Anda di halaman 1dari 1

Pada tanggal 24 Mei 2023, Kami dari PMII Kediri telah mendatangi Pak Putut Suharto selaku Ketua RT 18

RW 6 Perum Persada Sayang, Mojoroto. Dari wawancara yang kami lakukan, Pak Putut memberikan
keterangan bahwa warga telah menempati tanah tersebut sejak tahun 1984. Tanah yang ditempati warga
merupakan tanah milik negara hasil dari nasionalisasi aset. Dalam sejarahnya, tanah-tanah kosong tanpa
pemilik pada waktu itu akan menjadi milik negara. Kemudian tahun 1984, tanah kosong tersebut
dimanfaatkan oleh karyawan dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur untuk mendirikan rumah singgah.

Berjalannya waktu hingga saat ini ada 14 KK dan 21 rumah yang berdiri di atas tanah tersebut, mayoritas
yang bertempat di sana adalah Pensiunan Karyawan PU Bina Marga ataupun sanak kelurganya. Warga-
warga yang bertempat tinggal di sanapun sudah memiliki izin. Mereka telah mengantongi surat izin
mendirikan bangunan dan membayar retribusi setiap tahun.

Puluhan tahun warga tinggal di sana tidak pernah mengalami masalah, keresahan mulai terjadi pada
tahun 2014, saat tanah yang mereka tempati dihibahkan ke dinas kesehatan provinsi Jawa Timur, dan
ternyata akan digunakan untuk perluasan RS Dhaha Husada. Menurut keterangan Pak Putut, warga mulai
didesak segera pindah dan mengosongkan rumahnya sejak Desember 2022 lalu. Namun, warga terus
menolak.

Terus mendapat penolakan, akhirnya tim gabungan sebanyak 70 orang dari Satpol PP Provinsi Jawa
Timur, Dinkes Jatim, RS Dhaha Husada, Polsek Mojoroto, dan Koramil Mojoroto memberikan surat
peringatan agar warga segera mengkosongkan rumahnya. Pemberian surat peringatan sudah dilakukan
sebanyak tiga Kali. Surat peringatan ketiga diberikan pada tanggal 21 Mei 2023 dan warga diberikan
waktu tiga hari sebelum melakukan rapat finalisasi untuk menentukan Nasib mereka.

Dari 14 KK, sudah ada 5 KK yang menerima surat peringatan, 9 KK yang lain masih menolak untuk
menerima surat tersebut. Menurut keterangan salah satu warga yang menerima surat peringatan, warga
tersebut memberikan keterangan bahwa dia terpaksa menerima surat peringatan karena ketakutan,
sebab saat itu ada sekitar 10 aparat yang masuk ke rumahnya.

Sampai saat ini, warga akan terus mengupayakan agar diberikan ganti rugi

Anda mungkin juga menyukai