Komoditas Budidaya Aceh
Komoditas Budidaya Aceh
Kabupaten Aceh Selatan secara geografis terletak antara 2,15°-4.15° Lintang Utara
(LU) dan 96.30° -97.20° Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 5.322 Km2 terdiri
dari 16 Kecamatan, 64 Pemukiman, 365 Desa dan 11 Kelurahan.
Kabupaten Aceh Selatan memiliki aksesibilitas yang cukup baik di pantai barat-
selatan Aceh. Setiap hari rata-rata 40% produksi perikanan Aceh Selatan
diinterinsulir ke Kota Medan, yang kemudian sebagiannya diekspor ke manca
negara.
Hubungan antar Kabupaten dilakukan melalui darat dan laut. Hubungan antara
ibukota Aceh Selatan dengan Aceh Barat dan Singkil sebagian besar menggunakan
jalur darat dengan lama tempuh masing-masing 3 - 4 jam, dengan menggunakan
jalan negara dengan Kabupaten Seumelue dilakukan melalui hubungan laut dengan
menggunakan kapal fery yang berlabuh di salah satu kota Aceh Selatan, yaitu
Labuhan Haji.
Ada dua pelabuhan umum yang dapat disinggahi oleh fery dan kapal niaga di
daerah in, yaitu Pelabuhan Umum Tapaktuan dan Pelabuhan Umum Labuhan Haji,
demikian pula halnya dengan prasarana perikanan berupa Pangkalan Pendaratan
lkan (PPI) yang juga berjumlah dua PPI yang terdapat pada kota yang sama.
Perairan Aceh Selatan yang merupakan bagian dari Samudera Hindia merupakan
perairan yang memiliki potensi sumber daya ikan yang melimpah. Di samping itu
daerah ini merupakan jalur migrasi ikan tuna serta salah satu pusat konsentrasi
ikan cakalang, tongkol dan beberapa jenis ikan ekonomis iainnya seperti tenggiri,
bawal, kuwe serta udang.
Potensi ini belum diusahakan secara optimal yang antara lain disebabkan karena
keterbatasan kemampuan armada perikanan yang sebagian besar merupakan
nelayan tradisional yang terbatas dalam penguasaan teknologi dan belum
tertangani secara baik.
Produksi penangkapan ikan di laut Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2001 adalah
19.022,70 ton. Bila dibandingkan dengan potensi yang tersedia 50.000 ton/tahun
(potensi sumber daya ikan 12 mil dari pantai); maka tingkat pemanfaatannya baru
mencapai 38%, dengan demikian tingkat pemanfaatannya masih sangat kecil,
sehingga peluang usaha penangkapan ikan masih cukup besar.
Tabel 1. Potensi dan Lokasi Penangkapan Beberapa Jenis Ikan Komersil di Perairan Aceh Selatan
Potensi usaha budidaya laut terdapat di daerah yang mempunyai teluk dan airnya
tenang, sehingga kelangsungan usaha budidaya laut dapat diusahakan dan aman
dari ancaman ombak dan pasang. Lokasi untuk budidaya laut terdapat di kecamatan
Tapaktuan, Trumon, Bakongan, Meukek, Labuhan Haji dan Sawang. Lokasi potensial
untuk pengusahaan budidaya laut disajikan pada tabel 3.
Tabel 2. Potensi Areal Budidaya Laut untuk Berbagai Jenis Komoditas di Kabupaten Aceh Selatan
Di Kabupaten Aceh Selatan pantai ditumbuhi hutan bakau dan dapat dijadikan areal
tambak diperkirakan luasnya mencapai 4000 Ha. Lahan yang telah dimanfaatkan
untuk pembuatan tambak lebih kurang 19,6 Ha. Jika dibandingkan dengan potensi
lahan yang tersedia, maka tingkat pemanfaatannya baru 0,49%, sehingga
pengembangan usaha budidaya tambak dengan komoditas udang masih cukup
besar.
Untuk menunjang pengembangan usaha budidaya tambak di daerah ini, dewasa ini
telah bersedia satu Unit Pengembangan Budidaya Air Payau (UPBAP) Labuhan Haji
yang dapat berfungsi sebagai pusat iatihan bagi petani. Di samping itu dalam upaya
menarik para investor, Pemda Aceh Selatan dalam tahun 2002 bekerja sama
dengan Departemen Kelautan dan Perikanan telah membuat study perencanaan
(detail design) dalam upaya pengembangan tambak seluas 250 Ha di Kecamatan
Trumon.
