Tahun 1998, Soeharto digantikan oleh BJ. Habibie sampai diselenggarakan Pemilu berikutnya
(Sidang Istimewa MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001).
3. PERIODE REFORMASI (Pemilu 1999 - sekarang)
Pasca pemerintahan Presiden Soeharto, Wakil Presiden BJ. Habibie dilantik menjadi
Presiden RI pada tahun 1998. Pada masa pemerintahan BJ. Habibie, Pemilu yang semula
diagendakan tahun 2002 dipercepat pelaksanaannya menjadi tahun 1999.
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 1999
1) Pemilu pertama pada masa reformasi
2) Peserta: 48 Partai Politik
3) Pelaksanaan:7 Juni 1999
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
1) Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri dipilih dan ditetapkan oleh MPR RI sebagai
Presiden dan Wakil Presiden RI
2) Pasangan Abdurrahman Wahid - Megawati Soekarnoputri digantikan oleh pasangan Megawati
Soekarnoputri - Hamzah Haz (Sidang Istimewa MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI
No. II/MPR/2001)
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 2004
1) Pemilu pertama pasca perubahan amandemen UUD 1945. Terjadi perubahan:
a) Presiden dipilih secara langsung
b) Dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
c) Hadirnya Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap dan mandiri (Komisi Pemilihan
Umum)
2) Peserta: 24 Partai Politik
3) Pelaksanaan: 5 April 2004
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2004
1) Pelaksanaan: - 5 Juli 2004 (putaran I) 20 September 2004 (putaran II)
2) Peserta: 5 pasangan calon
3) Susilo Bambang aYudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2004 - 2009
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 2009
1) Peserta: 44 Partai Politik (38 Partai Politik Nasional dan 6 Partai Lokal Aceh)
2) Pelaksanaan: 9 April 2009
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009
1) Pelaksanaan: 8 Juli 2009 (1 putaran)
2) Peserta: 3 pasangan calon
3) Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode
2009 - 2014
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 2014
1) Peserta: 15 Partai Politik (12 Partai Politik Nasional dan 3 Partai Lokal Aceh)
2) Pelaksanaan: - 9 April 2014 (dalam negeri)
3) Maret s.d 6 April 2014 (luar negeri)
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
1) Pelaksanaan: 9 Juli 2014
2) Peserta: 2 pasangan calon
3) Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode
2014 - 2019
12. BAB III DKPP Pasal 155 13. Prinsip Penyusunan Daerah Pemilihan
1) DKPP bersifat tetap dan berkedudukan di Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
ibu kota negara. DPRD Kabupaten/Kota Pasal 185
2) DKPP dibentuk untuk memeriksa dan Penyusunan daerah pemilihan anggota DPR,
memutus aduan dan/atau laporan adanya DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
dugaan pelanggaran kode etik yang memperhatikan prinsip:
dilakukan oleh anggota KPU, anggota a. kesetaraan nilai suara;
KPU Provinsi, anggota KPU b. ketaatan pada sistem Pemilu yang
Kabupaten/Kota, anggota Bawaslu, proporsional;
anggota Bawaslu Provinsi dan anggota c. proporsionalitas;
Bawaslu Kabupaten/Kota. d. integralitas wilayah;
3) DKPP dibentuk paling lama 2 (dua) bulan e. berada dalam cakupan wilayah yang
sejak anggota KPU dan anggota Bawaslu sama;
mengucapkan sumpah/janji. f. kohesivitas; dan
4) DKPP sebagaimana dimaksud pada ayat g. kesinambungan.
(1) berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri
atas: 14. Pasal 186
a. 1 (satu) orang ex officio dari unsur Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan
KPU; sebanyak 575 (lima ratus tujuh puluh lima).
b. (satu) orang ex officio dari unsur
Bawaslu; dan 15. Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan
c. 5 (lima) orang tokoh masyarakat. Anggota DPRD Provinsi. Pasal 188
1) Jumlah kursi DPRD provinsi ditetapkan f. provinsi dengan jumlah Penduduk
paling sedikit 35 (tiga puluh lima) dan lebih dari 9.000.000 (sembilan juta)
paling banyak 120 (seratus dua puluh). orang sampai dengan 11.000.000
2) Jumlah kursi DPRD provinsi sebagaimana (sebelas juta) orang memperoleh
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada alokasi 85 (delapan puluh lima) kursi;
jumlah Penduduk provinsi yang g. provinsi dengan jumlah Penduduk
bersangkutan dengan ketentuan: lebih dari 11.000.000 (sebelas juta)
a. provinsi dengan jumlah Penduduk orang sampai dengan 20.000.000 (dua
sampai dengan 1.000.000 (satu juta) puluh juta) orang memperoleh alokasi
orang memperoleh alokasi 35 (tiga 100 (seratus) kursi; dan
puluh lima) kursi; h. provinsi dengan jumlah Penduduk
b. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 20.000.000 (dua puluh juta)
lebih dari 1.000.000 (satu juta) orang orang memperoleh alokasi 120
sampai dengan 3.000.000 (tiga juta) (serratus dua puluh) kursi.
orang memperoleh alokasi 45 (empat
puluh lima) kursi; 16. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara
c. provinsi dengan jumlah Penduduk Pemilu, Pasal 456
lebih dari 3.000.000 (tiga juta) orang Pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu
sampai dengan 5.000.000 (lima juta) merupakan pelanggaran terhadap etika
orang memperoleh alokasi 55 (lima Penyelenggara Pemilu yang berdasarkan
puluh lima) kursi; sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan
d. provinsi dengan jumlah Penduduk tugas sebagai Penyelenggara Pemilu.
lebih dari 5.000.000 (lima juta) orang
sampai dengan 7.000.000 (tujuh juta) 17. Pasal 457
orang memperoleh alokasi 65 (enam 1) Pelanggaran kode etik Penyelenggara
puluh lima) kursi; Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
e. provinsi dengan jumlah Penduduk Pasal 456 diselesaikan oleh DKPP.
lebih dari 7.000.000 (tujuh juta) orang 2) Pelanggaran kode etik PPLN, KPPSLN,
sampai dengan 9.000.000 (Sembilan dan Panwaslu LN diselesaikan oleh
juta) orang memperoleh alokasi 75 DKPP.
(tujuh puluh lima) kursi;
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai 14. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
penyelesaian pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dalam Peraturan DKPP.
UUD 1945
Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden,
Anggota DPR, Anggota DPD, serta anggota
DPRD diselenggarakan berlandaskan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap lima tahun sekali.