh
karena itu, diperlukan mekanisme terpadu dalam pengelolaan penyakit ikan di
suatu kawasan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi
penyebab kegagalan panen, terutama penyakit yang pernah menjangkiti ikan
budidaya di daerah tersebut untuk menyediakan informasi awal yang bisa
digunakan untuk pengambilan tindakan dan kebijakan oleh pihak terkait dalam
hal ini pemerintah, serta memberikan arah penelitian yang jelas pada akademisi
agar memperkuat penelitian terkait penyakit ikan yang berjangkit didaerahnya.
Oleh karena itu, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki
sejarah penyakit ikan yang pernah merebak dikalangan petani tambak
Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kegagalan panen didominasi oleh penyakit ikan, termasuk penyakit karantina
seperti white spot syndrome virus pada udang, diikuti oleh bencana alam seperti
pasang purnama. Selain itu, hasil wawancara dengan petani tambak juga
menunjukkan masih rendahnya tingkat kesdaran masyarakat terhadap mekanisme
biosecurity perikanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
informasi awal penegakan prosedur biosecurity Kota Langsa sekaligus sebagai
masukan dalam menyusun strategi penguatan sektor perikanan.
Kata kunci: Kegagalan panen, penyakit, bencana alam, biosecurity

Pendahuluan
Kegiatan budidaya perikanan kegiatan budidaya perikanan, baik
merupakan salah satu pengusahaan budidaya perikanan air tawar, air
dibidang ketahanan pangan yang payau, maupun laut.
paling pesat perkembangannya
(Hishaminda, 2008). Pada tahun Indonesia sendiri menempati
2014, total produksi dari sektor posisi kelima belas dalam hal
budidaya perikanan dunia mencapai produksi sektor perikanan budidaya
167, 2 juta ton, yakni sebesar 64,15% berdasarkan zona regional, yakni
dari total produksi sektor perikanan lebih dari 4,25 juta ton atau kurang
yang mencapai 260,6 juta ton lebih 5,77% dari total produksi
(Ababouch et al., 2016). Dengan dunia. Angka tersebut meningkat
angka tersebut jelas diketahui bahwa sangat pesat dibdaningkan dengan
saat ini, produksi sektor perikanan produksi pada tahun 1995 yakni
dunia sangat tergantung pada sebesar 641 ribu ton (Ababouch et
al., 2016). Angka tersebut
Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2
27

