Anda di halaman 1dari 20

CARA MENGGERINDA DENGAN MESIN GERINDA SILINDER

CARA MENGGERINDA DENGAN MESIN GERINDA SILINDER

1. Cara memeriksa dan mempersiapkan mesin

a. Petunjuk umum

Pemeriksaan mesin sangat penting dilakukan. Hal-hal yang dilakukan dalam periksaan ini dalah
memeriksa kondisi mesin dan kelengkapan peralatan. Urutan pemeriksaan ysng perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :

1) Mempelajari dengan baik buku petunjuk penggunan mesin. Sebaiknya jangan


menjalankan mesin kalo kita tidak memahami cara pengoperasiannya.

2) Memeriksa semua tuas penggerak otomatis dan di usahakan selalu dalam kedudukan
netral sebelum kita menghidupkan mesin. Begitu juga bila kita akan meninggalkan mesin, sesudah
bekerja tuas-tuas harus berada dalam keadaan netral. Bila mesin langsung dijalankan sebelum
diperiksa, kemungkinan meja akan bergerak begitu tombol ditekan. Akibatnya dapat terjadi benturan
antara sesama bagian mesin sehingga menimbulkan kerusakan. Jika kerusakan yang terjadi sangat
fatal, mesin tak dapat digunakan lagi atau sekurang-kurangnya untuk beberapa waktu selama
perbaikan (penggantian) dengan yang baru. Tindakan ini merupakan pencegahan terhadap
kerusakan.

3) Memeriksa minyak pelumas dan melumasinya lebih dahulu. Periksa ketinggian minyak
pelumas melalui kaca penduga. Bila permukaan minyak pelumas berada dibawah tingi minimum,
maka harus ditambah mencapai batas tinggi yang diperlukan. Bila minyak pelumas telah kotor atau
menjadi encer, sebaiknya diganti dengan yang baru. Lihat buku petunjuk mengenai jenis minyak
pelumas yang dianjurkan oleh pabrik pembuat mesin ini. Bila minyak pelumas itu tidak tersedia
dipasaran, dapat dicari kesamannya menurut daftar minyak pelumas.

4) Menjalankan roda gerinda selama kurang lebih 10 menit agar terjadi kenaikan suhu
pada unit kepala gerinda sampai mencapai suhu kerja normal. Pada suhu ini kepala gerinda akan
memuai sehinga toleransi porosnya mencapai toleransi yang tepat. Sebelum dijalankan, supaya
diperiksa dulu kondisi roda gerinda. Yang perlu diperhatikan adalah kebulatan dan ketajaman roda
gerinda. Bila perlu diasah dahulu dengan intan bila kondosinya tidak memenuhi syarat. Sebaiknya
menggunakan cairan pendingin waktu mengasah agar serbuk gerinda ikut terbawa cairan sehingga
mudah terhisap oleh operator waktu bernafas, atau berterbangan mengenai muka dan mata.
Gunakan kaca mata waktu mengasah atau membersihkan roda gerinda. Hentikan roda gerinda dan
amati sisi potongnya pada saat mesin gerinda hampir berhenti. Bila kelihatan masih belum merata
warnanya (kelihatan masih belang-belang) berarti roda gerinda belum bundar sehingga perlu
mengulang pengasahan kembali roda gerinda agar roda gerinda tetap bundar dan bersih serta tajam.

5) Untuk penyelesaian terakhir, roda gerinda harus diasah kembali agar diperoleh hasil
penggerindaan yang sangat halus permukaannya.
6) Menghentikan mesin dengan menggunkaan tombol darurat (emergency stop). Hal ini
dilakukan untuk mengecek ketepatan kerja tombol ini

7) Memeriksa kedua center mesin terutama bagian ujung yang menopang benda kerja.

8) Memeriksa alat-alat bantu yang diperlukan

9) Memeriksa mesin apakah gerakan meja dan lainnya berlangsung mulus sebelum
memasang benda kerja.

b. Penyetelan Peralatan

Sebelum memasang benda kera perlu diperiksa alat atau peralatan yang berhubungan dengan
pekerjaan yaitu :

1) Memeriksa senter mesin

Ada dua macam senter mesin, yaitu senter penuh dan senter setengah (gambar 4.1). Senter setengah
dipasang pada kepala lepas. Bagian coakan atau lekukannya menghadap roda gerinda. Gambar 4.2
memperlihatkan keadaan keadaaan senter yang baik dan yang rusak. Bagian badan yang tirus harus
dibersihkan sebelum dipasang faksi kepala lepas.

