Anda di halaman 1dari 2

“Mengabadikan perundungan”

Tinggalkan saja perundungan kemarin lusa


Cukup kau pergi dari keributan batin yang terpicu sebab kedunguan
Aku bisa menemani kesendirianku
Dengan sunyi di kala geriliya
Pergilah sejauh cita-cita kebahagiaan yang kau dapat dengan cucur keringat.

Apabila hari ini dijamah dengan penuh kemessraan


Tentu yang dulu-dulu
Tak akan tahu tentang pesawat kata yang melintasi rasa
Tentu juga tak ada bedanya dengan yang sekarang
Dan intiuisi yang tertata akan tetap sukar di jamah oleh kata.

Aku adalah jelmaan bumi yang di tinggalkan, terabaikan, dan sendirian.


Oleh sinar dan matahari
Oleh langit dan awan
Oleh bulan dan bintang
Cinta dan perempuan
Hingga yang tersisa tinggal kenangan dan tulisan
Dan sesungguhnya yang bercinta bukan kita
Tapi kenangan.
“Keracunan yang di nanti”

Diluar sana, kau tidak jauh lebih hebat dari ku


Sekalipun saling menaruh kepala dibawah kaki masing-masing
Kau semua tidak jauh lebih hebat dari ku
Kendatipun saling membatin dengan dalam di atas mesin-mesin
Karena kau semua, di dalam hati terdalam ku

Aku mengingatmu di setiap pelukan


Tanganmu dan tanganku tak lepas dari gengagaman
Aku mengingatmu di setiap kecupan
Bibirmu dan bibirku tak mati dari keracunan
Meski ku sadari genggaman mu menjadi rindu
Dan rindumu menjadi racun yang membuat ku pilu

Mengingat mu adalah kerinduan paling purba


Seperti ketika aku sedang mengingat tuhan
Tak lekang dalam ayat yang dilantunkan
Dan kau mencabut kerinduan untuk mempertemukan

Anda mungkin juga menyukai