menunjukkan bahwa sektor budidaya Penyakit ikan bukan cuma


perikanan di Indonesia berkembang mengancam kelangsungan ikan
dengan sangat cepat. budidaya yang dipelihara ditambak-
Selain perkembangan yang tambak, namun juga menimbulkan
sangat cepat, sektor budidaya risiko terinfeksinya ikan-ikan yang
perikanan juga menghadapi terdapat di alam (Olivier, 2002).
tantangan yang mengancam Terdapat beberapa contoh kasus
keberlangsungan produksi. dimana penyakit ikan yang dipelihara
Diantaranya adalah kegagalan panen. di fasilitas budidaya menginfeksi
Beberapa faktor yang mengakibatkan stok alami yang terdapat di luar
kegagalan panen adalah: penyakit, lingkungan terkontrol. Salah satunya
pencurian, kualitas air yang buruk adalah yang pernah terjadi pada
(Bosma dan Verdegem, 2011) dan budidaya Cod Atlantik (Gadus
bencana alam seperti banjir dan morhua), dimana ikan dari fasilitas
angin topan (typhoon) (Saguin, pemeliharaan lepas dan menularkan
2016). penyakit kepada ikan lainnya yang
Diantara hal-hal tersebut hidup di alam (Uglem, 2013).
diatas, penyakit berupa infeksi virus Disamping penyakit, bencana alam
atau bakteri adalah yang paling juga merupakan salah satu penyebab
mudah menyebabkan kerugian yang kegagalan dalam budidaya ikan.
paling parah karena dapat menyebar Disamping bencana alam dan
antara satu fasilitas budidaya ke penyakit, faktor lain penyebab
budidaya lainnya terutama penyakit seringnya gagal panen dialami oleh
terhadap udang (Walker dan Mohan, nelayan tambak adalah pencurian
2009) yang merupakan salah satu ikan. Hal ini terutama terjadi pada
komoditas utama ikan Kota Langsa. tambak-tambak yang tidak dijaga.
Contoh lain dimana penyakit dapat Namun, pencurian ikan, intensitas
menyebar dengan cepat dan dan dampaknya tidak mampu
menyebabkan kerugian besar pada menyamai efek yang ditimbulkan
suatu kawasan adalah penyakit pada baik oleh penyakit, maupun bencana
spesies Cyprinid yakni Koi herpes alam seperti banjir.
virus (KHV) yang mewabah di akhir Kegiatan monitoring terhadap
tahun 1990-an sampai tahun 2000-an kegagalan panen merupakan salah
dengan di Eropa dengan infeksi awal satu aktifitas penting yang dilakukan
terjadi di Israel, kemudian merambat untuk mengamankan produksi sektor
dengan cepat ke seluruh dunia perikanan. Disamping itu, informasi
(Haenen et al., 2004). yang diperoleh juga bermanfaat
Disamping menyebabkan untuk memetakan insiden dan
kerugian secara finansial akibat penyakit ikan yang terdapat di Kota
mewabahnya penyakit, ikan sakit Langsa. Informasi tersebut akan
juga dapat merugikan nelayan sangat bermanfaat untuk mencegah
tambak karena harga jualnya yang terjadinya penyakit epidemi, dan
murah, menurunkan dan menurunkan mengambil kebijakan dalam
kualitas air (Manumpil et al., 2015) menanggulangi permasalahan seperti
sehingga ongkos produksi menjadi banjir yang menggenangi tambak-
lebih tinggi sedangkan harga jual tambak masyarakat misalnya dengan
murah. pembangunan drainase yang lebih

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2


28

baik atau perencanaan tata ruang nelayan tambak; ii) mengarahkan


yang lebih tertata. penyuluhan dan bimbingan terhadap
Kota Langsa merupakan salah nelayan dengan mengikutsertakan
satu daerah tingkat II yang terdapat materi mengenai risiko kegagalan
di kawasan pesisir timur Aceh. yang mengintai usaha mereka, dan;
Kegiatan budidaya perikanan berupa iii) sebagai bahan masukan bagi
kolam, tambak dan keramba akademisi untuk mengarahkan
merupakan aktivitas perekonomian penelitian ke bidang penyelesaian
yang sudah biasa dijalankan oleh permasalahan yang dihadapi oleh
warga Kota Langsa, terutama nelayan tambak.
Kecamatan Langsa Barat dan Langsa
Timur yang berbatasan langsung Metodologi Penelitian
dengan laut. Pada umumnya Lokasi Penelitian
masyarakat mengusahakan spesies Kuala Langsa dan Sungai Pauh
ikan bdaneng Channos channos, merupakan dua buah desa yang
udang windu Panaeus monodon, bersebelahan dan yang terletak di
udang vannamei Litopenaeus Kecamatan Langsa Barat, Kota
vannamei, dan berbagai jenis ikan Langsa. Kedua desa ini berbatasan
kerapu. langsung dengan laut yang
Faktor-faktor penyebab merupakan bagian dari Sealat
kegagalan panen tambak di Kota Malaka. Di Desa Kuala Langsa
Langsa belum pernah tercatat baik terdapat sebuah dua buah pelabuhan
dalam sebuah kajian ilmiah maupun yakni pelabuhan penyeberangan
pada lembaga terkait dari yang melayani pelayaran
pemerintahan Kota. Mengetahui internasional, serta satu buah
faktor-faktor penyebab kegagalan pelabuhan pendaratan ikan. Kedua
panen merupakan langkah yang pelabuhan tersebut terletak di tempat
penting untuk: i) menghindari kasus yang berdekatan. Lokasi penelitian
berulang terjadi sehingga menyebab dapat dilihat pada Gambar 2.1
kerugian yang terus menerus pada

