0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan2 halaman
Laporan ini membahas tentang program pertukaran pelajar online antara Universitas Tarumanegara dengan University of Malaya. Program ini diikuti oleh 280 peserta dari berbagai universitas dan terbagi atas dua sesi, yaitu sesi akademik dan budaya. Sesi akademik memberikan materi tentang sistem hukum di Indonesia dan Malaysia, sementara sesi budaya meliputi promosi budaya melalui dokumentasi. Peserta dari Indonesia memiliki keterampilan bahasa Inggris yang lebih rend
Laporan ini membahas tentang program pertukaran pelajar online antara Universitas Tarumanegara dengan University of Malaya. Program ini diikuti oleh 280 peserta dari berbagai universitas dan terbagi atas dua sesi, yaitu sesi akademik dan budaya. Sesi akademik memberikan materi tentang sistem hukum di Indonesia dan Malaysia, sementara sesi budaya meliputi promosi budaya melalui dokumentasi. Peserta dari Indonesia memiliki keterampilan bahasa Inggris yang lebih rend
Laporan ini membahas tentang program pertukaran pelajar online antara Universitas Tarumanegara dengan University of Malaya. Program ini diikuti oleh 280 peserta dari berbagai universitas dan terbagi atas dua sesi, yaitu sesi akademik dan budaya. Sesi akademik memberikan materi tentang sistem hukum di Indonesia dan Malaysia, sementara sesi budaya meliputi promosi budaya melalui dokumentasi. Peserta dari Indonesia memiliki keterampilan bahasa Inggris yang lebih rend
Program ini dilaksanakan oleh Universitas Tarumanegara yang bekerjasama dengan
University of Malaya dan diikuti oleh Universitas Pancasila, Universitasa Mahasaraswati sebagai peserta delegasi, dan beberapa universitas swasta lainnya sebagai peserta non-delegasi. Kurang lebih ada 280 peserta yang bergabung. Acara dibagi ke dalam dua hari. Hari pertama dikhususkan untuk pemberian materi akademis di mana ada lima dosen (satu dari Universitas Malaya, dan empat lainnya dari Universitas Tarumanegara, Universitas Pancasila, Universitas Mahasaraswati). Materi yang diberikan adalah seputar sistem hukum di masing-masing negara. Yang Indonesia mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana hukum dan sistemnya di Malaysia, dan yang Malaysia mendapatkan gambaran mengenai sistem hukum di Indonesia. Di akhir sesi, diadakan sesi diskusi yang dibagi ke dalam beberapa ruang-ruang online. Di situ mahasiswa dari dua negara saling berdiskusi mengenai pengangguran dan pengantisipasiannya di masa pandemi terkhusus bagi mahasiswa yang baru lulus. Di hari kedua, acara dikhususkan sebagai pertukaran budaya atau promosi budaya baik itu berupa kesenian, tempat wisata, dsb. Agak sedikit wagu memang sesi kedua ini, sebab formatnya yang online tidak memberikan pengalaman langsung yang nyata. Pun, bentuk promosinya hanya berupa dokumentasi peristiwa lawas, bukan live streaming. Tentu saja, hal ini dapat dipahami mengingat adanya peraturan untuk tidak berkumpul selama masa karantina, dan Malaysia adalah salah satu negara yang ketat melaksanakan hal itu. Namun, secara keseluruhan, acaranya cukup bagus, memberi wawasan budaya, memberi kesadaran bahwa di antara dua negara ada perbedaan dalam kesamaan dan ada kesamaan yang lahir dalam perbedaan. Mengikuti acara ini memberikan kesan tersendiri bagi saya, mengingat bahwa saya belum pernah mengikuti acara pertukaran pelajar sebelumnya. Sepanjang acara, bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Tidak bermaksud apapun, namun, bila harus membandingkan, terdapat kejomplangan yang nyata antara skill berbahasa Inggris peserta Indonesia (termasuk dosennya) dan peserta Malaysia. Tentu, ini adalah hasil dari penerapan bahasa Inggris sejak dini di sistem pendidikan mereka. Di satu sisi hal ini baik, namun di sisi lain, sebagaimana lumrah diketahui banyak orang, Malaysia menjadi sedikit “kabur” dalam identitas nasionalnya. Dalam beberapa kesempatan hal ini memicu konflik. Saya sangat berharap bahwa akan ada kesempatan lainnya untuk saya dan teman-teman yang lain mengikuti acara serupa atau sejenis. Pengalaman ini sangat langka dan sekiranya Fakultas (khusus dalam program studi Ilmu Hukum) ataupun Universitas (secara umum) mengakomodasi aspirasi ini untuk semata membentuk mahasiswa yang berwawasan luas dan internasional.