R UJI MUCIN
K UJI KHLORIDA
E 1 ml saliva + 1 tetes HNO3 5%
+1 tetes AgNO3 1%
UJI SULFAT
R 1 ml saliva + 1 tetes HCl 2% + 1
J
tetes larutan BaCl 2%
C
UJI FOSFAT
UJI KALSIUM
R 1 ml saliva + 1 tetes asam cuka 5% +
1 tetes larutan amonium oksalat
A
jenuh
UJI NITRIT
K 1 ml saliva + 1 tetes H2SO4 5% + 2
E
tetes larutan Kl + 1 tetes larutan
amilum 1%
UJI THIOCIANAT
J
C
UJI PTYALIN – DENGAN SALIVA
A 1 ml saliva + 1 ml amilum +2
tetes lugol
R
1 ml saliva + 1 ml amilum + 2 ml
Fehling A dan 2 ml Fehling B +
dipanaskan
E
1 ml amilum + 2 ml Fehling A
dan 2 ml Fehling B +
dipanaskan
R
J
HASIL PRAKTIKUM DAN
PEMBAHASAN
UJI PROTEIN
Mucin merupakan glikoprotein pada saliva. Pada perlakuan pertama, saliva diasamkan
dengan asam cuka dan tidak larut. Pada perlakuan kedua saliva ditambahkan dengan
aquadest dan NaOH kemudian saliva larut. Hal ini terjadi karena sifat saliva yang larut
dalam alkali encer dan tidak larut pada asam encer karena adanya mucin.
Warna berubah menjadi biru tua- keunguan. Hal tersebut menunjukan bahwa
larutan tersebut mengandung amilum, karena adanya polisakarida.
HASIL PRAKTIKUM DAN
PEMBAHASAN
UJI PTYALIN
UJI FEHLING TANPA SALIVA