Anda di halaman 1dari 22

MODUL MATERI KEPEMILUAN

A. Pengertian Pokok tentang Pancasila d) Peri Kerakyatan


Asal mula istilah Pancasila diambil e) Kesejahteraan Rakyat
dari Bahasa Sansekerta, yaitu Panca dan 2. Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo
Syilla. Panca berarti lima dan Syilla berarti memberikan pidato tentang usulan
dasar. Istilah ini diambil dari kitab Sutasoma rumusan dasar negara. yaitu:
karya Mpu Tantular. Pada awalnya, kata a) Persatuan
Pancasila ini merupakan sebuah ide spontan b) Kekeluargaan
yang dicetuskan oleh Ir. Soekarno dalam c) Keseimbangan lahir dan batin
pidatonya untuk mewadahi ideologi dan d) Musyawarah
dasardasar Negara Indonesia, berikut kutipan e) Keadilan rakyat
pidatonya: 3. Pancasila oleh Soekarno yang
"Sekarang, banyaknya prinsip: Kebangsaan, dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945
Internasionalisme, Mufakat, Kesejahteraan,
dalam pidato spontannya yang kemudian
dan Ketuhanan, lima bilangannya. Namanya
bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan dikenal dengan judul "Lahirnya
ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
Pancasila", yaitu:
bahasa-namanya ialah Pancasila. Sila artinya
azas atau dasar, dan di atas kelima dasar a) Kebangsaan
itulah kita mendirikan Negara Indonesia,
b) Internasionalisme
kekal dan abadi". ...
c) Mufakat
Perumusan Pancasila sebagai dasar
d) Kesejahteraan
negara pada awalnya berasal dari usulan-
e) Ketuhanan Berkebudayaan
usulan pribadi yang dikemukakan dalam
Perubahan-perubahan yang terjadi
rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan
dalam rumusan Pancasila kemudian
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yaitu:
ditetapkan pada Pembukaan Undang-lJre
1. Lima Dasar yang dikemukakan oleh Muh.
dang Dasar 1945 yang ditetapkan pad¿
Yamin dalam pidatonya pada tanggal 29
tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang
Mei 1945, yaitu:
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesta
a) Peri Kebangsaan
(PPKI), yang berbunyi:
b) Peri Kemanusiaan
1) Sila pertama, Ketuhanan yang Maha
c) Peri Ketuhanan
2) Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan ada, digunakan sistem demokrasi dan
Beradab. musyawarah mufakat.
3) Sila ketiga, Persatuan Indonesia. 2. Sebagai Dasar Negara
4) Sila keempat. Kerakyatan yang Dipimpm Pancasila yang merupakan pokok
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam kaidah negara yang fundamental (staat
Permusyawaratan dan Perwakilan. fundamental norm) yang dijadikan dasar
5) Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh utama dalam sistem ketatanegaraan
Rakyat Indonesia. Indonesia berfungsi sebagai sumber
pembentukan bentuk peraturan
B. Pancasila sebagai Dasar, Ideologi, dan perundangundangan di Indonesia.
Falsafah Negara 3. Sebagai Falsafah Negara
1. Sebagai Ideologi Negara Sebagai Falsafah Negara Pancasila
Sebagai Ideologi Negara ideologi berfungsi sebagai nilai-nilai pokok dan ciri
merupakan kumpulan gagasan maupun ide pembentuk bangsa Indonesia yang terdiri dari
yang tersusun secara sistematis dan sekelompok masyarakat yang menyatukan
bermaksud untuk mengarahkan kehidupan diri menjadi satu bangsa Indonesia.
dalam segala aspek kehidupan. Pancasila
sebagai ideologi Negara Indonesia telah C. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
memenuhi unsur-unsur yang terkandung Pancasila sebagai suatu ideologi
dalam sebuah ideologi, yaitu: bersifat terbuka dan dinamis, yang berarti
a. Keyakinan hidup. Bangsa Indonesia tidak menutup diri terhadap perubahan yang
mengakui adanya Tuhan yang kemudian terjadi dan mengikuti perkembangan zaman
dijadikan sebagai pokok keyakinan tanpa mengubah nilai-nilai dasar yang
hidupnya. terkandung di dalamnya. Pancasila sebagai
b. Tujuan Hidup. Tujuan yang ingin dicapai ideologi terbuka mengandung tiga dimensi
oleh segenap rakyat Indonesia adalah kekuatan, yaitu:
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh 1. Dimensi realita, karena nilai-nilai yang
masyarakat Indonesia. ada bersumber dari kekayaan budaya
c. Cara yang Dipilih. Untuk yang masyarakat itu sendiri.
menyelesaikan berbagai masalah yang 2. Dimensi idealisme, karena mengandung
cita-cita yang ingin dicapai di segala aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan nasional adalah untuk mencapai tujuan
bernegara. nasional, sebagaimana yang tertuang dalam
3. Dimensi fleksibilitas, karena Pancasila alinea keempat UUD 1945. Asas
sebagai ideologi dapat mencerminkan Pembangunan Nasional meliputi:
kemampuan dalam mempengaruhi 1. Demokrasi, yaitu menyelesaikan segala
sekaligus menyesuaikan diri dengan permasalahan yang timbul dengan cara
pertumbuhan dan perkembangan musyawarah mufakat dan berdasarkan
masyarakatnya. Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki 2. Peri Kemanusiaan dan Keseimbangan,
tiga ciri-ciri, yaitu: termasuk dalam asas ini keseimbangan
1. Nilai-nilai dan cita-cita yang hendak dalam segala aspek kehidupan yang
dicapai berasal dari kekayaan budaya meliputi segala kepentingan.
masyarakat itu sendiri. 3. Usaha Bersama dan Kekeluargaan,
2. Dasar yang dibentuk bukan merupakan meliputi usaha bersama yang dilakukan
keyakinan ideologis suatu kelompok oleh seluruh komponen masyarakat yang
tertentu melainkan hasil musyawarah dilakukan dengancara gotong royong yang
mufakat. berdasarkan pada semangat kekeluargaan.
