LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Reza
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Reza
Pd
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Hasil Wawancara :
1. Ketersediaan buku
yang masih kurang di
sekolah.
2. Fasilitas perpustakaan
dan pojok baca belum
mendukung.
3. Kurangnya motivasi
dari orang tua, guru
dan lingkungan kepada
anak untuk
meningkatkan minat
baca.
4. Ketergantungan siswa
pada gadget
(handphone) untuk
mencari informasi.
Hasil Wawancara :
1. Siswa memiliki ke-
mampuan awal yang
merupakan kemampu-
an prasayarat suatu
materi yang akan
dipelajari.
2. Ingatan siswa terhadap
bahan pelajaran
sebelumnya cukup
rendah.
3. Kurangnya minat baca
pada anak
4. Pembelajaran daring
selama Covid-19
menjadi penyebab
kurang berhasilnya
siswa dalam
pembelajaran
sebelumnya.
Hasil Wawancara :
1. Kurangnya perhatian
orang tua siswa
tentang pendidikan
anaknya di sekolah
2. Kesibukan dalam
kegiatan ekonomi,
menyebabkan
kurangnya waktu
orang tua untuk
sekedar mengetahui
perkembangan
anaknya di sekolah.
3. Orang tua selalu
menutup diri jika guru
mau berkomunikasi
tentang anaknya,
terutama mengenai
hal-hal negatif
perkembangan
anaknya.
4 Dalam kegiatan Hasil Kajian Literatur : Hasil analisis eksplorasi
pembelajaran, siswa Masalah :
cenderung pasif dan tidak Menurut Uno (2013:106) 1. Kegiatan belajar
pembelajaran aktif merupakan
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dimana mengajar masih
pembelajaran. Hal ini model seorang guru harus mampu didominasi oleh guru.
pembelajaran yang dilakukan menciptakan suasana agar 2. Keaktifan siswa
masih bersifat klasik. Oleh siswa aktif bertanya, dalam mengikuti
karena itu, saya memilih mempertanyakan, dan pembelajaran masih
mengemukakan gagasannya.
model pembelajaran Dalam pembelajaran secara rendah, seperti
kooperatif (pembelajaran aktif, anak didik tidak hanya rendahnya siswa
berkelompok) untuk sekedar mendengarkan dalam menanggapi
memancing keaktifan siswa. penjelasan dari guru, namun materi yang
perlu dituntut pula untuk aktif disampaikan guru,
belajar seperti membaca,
menulis, dan berdiskusi untuk
tidak mencatat, dan
memecahkan suatu masalah, kurang mengajukan
dan peran guru hanyalah saran atau pendapat
membimbing sekaligus yang lain.
mengarahkan. Aktivitas belajar 3. Dengan pembelajaran
di dalam kelas tersebut akan kooperatif (pembelajaran
terwujud apabila terjadi kelompok) siswa
interaksi antar warga kelas. teramati lebih aktif
mengikuti pembelajaran.
Menurut Effandi Zakaria
(dalam Isjoni, 2012 : 21),
”Pembelajaran kooperatif
dirancang bagi tujuan
melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran
menelusuri perbincangan
dengan rekan-rekan dalam
kelompok kecil.”
Hasil Wawancara :
1. Keaktifan siswa dalam
mengikuti
pembelajaran masih
rendah, seperti
rendahnya siswa
dalam menanggapi
materi yang
disampaikan guru,
tidak mencatat, dan
kurang mengajukan
saran atau pendapat
yang lain.
2. Kegiatan belajar
mengajar masih
didominasi oleh guru.
3. Dengan pembelajaran
kooperatif
(pembelajaran
kelompok) siswa
teramati lebih aktif
mengikuti
pembelajaran.
5 Pembelajaran dikelas belum Hasil Kajian Literatur : 1. Siswa cenderung
berbasis HOTS belum bernalar kritis
Menurut Thomas & Thorne dan lebih siap
(Ridwan, Pembelajaran
Berbasis HOTS., 3) HOTS
menerima
merupakan “cara berpikir yang pembelajaran
lebih tinggi daripada daripada harus
menghafalkan fakta, berpikir sendiri
mengemukakan fakta, atau mengeksplorasi
menerapkan peraturan, pembelajaran.
rumus, dan prosedur”. 2. Siswa terbiasa
Pendapat ini sependapat melaksanakan
dengan Onosko & pembelajaran
Newman, HOTS berdasarkan perintah
merupakan “ non guru bukan inisiatif
algoritmik dan sebagai atau ide sendiri.
potensi penggunaan 3. Guru cenderung
pikiran untuk menghadapi belum
tantangan baru.yang memaksimalkan
belum pernah dipikirkan dalam menstimulus
siswa sebelumnya”.10 siswa untuk berpikir
menurut Underbakke, tinggi baik dalam
“HOTS juga disebut proses pembelajaran
kemampuan berpikir maupun dalam
strategis yang merupakan evaluasi
kemampuan mengguna- pembelajaran.
kan informasi untuk
menyelesaikan masalah,
menganalisa argumen,
negosiasi isu, atau
membuat prediksi”
Hasil Wawancara :
1. Siswa cenderung
belum bernalar kritis
dan lebih siap
menerima
pembelajaran daripada
harus berpikir sendiri
mengeksplorasi
pembelajaran.
2. Siswa terbiasa
melaksanakan
pembelajaran
berdasarkan perintah
guru bukan inisiatif
atau ide sendiri.
3. Guru cenderung belum
memaksimalkan dalam
menstimulus siswa
untuk berpikir tinggi
baik dalam proses
pembelajaran maupun
dalam evaluasi
pembelajaran.
Hasil Wawancara :
1. Kurang tersedianya
sarana dan prasarana
TIK untuk pembelajar-
an di sekolah.
2. Kurangnya
keterampilan guru da-
lam mengoperasikan
perangkat TIK untuk
pembelajaran.