Gambar 4.1

Macam-macam senter

Gambar 4.2
Kondisi senter

2) Menyetel kesejajaran senter atau kelurusan sumbu mesin

Garis senter (sumbu mesin) harus sejajar dengan arah gerakan meja. Cara memeriksanya adalah
sebagai berikut :

a) Memasang kedua senter (gambar 4.3)

b) Memasang batang uji (test bar) diantara dua senter

c) Memasang jam ukur, dan kakinya ditempatkan pada kepala gerinda

d) Menyinggungkan kelas jam ukur pada jam uji dan menyetel jarum ke angka nol

e) Menggeser meja, dan mengamati jam ukur. Jika jarum tetap diam pada angka nol berarti
meja dalam posisi lurus. Bila jarum menunjukan penyimpangan selama meja bergerak memanjang,
maka meja bagian atas, yaitu meja kili-kili (swivel) harus digeser sehingga jarum tidak menunjukan
penyimpangan lagi

f) Hal-hal yang harus diperhatikan :

Angka skala yang terdapat pada ujung meja kili-kili perlu dicatat, karena beberapa sebab skala tidak
menunjuk nol pada posisi meja lurus

Untuk mesin gerinda silindris universal yang mempunyai kepala tetap dengan alas kili-kili dapat
disetel dengn cara berikut :

(1) Menyetel skala pada angka nol

(2) Menggeser meja dan mengamati jarum jam ukur.

(3) Menyetel kepala tetap jika jarum masih menyimpang. Ini dapat dilakukan dengan mudah
karena alas kepala tetap adalah alas kili-kili (gambar 4.4)

Gambar 4.3

Kedudukan senter
Gambar 4.4

Cara menyetek kepala tetap

Pada mesin gerinda silindris sederhana yang dapat diputarkan hanyalah meja saja. Sedangkan pada
mesin gerinda universal mempunyai tiga bagian yaitu : meja, kepala gerinda, dan kepala tetap yang
dapat diputar untuk disetel. Terdapat dua macam skala pada ujung meja kili-kili, yaitu skala dalam
derajat dan skala dalam harga tangen sudut yang dibuat. Ada kemungkinan skala derajat tidak
menunjukan nol tetapi mendekati nol, sedangkan meja telah lurus. Pada mesin gerinda silindris
universal, skala pada ujung meja dapat dibuat nol, sedang yang setel adalah kepala lepasnya. Kedua
mesin ini dilengkapi denga senter mati sehingga tingkat kepresisian yang dicapai akan lebih tinggi.

3) Menyetel kelurusan kepala tetap

Jika kita akan menggerinda bagian dalam (lubang), benda kerja dijepit dahulu pada cekam. Untuk ini
perlu diperiksa kelurusannya dengan cara :

a) Memasang cekam pada kepala tetap

b) Memasang batang uji pada flat cekam (gambar 4.5)

c) Memasang jam ukur pada kepala gerinda (gambar 4.5)

d) Memajukan kepala gerinda sehingga tuas jam ukur menyentuh batang uji

e) Menyetel skala derajat kepala tetap pada angka nol (lihat gambar 4.6)

f) Menggeser meja kearah memanjang dan mengamati jarum jam ukur

g) Menyetek alas kili-kili pada meja jika jarum masih menyimpang (ihat gambar 4.4
kembali) jika senter kurang baik maka skala pada meja tidak menunjukan pada angka nol
Gambar 4.5

Pemasangan batang uji dan jam ukur

4) Memeriksa kesepusatan cekam

Kesepusatan pelat cekam sangat menentukan ketelitian hasil penggerindaaan. Pengikisan oleh
gerinda biasanya dibatasi kira-kira 0,1 sampai dengan 0,2 mm. Cara memeriksa kesepusatan adalah :

a) Memasang batang uji atau benda yang sudah diasah dengan presisi (gambar 4.7)
kemudian mengikatnya dengan kuat pada cekam rahang tiga.