3. Pancasila tidak dapat dioperasionalkan 4. Adil dan merata, yaitu seluruh bangsa
secara langsung, melainkan diperlukan Indonesia berhak menikmati hasil
penjabaran yang lebih dalam. pembangunan nasional secara adil dan
merata.
D. Pancasila sebagai Paradigma 5. Manfaat, bahwasanya seluruh hasil
Pembangunan Nasional pembangunan nasional harus dapat
Peran Pancasila dalam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
pembangunan nasional adalah sebagai dasar kesejahteraan rakyat.
bagi segala aspek pembangunan yang 6. Kepercayaan diri, yaitu pembangunan
dilakukan di Indonesia. Hakikat nasional harus dilakukan atas kemampuan
pembangunan nasional Indonesia adalah dan kekuatan diri sendiri dan tetap
menaikkan harkat dan martabat manusia berpedoman pada kepribadian bangsa.
secara totalitas di seluruh aspek kehidupan. 7. Kesadaran hukum, yaitu bahwasanya
Sedangkan, tujuan dari pembangunan pembangunan nasional harus di. dasarkan
pada ketaatan hukum setiap warga negara 2. Nilai Pancasila Bersifat Subjektif, yaitu:
dan adanya pengakuan hukum serta a) Disebabkan nilai-nilai dalam Pancasila
ditegakkannya supremasi hukum. muncul dari bangsa Indonesia, maka
bangsa Indonesia sebagai penyebab
E. Pancasila sebagai Sumber Nilai adanya nilai-nilai tersebut.
Pancasila sebagai suatu ideologi b) Nilai-nilai Pancasila sebagai
tentunya memiliki nilai-nilai yang pandangan hidup bangsa Indonesia,
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh merupakan jati diri bangsa yang
yang saling berhubungan dan melengkapi. diyakini sebagai sumber nilai atas
Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila, kebenaran, keadilan, dan
bersifat subjektif dan obyektif, dengan kebijaksanaan dalam hidup berbangsa
penjelasan sebagai berikut: dan bernegara.
1. Nilai Pancasila bersifat obyektif, yaitu: c) Nilai-nilai Pancasila mengandung
a) Rumusan setiap Sila dalam Pancasila nilai-nilai kerohanian, yaitu nilai
bersifat umum dan abstrak, hal ini kebenaran, keadilan, kebaikan,
dikarenakan rumusan tersebut kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai
merupakan nilai. religius yang sesuai dengan hati nurani
b) Nilai-nilai dalam Pancasila akan tetap bangsa Indonesia dikarenakan
ada sepanjang masa dalam kehidupan bersumber pada kehidupan bangsa.
bangsa Indonesia baik dalam adat Pembukaan UUD 1945 memuat nilainilai
istiadat, kebudayaan, kegiatan Pancasila yang mengandung empat pokok
kenegaraan, maupun dalam pikiran. Pokok pikiran tersebut merupakan
keagamaan. penjabaran dari sila-sila Pancasila, yaitu:
c) Terkait dengan Pancasila dalam 1. Pokok pikiran pertama, merupakan
pembukaan UUD 1945, Pancasila perwujudan dari sila ketiga Pancasila,
memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yaitu Persatuan Indonesia. Memiliki
yang fundamental (staats fundamental pengertian bahwa negara melindungi
norm). Oleh karena itu, Pancasila segenap bangsa Indonesia dan
menjadi sumber tertib hukum tertinggi seluruh tumpah darah Indonesia. Jadi,
di Indonesia yang isi dan negara mengatasi segala paham
kedudukannya tidak dapat diubah. golongan dan perseorangan.
2. Pokok pikiran kedua, sebagai dan teguh dalam memegang cita-cita
perwujudan dari sila kelima moral rakyat yang luhur.
Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Memiliki
pengertian bahwa negara bertujuan F. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di
untuk mewujudkan keadilan sosial Indonesia
bagi seluruh rakyat dalam rangka Konsep demokrasi pancasila digali
mewujudkan negara yang merdeka, dari nilai masyarakat asli Indonesia dengan
berdaulat, adil dan Makmur dengan nilai-nilai yang melekat kepadanya, seperti
memajukan kesejahteraan umum. desa demokrasi, rapat kolektivisme,
3. Pokok pikiran ketiga, sebagai musyawarah, mupakat, tolongmenolong dan
perwujudan dari sila keempat istilah-istilah lain yang berkaitan dengan itu.
Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Tujuannya, memberikan pendasaran emperis
dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan sosiologis tentang konsep demokrasi yang
dan Permusyawaratan/ Perwakilan. sesuai dengan sifat kehidupan masyarakat
Memiliki pengertian bahwa negara asli Indonesia, bukan sesuatu yang asing
berkedaulatan rakyat berdasarkan yang bersal dari barat dan dipaksakan pada
atas kerakyatan dan realitas kehidupan bangsa Indonesia.
permusyawaratan/perwakilan. Oleh Masyarakat asli yang dimaksudkan disini
karena itu, negara memiliki sistem adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
pemerintahan demokrasi Pancasila. sudah berlangsung dipulau-pulau di
4. Pokok pikiran keempat, merupakan nusantara sejak berabad-abad yang lalu dan
perwujudan dari sila pertama dan yang tersusun dari satuan-satuan kehidupan
kedua Pancasila, yaitu Ketuhanan yang terkecil yang berbeda-beda seperti desa
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan di jawa, nagari di Sumatra barat, pekon
Yang Adil dan Beradab, memiliki dilampung atau subak di bali. Masyarakat asli
pengertian bahwa negara menjunjung ini memiliki seperangkat nilai mental dan
tinggi semua agama dan kepercayaan moral yang bersifat homogen, struktural dan
serta mewajibkan pemerintah dan kolektif, yang kesemuanya memiliki sistem
penyelenggara negara untuk budaya sendiri dan berlangsung secara
memelihara budi pekerti yang luhur demokratis, yaitu demokrasi secara langsung
sebagaimana terdapat dinegara-negara kota Indonesia belum berjalan baik.Hal itu
di yunani kuno 25 abad yang lalu. disebabkan masih adanya revolusi
Proses metamorphosis niali-nilai fisik.Berdasarkan pada konstitusi Negara ,
demokrasi yang digali dari kearifan budaya yaitu UUD 1945, Indonesia adalah Negara
Indonesia tersebut mengalami beberapa demokrasi yang berkedaulatan rakyat.Masa
prioderisasi dalam proses implementasinya pemerintahan tahun 19451950
sebagai suatu keniscayaan, dan tahapan mengindikasikan keinginan kuat dari para
tersebut dapat dilihat dalam uraian berikut pemimpin Negara untuk membentuk
ini. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pemerintahan demokratis. Untuk
dapat dibagi ke dalam lima priode: menghindari kesan bahwa Negara Indonesia
1. Pelaksanaan demokrasi masa revolusi adalah Negara absolute maka dilakukan
1945-1950. serangkaiaan Kebijakan untuk menciptakan
2. Pelaksanaan demokrasi masa orde pemerintahan demokratis. Kebijakan tersebut
lama. adalah sebagai berikut :
a. Masa demokrasi liberal 1950- a. Maklumat pemerintah No. X tanggal
1959. 16 oktober 1945 tentang perubahan
b. Masa demokrasi terpimpim tahun fungsi KNIP menjadi Fungsi
1959-1965. parlemen.
