UNIVERSITAS TERBUKA 2022 1. Pengawasan dan pengendalian seringkali diartikan sama, namun pada hakikatnya ada titik perbedaan diantara keduanya. Coba berikan penjelasan sesuai dengan pemahaman Saudara? Pada dasarnya pengawasan dan pengendalian memiliki definisi dasar yang sama yaitu sebuah kegiatan yang mampu menentukan hasil atau tujuan akhir pada kegiatan organisasi. Pengawasan adalah bentuk kegiatan pemimpin dalam bentuk pengendalianyang bertujuan agar aktivitas dalam organisasi mampu berjalan konsisten dengan efektif dan efiseien serta sistematis. Pengawasan secara karakteristik merupakan sebuah upaya yang memberdayakan sumber daya yang ada pada organisasi sesuai dengan perencanaan tujuan sebelumnya dilaksanakan dengan system atau budaya yang telah ditenntukan oleh organisasi agar tercapainya secara efektif dan efisien. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung untuk bisa memastikan bahwa proses aturan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan lancar atau tidak. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial, sebaik apapun pekerjaan yang dilaksanakan tanpa adanya pengawasan tidak dapat dikatakan berhasil. Pengawasan yang berhubungan dengan tindakan atau usaha penyelamatan jalannya perusahaan kearah tujuan yang diinginkan yakni tujuan yang telah direncanakan. Sistem Pengendalian Manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode akuntanis manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta mengevaluasi kinerja perusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen berusaha untuk mengarahkan berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua sumunit agar mengarah pada tujuan organisasi dan tujuan para manajernya Dasar dari sebuah pengawasan atau pengendalian adalah proses perencanaan. Hasil dari sebuah perencanaan adalah misi, objektif, atau anggaran operasional yang secara keseluruhan akan disertai oleh sistem pengenfalian. Sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik seharusnya dapat membantu dalam proses pembuatan keputusan dan memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level, anggaran, evaluasi kinerja dan lotivasi karyawan.
2. Pengawasan dilakukan dalam organisasi dengan tujuan untuk
menghindari kemungkinan-kemungkinan dilakukannya tindakan yang tidak sesuai dengan tuntutan organisasi. Dengan demikian agar tujuan organisasi tercapai, maka harus dilakukan pengawasan yang efektif. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang dilakukan agar pengawasan dalam organisasi menjadi efektif! Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan- tujuan organisasi dan manajemen tercapai dengan efektif. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah perencanaan, penepatan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan. Karena kadang-kadang sulit untuk membedakan antara rencana, standar atau apa itu pengawasan, maka perlu dipahami terlebih dahulu pengertian-pengertian tujuan sasaran, prosedur, dan sebagainya. Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif, serta fungsi pengawasan itu sendiri harus diawasi. Syarat pengawasan untuk menjalakan organisasi yang lebih efektif Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria semakin efektif sistem pengawasan. Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut : 1. Akurasi pengawasan dengan perencanaan dan posisi Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat, teknik dan system pengawasan bisa seimbang dengan perencanaan yang sudah direncanakan atau disusun. Data yang tidak akurat dari sistem pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada. 2. Menyesuaikan cara pengawasan dengan kebutuhan seorang pemimpin Seorang pemimpin harus mampu bisa beradatapsi secara personal karena ini bertujuan untuk menjalankan fungsi pengawasan yang lebih efektif. 3. Memastikan bahwa pengawasan khusus pada titik krisis Terpusat pada titik-titik pengawasan strategik. Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang dimana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal. Jika terjadi sebuah penyimpangan dalam organisasi tersebut maka seorang pemimpin bisa memusatkan perhatian pada titik tertentu yang dihasilkan oleh perencanaan sebelumnya agar mampu mendeteksi bagian yang perlu diperhatikan khusus. 