Sumber: https://infonusa.wordpress.com/2015/04/17/kota-langsa/

Gambar 2.1 Lokasi Penelitian

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2


29

Kawasan Gampong Kuala Analisis Data


Langsa merupakan kawasan Analisis data yang dilakukan
perlindungan hutan mangrove yang terhadap kuesioner adalah analisis
terdapat di Kota Langsa. Hutan data kualitatif yang menggambarkan
mangrove tersebut saat ini juga distribusi jawaban dari responden
berfungsi sebagai tempat wisata. yang disajikan dalam bentuk tabel
Terdapat 5 jenis mangrove yang dan diagram. Sementara keterangan
dominan di Kuala Langsa yakni dari tokoh masyarakat dan pihak
Rhizophora apiculata, Rhizophora terkait yang terdiri dari Kepala Desa,
mucronata, Xylocarpus granatum, Guru dan Kepala Sekolah Menengah
Brugueira gymnorrhiz dan Kejuruan Perikanan Kota Langsa
Scyphipora hydrohyllaceae. yang juga berlokasi di Gampong
Penduduk Desa Kuala Langsa Kuala Langsa digunakan untuk
pada umumnya memiliki pekerjaan memverikasi sekaligus memperkuat
yang bergerak di sektor perikanan. informasi yang diperoleh dari hasil
Baik perikanan tangkap (nelayan), wawancara kuesioner dengan
perikanan budidaya (petani tambak), masyarakat.
penjual ikan, maupun buruh pekerja Kuesioner yang digunakan
yang bekerja sebagai pengupas terdiri dari lima bagian, yakni yang
kerang, buruh pelabuhan, anak buah berhubungan dengan demografi
kapal dan lain lain. kependudukan, informasi mengenai
Perumahan penduduk terletak benih, aktifitas pembesaran, dan
di pinggir jalan, yang didirikan di pertanyaan yang berhubungan
atas tambak-tambak kecil yang dengan biosecurity, mencakup
sebagian diantaranya masih penyakit dan fakta praktek budidaya
berfungsi. Diantara rumah-rumah perikanan yang dilakukan oleh petani
penduduk tersebut terdapat beberapa tambak.
tempat yang digunakan sebagai Karena data yang
usaha rumah makan. dikumpulakan bersifat kualitatif,
maka analisis data didasarkan pada
Pengumpulan Data
statistika deskriptif dengan
Pengumpulan data dilakukan
menggambarkan sebaran jawaban
dengan menggunakan kuesioner
responden menggunakan tabel dan
yang menjadikan masyarakat pemilik
grafik.
tambak dan kolam di Gampong
Kuala Langsa sebagai responden Hasil dan Pembahasan
dengan sampel sebanyak 15 orang.
Disamping itu, wawancara dengan Hasil
pertanyaan terbuka juga dilakukan Dari hasil wawancara yang
terhadap tokoh masyarakat dan dilakukan dengan petani tambak,
pihak-pihak terkait yang selama ini diperoleh data demografi mengenai
berhubungan dengan usaha rentang usia, jenis kelamin, tingkat
perikanan di Kota Langsa dan pendidikan dan tingkat pendidikan.
pengetahuan mereka mengenai Data demografi petani tambak secara
insiden kegagalan panen, terutama lebih detil dapat dilihat pada Gambar
yang diakibatkan oleh penyakit yang 3.1.
pernah terjadi.

