(Narator: Matahari kian meninggi. Panas sang raja siang terasa mulai menyengat. Di
langit, tak segumpal awan pun menaungi mayapada. Angin yang biasa berembus
lembut pun entah pergi ke mana.
Siang itu benar-benar terik …..Bilal dan seorang temannya, yang juga
seorang budak akan melepaskan penat setelah bekerja seharian)
ADEGAN 1
Bilal : Tugas dari tuan Umayyah sudah saya kerjakan. Berarti, saya bisa
beristirahat
Oya,saya mendengar, Muhammad membawa agama yang tidak
membedakan antara tuan dengan sahaya, antara yang kaya dengan
yang miskin. Aku ingin mencari tahu
Budak 1 : Hai, Lal. Apa yang kau ucapkan itu? Kau jangan macam-macam
Bilal : Ah, tidak.saya tidak mengucapkan apa apa
Budak : Kamu jangan bohong, Lal! Aku mendengarmu
Bilal 1 : Kamu salah dengar, Kawan. Angin sahara yang kau kira suaraku itu
Budak : Jangan bohong kau, Lal!
Bilal : Sungguh, saya tidak bohong
Budak 1 : Baik, lihat saja nanti
Bilal : Maksudmu?
Budak 1 : Kita hanyalah budak, Lal. Sebagai budak, kita harus taat pada
majikan
Bilal : Majikan hanya bisa menguasai ragaku. Namun, jiwaku bebas merdeka.
Budak 1 : Maksudmu?
Bilal : Jika sempat membaca dua kalimat syahadat sebelum mati, aku akan
senang
Budak 1 : Kau jangan nekat, Lal. Kalau ada apa-apa, tanggung sendiri
akibatnya …
Bilal : Semoga Allah memberiku kesempatan bersahadat di depan beliau
(Budak 1 kaget, lalu masuk. Bilal pun masuk. Umayyah keluar. Ia berjalan mengitari
kebun kurmanya dengan sombong. Budak 2 memayungi Umayah. Budak 3
membawakan cemetinya. Budak 4 membawakan air minumnya. Di sebuah tempat,
mereka berhenti)
ADEGAN 2
ADEGAN 3
Budak 3 : Jongkok!
Umayyah : Benarkah kau akan menjadi pengikut Muhammad?
Budak 2 : Dia tidak mau mengaku, Tuan
Budak 3 : Apa yang harus saya lakukan, Tuan?
Umayyah : Hmm, kau tidak mau menjawab? Baik, cambuk dia! …
Cambuk sampai mengaku!
Budak 3 : Menelentangkan Bilal
Budak 2 : (datang membantu)
Budak 4 : Mau minum, Tuan? ( langsung mengambil minum dan langsung
berbicara )
Umayyah : Jangan diam saja, sana bantu kawanmu!
Budak 4 : Baik, Tuan
(Budak 4 meletakkan minuman, kemudian ia membantu kawan-
kawannya)
Umayyah : Pegangi tangannya yang kuat!
Budak 2 : Beres, Tuan
Budak 4 : Jangan khawatir, Tuan
Umayyah : Cepat cambuk dan beri dia pelajaran!
(Budak 2 dan budak 4 memegangi tangan Bilal. Budak 3 mulai mencambuk. Setiap
cambukan mendarat, Bilal menyebut, ”Ahad…”)
ADEGAN 4
(Budak 3 segera melaksanakan tugas. Bilal terus menyebut, ”Ahad, Ahad, Ahad”.
Utusan Abu Bakar keluar)
ADEGAN 5
(Narator: Kabar penyiksaan yang diterima oleh Bilal, kemudian menyebar keseluruh
penjuru kota Mekkah hingga didengar oleh Rasulullah, Rasulullah menyampaikan
kepada para sahabatnya)
Sahabat 1 : Ya Rasulullah ada apa engkau mengumpulkan kami semua disini ?
Sahabat 2 : Adakah hal yang darurat ya Rasulullah ?
Rasulullah : Wahai sahabatku sekarang saudara kita Bilal bin Rabbah sedang
mengalami penyiksaan, adakah diantara kalian yang mau
memerdekakan Bilal dan membebaskannya dari penyiksaan tersebut
?
Sahabat 3 : Innalillahi wa inna illaihi rajiun, saya pun mendengar beritanya ya
Rasul
Sahabat 4 : Astagfirullah, sungguh keji penyiksaan yang dilakukannya
Abu Bakar : Ya Rasulullah, saya bersedia memerdekakan dan membebaskan
Bilal
Rasulullah : MasyaAllah Semoga Allah membalasmu dengan segala kebaikan,
Amiinn
Para : Amiinn
Sahabat
ADEGAN 6
Amr bin Ash : Assalamualaikum. Wahai, Umayyah. Aku diutus oleh Abu Bakar
menebus orang ini
Umayyah : Mana uang tebusannya?
Amr bin Ash : Berapa yang kau minta, wahai Umayyah?
Amr bin Ash : Apa kau bilang? Uang dinar seberat tubuhnya? Yang benar saja
Umayyah : Wow, uang dinar … Aku kaya. Aku bertambah kaya Hahahaha …
Utusan : Minumlah …
Bilal : Terima kasih, Tuan
Utusan : angan memanggilku tuan … Kau sudah merdeka, kau bukan budak
lagi
Bilal : Oh … terima kasih … terima kasih
Utusan : Kita ini bersaudara … Jadi harus saling mengasihi dan menyayangi
Bilal : Ya … ya …
Utusan : Mari, kita temui Abu Bakar yang telah menebusmu
Utusan : Beliau yang akan mengantarmu menemui Muhammad Rasulullah
… (Utusan memapah Bilal masuk)
ADEGAN 8
(Narator: Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun pun berganti. Kadar
keimanan Bilal bin Rabah makin kokoh. Hingga suatu hari .........)
Masjid membutuhkan penyeru agar semua muslim dapat
Ali bin Abi Thalib :
mengetahui waktu shalat telah menjelang datang
Sahabat 1 : Ya .. Apalagi jarak rumah kita cukup jauh dari masjid
Sahabat 2 : Bagaimana jika dengan lonceng atau
terompet ?
Sahabat 3 : Tidak.. bagaimana jika dengan mengobarkan api agar yang
rumahnya jauhdari masjid dapa melihat tandanya
Rasulullah : Tidak! janganlah menirukan bangsa Yahudi wahai sahabatku
....
Tenanglah, sahabat kita Abdullah bin Zaid mendapati ilham
dari mimpinya ...
dan apa yang ia mimpikan sama halnya seperti yang aku
mimpikan, itu adalah wahyu Allah
Abdullah bin Zaid : Iya, dalam mimpi aku dihampiri oleh seseorang yang
berjubah warna hijau dan membawa lonceng, tadinya aku
ingin membeli lonceng yang ia bawa, namun orang tersebut
membisikkan kepadaku “Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu
alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah,
Hayya 'alash sholah hayya 'alash sholah, Hayya 'alal falah
hayya 'alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha
illallah.”
Para sahabat : MasyaAllahh
Rasulullah : Itulah penanda waktu shalat .................................... Abdullah,
temui Billal dan minta ia untuk
mengumandangkannya. Karena Bilal memiliki suara yang
lantang dan merdu A
Abdullah bin Zaid : Baik ya Rasulullah
ADEGAN 9