b) Memasang jam ukur pada meja. Menyinggungkan tuas jam pada benda uji.

c) Memutar pelat cekam satu putaran dan mengamati jarum jam ukur (gambar 4.8).
Penyimpangan maksimum kekanan pada bagian yang disentuh tuas ditandai dengan kapur atau
spidol, demikian juga pelat cekam pada bagian yang sama.

d) Menjauhkan jam ukur dari benda uji.

e) Mengendorkan sedikit ketiga baut pada plat cekam

f) Catatan : Jika jarum jam ukur tidak pernah diam karena rahang rusak, rahang itu sudah
saatnya diganti (diperbaiki).
Gambar 4.6

Menyetel kili-kili kepala tetap

Gambar 4.7

memasang benda yang telah tepat bundar


Gambar 4.8

memeriksa dengan jam ukur

5) Memeriksa kepala gerinda

Yang sangat penting diperhatikan pada kepala gerinda adalah kebersihan, ketajaman, dan
kebundaran roda gerinda. Roda gerinda yang cacat haus diperbaiki (diasah) dengan intan pengasah.
Kedudukan garis sumbu kepala gerinda (terutama mesin gerinda universal) perlu untuk di setel.

Cara memeriksa kebundaran adalah sebagai berikut :

a) Menjalankan roda gerinda, kemudian menghentikannya. Kemudian diamati sisi


potongnya pada saat hampir berhenti. Jika tidak bundar, maka warrna bekas pengasahan biasanya
berbeda.

b) Memasang intan pengasah pada kepala lepas atau pada meja (gambar 4.9). Pada waktu
pangasahan, roda gerinda diberi cairan pendingin. Sebaiknya dipakai kacamata pelindung.

c) Menghentikan kembali mesin dan mengamati roda gerinda. Bila warnanya telah sama
rata berarti roda telah bundar.

Gambar 4.9

cara memasang intan pengasah pada meja


Catatan :

Pengasahan roda gerinda pelu dilakukan lagi apabila :

Roda gerinda belum bundar

Roda belum tajam dan

Sebelum penggerindaan terakhir

6) Menyetel roda gerinda lubang

Untuk menggerinda lubang perlu diperiksa kebulatan roda dan kelurusannya serta kelurusan
porosnya (gambar 4.10)

Cara memeriksanya adalah sebagai berikut :

a) Memasang unit gerinda dalam ;

b) Memasang jam ukur pada meja;

c) Menyentuhkan tuas keporos roda gerinda kemudian menjalankan meja bolak-balik serta
mengamati jarum jam ukur;

d) Menyetel kepala gerinda jika jarum menyimpang. Ini hanya untuk mesin gerinda silindris
universal karena unit kepala gerindanya mempunyai alas kili-kili (gambar 4.11);

e) Mengamati kebulatan roda. Jika tidak bundar harus segera di asah.

Catatan :

Roda gerinda jangan diperiksa menggunakan jam ukur, agar ujung tuasnya tidak menjadi aus. Waktu
mengasah roda gerinda dan waktu menggerinda jangan lupa memakai kacamata, karena roda
gerinda tidak mempunyai pelindung (gambar 4.12). Tiap mengasah roda gerinda, gunakanlah selalu
cairan pendingin agar serbuknya tidak berterbangan karena dapat terhisap waktu bernafas. Ini
berarti mengurangi bahaya. Bila putaran gerinda sangat tinggi, maka roda gerinda mudah pecah,
mudah terlempar, dan terkena operarator yang dapat berakibat fatal. Periksa dengan teliti keausaan
roda gerinda sebelum digunakan, terutama keretakannya agar kecelakaan tidak terjadi..
Gambar 4.10

Cara memeriksa kelurusan gerinda lubang

Gambar 4.11

Cara menyetel kelurusan unit kepala gerinda.


Gambar 4.12

Roda gerinda dalam tanpa pelindung

7) Menentukan putaran roda gerinda

Pada label tiap roda gerinda tertulis putaran roda gerinda yang dianjurkan. Untuk itu sebaiknya
putaran roda gerrinda tidak melebihi putaran maksimum.

