Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL

BREASTPUMP

OLEH :

EMMY HERAWATI

2281A0030

PROGAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2022/2023
Dasar Breastpump

Menyusui bayi langsung dari payudara menjadi cara yang paling banyak dipilih
bagi banyak ibu. Namun, ada kalanya ibu tidak bisa menyusui langsung. Penggunaan
tangan secara langsung maupun alat pompa ASI seperti elektrik maupun manual bisa
sangat membantu mempermudah proses memerah ASI. Nah, bagaimana cara
menggunakan alat pompa ASI yang benar agar lancar dan tidak sakit?
Memompa ASI bayi dengan cara yang tepat dapat membantu memberikan
manfaat ASI bagi bayi ketika Anda tidak bisa langsung menyusuinya.
Biasanya, para ibu menyusui menggunakan pompa ASI dalam beberapa kondisi tertentu.
Ambil contohnya jika bayi lahir prematur, saat ibu bekerja, adanya masalah ibu
menyusui, atau agar ASI tidak menumpuk di payudara guna mencegah pembengkakan.
Selain bayi prematur, bayi baru lahir yang memiliki masalah kesehatan tertentu juga
mungkin sulit menyusu langsung dari payudara (direct breastfeeding).
Kondisi inilah yang mau tidak mau membuat Anda harus menggunakan alat
pemerah ASI agar bayi tetap bisa mendapatkan ASI, terutama selama 6 bulan pertama
atau ASI eksklusif.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), alasan perlunya menggunakan alat
pompa ASI adalah sebagai berikut:
 ASI harus dikeluarkan karena kondisi payudara sudah bengkak, tetapi bayi belum
mau menyusu.
 Merangsang produksi ASI pada payudara.
 Bayi belum bisa menyusu langsung dari payudara.
 Puting payudara lecet bila bayi menyusu langsung.
Di sisi lain, memompa ASI dengan cara yang tepat juga dapat membantu menyediakan
produksi ASI meski Anda sedang tidak berada di dekat si kecil.
Sesuai dengan namanya, pompa atau pemerah ASI adalah sebuah alat khusus yang
berguna untuk memerah ASI agar keluar dari payudara.

Pemerah ASI juga dikenal dengan nama breast pump. Ada dua jenis alat pompa ASI yang
bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan, yaitu:

1. Alat pompa ASI manual


Manual breast pump atau alat pompa ASI manual adalah jenis pompa yang bekerja
secara manual alias menggunakan tangan.
Sedikit berbeda dengan cara memerah ASI menggunakan tangan secara langsung,
pemerah ASI manual melibatkan pemakaian alat.

Jadi, Anda tidak perlu repot-repot memerah ASI sendiri menggunakan tangan karena
sudah ada bantuan dari alat

2. Alat pompa ASI elektrik

Electric breast pump atau alat pompa ASI elektrik adalah jenis pompa yang bekerja
dengan bantuan listrik maupun baterai.
Ada jenis elektrik yang harus selalu dicolokkan ke listrik terdekat selama digunakan,
tetapi ada juga yang menggunakan baterai.

Alat pompa elektrik yang memakai baterai biasanya perlu melakukan pengisian daya
setiap kali akan digunakan.

Alat pompa ASI elektrik cenderung menghabiskan waktu yang lebih singkat dan cepat
ketimbang pompa manual.

Bagi ibu menyusui yang tidak punya banyak waktu tapi ingin memompa ASI, Anda bisa
memilih penggunaan pompa elektrik.

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI
sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi
normal sampai usia 4-6 bulan. Namun, saat ini banyak ibu-ibu menyusui yang tidak
mampu memberikan ASI kepada bayinya karena kesibukannya menjadi wanita karir.
Hal ini sangat membahayakan si bayi karena kekurangan ASI dapat berakibat
diantaranya kekebalan tubuh yang kurang baik, dan kurang optimalnya tingkat
kecerdasan bayi(Utami Roesli, 2004).
Breastpump diciptakan untuk membantu ibu menyusui mengeluarkan ASI dari
payudara agar dapat disimpan untuk persediaan. Biasanya breastpump/pompa ASI
sangat bermanfaat bagi ibu-ibu pekerja yang tidak mempunyai cukup waktu bersama
bayi karena tuntutan dari aktivitas lain dan tetap memberikan ASI eksklusif yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi.
Sebelumnya sudah ada breastpump manual, namun breastpump manual
dirasa kurang efisien dikarenakan untuk melakukan pemvakuman masih menggunakan
tangan, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan menguras tenaga, tetapi breaspump
manual mempunyai kelebihan yaitu tidak membutuhkan listrik. Selain breastpump manual,
juga sudah ada breastpump elektrik namun belum dilengkapi pengatur waktu dan tekanan,
namun kelebihan dari breastpump elektrik ini sudah memakai motor untuk proses pemvakuman.
masih menggunakan tangan, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan menguras
tenaga, tetapi breaspump manual mempunyai kelebihan yaitu tidak membutuhkan
listrik. Selain breastpump manual, juga sudah ada breastpump elektrik namun belum
dilengkapi pengatur waktu dan tekanan, namun kelebihan dari breastpump elektrik ini
sudah memakai motor untuk proses pemvakuman.
Pompa Rotari