3. Pealaksanaan demokrasi masa orde b. Maklumat pemerintah tanggal 3
baru tahun 1966-1998. November 1945 Mengenai
4. Pelaksanaan demokrasi masa transisi pembentukan partai politik.
tahun 1998-1999. c. Maklumat pemerintah tanggal 14
5. Pelaksanaan demokrasi masa N0vember 1945 mengenai perubahan
reformasi tahun 1999 sampai kabinet ke kabinet parlementer.
sekarang.
Dengan kebijakan tersebut terjadi
Pelaksanaan Demokrasi Masa perubahan dalam sistem pemerintahan di
Revolusi Tahun 1945-1950 Indonesia masih Indonesia.Sistem pemerintahan berubah
berjuang mengghadapi belanda yang ingin menjadi system pemerintahan
kembali ke Indonesia.Pada masa itu parlementer.Cita-cita dan proses demokrasi
penyelenggaraan pemerintah dan demokrasi masa itu trhambat oleh revolusi fisik
menghadapi belanda dan pemberontakan PKI dasar demokrasi terpimpin menurut
madiun tahun 1948. ketetapan MPR S No. VIII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
1. Pelaksanaan Demokrasi masa Orde hikmah kebijaksanaan dalam
Lama. permusyawaratan/perwakilan yang
a. Masa Demokrasi Liberal berintikan musyawarah untuk mufakat secara
Proses demokrasi pada masa itu gotong royong diantara semua kekuatan
telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas nasional yang progresif revulusioner dengan
politik,kelangsungan pemerintahan,dan berporoskan nasakom. Adapun ciri-ciri
penciptaan kesejahteraan rakyat.Kegagalan demokrasi terpimpin adalah sebagai berikut:
pratik demokrasi parlementer atau liberal a) Dominasi presiden, artinya Presiden
tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu Soekarno sangat berperan dalam
sebagai berikut: menentukan penyelenggaraan
a) Dominannya politik aliran. pemerintahan Negara.
b) Landasan sosial ekonomi rakyat b) Terbatasnya peran partai politik.
yang masih rendah. c) Berkembangnya pengaruh PKI dan
c) Tidak mempunyai para anggota militer sebagai kekuatan sosial
konstituante dalam bersidang politik di Indonesia.
menetapkan dasar Negara sehingga
keadaan menjadi berlarut-larut. Hal 2. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde
ini menjadikan presiden soekarno Baru.
mengeluarkan Dekrit Presidan Masa Orde baru dimulai tahun
tanggal 5 juli 1959. 1966.Demokrasi masa orde baru bercirikan
Dengan turunnya dekrit presiden pada kuatnya kekuasaan presiden dalam
tersebut,berakhirlah masa demokrasi menopang dan mengatur seluruh proses
parlementer atau demokrasi liberal di politik yang terjadi.Lembaga kepresidenan
Indonesia.selanjutnya Indonesia memasuki telah menjadi pusat dari seluruh proses
masa demokrasi terpimpin. politik dan menjadi pembentuk dan penentu
b. Masa Demokrasi Terpimpin. agenda nasional,mengontrol kegiatan politik
Masa antar tahun 1959-1965 adalah dan pemberi legalitas bagi seluruh anggota
periode demokrasi terpimpin.Pengertian pemerintah dan Negara.Akibatnya,secara
substantive tidak ada perkembangan c) Melaksanakan pemilihan umum
demokrasi dan justru penurunan derajat 1999 yang bebas dan demokratis
demokrasi. Orde baru sesungguhnya telah dengan diikuti banyak partai politik.
mampu membangun stabiliats pemerintahan d) Terbukanya kesempatan yang luas
dan kemajuain ekonomi.Namun,makin lama dan untuk warga Negara dalam
semakin jauh dari semangat demokrasi dan melaksanakan demokrasi di
kontrol rakyat. Pemerintahan orde baru berbagai bidang.Demokrasi saat itu
berakhir pada saat Presiden Soeharto menjadi harapan banyak orang
mengumumkan pengunduran dirinya dari sehingga sering eufhoria demokrasi.
kekuasaannya pada tanggal 29 Mei 1998.
Berakhirnya orde baru membuka jalan 4. Pelaksanaan Demokrasi Masa
munculnya Masa Transisi dan periode Reformasi.
Reformasi. Di masa Reformasi ini juga terdapat
peningkatan prinsip-prinsip demokrasi yang
3. Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi. terpenting,yaitu jaminan penegakan hak asasi
Masa transisi berlangsung antara manusia dengan di keluarkannya Undang-
1998-1999.Pada masa transisi banyak sekali Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
pembangunandan perkembangan kearah dan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000
kehidupan Negara demoktasi.Beberapa tentang Pengadilan Hak asasi manusia.
pembangunan kearah demokrasi tersebut Pelaksanaan demokrasi yang sangat penting
adalah sebagai berikut: pada masa reformasi ini adalah adanya
a) Keluarnya ketetapan MPR RI amandemen terhadap UUD 1945.