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2


30

4.1.a 4.1.b
(61 - (21 - S1
70) 8%
30)
(51 - 13% 20%
60)
7%
SMA
(41 - 33% SD
(31 -
50) 53%
20% 40)
40%

SMP
7%

4.1.a. Diagram sebaran kelompok usia, 4.1.b diagram sebaran tingkat

pendidikan petani tambak

Gambar 3.1. Demografi Petani Tambak

Dari gambar diatas dapat memiliki gelar sarjana dan hanya 1


diketahui bahwa 40% petani tambak orang yang memiliki pendidikan
berada pada kelompok dengan terakhir setingkat SMP. Dari
rentang usia antara 31 tahun sampai kuesioner juga diketahui pekerjaan
dengan 40 tahun, dengan jumlah sebagai petani tambak didominasi
kelompok usia terkecil diatas 60 oleh laki-laki, yakni sebesar 93% dan
tahun yakni 7% dari total petani. sisanya adalah perempuan.
Selain itu, tingkat pendidikan petani Sementara itu, jenis ikan yang
tambak mayoritas adalah lulusan SD diusahakan oleh para nelayan tambak
yakni 61% dari keseluruhan petani. di Kuala Langsa dan Sungai Pauh
Diantara petani tambak tersebut, dapat dilihat pada Gambar 3.2
terdapat 7% diantaranya yang berikut:
7
6

3
2
1 1 1 1 1

KB Ben UW UV U Bdg K N KM
KB = Kerapu Bali, Ben = Benur, UW = Udang Windu, UV = Udang
Vannamei, Bdg = Bandeng, K = Kepiting, N = Nila, KM = Kerapu Merah

Gambar 3.2. Data Komoditas Ikan Budidaya Kuala Langsa

Gambar diatas menunjukkan bdaneng yang diusahakan oleh 7


bahwa komoditas yang paling petani tambak, dan Udang windu
banyak diusahakan adalah Ikan adalah komoditas terbanyak kedua,

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2


31

sementara sisanya yakni usaha benur, Diantara nelayan tambak


udang vannamei, udang (tanpa tersebut, diketahui sebagian
keterangan spesies), kepiting, nila memperoleh bibit yang telah
dan kerapu merah hanya dipelihara tersertifikasi, sebagian lagi belum
oleh beberapa petani. Totalnya tersertifikasi dan beberapa orang
terdapat sembilan jenis komoditas diantaranya tidak mengetahui apakah
yang terdapat diperairan tambak di bibit yang ia beli tersertifikasi atau
Kecamatan Langsa Barat, dengan tidak. Data mengenai sertifikasi bibit
beberapa petani memelihara lebih dapat dilihat pada Gambar 3.3.
dari satu komoditas dengan berikut.
menggunakan sistem polikultur.

Tersertifikasi
4
27%

Tidak
tersertifikasi
11
73%

Gambar 3.3. Status sertifikasi benih ikan


di Desa Kuala Langsa

Gambar diatas menunjukkan Kemudian, dari kesemua petani


bahwa sebagian besar, yakni 73% tambak yang diwawancarai, beberapa
benih ikan yang dibudidayakan tidak diantaranya pernah mengalami panen
memiliki sertifikasi. Sementara itu, yang jumlahnya digambarkan pada
hanya 4 orang atau sebesar 27% yang Tabel 3.1.
memperoleh bibit yang telah
tersertifikasi.
Tabel 3.1 Data Kegagalan Panen
di Gampong Kuala Langsa
Pengalaman Gagal Panen Jumlah
Pernah gagal 13
Tidak pernah gagal 2
Total 15

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2


32

Dari Tabel 3.1 dapat terlihat petani adalah akibat penyakit,


hanya 2 petani tambak yang belum bencana alam dan penyakit.
pernah mengalami kegagalan. Gambaran lebih jelas mengenai jenis
Sementara tiga belas petani lainnya komoditas dan penyebab kegagalan
menyatakan pernah mengalami yang diderita petani dapat dilihat
kegagalan. Diantara faktor penyebab pada Tabel 3.2 berikut:
kegagalan yang diungkapkan oleh