Prinsip kerja pompa rotary yaitu menggerakkan fluida dengan menggunakan


prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap
fluida masuk. Cairan masuk sisi isap antara rotor dan idler. Cairan bergerak diantara
celah antar gigi, bagian berbentuk bulan sabit berfungsi sebagai pemisah antara sisi isap
dan sisi buang. Setelah rumah pompa hampir dipenuhi cairan, roda gigi membentuk
susunan sedemikian sehingga daerah hisap dan daerah buang terpisah. Setelah daerah
isap dan buang sepenuhnya terpisah cairan mulai keluar pada sisi buang. Keuntungan
dari tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena secara natural ia mengeluarkan udara
dari pipa alirannya, dan mengurangi kebutuhan pengguna untuk mengeluarkan udara
tersebut secara manual. Kekurangannya karena sifat alaminya maka clearence antara
sudu putar dan sudu pengikutnya harus sekecil mungkin, dan mengharuskan pompa
berputar pada kecepatan yang rendah dan stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan
yang terlalu tinggi, maka fluida kerjanya justru dapat
menyebabkan erosi pada sudut sudut pompa. Pompa rotari dapat dilihat di Gambar
2.1(Usmust, 2011).

Gambar 2.1 Pompa Rotari.

Transistor

Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki


elektroda, yaitu basis (dasar), kolektor (pengumpul) dan emitor (pemancar). Komponen
ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi
tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Transistor dapat dilihat
di Gambar 2.2.(Barry Wollard, 2006).

Gambar 2.2 Transistor NPN dan PNP.

LCD (Liquid Cristal Display)

LCD adalah salah satu jenis teknologi yang telah ada sejak tahun 1888. LCD merupakan
layar digital yang dapat menampilkan nilai yang dihasilkan oleh sensor dan dapat
menampilkan menu yang terdapat pada aplikasi yang bernama mikrokontroler dan
juga dapat menampilkan teks.
Ada beberapa bagian dari rangkaian LCD yang sangat berfungsi. LCD dapat dilihat pada
Gambar 2.3.

Gambar 2.3 LCD.

LED (Light Emitting Diode)

Light emitting diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-
warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor
yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak
tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada remote control TV ataupun
Remote Control perangkat elektronik lainnya. LED dapat dilihat di Gambar 2.4(Teknik
Elektro, 2014).

Gambar 2.4 LED.


Relay

Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar/switch). Relay
menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (lowpower) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. Relay dapat dilihat di Gambar 2.5(Rida Angga, 2015).

Gambar 2.5 Relay.

Mikrokontroler ATMega8535

ATMega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit daya rendah berbasis arsitektur


RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput
mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan
kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroler
ATMega8535 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah
solusi pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan(Iswanto, 2008). Fitur-fitur
tersebut
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D

2. ADC (Analog to Digital Converter)

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan

4. CPU yang terdiri atas 32 register

5. Watchdog Timer dengan osilator internal

6. SRAM sebesar 512 byte

7. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan read while write

8. Unit Interupsi Internal dan External

9. Port antarmuka SPI untuk men-download program ke flash

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi

11. Antarmuka komparator analog

12. Port USART untuk komunikasi serial.

Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya


digunakan sabagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port
pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D. Sebagai
contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian
selanjutnya untuk port B, port C, port D.
Berikut ini adalah Tabel 2.1 penjelasan mengenai pin yang terdapat pada
mikrokontroler ATMega8535:
Tabel 2.1 Pin Pada Mikrokontroler ATMega8535.

Vcc Tegangan supply (5 volt)


Ground Ground
Reset Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari
panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun
clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari
AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal
2 machine cycle maka sistem akan di reset.

XTAL 1 Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian


operasi clock internal

XTAL 2 Output dari penguat osilator inverting

Avcc Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus
dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan,
maka pinini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass
filter

Aref pin referensi tegangan analog untuk ADC

AGND pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,


kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah

Berikut ini adalah penjelasan dari pin mikrokontroler ATMega8535 dari masing-
masing pin:
1. Port A

Pin 33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A.


Merupakan 8 bit directional port I/O. Masing-masing pin dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer
port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED
secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus di-
setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0
jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga
memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pin Pada Port A.

Pin Keterangan

PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7)


PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6)
PA.5 ADC7 (ADC Input Channel 5)
PA.4 ADC4 (ADC Input Channel 4)
PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3)
PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2)
PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1)
PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)

2. Port B

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan


8 bit directional port I/O. Masing-masing pin dapat menyediakan internal
pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port B (DDRB) harus diatur terlebih dahulu
sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin
memfungsikan pin-pin port B yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1
jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi
alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Pin pada port B.