Dalam siding istimewa bulan Amandemen UUD 1945 dimaksudkan untuk
November 1998 sebagai awal mengubah dan memperbaharui konstitusi
perubahan sistem demokrasi secara Negara agar sesuai dengan prinsip-prinsip
konstitusional. Negara demokrasi. Proses amandemen
b) Adanya jaminan kebebasan terhadap UUD 1945 adalah:
pendirian partai poltik ataupun a) Amandemen pertama tahun 1999
organisasi kemasyarakatan secara b) Amandemen kedua tahun 2000
luas. c) Amandemen ketiga tahun 2001.
d) Amandemen keempat tahun 2002.
Demokrasi Pancasila adalah norma yang
G. Demokrasi Indonesia mengatur penyelenggaraan kedaulatan rakyat
1. Pengertian Demokrasi Pancasila dan penyelenggaraan
Secara ringkas, demokrasi Pancasila pemerintahan negara, dalam kehidupan
memiliki beberapa pengertian sebagai politik, ekonomi, sosial budaya, dan
berikut: pertahanan keamanan, bagi setiap warga
1) Demokrasi Pancasila adalah demokrasi negara Republik Indonesia, organisasi
yang berdasarkan kekeluargaan dan kekuatan sosial politik, organisasi
gotong-royong yang ditujukan kepada kemasyarakatan, dan lembaga
kesejahteraan rakyat, yang kemasyarakatan lainnya serta
mengandung unsur-unsur berkesadaran lembagalembaga negara baik di pusat
religius, berdasarkan kebenaran, maupun di daerah.
kecintaan dan budi pekerti luhur, 2. Prinsip-prinsip Demokasi Pancasila
berkepribadian Indonesia dan a. Kebebasan atau persamaan
berkesinambungan. (Freedom/Equality)
2) Dalam demokrasi Pancasila, sistem Kebebasan/persamaan adalah dasar
pengorganisasian negara dilakukan demokrasi. Kebebasan dianggap
oleh rakyat sendiri atau dengan sebagai sarana mencapai kemajuan dan
persetujuan rakyat. memberikan hasil maksimal dari usaha
3) Dalam demokrasi Pancasila kebebasan orang tanpa pembatasan dari
individu tidak bersifat mutlak, tetapi penguasa.Dengan prinsip persamaan
harus diselaraskan dengan tanggung semua orang dianggap sama,tanpa
jawab sosial. dibeda-bedakan dan memperoleh akses
4) Dalam demokrasi Pancasila, dan kesempatan bersama untuk
keuniversalan cita-cita demokrasi mengembangkan diri sesuai dengan
dipadukan dengan cita-cita hidup potensinya. Kebebasan yang
bangsa Indonesia yang dijiwai oleh dikandung dalam demokrasi Pancasila
semangat kekeluargaan, sehingga tidak ini tidak berarti Free Fight Liberalism
ada dominasi mayoritas atau minoritas. yang tumbuh di Barat, tapi kebebasan
Dalam Rancangan TAP MPR RI tentang yang tidak mengganggu hak dan
Demokrasi Pancasila disebutkan bahwa kebebasan orang lain.
b. Kedaulatan Rakyat (people’s pertama. Tanggal 3 November 1945 melalui
Sovereignty). Maklumat X atau Maklumat Wakil Presiden
Dengan konsep kedaulatan Mohammad Hatta, mendorong pembentukan
rakyat,hakikat kebijakan yang dibuat partai-partai politik untuk persiapan rencana
adalah kehendak rakyat dan untuk penyelenggaraan Pemilu pada tahun 1946.
kepentingan rakyat. Mekanisme Maklumat X melegitimasi partai-partai
semacam ini akan mencapai dua hal. politik yang telah terbentuk sebelumnya
Pertama.kecil kemungkinan terjadinya sejak zaman Belanda dan Jepang.
penyalah gunaan kekuasaan, Amanat Maklumat X selain
sedangkan kedua, terjaminnya pembentukan partai-partai politik adalah
kepentingan rakyat dalam tugas-tugas menyelenggarakan Pemilu untuk memilih
pemerintahan.Perwujudan lain konsep anggota DPR pada Januari 1946. Namun
kedaulatan adalah pengawas oleh rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan
rakyat. Pengawasan dilakukan karena karena:
demokrasi tidak mempercayai a. Tidak ada perundang-undangan untuk
kebaikan hati penguasa. mengatur penyelenggaraan pemilu
b. Rendahnya stabilitas keamanan negara
H. SEJARAH PEMILIHAN UMUM c. Pemerintah dan rakyat fokus
REPUBLIK INDONESIA
mempertahankan kemerdekaan
“Asas kerakyatan mengandung arti
bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala PEMILU 1955 merupakan Pemilu
hukum (recht, peraturan perundang-
Nasional pertama di Indonesia. Dilaksanakan
undangan) haruslah bersandar pada perasaan
Keadilan dan Kebenaran yang hidup dalam untuk memilih anggota DPR (29 September
hati rakyat banyak, dan aturan penghidupan
1955) dan anggota Konstituante (25
haruslah sempurna dan berbahagia bagi
rakyat kalau ia beralasan kedaulatan rakyat.” Desember 1955).
(Hatta, 1932)
Demokrasi Terpimpin dan Berakhirnya
1. PERIODE SOEKARNO (Pemilu 1955) Periode Soekarno. Pada 5 Juli 1959 Soekarno
Satu hari setelah proklamasi mengeluarkan Dekrit Presiden. UUD 1945
kemerdekaaan (18 Agustus 1945), Panitia dinyatakan sebagai Dasar Negara.
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Konstituante dan DPR hasil Pemilu
menetapkan Soekarno dan Mohammad Hatta dibubarkan diganti dengan DPR-GR. Kabinet
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI diganti dengan Kabinet Gotong Royong.
