Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL MENGENAI PERBEDAAN PELAYANAN

ASUHAN KEBIDANAN JAMAN DULU DAN SEKARANG

NAMA : JALMIN BELASA

NIM : 22224013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI

2022/2023
Membaca sejarah praktek pertolongan persalinan dari tahun ke tahun membuat kita
semakin tahu perkembangan dari tahun ke tahun proses persalinan dan pertolongannya.
Banyak perubahan yang terjadi dalam praktek persalinan, ada yang bagus, namun ada juga
yang tidak bagus.

Saaat ini ketakutan terhadap kematian pada saat melahirkan sudah sangat berkurang,
sebagian besar ibu-ibu di jaman sekarang mampu melewati proses persalinan dnegan
keadaan sehat, demikian juga bayinya, walaupun angka kematian ibu dan bayi di indonesia
masih tinggi, namun secara global juamlahnya sudaha sangat berkurang dibanding dahulu.

Apalagi pendukung dunia kedokteran masa kini menyatakan bahwa sekarang ini para
ibu dapat melahirkan dengan lebih aman, namun beberapa kelompok yang tidak sependapat
menyatakan bahwa sekarang ini justru semakin buruk keadaannya mengingat lebih dari 25%
ibu melahirkan secara Caesar, yang resikonya lebih besar. Bahkan di Indoenesia terutama di
Kota besar, Caesar menjadi trend.

A. Cara Persalinan Zaman Dahulu secara Normal

Cara persalinan zaman dahulu berbeda dengan yang dilakuan di Eropa. Di sana, ibu
melahirkan dengan posisi berdiri sambil memegang sesuatu (bisa pintu, besi beton atau
sebagainya). Kaki ibu akan diregangkan semaksimal mungkin untuk memberikan ruang yang
luas untuk proses keluarnya bayi. Di bagian bawah akan disediakan bantal untuk menopang
sang bayi ketika keluar. Untuk sebagian masyarakat, posisi melahirkan semacam ini juga
masih sering dilakukan untuk mengatasi rasa sakit saat melahirkan.
Ada juga alat yang digunakan jika bayi susah kaluar. Alat tersebut semacam
dongkrak yang disimpan di antara selangkangan ibu yang akan melahirkan. Dongkrak ini
dimaksudkan agar dokter bisa memasukkan tangan ke dalam kemaluan ibu yang melahirkan
dan mengambil sang bayi. Cara ni memang sangat menyakitkan, maka tak heran jika banyak
ibu melahirkan yang hingga mengalami patah tulang selangkangan.

Cara persalinan zaman dahulu memang terdengar “lebih menyakitkan” dari pada
persalinan zaman sekarang. Oleh karena itu, ibu-ibu bersalin yang ada sekarang ini patut
bersyukur karena tidak hidup di zaman seperti itu. Saat ini banyak metode yang bisa dipilih
untuk mengatasi rasa sakit saat melahirkan. Jadi, ibu bersalin tidak usah lagi takut merasakan
sakit yang sangat saat melahirkan.
1. Contoh Persalinan Zaman Dahulu ada dua yaitu
a) Posisi Melahirkan Berdiri
Pada proses melahirkan dalam posisi berdiri ini, ibu akan berdiri sambil
memegang sesuatu yang bisa dijadikan pegangan dan kuat. Di bawah badan ibu
bersalin akan diberi bantal untuk menopang bayi ketika lahir.

b) Setengah Jongkok
Sedangkan jika dilakukan dengan posisi jongkok, ibu akan berjongkok sambil
memegang sesuatu yang kuta seperti pegangan pintu, kursi, dan sebagainya. Posisi
kaki harus benar-benar lurus untuk memudahkan persalinan.

 Keuntungan
Kedua posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi bumi sehingga ibu tidak terlalu
banyak mengeluarkan tenaga. Keuntungan lain dari kedua posisi ini yaitu
memudahkan bayi menuju jalan lahir sehingga akan mempercepat kemajuan
pembukan persalinan, membantu pengosongan kandung kemih, serta mengurangi
rasa sakit saat persalinan.

 kekurangan

Hanya saja, kedua posisi ini memiliki kekurangan yaitu cepatnya bayi meluncur ke
bawah sehingga dokter atau bidan harus siap tanggap. Inilah alasannya mengapa di bawah ibu
bersalin diberi bantalan. Selain itu, penolong persalinan juga sulit memeriksa pembukaan
persalinan sehingga penolong persalinan tidak mengetahui dengan pasti sudah mencapai
pembukaan berapa ibu bersalin.

