Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 03

ASAS-ASAS MANAGEMEN
Tutor : Arie Ambarwati

Disusun : Nurlia
042181135

FAKULTAS ILMU SOSIAL HUKUM POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Pengawasan dan pengendalian seringkali diartikan sama,
namun pada hakikatnya ada titik perbedaan diantara keduanya.
Coba berikan penjelasan sesuai dengan pemahaman Saudara?
Pada dasarnya pengawasan dan pengendalian memiliki definisi dasar yang sama
yaitu sebuah kegiatan yang mampu menentukan hasil atau tujuan akhir pada
kegiatan organisasi. Pengawasan adalah bentuk kegiatan pemimpin dalam bentuk
pengendalianyang bertujuan agar aktivitas dalam organisasi mampu berjalan
konsisten dengan efektif dan efiseien serta sistematis.
Pengawasan secara karakteristik merupakan sebuah upaya yang memberdayakan
sumber daya yang ada pada organisasi sesuai dengan perencanaan tujuan
sebelumnya dilaksanakan dengan system atau budaya yang telah ditenntukan oleh
organisasi agar tercapainya secara efektif dan efisien.
Pengawasan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung untuk bisa
memastikan bahwa proses aturan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan
lancar atau tidak. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial,
sebaik apapun pekerjaan yang dilaksanakan tanpa adanya pengawasan tidak dapat
dikatakan berhasil. Pengawasan yang berhubungan dengan tindakan atau usaha
penyelamatan jalannya perusahaan kearah tujuan yang diinginkan yakni tujuan
yang telah direncanakan.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode
akuntanis manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta
mengevaluasi kinerja perusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen berusaha
untuk mengarahkan berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua sumunit
agar mengarah pada tujuan organisasi dan tujuan para manajernya
Dasar dari sebuah pengawasan atau pengendalian adalah proses perencanaan. Hasil
dari sebuah perencanaan adalah misi, objektif, atau anggaran operasional yang
secara keseluruhan akan disertai oleh sistem pengenfalian. Sebuah sistem
pengendalian manajemen yang baik seharusnya dapat membantu dalam proses
pembuatan keputusan dan memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi
agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian
manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level, anggaran,
evaluasi kinerja dan lotivasi karyawan.

