Anda di halaman 1dari 3

3 CONTOH KONFLIK DI MASYARAKAT YANG TELAH MENCAPAI

INTEGRASI SOSIAL

1. Nenek Positif Corona Marah-marah hingga Kehausan Minta Air


Kasus ini terjadi di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan karena munculnya
seorang nenek 54 tahun yang kabur dari rumah dan keluyuran. Nenek ini berkeliaran
menggangu aktivitas warga setempat karena berteriak-teriak kepada seorang warga yang
melintas di jalan dengan menggunakan jas hujan serta sarung tangan. Namun alasan
nenek tersebut sepertinya bukan karena memang ia sengaja melainkan ia keluar rumah
untuk mencari suaminya. Dapat dibuktikan dengan seorang pria yang bernegosiasi
dengan nenek itu yang meminta diantarkan dengan menggunakan sepeda motor untuk
menemui suaminya. Dari hal yang dilakukan nenek ini, lama kelamaan warga
melaporkannya pada RW serta kepolisian setempat untuk menemui nenek yang
berkeliaran ini yang ternyata dari tadi menunggu suaminya yang tidak ada kabar .Tetapi,
warga setempat yang dari tadi dimintai tolong oleh nenek ini tidak ada yang mau
mengantarnya sehingga ia berteriak marah-marah hingga kehausan karena diduga
mengalami gangguan jiwa. Apalagi setelah si nenek bertemu dengan ketua RW dan polisi
untuk diajak melakukan tes swab tetapi menolak untuk melakukannya dan memilih kabur
untuk karantina di rumah sendiri. Dengan pilihannya itu, si nenek hanya mengatakannya
saja dan tetap berkeliaran di jalan yang mengganggu aktivitas warga, sampai-sampai
warga ingin memberi minum pada nenek ini harus dari jarak jauh. Melihat hal itu, Ketua
RW hingga pihak kepolisian pun berusaha untuk membawanya ke rumah sakit
rujukan Covid-19 di RSUD Duren Sawit yang pada akhirnya nenek ini mau dibawa
rujuk kesana dan mendapat penanganan lebih lanjut sehingga membuat warga
setempat tenang kembali untuk melanjutkan aktivitasnya.

2. Penggusuran demi bandara baru di Yogyakarta


Pihak Angkasa Pura berencana ingin membangun bandara baru NYIA (New Yogyakarta
International Airport) di Kulon Progo, Yogyakarta, tapi seorang pakar pemerintahan
menyuruhnyanya untuk dilakukankannya komunikasi yang lebih baik dengan warga setempat
yang terdampak agar tidak sampai terjadi penggusuran. Angkasa Pura ingin menjadikan area
lahan di desa Palihan, Glagah, Sundutan, Jangkaran dan Kebon Rejo, sebagai lokasi bandar
udara. Namun pada batas akhir yang diberikan pihak Angkasa Pura pada para warga di lima
desa di Kulon Progo, Yogyakarta, untuk menolak meninggalkan tempat tinggal mereka.
Warga di tiga desa lain sudah menerima rencana Angkasa Pura dan sudah mengosongkan
rumah mereka. Sebenarnya sudah sejak dari 2012 pihak Angkasa Pura sudah menyuruh para
warga untuk mengosongkan rumah dengan ancaman aliran listrik putus, pohon dirobohkan
sehingga membuat para warga menolak pindah. Namun pihak Angkasa Pura mengatakan
bahwa secara hukum mereka punya hak atas lahan yang ditempati warga desa tersebut
sehingga pengosongan lahan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan
Undang-Undang yang berlaku. Pemberitahuan pengosongan sudah dilakukan dengan surat
pertama, surat kedua dan surat ketiga hingga sudah ditolerir.

Meski begitu, pakar pemerintahan Miftah Thoha mengkritisi cara tegas Angkasa Pura untuk
mengkomunikasikan rencana jangka panjang dan strategis pembangunan bandara ini kepada
warga karena rakyat itu rakyat kecil yang mungkin pengetahuan, ilmunya dan
pemahamannya kurang jelas, maka perlu dijelaskan. Lalu tanah di Kulonprogo itu sebenarnya
warisan haknya Paku Alam sehingga apakah pihak Angkasa Pura sudah memiliki izin dari
Paku Alam sendiri. Jadi ada baiknya dibicarakan pemerintah daerah, pemerintah pusat,
Angkasa Pura, Paku Alam dan warga. Setelah beberapa waktu dan kunjugan presiden
Jokowidodo ke bandara tersebut akhirnya memutuskan penundaan sesuai dari keputusan
kepresidenan.

3. Pemberian Surat Larangan Pelihara Anjing, Ini Penjelasan Ketua RT di


Bekasi
Pemberian surat peringatan larangan memelihara anjing yang dikeluarkan pengurus RT
(Medianto) di Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, menjadi viral di
media sosial. Surat peringatan tersebut dibuat bukan untuk tanpa sebab. Sejumlah tahapan
sudah dilakukan dengan cara mediasi dan menggelar pertemuan dengan seluruh warga hingga
mencapai titik kesepakatan, karena hal ini dibuat untuk keluhan beberapa warga yang merasa
terganggu dengan adanya anjing tetangga. Dari hasil rapat tersebut menyepakati pelarangan
memelihara anjing di lingkungan RT 02 RW 07 yang warganya selama ini mengeluh karena
kotoran anjing itu berserakan di mana-mana juga merasa khawatir bila anak-anaknya digigit
anjing. Sedangkan untuk malam hari, tak sedikit juga yang merasa terganggu oleh
gonggongan anjing tersebut sehingga mengganggu kenyamanan warga.
Para warga sendiri juga sudah beberapa kali memberi teguran kepada para pemilik anjing.
Karena tidak dihiraukan, pengurus RT mengeluarkan surat peringatan yang merupakan hasil
pertemuan rapat warga sebagai jalan mediasi dengan pendekatan kepada para pemilik anjing
yang membuat si pemilik anjing mau mengalah setelah pertemuan ini diadakan dan
menyadari bagaimana efek negatifnya yang mempengaruhi warga lainnya.

Sumber :

https://www.suara.com/news/2020/03/31/213125/viral-di-tebet-nenek-pasien-corona-marah-
marah-hingga-kehausan-minta-air

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42226638

https://news.detik.com/berita/d-3657582/viral-surat-larangan-pelihara-anjing-ini-penjelasan-ketua-
rt-di-bekasi

Anda mungkin juga menyukai