8) Menentukan putaran benda kerja

Seperti halnya membubut, ila kecepatan potong 30 m/meni, jadi putaran benda kerja dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus :

RPM = ---------- putaran/menit

3,14 D

RPM = rotasi permenit (putaran permenit) benda kerja

V = kecepatan potong

D = diameter benda kerja


Untuk penyelesaian yang lebih halus dianjurkan agar putaran benda kerja lebih rendah dari hasil
perhitungan. Dan juga, gerakan meja harus lambat.

Kepala tetap mempunyai pasangan puli bertingkat yang berguna untuk mengukur putaran. Gambar
4.13 memeperlihatkan bentuk puli bertingkat yang dapat saling dipindahkan. Pada puli bertingkat,
besar putaran ketiga putaran itu dapat diubah. Besarnya perubahan dapat diperhatikan atau dilihat
pada keterangan pasangannya.

Ada dua cara menentukan arah putaran benda kerja :

a) Benda kerja dibuat bergesekan dengan roda gerinda pada bidang gesek yang
berlawanan geraknya. Atau dengan kata lain, benda kerja dengan roda gerinda mempunyai arah
putaran yang sama (lihat gambar 4.14)

b) Benda kerja dibuat bergesekan dengan roda gerinda pada bidang gesek yang searah
geraknya. Atau dengan kata lain, benda kerja dengan roda gerinda mempunyai arah putaran yang
berlawanan (lihat 4.15). Dari dua cara tersebut, cara pertamalah cara paling sesuai untuk
penghalusan terakhir.

Gambar 4.13

Pengaturan putaran dengan puli bertingkat

Gambar 4.14
Putaran searah

Gambar 4.15

Putaran berlawanan

c. Menyetel kepala tetap dan kepala lepas

Untuk menyetel kepala tetap dan kepala lepas, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a) mengatur kepala tetap atau kepala penggerak benda kerja dilakukan dengan cara :

1) mengeser gerinda menjauhi meja

2) Melepas cekam atau membuka senter kepala tetap, kemudian membersihkan lubang
senter;

3) Melonggarkan mur atau baut pengikat (penyetelan kili-kili) alas kepala tetap (Gambar
4.16)

Gambar 4.16

Penyetelan kili-kili

b) Meluruskan kepala tetap dan kepala lepas secara sederhana dilakukan dengan cara :

1) Membersihkan meja mesin

Memotong kepala lepas mendekati kepala tetap ampai pengukur masuk kelubang tirus kepala ttap,
dan pengukur hendaknya berada ditengah lubang tirus.

2) Mengikat kepala lepas pada meja.


3) Bila pengukur telah menekan kuat ikatlah mur alas kili-kili

Perhatian :

Mur pengikat kili-kili harus longgar agar alasnya mudah bergarak cara sebagai pelengkap bahasan
sebelumnya agar dapat disesuaikan dengan peralatan yang tersedia.

Gambar 4.17

Meluruskan kepala tetap dan kepala lepoas.

2. Memasang Benda Kerja

Ada sebelas hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan benda kerja.Hal-hal tersebut adalah

a) Pemegangan benda kerja antara dua senter

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut

1) Memeriksa Senter-senter

2) Memastikan bahwa kedua senter dalam kondisi baik, dan bentuknya benar.

3)Memeriksa kedua lubang senter pada benda kerja dalam kondisi dan bentuk yang baik.Karena
kondisi yang baik dan bersih akan mempengaruhi hasil kerja

b) Pengikatan benda kerja dengan pembawa

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut,

a. Memilih ukuran pembawa, sedikit lebih besardaripada benda kerja

b. Memasang pembawa pada benda kerja dengan bagian benda sedikit menonjol (+_4cm)(gambar
4.18)

c. Memberi gemuk(pelumas) pada kedua lubang senter benda

d. Perhatian
e. Pada pengerjaan akhir, bagian ujung benda sebaiknya dilapisi dengan plat tipis dan lunak agar

f. tidak rusak oleh tekanan pembawa dan bautnya

c) Pengaturan Jarak Senter

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a.Mengendorkan baut pengikat kepala lepas, juga pena pembawa pada kepala tetap.

