Anda di halaman 1dari 22

II.

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Personal Branding

Dalam bagian ini, kita akan mengetahui beberapa pendapat mengenai definisi
personal branding, dengan banyaknya pendapat tersebut lalu akhirnya penulis
jugalah yang menyimpulkan agar memudahkan pembaca mengerti apa yang
dimaksud. Baiklah, silahkan disimak!

1. Personal branding didefinisikan menurut Wikipedia English adalah


Personal branding adalah praktek orang memasarkan diri dan karir
mereka sebagai merek.

2. Personal branding adalah strategi penting untuk mengendalikan langkah


menuju sukses di setiap bidang yang ditekuni.

3. Personal branding adalah proses untuk masuk pasar untuk menjual diri
Anda sebagai brand dalam rangka meraih kesuksesan.

4. Personal branding adalah proses yang harus dilakukan secara terus


menerus sehingga dapat menciptakan masterpiece yang manfaatnya dapat
dirasakan makhluk yang ada di dunia ini.

5. Personal branding adalah merupakan identitas personal yang dapat


menimbulkan persepsi dalam benak audiensi, yaitu mengenai nilai dan
kualitas yang disandang oleh pemilik nama tersebut.

6. Personal branding adalah kunci untuk membangun dan menghasilkan


jutaan orang-orang yang profesional. Personal branding digunakan
sebagai alat untuk membentuk pandangan orang lain terhadap diri kita.
7. Personal branding adalah sebuah pencitraan pribadi yang mewakili
serangkaian keahlian, suatu ide, cemerlang, sebuah sistem kepercayaan,
dan persamaan nilai yang dianggap menarik oleh orang lain. Personal
Branding adalah segala sesuatu yang ada pada diri anda yang
membedakan dan menjual, seperti pesan anda, pembawaan diri dan taktik
pemasaran. [Kupta]

8. Personal branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara


lebih banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif.
[Montoya, 2002]

9. Personal branding adalah sesuatu tentang bagaimana mengambil kendali


atas penilaian orang lain terhadap anda sebelum ada pertemuan langsung
dengan anda. [Montoya & Vandehey, 2008.]

10. Personal branding adalah Kemampuan menggunakan atribut-atribut


secara bebas yang menunjukkan kemampuan anda dalam mengatur
harapan-harapan yang ingin orang lain terima dalam pertemuannya
dengan anda. [Mobray, 2009]

Dari sekian banyaknya yang memberikan pendapat tentang definisi personal


branding maka penulis perlu menyimpulkan agar memudahkan pembaca
mengambil intisarinya.

“Personal Branding adalah upaya untuk mendapatkan


keuntungan finansial yang berlanjut dengan mengambil simpati
dan kepercayaan dari konsumen/klien melalui promosi bahwa
produk/jasa yang kita tawarkan memiliki kualitas tinggi dan
terjamin bisa memuaskan pelanggan. Untuk itu, perlu butuh
bukti dari pengakuan dari konsumen yang pernah memakai jasa
kita atau konsumen yang telah membeli produk kita.”

2.2 Personal Branding Bagi Guru


Guru adalah pendidik yang fitrahnya mengajar dan mendidik, Tentu image
baik akan selalu melekat pada diri seorang guru. Seorang guru yang selama
ini telah dikenal sejak lama sebagai pasukan Oemar Bakri sebagai sosok yang
digugu dan di tiru, sebagai sosok pahlawan tanpa tanda jasa sebagai salah satu
agen perubah yang ada di masyarakat.

Personal branding bagi seorang guru dimaknai sebagai sesuatu yang dibangun
oleh seorang guru secara pribadi tentunya untuk menciptakan brand atau
image yang baik. Citra atau image yang dibangun tentu berguna untuk
menciptakan kekhasan terkait kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut.
Citra positif yang diupayakan untuk dibangun ini terkait juga dengan
aktualisasi yang coba ditonjolkan oleh seseorang, tanpa terkecuali guru.

Personal branding bagi seorang guru dapat tercermin dari perilaku posistif
kesehariannya. Salah satu contoh personal branding yang umum dimiliki oleh
seorang guru antara lain cerdas, dapat memotivasi tinggi, bisa memberikan
semangat untuk terus berprestasi, berbakat (multi tasking), memiliki
interpersonal skill dan tulus dalam melayani peserta didik maupun
masyarakat lain secara umum.

Personal branding bagi seorang guru adalah proses sepanjang masa yang terus
diupayakan sebagai bagian dari upaya pembelajar sepanjang hayat untuk terus
dapat menerjemahkan dan mengimplementasikan secara nyata kebermaknaan
belajar.

