Anda di halaman 1dari 2

Bab 3

PENGGUNAAN

3.1 PERSIAPAN ALAT


- Keluarkan hammer test dari kotaknya.
- Taruh hammer test pada permukaan padat sehingga bagian yg berbentuk setengah
bulat dari pelontar impact bersentuhan dengan permukaan
- Tahan badan dari alat dengan erat, dorong ke arah permukaan hingga alat penahan di
bagian internal terlepas.
- Angkat hammer test menjauhi permukaan hingga pelontar impact (1) keluar seutuhnya
dari badan alat.
NB : Kemiringan dari pelontar impact(1) harus dianggap normal dan benar dibandingkan
dengan sudut dari alat hammer test.
- Pada tahap ini, alat sudah siap untuk digunakan.

3.2 PERSIAPAN PERMUKAAN

- Lakukan pengetesan pada inti dari beton konkrit, kelupas semua plasteran atau lapisan -
lapisan lain.
- Hilangkan plasteran, cat, atau benda lainnya dari permukaan dengan menggunakan
batu abrasif (terdapat dalam paket) secara hati - hati.
- Gunakan mesin gerinda listrik bila perlu.

3.3 PERCOBAAN EKSEKUSI


- Letakkan pelontar impact pada alat bersentuhan dengan permukaan material yang
hendak di uji.
- Pastikan alat tegak lurus dengan permukaan yang hendak diuji.
- Tahan badan alat dan dorong dengan pelan dan perlahan ke arah permukaan hingga
terdengar bunyi stroke test.
- Sambil tetap menahan alat terdorong ke permukaan, tahan tombol (14), kemudian tarik
alat menjauhi permukaan (pelontar impact akan tertahan di dalam alat).
- Lepas tombol (14).
- Pada kondisi ini, indikator (12) akan menunjukkan nilai rebound yang didapat pada saat
pengujian dengan skala pengukur (10).
PERHATIAN !!! : JANGAN TEKAN TOMBOL (14) PADA SAAT MENEKAN

- Untuk melakukan pengujian lagi, ulangi langkah 3.1


- Diperlukan Standart EN12504-2 untuk setiap seri pengujian, rebound dari hammer test
agar diuji terlebih dahulu pada anvil referens yang sesuai.
- Standart ini menyediakan verifikasi informasi yang tepat. Sehingga melalui informasi ini,
hammer test wajib di uji pada anvil referens ini setiap sebelum dan sesudah pengujian.
- Hasil uji yang telah didapatkan pada anvil referens ini harus di catat dan dibandingkan
(Paragraf 6.3)
- Menurut Standart yang diberikan di atas, sertifikat kalibrasi dari uji rebound hammer test
tidak diperlukan, karena meskipun dirilis oleh perusahaan manufaktur di mana mereka
menggunakan anvil referens yang berbeda dan tidak bisa dikomparasikan dengan hasil
uji yang didapatkan oleh operator yang didapatkan dengan anvil referens yg
digunakannya.

3.4 PEMBACAAN HASIL

- Diagram kurva yang dilekatkan pada alat (dimana juga dilampirkan pada manual ini)
bisa digunakan untuk mendapatkan nilai kompresi pada benda uji kubus. Diagram ini
dihitung berdasarkan nilai rebound "B" yang didapatkan dari uji yang dilakukan oleh
hammer test ini.
- Segala nilai yang tertulis pada diagram kurva adalah nilai rebound rata - rata yang
didapatkan dari pengujian yang dilakukan minimal oleh 5 - 10 kali pengujian
- Dalam pengkalkulasian rata - rata, jangan gunakan nilai yang di mana nilai tersebut
memiliki jarak 5 unit atau lebih dengan nilai rata2 itu sendiri.
- Terdapat 3 kurva pada diagram. Hal ini bisa digunakan untuk mengkonversi dimana
posisi badan alat horizontal.
- Terkadang diperlukan untuk melakukan penyesuaian nilai rebound yang didapatkan
ketika pengujian. Ini terjadi ketika posisi dari alat berbeda dari 3 kurva. Hal ini biasanya
terjadi karena diperlukannya untuk menjaga sudut alat tetap tegak lurus dengan
permukaan yang hendak diuji). Jika demikian, silahkan sesuaikan nilai rebound dengan
skema berikut ini :

Anda mungkin juga menyukai