Selama ini kebutuhan akan benih udang (benur) masih didatangkan dari luar
daerah, karena belum terdapatnya hatchery udang. Dalam tahun 2002 kebutuhan
benih udang diperkirakan mencapai 4 juta ekor. Bila semua potensi tambak seluas
4.000 Ha dapat dikembangkan dengan teknologi semi intensif dengan padat tebar
100.000 ekor/Ha/MT, maka Aceh Selatan akan memerlukan benih udang sebanyak
800 juta ekor per tahun. Walaupun Balai Benih Udang belum ada, namun populasi
benih alami cukup tersedia dan belum banyak dimanfaatkan, termasuk besarnya
potensi induk udang alami. Adapun potensi lahan budidaya air payau di Kabupaten
Aceh Selatan disajikan pada tabel 3.
Potensi perairan umum yang dapat dikembangkan untuk kegiatan budidaya ikan
diperkirakan mencapai luas lebih dari 1.671 Ha yang terdin dari perairan sungai
1.402 Ha dan rawa 244 Ha. Potensi perairan sungai sebagian besar terdapat di
Kecamatan Kluet Utara 530 Ha, Kluet Selatan 400 Ha dan Kuala Batee 450 Ha.
Adapun potensi rawa terdapat di sembilan kecamatan dari 13 kecamatan.
yang ada di Kabupaten Aceh Selatan dengan luas mencapai ratusan hektar. Was ini
belum termasuk rawa yang luasnya mencapai ratusan hektar yang telah dijadikan
kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang sebagian besar
terdapat di Kecamatan Trumon.
Kabupaten Aceh Selatan memiliki beberapa teluk dengan pantai yang sangat indah.
Di samping itu di beberapa Kecamatan terdapat pula beberapa pulau kecil dengan
pantai berkarang dan gosong pasir yang sangat menarik sebagai wisata bahari baik
untuk kegiatan menyelam (diving) maupun untuk olah raga selancar. Beberapa
lokasi wisata bahari di Kabupaten Aceh Selatan antara lain :
Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi pasir laut cukup besar karena sebagian
besar pantainya terdiri dari jenis pantai berpasir. Diperkirakan potensi pasir laut
yang ada di sekitar pantai (belum termasuk di dasar laut), mencapai 14.000.000
m3, di mana material ini banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan timbunan.
Disamping itu di beberapa lokasi seperti di Bakongan pasir laut juga memiliki
kandungan zat besi yang dapat diolah sebagai bahan baku tambang.
Selain memberikan manfaat sebagai bahan baku bangunan gedung, jalan dan
jembatan, kegiatan usaha pengambilan pasir laut, juga telah menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat khususnya masyarakat yang bermukim di pinggir pantai
(pesisir). Adapun tingkat eksptoitasi pasir laut ini masih belum terdata secara baik,
namun demikian hampir di semua kecamatan yang memiliki laut, masyarakatnya
sudah memanfaatkan pasir laut yang ada di beberapa lokasi setempat.
Aceh Selatan memiliki potensi yang cukup besar dalam memproduksi garam, karena
di samping pantainya cukup bersih, juga air lautnya memiliki kadar garam
(salinitas) yang tinggi, namun potensi ini beium dimanfaatkan secara maksimal.
Hampir 100% kebutuhan garam di Aceh Selatan didatangkan dari luar daerah
terutama dari Medan. Untuk itu di masa mendatang perlu kiranya dikembangkan
industri garam rakyat dengan mengolah air laut yang demikian besar potensinya.
Disamping itu, perairan pantai Aceh Selatan juga memiliki terumbu karang yang
menyebar di beberapa lokasi. Terumbu-terumbu karang yang menyebar di
beberapa lokasi. Berbagai jenis ikan karang, ikan hias dan udang. Untuk itu perlu
upaya-upaya menjaga keutuhan terumbu karang dari pengrusakan oleh nelayan
penangkap ikan yang menggunakan bahan peledak.
1. Perikanan Laut
2. Budidaya Laut
3. Budidaya Tambak
Komoditas : Udang
Jenis : Udang windu, udang putih
Potensi lahan : 4.000 Ha
Lokasi : trumon, telah detil design oleh DKP, Labuhan Haji
Luas yang diusahakan : 19,6 Ha
Peluang usaha : budidaya tambak udang pola PIR
Sumber :
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Aceh Selatan
Jl. Cut Ali 216, Tapaktuan
Telp. 0656-21236, Fax : 0656-21398