Pin Keterangan

PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB.4 SS (SPI Slave Select Input)

PB.3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC


(Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

PB.2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 (External


Interrupt2 Input)

PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

PB.0 T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK


(JSART External Clock Input/Output)

3. Port C

Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C


sendiri merupakan port input atau output. Masing-masing pin dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit).Output buffer
port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED
secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus di
atur terlebih dahulu sebelum portC digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika
ingin memfungsikan pin-pinport C yang disesuaikan sebagai input, atau
diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pinport D juga memiliki fungsi-
fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Pin Pada Port C.

Pin Keterangan
PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)

PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

4. Port D

Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D.


Merupakan 8 bit directional port I/O. Masing-masing pindapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer
port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED
secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus di
atur terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika
ingin memfungsikan pin-pinport D yang disesuaikan sebagai input, atau
diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pinport D juga memiliki fungsi-
fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Pin Pada Port D.

Pin Keterangna
PD.0 RDX (UART input line)
PD.1 TDX (UART output line)
PD.2 INT0 (external interrupt 0 input)
PD.3 INT1 (external interrupt 1 input)
Tabel 2.5 Pin Pada Port D (lanjutan).

PD.4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)


PD.5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)
PD.6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
PD.7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

Apa saja kelebihan dan kekurangan setiap alat pompa ASI?


Alat pemerah ASI elektrik dan manual hadir dalam berbagai kelebihan yang akan
lebih memudahkan Anda saat menggunakannya.
Meski di satu sisi sebenarnya terbilang sangat membantu, tapi jenis pemerah ASI
elektrik dan manual juga memiliki kekurangan.
Berikut perbandingan kelebihan dan kekurangan dari pemakaian alat pompa ASI
elektrik dan pompa ASI manual yang bisa Anda jadikan bahan pertimbangan:

1 Alat pompa ASI elektrik


Berbagai kelebihan dan kekurangan alat pompa ASI elektrik yakni:
a. Kelebihan alat pompa ASI elektrik
Penggunaan pompa elektrik biasanya dirasa sangat menguntungkan karena memiliki
waktu memompa yang jauh lebih cepat ketimbang pompa manual. Kecepatan pompa
elektrik juga bisa diatur sesuai dengan keinginan dan kenyamanan Anda. Karena
menggunakan tenaga listrik, alat pompa elektrik ini bekerja secara otomatis sehingga bisa
membantu menyimpan tenaga Anda.
Dengan begitu, Anda tidak perlu kelelahan selama proses memompa ASI berlangsung.
Dari semua penjelasan tersebut, berikut rangkuman kelebihan pompa ASI elektrik:
 Waktu yang digunakan untuk memompa ASI lebih cepat.
 Dilengkapi dengan fitur pengaturan tertentu yang membuatnya lebih nyaman saat
digunakan.
 Memiliki banyak model yang bisa disesuaikan dengan selera dan kebutuhan.
Ambil contohnya model yang mempunyai dua pompa untuk memompa kedua
payudara Anda dalam satu waktu atau satu pompa saja.
 Membutuhkan usaha yang lebih kecil dalam menggunakannya sehingga tidak
membuat Anda kelelahan berapa lama pun Anda memakai jenis pompa ini.
b. Kekurangan alat pompa ASI elektrik
Di balik beragam kelebihannya, ternyata pompa ASI elektrik juga memiliki kekurangan
yang bisa jadi bahan pertimbangan Anda lebih lanjut.
 Harganya lebih mahal dibandingkan dengan pompa manual.
 Lebih sulit untuk dibersihkan.
 Menimbulkan suatu berisik saat digunakan.
 Lebih sulit untuk dibawa ke mana-mana.
Memang, berbagai manfaat lebih yang ditawarkan oleh pompa elektrik ini pasti memiliki
konsekuensi harga yang juga lebih mahal dibandingkan dengan pompa manual.
Namun, jika Anda ingin lebih cepat dan lebih banyak menghasilkan ASI dalam sekali
pompa, alat pompa ASI elektrik bisa dipertimbangkan untuk menjadi pilihan yang tepat.

2. Alat pompa ASI manual


Berbagai kelebihan dan kekurangan alat pompa ASI manual yakni:
Kelebihan alat pompa ASI manual
Berikut kelebihan alat pompa ASI manual untuk menyusui:
 Bisa mengatur daya isap pompa secara manual karena digerakkan oleh tangan ibu
sendiri.
 Hadir dalam ukuran yang ringkas dan kecil.
 Tidak membutuhkan listrik dalam penggunaannya.
 Komponen alat yang lebih sedikit.
 Harga lebih terjangkau ketimbang alat pemerah ASI elektrik.
Kekurangan alat pompa ASI manual
Berikut kekurangan alat pompa ASI manual untuk menyusui:
 Kecepatan memompa agak lambat.
 Membuat tangan ibu cepat lelah.
 Sulit menemukan ritme memompa yang sama karena mengandalkan tenaga ibu.

Anda mungkin juga menyukai