Tabel 3.2 Jenis Ikan dan Penyebab Kegagalan Yang


dialami Petani Tambak dan Prevalensinya
Nama Ikan Penyakit Bencana Pencurian
Alam
Kerapu bali - - -
Benur 1 - -
Udang windu 3 3 -
Udang vannamei - 1 -
Udang 2 - -
Bdaneng 3 1 -
Kepiting - - -
Nila 1 - -
Kerapu merah - - 1
Dari tabel diatas dapat petani menggunakan sumber air
diketahui bahwa jenis komoditas (inlet) yang berasal dari tambak
budidaya yang paling banyak lainnya. Sementara itu, dua tambak
mengalami kegagalan akibat lainnya memiliki air keluaran (outlet)
penyakit adalah udang yang dialami yang dimanfaatkan oleh tambak
oleh 6 petani, yang terdiri dari petani lainnya.
udang (tanpa keterangan nama Sementara itu, 40% dari petani
spesies) sebanyak 3 orang, termasuk tidak melakukan perlakuan khusus
pengusaha benur udang, dan petani pada tambak pasca panen dan 60%
udang windu. Kegagalan yang lainnya menyatakan mereka
diakibatkan bencana alam dialami memberikan perlakuan khusus
petani udang windu sebanyak 3 sebagai upaya rehabilitasi lahan.
orang, udang vannamei 1 orang dan Diantara perlakuan yang diberikan
petani bdaneng sebanyak 1 orang. petani adalah pengeringan,
Sementara kasus pencurian hanya pemupukan, pengapuran, perbaikan
dialami oleh satu petani, yakni yang pematang serta satu orang
memelihara kerapu merah. menyatakan memberikan racun
Disamping itu, sebanyak 14 namun tidak disebutkan jenis racun
orang atau 93% dari responden yang digunakan.
menyatakan bahwa mereka tidak Tiga belas responden
melakukan pengukuran kualitas air menyatakan bahwa mereka
untuk tambaknya. Sementara 1 orang melakukan pengamanan terhadap
petani melakukan pengukuran pH. tambak yang dikelolanya dari hama
Kemudian satu dari 15 tambak milik dan predator seperti burung dan
berang-berang. Delapan diantaranya
Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2
33

melakukan penjagaan secara manual, bisa jadi disebabkan oleh akses


sedangkan lima orang lainnya modal yang dimiliki oleh masyarakat
menggunakan pengamanan berupa dengan pendidikan rendah sangat
jaring. terbatas.
Kemudian dari segi Sebagian besar petani pernah
penggunaan obat-obatan dan racun, mengalami kegagalan panen,
sepuluh responden menyatakan tidak diantaranya diakibatkan oleh
menggunakan obat-obatan apapun, penyakit, bencana alam yang
sementara lima lainnya keseluruhannya menyatakan akibat
menggunakan obat-obatan yang pasang purnama, dan pencurian. Jika
terdiri golongan pestisida untuk dilihat dari tahun terjadinya insiden,
moluska dan gastropoda, hormon hanya tiga kasus yang terjadi
perangsang tumbuh, serta antibiotika. sebelum tahun 2016, sedangkan
sisanya sebanyak sepuluh kasus
Pembahasan
terjadi pada tahun 2016 dan 2017,
Dari hasil yang digambarkan
yang mengindikasikan intensitas
diatas, dapat dilihat bahwa secara
kegagalan lebih sering terjadi dua
demografi, masyarakat yang memilih
tahun belakangan. Jika dilihat lebih
sektor budidaya perikanan berasal
jauh lagi, enam insiden yang terjadi
hampir dari semua golongan usia
tahun 2016 merupakan serangan
produktif. Kelompok usia yang
penyakit.
paling banyak bergerak di sektor ini
Para petani tidak secara
adalah yang berusia antara tiga puluh
spesifik menyebutkan penyakit yang
satu tahun dan empat puluh tahun.
diderita ikan yang diusahakannya,
Hal ini menunjukkan bahwa sektor
namun menyebutkan beberapa
budidaya perikanan masih diminati
gejala. Gejala yang ditunjukkan oleh
oleh mereka yang berada dalam
benur adalah benur naik
kelompok umur produktif, termasuk
kepermukaan air sebelum akhirnya
yang berusia dua puluh sampai tiga
mati. Gejala seperti itu umumnya
puluh tahun dan empat puluh satu
bisa jadi disebabkan oleh buruknya
tahun sampai lima puluh tahun.
kualitas air yang disebabkan
Keseluruhan golongan usia yang
rendahnya kadar oksigen terlarut
disebutkan diatas membentuk
(Banun, S., Arthana, W., Suarna,
persentase total sebesar delapan
2007) dan penyakit yang diakibatkan
puluh persen.
oleh white spot syndrome virus (wss)
Namun jika dilihat dari sebaran
(Dani dan Pantjara, 2012; Arafani et
tingkat pendidikan, petani tambak di
al., 2016; Gunarto, 2008). Selain itu,
Kecamatan Langsa Barat, yakni di
salah satu petani lainnya
Gampong Kuala Langsa dan Sungai
menyebutkan secara jelas bahwa
Pauh didominasi oleh kelompok
kematian udang yang dipeliharanya
tingkat pendidikan sekolah dasar.
diakibatkan penyakit dengan gejala
Kalau dilihat lebih cermat lagi pada
bercak putih yang kemungkinan juga
tabel kontingensi yang di sajikan
merupakan akibat dari penyakit
pada Tabel 3.1 terlihat bahwa petani
wssv, karena Gejala umum yang
yang lulusan SD dan SMP
paling sering ditimbulkan wssv
merupakan pekerja tambak,
adalah terdapatnya bintik putih pada
sedangkan petani yang memiliki
karapas udang. Namun, pada induk
tingkat pendidikan lebih tinggi
udang, warna putih tersebut menjadi
merupakan pemilik tambak. Hal ini
Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2
34

