Anda di halaman 1dari 2

Bentrokan Warga Pancoran Buntu II Dengan Ormas Diduga Ada Pihak Lain yang Menunggangi

Warga Pancoran Buntu, Jakarta Selatan, mendapatkan serangan dari Organisasi Masyarakat (Ormas)
Pemuda Pancasila dan aparat negara pada Rabu, 17 Maret 2021. Penyerangan tersebut terjadi di
Jalan Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta pada pukul 22.00 WIB.

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menyebutkan bahwa penyerangan ini
disebabkan oleh sengketa lahan antara warga Pancoran Buntu II dengan PT. Pertamina. Dalam siaran
persnya, BEM UI menyebutkan bahwa PT.Pertamina mengklaim memiliki lahan yang saat ini dihuni
oleh warga Pancoran Buntu II dan memaksa warga yang tinggal di lahan tersebut untuk pergi dan
mengerahkan ekskavator.

"Warga dan solidaritas menolak hal tersebut karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung
intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman (uang ganti rugi),"
bunyi siaran pers BEM UI.

Pada pukul 18.30 WIB, Ormas mulai berkumpul di depan portal Kampung Pancoran Buntu.
Sementara itu, warga juga berkumpul di area PAUD untuk berjaga-jaga. Tidak lama setelah itu, anak-
anak mulai diamankan ke dalam aula karena kondisi di depan portal akses masuk utama sudah
semakin tidak kondusif. Warga kemudian kembali melakukan aktivitas dan berjaga di area PAUD
sampai melakukan blokade akses masuk pintu utama dan pintu belakang.

Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB, Ormas mulai memprovokasi warga dan solidaritas yang berjaga
di tiap akses pintu masuk. Tidak lama setelah itu, terjadi pelemparan batu dari pihak Ormas dan
mengakibatkan bentrok yang menjatuhkan banyak korban dari pihak warga dan solidaritas. Mereka
diserang dari dua arah akses masuk Pancoran Gang Buntu II.

Pada pukul 23.11 WIB, tim medis mulai menangani para korban dengan peralatan medis yang minim
dan mendirikan posko medis. Namun, tiba-tiba posko medis ditembaki gas air mata dari dua arah
sehingga harus menutup akses mobilitas tim medis. Setelah serangan gas air mata mereda, keadaan
posko medis sangat berantakan sehingga banyak korban yang harus ditangani di luar posko dengan
kondisi peralatan medis yang sudah habis. Banyak warga berusaha mencari bantuan medis dengan
menghubungi ambulance dari rumah sakit terdekat, tetapi tidak mendapatkan jawaban.

Terhitung sejak Kamis, 18 Maret 2021 pukul 01.36 WIB, terdapat 23 korban dengan rincian korban
luka-luka ringan sejumlah 17 orang (6 orang warga dan 11 orang solidaritas) serta 6 orang korban
luka berat dengan rincian dua orang warga dan empat orang solidaritas.

Sengketa antara Warga Pancoran Buntu II dengan PT. Pertamina telah dimulai semenjak Juli 2020.
Pada saat itu, warga Pancoran Buntu II telah mengalami penggusuran yang sebenarnya dinilai cacat
hukum. PT. Pertamina telah melakukan teror secara door to door kepada warga Pancoran Buntu II,
sehingga banyak warga yang ketakutan dan memilih untuk membongkar rumahnya sendiri.
Sementara itu, warga yang memilih bertahan mengalami penggusuran. PT. Pertamina melakukan
penggusuran terhadap tanah yang masih menjadi sengketa, padahal menurut hukum, tanah yang
masih menjadi sengketa tidak dapat sama sekali dieksekusi sebelum ada keputusan dari pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap dan menyatakan dapat dieksekusi.

PT. Pertamina juga melaporkan warga kepada Polres Jakarta Selatan dengan Pasal 167 KUHP tentang
penyerobotan lahan dan beberapa warga sudah menghadap ke Polres Jakarta Selatan berdasarkan
panggilan dari pihak kepolisian, padahal tanah yang dihuni masih menjadi sengketa. Pada 11 Januari
2021, pihak PT. Pertamina yang diwakili Aditya Karma mendatangi warga dengan membawa berkas
tebal, namun pada saat ditanyai oleh warga terkait Surat Peringatan Penggusuran Aditya Karma
tidak dapat menjawab dan berdalih bahwa ini bukan penggusuran melainkan pemulihan aset
negara. Sebelum Aditya pergi, ia mengatakan tidak akan ada penggusuran lagi sebelum ada
keputusan resmi dari pengadilan, namun nyatanya penggusuran terus terjadi hingga saat ini.

Walaupun belum ada keputusan resmi dari pengadilan, PT. Pertamina telah menempelkan plang
yang bertuliskan tanah dan/atau bangunan ini milik PT. Pertamina dan plang yang bertuliskan rumah
ini harus dikosongkan.

Menurut Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Azis Andriansyah, mencurigai bentrokan anggota
Ormas Pemuda Pancasila dan warga di Pancoran Buntu II ditunggangi pihak tertentu. Menurut Azis,
ada pihak bukan warga sekitar yang ikut dalam bentrokan tersebut. Sengketa tanah tersebut
semestinya tidak berujung bentrokan, sebab antara pihak perusahaan yang bersengketa dengan
warga sudah ada kesepakatan Bersama.

"Baik pihak warga maupun dari pihak satunya (Ormas PP) juga mendatangkan massa dari luar orang
yang bersengketa. Ini yang menimbulkan kericuhan dan bentrokan," ujar Azis saat dikonfirmasi,
Kamis, 18 Maret 2021. 

"Sebenarnya telah dilakukan upaya-upaya mediasi kedua belah pihak, sama-sama menjaga situasi
kamtibmas. Namun pada malam hari tadi, bukan pihak-pihak yang bersengketa, ada pihak-pihak luar
yang menunggangi," sambung Aziz. 

Reporter: Helena Mutiara

Editor: Kresensia Laura P. S.

Anda mungkin juga menyukai