Ketua DPR, MPR, BPK dan MA diangkat Presiden pada 12 Maret 1967 dan tanggal 27
sebagai pembantu Soekarno dengan jabatan Maret 1968 Soeharto ditetapkan menjadi
menteri. Puncak kerapuhan politik Indonesia Presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS
terjadi ketika MPRS menolak Pidato (TAP MPRS No. XLIV/MPRS/1968).
Presiden Soekarno yang berjudul Nawaksara Selama 32 tahun Presiden Soeharto
pada Sidang Umum Ke-IV tanggal 22 Juni memimpin bangsa Indonesia, telah terjadi
1966. enam kali penyelenggaraan Pemilu untuk
2. PERIODE SOEHARTO (Pemilu 1971 - memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I dan
1997) DPRD Tingkat II. Pada era ini Presiden
Pasca pemerintahan Presiden Soekarno, dipilih oleh MPR.
MPRS menetapkan Soeharto sebagai Pejabat

TAHUN PEMILU PERISTIWA


1971 Pada Pemilu 1971, Orde Baru mulai meredam persaingan politik dan mengubur
pluralisme politik. Hasil Pemilu 1971 menempatkan GOLKAR sebagai
mayoritas tunggal dengan perolehan suara 62,82%, diikuti NU (18,68%), PNI
(6,93%) dan Parmusi (5,36%).
1977 - 1997 Pada Pemilu 1977, Kontestan Pemilu dari semula 10 Partai Politik menjadi 3
Partai Politik melalui Fusi 1973. NU, Parmusi, Perti dan PSII menjadi Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). PNI, Parkindo, Partai Katolik, Partai IPKI dan
Partai Murba menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Formasi kepartaian ini
(PPP, GOLKAR dan PDI) terus dipertahankan hingga Pemilu 1997. GOLKAR
sebagai mayoritas tunggal terus berlanjut pada Pemilu 1982, 1987, 1992 dan
1997. GOLKAR menjadi Partai pemenang. PPP dan PDI menempati peringkat
2 dan 3.

Persentase Perolehan Suara Peserta Pemilu 1971


Peserta Pemilu Persentase
GOLONGAN KARYA (GOLKAR) 62,82%
PARTAI NAHDLATUL ULAMA (NU) 18,68%
PARTAI NASIONAL INDONESIA - MASSA MARHAEN (PNI) 6,93%
PARTAI MUSLIMIN INDONESIA (PARMUSI) 5,36%
PARTAI SYARIKAT ISLAM INDONESIA (PSII) 2,39%
PARTAI KRISTEN INDONESIA (PARKINDO) 1,34%
PARTAI KATOLIK 1,10%
PARTAI PERGERAKAN TARBIYAH ISLAMIYAH (PERTI) 0,69%
PARTAI IKATAN PENDUKUNG KEMERDEKAAN INDONESIA (IPKI) 0,61%
PARTAI MUSYAWARAH RAKYAT BANYAK (MURBA) 0,08%

Tahun 1998, Soeharto digantikan oleh BJ. Habibie sampai diselenggarakan Pemilu berikutnya
(Sidang Istimewa MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001).
3. PERIODE REFORMASI (Pemilu 1999 - sekarang)
Pasca pemerintahan Presiden Soeharto, Wakil Presiden BJ. Habibie dilantik menjadi
Presiden RI pada tahun 1998. Pada masa pemerintahan BJ. Habibie, Pemilu yang semula
diagendakan tahun 2002 dipercepat pelaksanaannya menjadi tahun 1999.
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 1999
1) Pemilu pertama pada masa reformasi
2) Peserta: 48 Partai Politik
3) Pelaksanaan:7 Juni 1999
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
1) Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri dipilih dan ditetapkan oleh MPR RI sebagai
Presiden dan Wakil Presiden RI
2) Pasangan Abdurrahman Wahid - Megawati Soekarnoputri digantikan oleh pasangan Megawati
Soekarnoputri - Hamzah Haz (Sidang Istimewa MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI
No. II/MPR/2001)
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 2004
1) Pemilu pertama pasca perubahan amandemen UUD 1945. Terjadi perubahan:
a) Presiden dipilih secara langsung
b) Dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
c) Hadirnya Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap dan mandiri (Komisi Pemilihan
Umum)
2) Peserta: 24 Partai Politik
3) Pelaksanaan: 5 April 2004
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2004
1) Pelaksanaan: - 5 Juli 2004 (putaran I) 20 September 2004 (putaran II)
2) Peserta: 5 pasangan calon
3) Susilo Bambang aYudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI
periode 2004 - 2009
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 2009
1) Peserta: 44 Partai Politik (38 Partai Politik Nasional dan 6 Partai Lokal Aceh)
2) Pelaksanaan: 9 April 2009
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009
1) Pelaksanaan: 8 Juli 2009 (1 putaran)
2) Peserta: 3 pasangan calon
3) Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode
2009 - 2014
PEMILU ANGGOTA DPR, DPD dan DPRD TAHUN 2014
1) Peserta: 15 Partai Politik (12 Partai Politik Nasional dan 3 Partai Lokal Aceh)
2) Pelaksanaan: - 9 April 2014 (dalam negeri)
3) Maret s.d 6 April 2014 (luar negeri)
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
1) Pelaksanaan: 9 Juli 2014
2) Peserta: 2 pasangan calon
3) Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode
2014 - 2019

I. UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN penyelenggaraannya harus memenuhi


2017 TENTANG PEMILU
prinsip:
ASAS, PRINSIP, DAN TUJUAN:
a. mandiri;
1. Pasal 2
b. jujur;
Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas c. adil;
d. berkepastian hukum;
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
e. tertib;
adil. f. terbuka;
g. proporsional;
2. Pasal 3
h. profesional;
Dalam menyelenggarakan Pemilu, i. akuntabel;
j. efektif; dan
Penyelenggara Pemilu harus melaksanakan
k. efisien.