berwarna merah (Fathurrahman, hewan tersebut yang berperan


2015), hilangnya karapas dan insang sebagai vektor dengan mudah bisa
eksternal digerogoti parasit. Udang memindahkan virus penyebab
akan mengalami kematian yang penyakit dari suatu tambak ke
dapat terjadi hanya setelah beberapa tambak lainnya. Demikian juga
hari setelah terjadinya infeksi dengan halnya dengan burung pemangsa.
tingkat mortalitas mencapai 80% Disamping itu, hanya empat
sampai dengan 100% (Oseko, 1996). orang petani yang memperoleh benih
Berbagai metode telah yang tersertifikasi bisa
dikembangkan untuk melindungi mengakibatkan menyebarnya
udang dari serangan wssv. penyakit dari benih yang kualitasnya
Diantaranya adalah penggunaan tidak terkontrol.
vaksin lihat (Namikoshi et al., 2004; Serangan penyakit pada ikan,
Witteveldt et al., 2004) dan juga terutama pada udang jika sudah
dengan menggunakan imunostimulan berjangkit akan sulit untuk dibasmi
(Punitha et al., 2008). dan wabahnya bisa meluas dengan
Selain udang, petani juga cepat. Contohnya adalah serangan
menyatakan bahwa ikan nila dan wssv yang pertama kali muncul di
bdaneng juga menunjukkan gejala Taiwan pada tahun 1992 dan tahun
bercak putih pada tubuhnya. Namun berikutnya menyebar ke Jepang.
tidak dijelaskan secara spesifik Beberapa tahun setelahnya, wssv
bercak putih yang dimaksud, menyebar keseluruh negara Asia
sehingga sulit menegakkan diagnosa Tenggara. Awal tahun 1999, wssv
apakah penyakit tersebut diakibatkan sudah mencapai Amerika Tengah.
oleh virus atau jamur. Sementara itu, Pada tahun 2001, wssv sudah
responden tidak menyebutkan gejala menyerang Australia dan Spayol, dan
spesifik yang terjadi pada ikan lain tahun 2011, virus ini sudah
yang juga mengalami kematian, menginfeksi Fenneropenaeus indicus
misalnya bdaneng. Hanya disebutkan di Arab Saudi (Study et al., 2013).
bahwa ikan cenderung berenang ke Kemudian lagi, petani masih
pinggir dan lemas. menggunakan obat-obatan kimia
Jika ditinjau dari sisi seperti pestisida untuk menangani
biosecurity perikanan, terlihat bahwa moluska dan gastropoda yang
petani tambak masih memiliki terdapat ditambak, dan juga dari
kesadaran yang kurang memadai. golongan antibiotik, yang salah satu
Dari segi manajemen kualitas air, diantaranya jika digunakan dalam
masih ada petani yang menggunakan dosis besar dapat menyebakan
air buangan tambak lain sebagai resistensi tambak.
masukan untuk tambak milikinya,
serta ada juga petani yang air Kesimpulan, Kelemahan dan
buangan tambaknya menjadi Rekomendasi
masukan tambak lain. Disamping itu, Dari uraian diatas, dapat
mekanisme penjagaan tambak dari disimpulkan bahwa ikan bdaneng
predator juga masih mengdanalkan dan udang merupakan komoditas
sistem manual, sehingga sangat utama budidaya perikanan Kota
gampang diterobos oleh burung, Langsa yang terpusat di Kecamatan
berang-berang, maupun hewan lain Langsa Barat, lebih tepatnya di
seperti anjing. Sehingga hewan- Gampong Kuala Langsa dan Sungai

