Anda di halaman 1dari 7

Keanekaragaman flora di Indonesia Bagian Barat

Flora Indonesia bagian barat atau yang disebut juga kelompok indo-malayan
mencakup wilayah Indonesia yang ada dibagian barat. Kelompok ini meliputi
pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali. Jenis flora yang ada di ketiga pulau ini
sama. Misalnya tumbuhan Raflesia Arnoldi yang ditemukan di Sumatra, juga
ditemukan di pulau Jawa dan Kalimantan. Sebutan di tiap daerah saja yang
berbeda-beda. Jika di Sumatra disebut bunga bangkai. Maka orang Jawa
menyebutnya bunga sluweg.

Secara umum, keanekaragaman flora di Indonesia bagian barat memiliki


karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki kawasan mangrove atau hutan bakau yang luas di bibir pantai.
2. Jenis tumbuhannya sangat beragam atau heterogen.

3. Hutan-hutan yang ada di wilayah ini selalu hijau setiap tahunnya.

4. Tumbuhan yang ada di hutan wilayah barat indonesia rata-rata memiliki


ketinggian sekitar 60 meter.

5. Tumbuhan-tumbuhan yang ada di hutannya sangat kaya manfaat. Umumnya


terdiri atas jenis tumbuhan yang memiliki kayu yang teksturnya sangat keras dan
cocok untuk bangunan. Misalnya kayu jati, mahoni, meranti dan lainnya.

6. Terdapat banyak jenis tumbuhan dari keluarga nangka. Seperti Nangka,


sukun dan cempedak.

7. Tidak memiliki hutan putih.

8. Hanya terdapat sedikit tumbuhan matoa dan sagu.

Dibandingkan wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Wilayah Barat


memiliki kenakaragaman flora yang lebih banyak. di wilayah ini juga ditemukan
banyak flora endemik (Hanya terdapat di daerah tertentu). Berikut contoh
beberapa flora endemik yang ada di wilayah Indonesia bagian barat :

 Saga (Adhenanthera Pavonina) yang terdapat di Kalimantan Selatan


 Meranti (Shorea Pinanga) yang terdapat di Kalimantan Timur

 Mundu (Garcinia Dulcis ) yang terdapat di Jogjakarta

 Menteng (Baccaurea Racemosa) yang terdapat di Jakarta

 Waru (Hibiscus Tiliaceus) yang terdapat di Bengkulu

 Andalas (Moras Macraura) yang terdapat di Sumatra Barat

 Cempaka Kuning (Michelia Cempaca L) yang terdapat di Aceh


Buah Saga, Kalimantan Selatan

Pohon Meranti, Kalimantan Timur


Buah Mundu, Yogyakarta

Tanaman Andalas,Sumatera Barat


Cempaka Kuning, Aceh

Keanekaragaman Flora di Indonesia Bagian Tengah


Flora Indonesia bagian tengah meliputi Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara.
Tidak seperti persebaran flora di Indonesia bagian barat, wilayah tengah memiliki
jenis flora yang homogen. Yang berarti hutan di wilayah ini didominasi satu jenis
tumbuhan saja. Seperti yang kita ketahui, wilayah Indonesia bagian tengah
banyak ditumbuhi oleh sabana dan stepa. Wilayah Indonesia bagian tengah juga
memiliki curah hujan yang sedikit. Sehingga pada musim kemarau sebagian
daerah di Nusa Tenggara ataupun Sulawesi mengalami kekeringan. Selain itu, di
wilayah ini juga masih banyak terdapat pegunungan kapur.

Jenis flora yang ada di wilayah Indonesia bagian tengah didominasi oleh
tumbuhan pinus, cemara dan palma. Meskipun cenderung homogen, di Indonesia
juga terdapat beberapa flora endemik. Yaitu :

 Eboni (Diospyros Celebica Bakh) yang terdapat di Sulawesi Tengah


 Gaharu (Aquilaria Microcarpa) yang terdapat di Nusa TenggaraBarat
Pohon Eboni, Sulawesi Tengah

Pohon Gaharu, Nusa Tenggara Barat

Keanekaragaman Flora di Indonesia Bagian Timur


Wilayah Indonesia bagian timur atau yang disebut juga kelompok indo-australian
meliputi pulau Maluku dan Papua. Keanekaragaman flora di Indonesia bagian
timur mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki kemiripan dengan jenis flora di benua Australia


2. Ketinggian pohon yang ada di hutannya lebih rendah dari yang ada di
Indonesia bagian barat.
3. Terdapat banyak semak belukar

4. Pepohonannya masih jarang

5. Hanya terdapat sedikit jenis meranti-merantian

6. Terdapat hutan putih

7. Banyak terdapat pohon sagu

8. Tidak terdapat jenis nangka

Di wilayah Indonesia bagian timur juga terdapat flora endemik, yaitu tumbuhan
matoa (Pometia Pinnata) yang terdapat di Papua. Matoa adalah sejenis rambutan
khas Papua yang memiliki rasa manis dan tidak ada rambut di kulit buahnya.

Buah Matoa, Papua

Indonesia memang memiliki kekayaan hayati yang tinggi. Namun diperkirakan


baru sekitar 10 % saja yang sudah dimanfaatkan. Baik sebagai bahan pangan,
tanaman hias, obat herbal, bahan bangunan, bahan industri dan sebagainya.

Ironisnya, dengan kekayaan hayati yang sedemikiannya sayangnya belum bisa


optimal membudidayakannya. Makanan pokok yang secara teknis dapat
dibudidayakan dari dalam negeri justru didatangkan dari luar. Misalnya beras,
kentang, wortel dan sebagainya. Kebiasaan masyarakat indonesia yang kurang
bisa menikmati hasil pangan yang beragam juga menjadi salah satu masalah.
Misalnya saja nasi (dari tumbuhan padi) sebenarnya kandungan nutrisi bisa
disubtitusikan dengan jagung atau ubi. Tapi masyarakat kita belum terbiasa
menikmati makanan pokok selain nasi.

Selain itu masih ada masalah lain yang menyebabkan masalah pada
keanekaragaman flora di Indonesia. Yaitu pengalihan fungsi hutan menjadi hutan
industri. Seringkali pengalihan ini dilakukan dengan cara membabi buta. Makanya
setiap tahun selalu saja terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang
disebabkan oleh oknum tertentu ini bukan hanya merusak ekositem hutan, tapi
juga berkemungkinan memunahkan tumbuhan langka yang dilindungi. Pengalihan
ini juga menyebabkan keanekaragaman flora Indonesia berkurang. Misalnya
hutan di provinsi Riau yang dijadikan perkebunan sawit.

Bagaimanapun itu merupakan masalah yang jadi PR kita semua.

Anda mungkin juga menyukai