Dan posisi melahirkan seperti ini bisa dilakukan di rumah atau di rumah sakit. Hanya
saja, di rumah sakit masih jarang dilakukan persalinan dengan posisi berdiri karena hingga
kini di rumah sakit masih dilakukan persalinan dengan cara litotomi atau terlentang.

Kelahiran yang bermasalah mungkin adalah nomor satu penyebab kematian ibu
melahirkan, sebelumnya ke 1600-an.Dengan penemuan forsep, maka tingkat kelangsungan
hidup ibu dan bayi saat melahirkan meningkat. Forcep diciptakan oleh William Chaberlen,
Penggunaan forsep benar-benar dirintis oleh William Smellie (1697-1763), ia adalah seorang
dokter kedokteran keluarga di Skotlandia. Dia meninggalkan Skotlandia pada 1739 untuk
belajar di London dan Paris. Dia kembali ke London dan mendirikan sebuah sekolah
kebidanan.
1697-1763: William Smellie menawarkan perawatan gratis untuk perempuan miskin,
sehingga dapata melahirkan secara klinis sebagai bahan materi mengajar, karena dia
mempunyai sekolah kebidanan. 1894: klinik pertama caesar (SC) adi buka di Boston

A. Cara Persalinan Zaman sekarang secara SC

Pada banyak negara, termasuk di Indonesia, wanita hamil memiliki kebebasan untuk
menentukan metode melahirkan bayinya. Bagi pasien yang ingin memiliki sectio caesarea
(SC), harus berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter, sehingga mendapat penjelasan tentang
pilihan metode melahirkan, cara mengatasi ketakutan terhadap rasa nyeri saat melahirkan,
gambaran proses kelahiran, serta penjelasan akan hak wanita hamil menentukan cara
melahirkan
Secara umum, tindakan SC atas permintaan pasien berkaitan dengan lebih banyak
risiko yang berpotensi merugikan pasien, dibanding memberikan manfaat, terutama jika
dibandingkan dengan persalinan per vaginam

 Persalinan Berikutnya pada Pasien Sectio Caesarea (VBAC)

Dahulu, pasien dengan riwayat SC disarankan untuk melakukan SC lagi untuk


persalinan selanjutnya. Namun, saat ini sudah tidak demikian. Sekitar 60–80% wanita dengan
riwayat SC berhasil melahirkan per vaginam pada persalinan berikutnya atau dikenal juga
dengan vaginal birth after caesarean (VBAC). Perlu diperhatikan, wanita yang melakukan
VBAC memiliki risiko kurang dari 1% untuk mengalami ruptur uteri

Operasi sectio caesarea (SC) pada indikasi-indikasi di atas dapat dilakukan secara
elektif ataupun emergensi, berdasarkan kategori tingkat urgensinya. Studi menunjukkan
bahwa melakukan SC dengan indikasi secara terencana (elektif) memberikan dampak lebih
baik secara psikologis terhadap ibu. Meski demikian, penting untuk melakukan SC hanya atas
indikasi medis yang tepat.

 Klasifikasi

Operasi sectio caesarea (SC) secara umum dibedakan menjadi primer dan sekunder. SC
primer merupakan tindakan yang dilakukan pertama kali, sedangkan SC sekunder merupakan
tindakan SC dengan riwayat SC sebelumnya.
Berdasarkan tingkat urgensinya, sectio caesarea (SC) dapat dibedakan menjadi SC cito
dan elektif. Hanya 1% kehamilan yang memerlukan SC cito, yaitu SC yang dilakukan setelah
proses persalinan dimulai. Sedangkan SC elektif adalah tindakan SC terencana yang
dilakukan sebelum proses persalinan dimulai. Operasi SC emergensi dibagi ke dalam 3
kategori, yaitu:

 Kategori 1: Gawat janin atau gawat ibu yang membahayakan nyawa


 Kategori 2: Kegawatan janin atau ibu yang tidak membahayakan nyawa
 Kategori 3: Tidak ada tanda gawat janin atau gawat ibu, tetapi dibutuhkan
persalinan
 Kategori 4: Waktu persalinan disesuaikan dengan pasien atau dokter

Tingkat urgensi sectio caesarea (SC) akan menentukan waktu tindakan harus dilakukan.
Persalinan yang termasuk ke dalam kategori 1 dan 2 perlu mendapatkan penanganan dengan
SC secepatnya. Tindakan SC harus dilakukan segera setelah diagnosis dibuat, yaitu dalam
kurun waktu 30 menit pada kategori 1 dan dalam 75 menit pada kategori 2

Anda mungkin juga menyukai