4. Objektivitas pengawasan Sebuah pengawasan tidak dilakukan secara subjektif karena itu akan menimbulkan sebuah judgement yang membuat tidak akurat untuk menjelaskan bagaimana patokan pengawasan kinerja. 5. Menjamin fleksibilitas pengawasan Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan. 6. Mencapai keekonomian pengawasan Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling tidak sama, dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut. Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan- kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi. 3. Untuk mampu mengelola organisasi dibutuhkan sejumlah ketrampilan yang kemudian dikenal dengan ketrampilan manajerial. Sebutkan dan jelaskan 3 keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh pimpinan! Katz dan Starrat (1979) menyatakan terdapat tiga macam keterampilan manajerial yang harus dikuasai oleh seseorang pemimpin yaitu keterampilan konseptual, keterampilan teknikal dan keterampilan hubungan manusia. Pertama, keterampilan konseptual yaitu kemampuan untuk memandang dan memahami suatu persoalan, suatu isu atau organisasi secara keseluruhan dan mengkoordinasikan serta memadukan semua bagian-bagiannya yang saling terkait untuk kepentingan atau kegiatan organisasi. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial, meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pendelegasian, pengontrolan, evaluasi dan pemecahan masalah. Secara teori, konsep ini sangat sederhana namun banyak manajer dan supervisor yang belum bisa membedakan antara keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Demikian halnya dalam organisasi, seorang manajer yang memiliki keterampilan konseptual yang baik, akan mampu berfikir jauh ke depan dan dapat menjelaskan kemampuan individu dalam organisasi dalam berbagai fungsi manajerial seperti pengambilan keputusan, penyelesaian konflik dan problem yang kompleks, penyusunan strategi dan kebijakan. Kedua, keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, metode, atau teknik spesifik dalam bidang spesialisasi tertentu. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan bidang khusus atau pekerjaan tertentu. Keterampilan teknis biasanya lebih banyak berhubungan dengan keahlian tangan atau fisik lainnya, namun ada juga beberapa keahlian non-fisik yang bersifat teknis, seperti keahlian teknis bagi seorang akuntan dan salesman. Artinya kemampuan individu yang lebih bersifat keahlian khusus teknis operasional seperti mengoperasikan alat-alat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif. Kemampuan dan keahlian itu bagi peningkatan efektivitas organisasi diberbagai level harus selalu ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sejalan dengan perubahan yang dihadapi. Ketiga, keterampilan sosial yaitu keterampilan mengelola diri sendiri dan bersosialisasi dengan orang lain yang didasarkan pada nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan seseorang, termasuk didalamnya tentang pola pikir (mindset), sistem kepercayaan (belief system), kematangan emosi (emotional maturity) dan kepercayaan diri (self confidence) seseorang. Soft-skill bersifat intangible, kecakapannya tidak bisa diukur tapi pengaruhnya dapat dirasakan, dan kadar kualitasnya bisa disadari atau tidak disadari oleh seseorang. Dalam keterampilan manajemen, yang termasuk dalam keterampilan soft-skill diantaranya adalah kemampuan untuk memimpin, memotivasi, mengelola konflik, berkomunikasi dengan efektif, bekerjasama, menumbuhkan partisipasi, memberdayakan rekan kerja dan bawahan. Dalam konteks jenis keterampilan ini diri individu pada level jabatan apapun, harus memiliki kemampuan ini yang terlihat pada kemampuan bekerjasama, komunikasi dalam kelompok, kemampuan-kemampuan seperti itu harus dimiliki oleh semua manajer pada setiap tingkat manajemen. DAFTAR PUSTAKA
Samun Jaja Raharja, Asas Managemen, Univesitas Terbuka, 2021
Enceng, dkk, Kepemimpinan, Universitas Terbuka, 2021 Muharto Toha, Darmanto, Perilaku Organisasi, Universitas Terbuka, 2021 Suad Husnan, Manajemen Keuangan : Alat-alat Pengendalian dan Analisa Keuangan, Penerbit Liberty, 1982.