Anda di halaman 1dari 1

Manajemen Resiko Keselamatan Pertambangan

Manajemen resiko terdiri dari:


1) Komunikasi dan konsultasi dengan pihak internal dan eksternal
2) Penetapan konteks risiko terkait dengan penentuan batasan-batasan risiko yang akan
dikelola dan menentukan lingkup proses manajemen risiko selanjutnya. Konteks tersebut
mencakup penetapan faktor internal, faktor eksternal, konteks dalam proses manajemen
risiko, dan penetapan kriteria risiko. 
3) Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko secara menyeluruh dan terintegrasi
4) Pengendalian resiko dengan mengikuti hirarki pengendalian bahaya
5) Pemantauan dan peninjauan terhadap proses penilaian dan pengendalian resiko secara
periodik.

Identifikasi kepatuhan terhadap peraturan, syarat, dan standar terkait

Perusahaan mengidentifikasi, memperoleh, dan memantau ketentuan peraturan perundang-


undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. Selanjutnya menentukan kesesuaian
ketentuan peraturan perundang-undangan yang spesifik terhadap operasi, proses, kegiatan,
dan fasilitas Perusahaan, serta mengevaluasi kepatuhannya.

Penetapan tujuan, sasaran, dan program (TSP)

Tujuan, sasaran, dan program ditetapkan dan disahkan oleh Komite KP, harus selaras
dengan kebijakan dan terukur, serta harus mempertimbangkan: a. peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya yang terkait, hasil kinerja, dan permasalahan; b. skala
prioritas berdasarkan tingkat risiko; c. upaya pengendalian risiko; d. tersedianya sumber
daya; e. jangka waktu pelaksanaan; f. pengukuran dan indikator pencapaian yang
ditetapkan dengan menggunakan pengukuran-pengukuran berdasarkan parameter tertentu
sebagai dasar penilaian keberhasilan program Keselamatan Pertambangan; dan g. sistem
pertanggungjawaban sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai