Anda di halaman 1dari 2

4.

4 Mekanisme Uji Glukosa dan Pati Menggunakan Uji Fehling

Ion tartrat mencegah pembentukan Cu(OH)2 yang tidak larut dari reaksi
CuSO4.5H2O dan NaOH yang ada dalam larutan dengan membentuk kompleks
bistartaratokuprat (II). Kompleks ini melepaskan ion cupric secara perlahan untuk direduksi
sehingga mencegah pembentukan cupric oxide hitam , dengan reaksi :

2 Cu(OH)2 + reducing sugar → 2Cu2O + Aldonic acid

Jika larutan Fehling dipanaskan tanpa adanya gula pereduksi, larutan tersebut akan
membentuk endapan hitam oksida tembaga, dengan reaksi :

Cu(OH)2 → CuO + H2O

(Tiwari, 2015)

Tujuan dilakukannya uji fehling adalah untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat
dengan adanya karbohidrat pereduksi. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat kemudian
dipanaskan, akan terbentuk endapan merah bata pada hasil akhir. Pada metode fehling,
prinsip yang digunakan pada reaksi reduksi reagen adalah gula pereduksi. Pereaksi fehling
yang digunakan adalah pereaksi fehling yang terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A
dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B
adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air yang akan membentuk warna biru tua.
Gula pereduksi yang berada di dalam hidrolisat akan mereduksi Cu2+. Hidrolisat dititrasi
sampai membentuk endapan merah bata. Berikut adalah reaksi gula reduksi dan fehling :

CuSO4 + 2KOH → Cu(OH)2 + K2SO4

Berikut adalah reaksi yang terjadi: 2 Cu2+ + 2 OH → 2 Cu2O + H2O Dalam pereakksi
ini ion Cu2+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi
Cu2O. Fehling B berfungsi untuk mencegah Cu2+ mengendap dalam suasana alkalis.
Sedangkan pada sampel amilum yang tetap berwarna biru disebabkan karena amilum
merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan pereaksi Fehling. Amilum
bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak
terjadi oksidasi antara amilum dengan larutan Fehling. Pereaksi fehling dapat direduksi selain
oleh karbohidrat yang mempunyai siat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan
fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkanlarutan fehling B adalah larutan garam KNa-
tartrat dan NaOH dalam air. Dalam pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. 2Cu+ + 2OH- → Cu2O + H2O Dengan larutan
glukosa 1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata, sedangkan apabila
digunakan larutan yanglebih encer misalnya larutan glukosa 0.1%, larutan yang terjadi
berwarna hijau kekuningan. H

Pada metode fehling, prinsip yang digunakan pada reaksi reduksi reagen

adalah gula pereduksi. Pada metode fehling ini reagen fehling yang digunakan

adalah CuSO4 dan K-Na-tartrat yang akan membentuk warna biru tua. Gula

pereduksi yang berada di dalam hidrolisat akan mereduksi Cu2+. Hidrolisat

dititrasi sampai membentuk endapan merah bata. Berikut adalah reaksi gula

reduksi dan fehling :

CuSO4 + 2KOH → Cu(OH)2 + K2SO4

Ion tartrat mencegah pembentukan Cu(OH)2 yang tidak larut dari reaksi

CuSO4.5H2O dan NaOH yang ada dalam larutan dengan membentuk kompleks

bistartaratokuprat (II). Kompleks ini melepaskan ion cupric secara perlahan

untuk direduksi sehingga mencegah pembentukan cupric oxide hitam , dengan

reaksi :

2 Cu(OH)2 + reducing sugar → 2Cu2O + Aldonic acid

Jika larutan Fehling dipanaskan tanpa adanya gula pereduksi, larutan tersebut

akan membentuk endapan hitam oksida tembaga, dengan reaksi :

Cu(OH)2 → CuO + H2O

(Tiwari, 2015)

Anda mungkin juga menyukai