b.Mendorong kepala lepas sampai jarak yang sesuai untuk benda.Menarik tuas agar senter berada
pada posisi di belekang ,dan dikunci pada kedudukan ini (gambbar 419)

c.Memegang benda kerja mendatar diantara kedua senter dengan menggunakan tangan kiri.

d.Mendorong kepala lepas dengan tangan kanan mendekati benda kerja sehingga senternya hampir
masuk kelubang benda.

e.Mengangkat benda kerja atau memindahkannya ke tempat lain

f.Mengunci kepala lepas pada tempat atau kedudukan setelah mengangkat benda kerja

Catatan

Cara lain untuk mengatur jarak senter adalah dengan mengukur panjang benda kerja, jarak ini
dipakai sebagai pataokan untuk mengatur jarak senter.Terutama untuk benda kerja yang besar dan
berat hal ini sangat menguntungkan dan aman, apalagi jika tidak tersedia alat pengangkat.

Gambar 4.18 Memasang Pembawa


Gambar 4.19 Mengatur kedudukan senter

d)Pemasangan dan Pengikatan benda kerja

Setelah jarak senter diatur, sekarang kita akan memasang benda kerja diantara kedua senter. Caranya
adalah sebagai berikut :

a. Menarik tuas agar faksi pada kepala lepas tertarik masuk kedalam pengantarnya (badan kepala
lepas). Pada kedudukan ini kemudian di kunci.

b. Memegang benda kerja mendatar setinggi senter kemudian memasukannya keujung senter
kepala tetap.

c. Membuka kunci paksi kepala lepas. Memasukan senter perlahan-lahan keubang benda, sampai
terasa menekan dengan cukup kuat (Gambar 4.20).

d. Memeriksa dan memastikan bahwa bend kerja dapat berputar bebas diantara kedua senter
tetapi tidak terasa adanya kelonggaran.

Gambar 4.20

Memasang benda kerja

e)Pengaturan kembali pembawa


Hal-hal yang perlu dilakukan :

a. Memasukan pena pembawa diantara celah kaki pembawa, dan membiarkan ujung pena sedikit
menonjol.

b. Mengikat benda kerja dengan baut pengikat yang terdapat pada pembawa (lihat Gambar 4.18)
ikatan benda kerja harus cukup kuat.

Caatatan :

Sebelum mulai bekerja agar diperiksa kembali ikatan enda kerja pada kepala lepas. Jika ikatan
longgar benda kerja tidak akan berputar dengan baik bila terjadi gesekan dengan gerinda. Juga
kesalahan mengikat dapat berakibat benda kerja tidak tepat berada pada senter sehingga gerakannya
tidak sepusat.

f)Pemasangan mandrel diantara kedua senter

Mandrel yang merupakan sebuah poros dengan ketirusan yang sangat kecil biasanya digunakan
untuk memegang benda kerja pendek dan berlubang yang seluruh permukaan luarnya akan
digerinda .Ada tiga langkah yang perlu dilakukan pada pemasangan mandrel.

a.Memilih mandrel/poros bantu ,(lihat Gambar 4.21).Pemilihan ini dapat dilakukan dengan cara :

1. mengukur lubang benda kerja;

2. memilih ukuran poros tirus yang sesuai.Dapat juga dilakukan dengan mencoba memasangkan
benda kerja.

b.Memeriksa kesepusatan mandrel/poros tirus

Salah satu sebab tidak sepusatnya hasil penggerindaan adalah mandrel yang tidak
sepusat.Pemeriksaan mandrel dilakukan sebagai berikut:

1)membersihkan lubang senter pada kedua ujung mandrel dan melumasinya;

2)memasang mandrel diantara kedua senter mesin ;

3)memasang jam ukur pada meja, kemudian menyentuhkan tuasnya pada mandrel;

4)memutar mandrel dengan tangan, dan mengamati jam ukur.Bila jarum menyimpangberarti
mandrel tidak dapat digunakan karena tidak sepusat
Mandrel (poros bantu)

Gambar 4.21 Memeriksa kesepusatan poros bantu (mandrel)

c. Memasang benda kerja pada mandrel dilakukan dengan cara:

1. membersihkan mandrel sampai kering dan melumasi lubangnya saja ;

2. memegang benda kerja dengan tangan kemudian memasukan mandrel pada benda kerja,dan
didorong sambil diputar serta ditekan dengan press tangan sehingga mengikat kuat.