Pemilu berdasarkan pada asas sebagaimana
TUGAS, WEWENANG, DAN
dimaksud dalam Pasal 2 dan
KEWAJIBAN KPU
3. Pasal 12
a. merencanakan program dan anggaran tugas dan wewenang KPU kepada
serta menetapkan jadwal; masyarakat;
b. menyusun tata kerja KPU, KPU Provinsi, k. melakukan evaluasi dan membuat laporan
KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu;
PPLN, dan KPPSLN; dan
c. menyusun Peraturan KPU untuk setiap l. melaksanakan tugas lain dalam
tahapan Pemilu; Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan
d. mengoordinasikan, menyelenggarakan, ketentuan peraturan perundang-undangan.
mengendalikan, dan memantau semua
tahapan Pemilu; 4. Pasal 13 KPU berwenang:
e. menerima daftar Pemilih dari KPU a. menetapkan tata kerja KPU, KPU
Provinsi; Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK,
f. memutakhirkan data Pemilih berdasarkan PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN;
data Pemilu terakhir dengan b. menetapkan Peraturan KPU untuk setiap
memperhatikan data kependudukan yang tahapan Pemilu;
disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah c. menetapkan Peserta Pemilu;
dan menetapkannya sebagai daftar d. menetapkan dan mengumumkan hasil
Pemilih; rekapitulasi penghitungan suara tingkat
g. membuat berita acara dan sertifikat nasional berdasarkan hasil rekapitulasi
rekapitulasi hasil penghitungan suara serta penghitungan suara di KPU Provinsi
wajib menyerahkannya kepada saksi untuk Pemilu Presiden dan Wakil
Peserta Pemilu dan Bawaslu; Presiden dan untuk Pemilu anggota DPR
h. mengumumkan calon anggota DPR, calon serta hasil rekapitulasi penghitungan suara
anggota DPD, dan Pasangan Calon di setiap KPU Provinsi untuk Pemilu
terpilih serta membuat berita acaranya; anggota DPD dengan membuat berita
i. menindaklanjuti dengan segera putusan acara penghitungan suara dan sertifikat
Bawaslu atas temuan dan laporan adanya hasil penghitungan suara;
dugaan pelanggaran atau sengketa Pemilu; e. menerbitkan keputusan KPU untuk
j. menyosialisasikan Penyelenggaraan mengesahkan hasil Pemilu dan
Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan mengumumkannya;
f. menetapkan dan mengumumkan l. dan melaksanakan wewenang lain dalam
perolehan jumlah kursi anggota DPR, Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan
anggota DPRD provinsi, dan anggota ketentuan peraturan perundang-undangan.
DPRD kabupaten/kota untuk setiap Partai
Politik Peserta Pemilu anggota DPR, 5. Pasal 14 KPU berkewajiban:
anggota DPRD provinsi, dan anggota a. melaksanakan semua tahapan
DPRD kabupaten/kota; Penyelenggaraan Pemilu secara tepat
g. menetapkan standar serta kebutuhan waktu;
pengadaan dan pendistribusian b. memperlakukan Peserta Pemilu secara
perlengkapan; adil dan setara;
h. membentuk KPU Provinsi, KPU c. menyampaikan semua informasi
Kabupaten/Kota, dan PPLN; Penyelenggaraan Pemilu kepada
i. mengangkat, membina, dan masyarakat;
memberhentikan anggota KPU Provinsi, d. melaporkan pertanggungjawaban
anggota KPU Kabupaten/Kota, dan penggunaan anggaran sesuai dengan
anggota PPLN; ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. menjatuhkan sanksi administratif dan/atau e. mengelola, memelihara, dan merawat
menonaktifkan sementara anggota KPU arsip/dokumen serta melaksanakan
Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, penyusutannya berdasarkan jadwal retensi
anggota PPLN, anggota KPPSLN, dan arsip yang disusun oleh KPU dan lembaga
Sekretaris Jenderal KPU yang terbukti pemerintah yang menyelenggarakan
melakukan Tindakan yang mengakibatkan urusan arsip nasional atau yang disebut
terganggunya tahapan Penyelenggaraan dengan nama Arsip Nasional Republik
Pemilu yang sedang berlangsung Indonesia;
berdasarkan putusan Bawaslu dan/atau f. mengelola barang inventaris KPU sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan; dengan ketentuan peraturan perundang-
k. menetapkan kantor akuntan publik untuk undangan;
mengaudit dana Kampanye Pemilu dan g. menyampaikan laporan periodik
mengumumkan laporan sumbangan dana mengenai tahapan Penyelenggaraan
Kampanye Pemilu; Pemilu kepada Presiden dan DPR dengan
tembusan kepada Bawaslu;
h. membuat berita acara pada setiap rapat b. berhalangan tetap sehingga tidak
pleno KPU yang ditandatangani oleh mampu melaksanakan tugas, dan
ketua dan anggota KPU; kewajiban; atau
i. menyampaikan laporan Penyelenggaraan c. diberhentikan dengan tidak hormat.
Pemilu kepada Presiden dan DPR dengan 2) Anggota KPU, KPU Provinsi, dan
tembusan kepada Bawaslu paling lambat KPU Kabupaten/Kota diberhentikan
30 (tiga puluh) hari setelah pengucapan dengan tidak hormat sebagaimana
sumpah/janji pejabat; dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila:
j. melaksanakan putusan Bawaslu mengenai a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai
sanksi atas pelanggaran administratif dan anggota KPU, KPU Provinsi, dan
sengketa proses Pemilu; KPU Kabupaten/Kota;
k. menyediakan data hasil Pemilu secara b. melanggar sumpah/janji jabatan
nasional; dan/atau kode etik;
l. melakukan pemutakhiran dan memelihara c. tidak dapat melaksanakan tugas dan
data pemilih secara berkelanjutan dengan kewajiban selama 3 (tiga) bulan
memperhatikan data kependudukan sesuai secara berturut-turut tanpa alasan
ketentuan peraturan perundangundangan; yang sah;
m. melaksanakan putusan DKPP; dan d. dipidana penjara berdasarkan
n. melaksanakan kewajiban lain sesuai putusan pengadilan yang telah
dengan ketentuan peraturan perundang- memperoleh kekuatan hukum tetap
undangan. karena melakukan tindak pidana
Pemilu dan tindak pidana lainnya;
6. Tugas, wewenang dan kewajiban KPU e. tidak menghadiri rapat pleno yang
Provinsi Pasal 15,16, 17 menjadi tugas dan kewajibannya
7. Tugas,wewenang dan kewajiban KPU selama 3 (tiga) kali berturut-turut
Kabupaten/Kota Pasal 18,19, 20 tanpa alasan yang jelas; atau
8. Pemberhentian Anggota KPU Pasal 37 f. melakukan perbuatan yang terbukti
1) Anggota KPU, KPU Provinsi, dan menghambat KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota berhenti dan KPU Kabupaten/Kota dalam
antarwaktu karena: mengambil keputusan dan
a. meninggal dunia;
penetapan sebagaimana ketentuan
9. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban
peraturan perundang-undangan.