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2


35

Pauh. Kemudian intensitas kegagalan Hapa Dengan Ukuran Pakan


panen meningkat pada dua tahun Berbeda Prosiding Indoaqua -
belakangan menunjukkan dengan Forum Inovasi Teknologi
gejala yang mengindikasikan Akuakultur 2012. Pros.
penyakit yang diderita adalah Indoaqua-Forum Inov. Teknol.
penyakit karantina. Tambahan lagi, Akuakultur 41–46.
penggunaan obat-obatan kimia yang Arafani, L., Ghazali, M., Ali, M.,
kerap digunakan petani dapat 2016. Pelacakan Virus Bercak
menyebabkan penolakan pasar Putih pada Udang Vaname (
sehingga bisa menurunkan citra Litopenaeus vannamei ) di
perikanan Indonesia. Lombok dengan Real-Time
Adapun kelemahan dari Polymerase Chain Reaction. J.
penelitian ini adalah tidak Vet. 17, 88–95.
tersedianya sampel yang bisa untuk doi:10.19087/jveteriner.2016.1
diteliti, sehingga sulit menegakkan 7.1.88
diagnosa penyakit ikan. Sehingga Banun, S., Arthana, W., Suarna, W.,
beberapa saran yang dapat kami 2007. Kajian Ekologis
rekomendasikan adalah: (i) Pengelolaan Tambak Udang Di
dilakukannya surveillance atau Dusun Dangin Marga Desa
monitoring rutin oleh para pemangku Delodbrawah Kecamatan
kepentingan, baik itu balai karantina Mendoyo Kabupaten Jembrana
maupun universitas untuk Bali. Ecotrophic 3, 10–15.
mengetahui penyebaran penyakit Bosma, R.H., Verdegem, M.C.J.,
dengan sampel yang akurat; (ii) 2011. Sustainable aquaculture
pemberian penyuluhan kepada in ponds: Principles, practices
masyarakat mengenai aspek – aspek dan limits. Livest. Sci. 139,
dari biosecurity, mengingat praktek- 58–68.
praktek budidaya perikanan yang doi:10.1016/j.livsci.2011.03.01
dilakukan masyarakat masih berisiko 7
untuk menyebarkan wabah penyakit, Fathurrahman, A.F., 2015. Deteksi
(iii) membuka layanan panggilan Distribusi White Spot
baik oleh pihak universitas, Dinas Syndrome Virus Pada Berbagai
Kelautan dan Perikanan Organ Udang Vaname
Kabupaten/Kota, maupun Balai (Litopenaeus vannamei)
Karantina, sehingga ketika terjadi Detection. Torani (Jurnal Ilmu
serangan penyakit, pihak-pihak Kelaut. dan Perikanan) 25, 1–6.
terkait diatas dengan cepat bisa Gunarto, 2008. Beberapa Aspek
melakukan pengambilan sampel Penting Dalam Budidaya
untuk kemudian diteliti lebih lanjut. Udang Vanamei ( Litopenaeus
vannamei ) Di Tambak Dengan
Daftar Pustaka Sistem Tradisional Plus. Balai
Ababouch, L., J. Alder, A.A., Barg, Ris. Perikan. Budid. Air Payau,
U., Bartley, Bernal, M., Maros 3, 85–90.
Bianchi, G., 2016. the State of Haenen, O.L.M., Way, K.,
World Fisheries dan Bergmann, S.M., Ariel, E.,
Aquaculture. 2004. The emergence of koi
Dani, E., Pantjara, B., 2012. herpesvirus dan its significance
Pentokolan Udang Windu ( to European aquaculture. Rev.
Penaeus monodon ) Sistem
Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2
36