2. Pengawasan dilakukan dalam organisasi dengan tujuan untuk


menghindari kemungkinan-kemungkinan dilakukannya tindakan
yang tidak sesuai dengan tuntutan organisasi. Dengan demikian
agar tujuan organisasi tercapai, maka harus dilakukan
pengawasan yang efektif. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang
dilakukan agar pengawasan dalam organisasi menjadi efektif!
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-
tujuan organisasi dan manajemen tercapai dengan efektif. Ini berkenaan dengan
cara-cara membuat kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini
menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan. Langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah
perencanaan, penepatan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan.
Karena kadang-kadang sulit untuk membedakan antara rencana, standar atau apa
itu pengawasan, maka perlu dipahami terlebih dahulu pengertian-pengertian tujuan
sasaran, prosedur, dan sebagainya. Pengawasan membantu penilaian apakah
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan telah
dilaksanakan secara efektif, serta fungsi pengawasan itu sendiri harus diawasi.
Syarat pengawasan untuk menjalakan organisasi yang lebih efektif
Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria semakin efektif sistem pengawasan.
Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif dapat lebih diperinci sebagai
berikut :
1. Akurasi pengawasan dengan perencanaan dan posisi
Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat, teknik dan system
pengawasan bisa seimbang dengan perencanaan yang sudah direncanakan atau
disusun. Data yang tidak akurat dari sistem pengawasan dapat menyebabkan
organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan
masalah yang sebenarnya tidak ada.
2. Menyesuaikan cara pengawasan dengan kebutuhan seorang pemimpin
Seorang pemimpin harus mampu bisa beradatapsi secara personal karena ini
bertujuan untuk menjalankan fungsi pengawasan yang lebih efektif.
3. Memastikan bahwa pengawasan khusus pada titik krisis
Terpusat pada titik-titik pengawasan strategik. Sistem pengawasan harus
memusatkan perhatian pada bidang-bidang dimana penyimpangan-penyimpangan
dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling
fatal. Jika terjadi sebuah penyimpangan dalam organisasi tersebut maka seorang
pemimpin bisa memusatkan perhatian pada titik tertentu yang dihasilkan oleh
perencanaan sebelumnya agar mampu mendeteksi bagian yang perlu diperhatikan
khusus.
4. Objektivitas pengawasan
Sebuah pengawasan tidak dilakukan secara subjektif karena itu akan menimbulkan
sebuah judgement yang membuat tidak akurat untuk menjelaskan bagaimana
patokan pengawasan kinerja.
5. Menjamin fleksibilitas pengawasan
Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau
reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.
6. Mencapai keekonomian pengawasan
Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling tidak sama,
dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak
ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-
kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu
komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi.
Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung
oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan
seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan
secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik
menjadi lebih baik lagi.
3. Untuk mampu mengelola organisasi dibutuhkan sejumlah
ketrampilan yang kemudian dikenal dengan ketrampilan
manajerial. Sebutkan dan jelaskan 3 keterampilan manajerial
yang harus dimiliki oleh pimpinan!
Katz dan Starrat (1979) menyatakan terdapat tiga macam keterampilan manajerial
yang harus dikuasai oleh seseorang pemimpin yaitu keterampilan konseptual,
keterampilan teknikal dan keterampilan hubungan manusia. Pertama, keterampilan
konseptual yaitu kemampuan untuk memandang dan memahami suatu persoalan,
suatu isu atau organisasi secara keseluruhan dan mengkoordinasikan serta
memadukan semua bagian-bagiannya yang saling terkait untuk kepentingan atau
kegiatan organisasi. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan
dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial, meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, pendelegasian, pengontrolan, evaluasi dan pemecahan masalah.
Secara teori, konsep ini sangat sederhana namun banyak manajer dan supervisor
yang belum bisa membedakan antara keterampilan teknis dan keterampilan
konseptual. Demikian halnya dalam organisasi, seorang manajer yang memiliki
keterampilan konseptual yang baik, akan mampu berfikir jauh ke depan dan dapat
menjelaskan kemampuan individu dalam organisasi dalam berbagai fungsi
manajerial seperti pengambilan keputusan, penyelesaian konflik dan problem yang
kompleks, penyusunan strategi dan kebijakan.
Kedua, keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan
pengetahuan, metode, atau teknik spesifik dalam bidang spesialisasi tertentu.
Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan aktivitas
pekerjaan yang berhubungan dengan bidang khusus atau pekerjaan tertentu.
Keterampilan teknis biasanya lebih banyak berhubungan dengan keahlian tangan
atau fisik lainnya, namun ada juga beberapa keahlian non-fisik yang bersifat teknis,
seperti keahlian teknis bagi seorang akuntan dan salesman. Artinya kemampuan
individu yang lebih bersifat keahlian khusus teknis operasional seperti
mengoperasikan alat-alat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif.
Kemampuan dan keahlian itu bagi peningkatan efektivitas organisasi diberbagai
level harus selalu ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sejalan
dengan perubahan yang dihadapi.
Ketiga, keterampilan sosial yaitu keterampilan mengelola diri sendiri dan
bersosialisasi dengan orang lain yang didasarkan pada nilai-nilai yang dianut
dalam kehidupan seseorang, termasuk didalamnya tentang pola pikir (mindset),
sistem kepercayaan (belief system), kematangan emosi (emotional maturity) dan
kepercayaan diri (self confidence) seseorang. Soft-skill bersifat intangible,
kecakapannya tidak bisa diukur tapi pengaruhnya dapat dirasakan, dan kadar
kualitasnya bisa disadari atau tidak disadari oleh seseorang. Dalam keterampilan
manajemen, yang termasuk dalam keterampilan soft-skill diantaranya adalah
kemampuan untuk memimpin, memotivasi, mengelola konflik, berkomunikasi
dengan efektif, bekerjasama, menumbuhkan partisipasi, memberdayakan rekan
kerja dan bawahan. Dalam konteks jenis keterampilan ini diri individu pada level
jabatan apapun, harus memiliki kemampuan ini yang terlihat pada kemampuan
bekerjasama, komunikasi dalam kelompok, kemampuan-kemampuan seperti itu
harus dimiliki oleh semua manajer pada setiap tingkat manajemen.
DAFTAR PUSTAKA

Samun Jaja Raharja, Asas Managemen, Univesitas Terbuka, 2021


Enceng, dkk, Kepemimpinan, Universitas Terbuka, 2021
Muharto Toha, Darmanto, Perilaku Organisasi, Universitas Terbuka, 2021
Suad Husnan, Manajemen Keuangan : Alat-alat Pengendalian dan Analisa
Keuangan, Penerbit Liberty, 1982.

Anda mungkin juga menyukai