Pasal 93, Bawaslu bertugas:
3) Pemberhentian anggota yang telah
a. menyusun standar tata laksana
memenuhi ketentuan sebagaimana
pengawasan Penyelenggaraan Pemilu
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
untuk pengawas Pemilu di setiap
dilakukan dengan ketentuan:
tingkatan;
a. anggota KPU diberhentikan oleh
b. melakukan pencegahan dan penindakan
Presiden;
terhadap:
b. anggota KPU Provinsi
1) pelanggaran Pemilu; dan
diberhentikan oleh KPU; dan
2) sengketa proses Pemilu;
c. anggota KPU Kabupaten/Kota
c. mengawasi persiapan Penyelenggaraan
diberhentikan oleh KPU.
Pemilu, yang terdiri atas:
4) Penggantian antarwaktu anggota KPU,
1) perencanaan dan penetapan jadwal
KPU Provinsi, atau KPU
tahapan Pemilu;
Kabupaten/Kota yang berhenti
2) perencanaan pengadaan logistik oleh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
KPU;
dilakukan dengan ketentuan:
3) sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu;
a. anggota KPU digantikan oleh calon
dan
anggota KPU urutan peringkat
4) pelaksanaan persiapan lainnya dalam
berikutnya dari hasil pemilihan yang
Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan
dilakukan oleh DPR;
ketentuan peraturan
b. anggota KPU Provinsi digantikan
perundangundangan;
oleh calon anggota KPU Provinsi
d. mengawasi pelaksanaan tahapan
urutan peringkat berikutnya dari
Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri
hasil pemilihan yang dilakukan oleh
atas:
KPU; dan
1) pemutakhiran data pemilih dan
c. anggota KPU Kabupaten/Kota
penetapan daftar pemilih sementara
digantikan oleh calon anggota KPU
serta daftar pemilih tetap;
Kabupaten/Kota urutan peringkat
2) penataan dan penetapan daerah
berikutnya dari hasil pemilihan yang
pemilihan DPRD kabupaten/kota;
dilakukan oleh KPU.
3) penetapan Peserta Pemilu; g. mengawasi pelaksanaan
4) pencalonan sampai dengan penetapan putusan/keputusan, yang terdiri atas:
Pasangan Calon, calon anggota DPR, 1) putusan DKPP;
calon anggota DPD, dan calon anggota 2) putusan pengadilan mengenai
DPRD sesuai dengan ketentuan pelanggaran dan sengketa Pemilu;
peraturan perundang-undangan; 3) putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu
5) pelaksanaan kampanye dan dana Provinsi, dan Bawaslu
kampanye; Kabupaten/Kota;
6) pengadaan logistik Pemilu dan 4) keputusan KPU, KPU Provinsi, dan
pendistribusiannya; KPU Kabupaten/Kota; dan
7) pelaksanaan pemungutan suara dan 5) keputusan pejabat yang berwenang atas
penghitungan suara hasil Pemilu di pelanggaran netralitas aparatur sipil
TPS; negara, netralitas anggota Tentara
8) pergerakan surat suara, berita acara Nasional Indonesia, dan netralitas
penghitungan suara, dan sertifikat hasil anggota Kepolisian Republik
penghitungan suara dari tingkat TPS Indonesia;
sampai ke PPK; h. menyampaikan dugaan pelanggaran kode
9) rekapitulasi hasil penghitungan etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP;
perolehan suara di PPK, KPU i. menyampaikan dugaan tindak pidana
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan Pemilu kepada Gakkumdu;
KPU; j. mengelola, memelihara, dan merawat
10) pelaksanaan penghitungan dan arsip serta melaksanakan penyusutannya
pemungutan suara ulang, Pemilu berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai
lanjutan, dan Pemilu susulan; dan dengan ketentuan peraturan
11) penetapan hasil Pemilu; perundangundangan;
e. mencegah terjadinya praktik politik uang; k. mengevaluasi pengawasan Pemilu;
f. mengawasi netralitas aparatur sipil l. mengawasi pelaksanaan Peraturan KPU;
negara, netralitas anggota Tentara dan
Nasional Indonesia, dan netralitas anggota m. melaksanakan tugas lain sesuai dengan
Kepolisian Republik Indonesia; ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Pasal 95 Bawaslu berwenang: kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu,
a. menerima dan menindaklanjuti laporan dan sengketa proses Pemilu;
yang berkaitan dengan dugaan adanya h. mengoreksi putusan dan rekomendasi
pelanggaran terhadap pelaksanaan Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
peraturan perundang-undangan yang Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang
mengatur mengenai Pemilu; bertentangan dengan ketentuan peraturan
b. memeriksa, mengkaji, dan memutus perundangundangan;
pelanggaran administrasi Pemilu; i. membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu
c. memeriksa, mengkaji, dan memutus Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN;
pelanggaran politik uang; j. mengangkat, membina, dan
d. menerima, memeriksa, memediasi atau memberhentikan anggota Bawaslu
mengadjudikasi, dan memutus Provinsi, anggota Bawaslu
penyelesaian sengketa proses Pemilu; Kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu
e. merekomendasikan kepada instansi yang LN; dan
bersangkutan mengenai hasil pengawasan k. melaksanakan wewenang lain sesuai
terhadap netralitas aparatur sipil negara, dengan ketentuan peraturan perundang-
netralitas anggota Tentara Nasional undangan.