Aquac. 24, 293–307. Saguin, K.K., 2016. States of hazard:


Hishaminda, N., 2008. Aquaculture Aquaculture dan narratives of
in Africa: Reasons for Failure typhoons dan floods in laguna
dan Ingredients for Success, in: de bay. Philipp. Stud. Hist.
PingSun Leung, Cheng-Sheng Ethnogr. Viewpoints 64, 527–
Lee, P.J.O. (Ed.), Species dan 554.
System Selection for doi:10.1353/phs.2016.0039
Sustainable Aquaculture. John Study, C., Spot, W., Virus, S., Farms,
Wiley dan Sons., Iowa, USA, S., Recommendations, M.,
p. 103–116 pp. 2013. Case Study of the
Manumpil, S., Tumbol, R.A., Lasut, Outbreak of White Spot
M.T., 2015. Fish disease Syndrome Virus at Shrimp
mapping in North Sulawesi Farms in Mozambique dan
Province. Aquat. Sci. Manag. Madagascar : Impacts dan
3, 38–44. Management
Namikoshi, A., Wu, J.L., Yamashita, Recommendations.
T., Nishizawa, T., Nishioka, T., Uglem, I., 2013. Reared fish , farmed
Arimoto, M., Muroga, K., escapees dan wild fish stocks
2004. Vaccination trials with — a triangle of pathogen
Penaeus japonicus to induce transmission of concern to
resistance to white spot Mediterranean aquaculture
syndrome virus. Aquaculture management. Aquacult Env.
229, 25–35. Interact 3, 153–161.
doi:10.1016/S0044- doi:10.3354/aei00060
8486(03)00363-6 Walker, P.J., Mohan, C. V, 2009.
Olivier, G., 2002. Disease Viral disease emergence in
interactions between wild dan shrimp aquaculture : origins ,
cultured fish- Perspectives impact dan the effectiveness of
from the American Northeast ( health management strategies.
Atlantic Provinces ). Bull. Eur. Rev. Aquac. 125–154.
Ass. Fish Pathol. 22, 103–109. doi:10.1111/j.1753-
Oseko, N., 1996. Occurrence dan 5131.2009.01007.x
Prevention of White Spot Witteveldt, J., Cifuentes, C.C., Vlak,
Syndrome ( WSSV ) in J.M., Hulten, M.C.W. Van,
Malaysia. NOAA. Hulten, C.W. Van, Van Hulten,
Punitha, S.M.J., Babu, M.M., M.C.W., 2004. Protection of
Sivaram, V., Shankar, V.S., Penaeus monodon against
Dhas, S.A., Mahesh, T.C., White Spot Syndrome Virus by
Immanuel, G., Citarasu, T., Oral Vaccination Protection of
2008. Immunostimulating Penaeus monodon against
influence of herbal White Spot Syndrome Virus by
biomedicines on nonspecific Oral Vaccination. J. Virol. 78,
immunity in Grouper 2057–2061.
Epinephelus tauvina juvenile doi:10.1128/JVI.78.4.2057
against Vibrio harveyi
infection. Aquac. Int. 16, 511–
523. doi:10.1007/s10499-007-
9162-6

Samudra Akuatika | Volume 1 No. 2

Anda mungkin juga menyukai