Perhatian

Untuk mengeraskan pengikatnya sebaiknya tidak dipukul. Karenaakibat dari pukulan yang kuat, maka
pada pengikatan dapat terjadi hal-hal sbb:

-benda kerja akan mengembang sehingga pengikisan menjadi lebih banyak.Maka benda kerja akan
lebih kecil dari pada ukuran sebenarnya;

-Bila terlalu longgar benda akan berputar diatas mandrel akibatnya tidak bulat.

d. Memasang benda dan mandrel di antara kedua senter dapat dilakukan dengan cara:

1. membersihkan kedua lubang senter pada mandrel;

2. memasang mandrel diantara kedua senter ,

3. menyetel pembawa dan mengikat benda dengan kuat ;

4. memeriksa kebebasan berputar dengan mengatur tekanan pegas (Gambar 4.22)


Gambar 4.22 Memasang benda dan mandrel diantara kedua senter

g)Pemasangan kaca mata untuk menopang benda kerja

Benda kerja yang panjang akan cenderung melentur waktu digerinda. Untuk mencegahnya
digunakan kaca mata.Caranya adalah sebagai berikut.

a. Menentukan jumlah kaca mata yang akan dipakai , mungkin lebih dari satu buah.

b. Memasang benda kerja diantara kedua senter .

c. Memberi tanda dimana kaca mata akan dipasang.

d. Membersihkan meja dan kedua sepatu pada penopang kaca mata yang diikat pada meja
(Gambar 4.23)

Gambar 4.23 Memasang kaca mata

h)Penyetelan kaca mata pada benda kerja

Untuk menyetel kaca mata pada benda kerja dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Menggeser meja sehingga kaca mata tepat berhadapan dengan roda gerinda (Gambar 4.24)

b. Menjalankan roda gerinda. Memajukannya, sehinga menyinggung benda kerja dan sedikit
mengasah. Roda gerinda dalam hal ini harus bundar.

c. Menaikan sepatu penopang sebelah bawah sehinga menyentuh bagian bundar. Memutar roda
yang bererigi dilakukan dengan tangan saja agar dapat dirsakan kuatnya penekanan,

d. Dilakukan pula untuk sepatu mendatar dengan cara yang sama,


e. Mengunci sepatu pada kedudukan ini (Gambar 4.25).

Perhatian

Pengaruh kesalahan mengatur sepatu dapat berakibat

Benda akan mengecil bila tekanan sepatu ke arah gerinda terlalu kecil,

Benda akan membesar bila tekanan sepatu bwah lebih besar karena benda terangkat, sepatu perlu
disetel kembali bila benda mulai mengecil karena di asah

Catatan

Kaca mata dengan sepatu penopang ini digunakan untuk penggerindaan bagian luar pada benda
kerja yang panjang. Pengaturan perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya tidak menggunakan atau
kunci untuk memutar pengunci

Gambar 4.24 Menyetel kaca mata


Gambar 4.25 Menyetel sepatu kaca mata

i)penjempitan benda kerja dengan cekam dan penopangan kepala lepas

Untuk memasang benda kerja diantara cekam dan kepla lepas perlu dperhatikan ha berikut.

a. Menjempit sependek mungkin benda kerja pada cekam dan menopang dengan senter kepala
lepas (Gambar 4.26)

b. Menguatkan pengikatan pengikatan cekam

c. Memeriksa pelumasan lubang senter sebelum pengikatan dikeraskan. Memeriksa kebebasan


berputar benda pada senter. Tekanan senter sebaiknya tidak terlalu besar.

d. Memeriksa kesepusatan benda kerja dengan menggunakan jam ukur

j) Penggunaan penopang denagn kacamata yang mempunyai tiga sepatu

Gambar 4.26 Penjepitan dengan cekam berahang tiga dan senter

Anda mungkin juga menyukai