Indonesia, dan netralitas anggota
Kepolisian Republik Indonesia;
f. mengambil alih sementara tugas, 11. Pasal 96 Bawaslu berkewajiban:
wewenang, dan kewajiban Bawaslu a. bersikap adil dalam menjalankan tugas
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota dan wewenang;
secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi b. melakukan pembinaan dan pengawasan
dan Bawaslu Kabupaten/Kota terhadap pelaksanaan tugas Pengawas
berhalangan sementara akibat dikenai Pemilu pada semua tingkatan;
sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan c. menyampaikan laporan hasil pengawasan
ketentuan peraturan perundang-undangan; kepada Presiden dan DPR sesuai dengan
g. meminta bahan keterangan yang tahapan Pemilu secara periodic dan/atau
dibutuhkan kepada pihak terkait dalam berdasarkan kebutuhan;
rangka pencegahan dan penindakan d. mengawasi pemutakhiran dan
pelanggaran administrasi, pelanggaran pemeliharaan data pemilih secara
berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU 5) Anggota DKPP yang berasal dari tokoh
dengan memperhatikan data masyarakat sebagaimana dimaksud pada
kependudukan sesuai dengan ketentuan ayat (4) huruf c diusulkan oleh Presiden
peraturan perundang-undangan; dan sebanyak 2 (dua) orang dan diusulkan oleh
e. melaksanakan kewajiban lain sesuai DPR sebanyak 3 (tiga) orang.
dengan ketentuan peraturan perundang- 6) Usul keanggotaan DKPP dari setiap unsur
undangan. diajukan kepada Presiden.

12. BAB III DKPP Pasal 155 13. Prinsip Penyusunan Daerah Pemilihan
1) DKPP bersifat tetap dan berkedudukan di Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
ibu kota negara. DPRD Kabupaten/Kota Pasal 185
2) DKPP dibentuk untuk memeriksa dan Penyusunan daerah pemilihan anggota DPR,
memutus aduan dan/atau laporan adanya DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
dugaan pelanggaran kode etik yang memperhatikan prinsip:
dilakukan oleh anggota KPU, anggota a. kesetaraan nilai suara;
KPU Provinsi, anggota KPU b. ketaatan pada sistem Pemilu yang
Kabupaten/Kota, anggota Bawaslu, proporsional;
anggota Bawaslu Provinsi dan anggota c. proporsionalitas;
Bawaslu Kabupaten/Kota. d. integralitas wilayah;
3) DKPP dibentuk paling lama 2 (dua) bulan e. berada dalam cakupan wilayah yang
sejak anggota KPU dan anggota Bawaslu sama;
mengucapkan sumpah/janji. f. kohesivitas; dan
4) DKPP sebagaimana dimaksud pada ayat g. kesinambungan.
(1) berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri
atas: 14. Pasal 186
a. 1 (satu) orang ex officio dari unsur Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan
KPU; sebanyak 575 (lima ratus tujuh puluh lima).
b. (satu) orang ex officio dari unsur
Bawaslu; dan 15. Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan
c. 5 (lima) orang tokoh masyarakat. Anggota DPRD Provinsi. Pasal 188
1) Jumlah kursi DPRD provinsi ditetapkan f. provinsi dengan jumlah Penduduk
paling sedikit 35 (tiga puluh lima) dan lebih dari 9.000.000 (sembilan juta)
paling banyak 120 (seratus dua puluh). orang sampai dengan 11.000.000
2) Jumlah kursi DPRD provinsi sebagaimana (sebelas juta) orang memperoleh
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada alokasi 85 (delapan puluh lima) kursi;
jumlah Penduduk provinsi yang g. provinsi dengan jumlah Penduduk
bersangkutan dengan ketentuan: lebih dari 11.000.000 (sebelas juta)
a. provinsi dengan jumlah Penduduk orang sampai dengan 20.000.000 (dua
sampai dengan 1.000.000 (satu juta) puluh juta) orang memperoleh alokasi
orang memperoleh alokasi 35 (tiga 100 (seratus) kursi; dan
puluh lima) kursi; h. provinsi dengan jumlah Penduduk
b. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 20.000.000 (dua puluh juta)
lebih dari 1.000.000 (satu juta) orang orang memperoleh alokasi 120
sampai dengan 3.000.000 (tiga juta) (serratus dua puluh) kursi.
orang memperoleh alokasi 45 (empat
puluh lima) kursi; 16. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara
c. provinsi dengan jumlah Penduduk Pemilu, Pasal 456
lebih dari 3.000.000 (tiga juta) orang Pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu
sampai dengan 5.000.000 (lima juta) merupakan pelanggaran terhadap etika
orang memperoleh alokasi 55 (lima Penyelenggara Pemilu yang berdasarkan
puluh lima) kursi; sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan
d. provinsi dengan jumlah Penduduk tugas sebagai Penyelenggara Pemilu.
lebih dari 5.000.000 (lima juta) orang
sampai dengan 7.000.000 (tujuh juta) 17. Pasal 457
orang memperoleh alokasi 65 (enam 1) Pelanggaran kode etik Penyelenggara
puluh lima) kursi; Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
e. provinsi dengan jumlah Penduduk Pasal 456 diselesaikan oleh DKPP.
lebih dari 7.000.000 (tujuh juta) orang 2) Pelanggaran kode etik PPLN, KPPSLN,
sampai dengan 9.000.000 (Sembilan dan Panwaslu LN diselesaikan oleh
juta) orang memperoleh alokasi 75 DKPP.
(tujuh puluh lima) kursi;
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai 14. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
penyelesaian pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dalam Peraturan DKPP.

UUD 1945
Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden,
Anggota DPR, Anggota DPD, serta anggota
DPRD diselenggarakan berlandaskan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap lima tahun sekali.

Partai politik peserta pemilu tahun 2019


1. Partai Amanat Nasional (PAN)
2. Partai Berkarya
3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP)
4. Partai Demokrat
5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
6. Partai Gerakan Perubahan Indonesia
(Garuda)
7. Partai Golongan Karya (Golkar)
8. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
9. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
10. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
11. Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
12. Partai Persatuan Indonesia (Perindo)
13. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Anda mungkin juga menyukai