Personal branding yang dapat dibangun oleh seorang guru dilakukan dengan
cara mengemban amanah, dan dibangun berdasarkan kualitas reputasi
kehidupan guru, kemampuan melaksanakan tugas dengan dapat menaikan
mutu pembelajaran siswa, memiliki kepribadian terpuji, pemahaman
wawasan kependidikan dan partisipasi dalam kemasyarakatan .

Tujuan atau cita-cita seorang guru (siswa lebih berkembang, brand berkaitan
dengan persepsi). Secara sederhana seorang guru dapat memasarkan diri
melalui kecakapannya. Personal branding dengan melakukan reputasi
kepribadian berkualitas dalam keseharian inilah yang perlu dibangun para
guru di Indonesia agar lebih mempunyai nilai tersendiri.

Tujuan personal branding terlihat menjadi lebih baik, citra yang baik, meraih
prestasi (prestasi seorang guru adalah mencetak murid-murid yang dapat
mengadopsi dan memahami pelajaran yang disamapaikan) akademik maupun
non-akademik.

2.3 Pentingnya Personal Branding Bagi Guru

Personal branding guru adalah suatu upaya yang dilakukan guru bersangkutan
dalam menampakkan citra dirinya yang positif ke masyarakat yang
dibidiknya. Seorang guru akan menampilkan sejumlah kelebihan dan
keunikannya yang tidak terdapat pada guru manapun. Hal tersebut membuat
orang mengenal guru tersebut berdasarkan kelebihan dan kebaikannya.

Setelah mengetahui apa sih personal branding itu, kita bisa memahami
peranan, fungsi, serta kedudukan yang sangat penting bagi seorang guru. Ada
sejumlah langkah membangun personal branding untuk guru yang perlu
dilakukan. Berikut ini beberapa manfaat pentingnya personal branding bagi
guru yang penting Anda ketahui.

1. Menumbuhkan kepercayaan diri guru


Salah satu manfaat personal branding bagi kalangan tenaga pendidik atau
guru adalah menumbuhkan kepercayaan diri pada guru dengan
menampilkan apa yang menjadi kelebihan dan kekuatan dari guru
tersebut. Branding bagi guru lebih untuk menampilkan kelebihan dan
kekuatan guru ke publik agar lebih dikenal dan jadi kesan positif sebagai
ciri khasnya. Sehingga membuat guru lebih disenangi murid dan tampil
percaya diri.

2. Memperkuat kredibilitas
Manfaat personal branding berikutnya untuk guru adalah memperkuat
kredibilitas guru atas kompetensi dan kemampuan guru.
3. Meningkatkan nilai tambah
Personal branding guru akan meningkatkan nilai tambah guru di depan
khalayak umum dengan kelebihan dan kekuatan yang dimilikinya.
Kepribadian dan karya-karya serta keahlian guru yang positif  akan
menjadi nilai tambah bagi guru bersangkutan.

4. Jaringan yang semakin luas


Pentingnya personal branding bagi guru juga dapat memperluas
pergaulan dan jaringan guru. Seorang guru akan terus belajar untuk
meningkatkan keahlian dan kompetensinya untuk mendapatkan merk
yang lebih baik bagi dirinya setiap harinya. Secara tak langsung seorang
guru akan berhubungan dengan beberapa mentor dan pakar di bidangnya
masing-masing.

5. Keuntungan dalam Keyakinan


Seseorang akan memperoleh kepercayaan diri saat mereka
mengembangkan merek mereka. Perolehan kepercayaan akan datang dari
kualitas dan kekuatan positif mereka yang dapat mereka bagikan secara
publik. Jika orang tahu bahwa mereka memiliki sesuatu yang dapat
mereka tawarkan, keyakinan mereka akan melonjak. Branding yang
dilakukan dengan baik akan menekankan kekuatan individu dan dapat
memberikan arahan ke mana dia dapat menggunakan kekuatan tersebut.
Ini juga akan memberikan keuntungan dalam keyakinan seorang guru.
Dimana keduanya bisa menjadi modal yang baik saat mengajar.

6. Memiliki Authenticity
Personal brand berasal dari hasrat, keterampilan, tujuan, dan nilai. Itu
adalah hasil dari perburuan seseorang akan pemenuhan dan makna.
Personal branding membantu seseorang tumbuh dari sesuatu yang dia
percayai. Branding membantu seseorang menjadi otentik, yang juga
dapat membantunya dalam memenuhi hal-hal dalam hidup dengan lebih
mudah. Karena keasliannya, branding diri membantu meminimalkan
kelemahan seseorang. Ini membantu dalam memperbaiki kelemahan.
Guru yang otentik tentu akan lebih percaya diri. Tidak ragu dengan
kelemahannya.

7. Membantu Mencapai Tujuan


Personal branding juga berperan dalam memperjelas tujuan-tujuan yang
ingin dicapai. Personal branding pada guru bisa membantu guru
mencapai tujuannya. Yaitu mampu menjalankan perannya sebagai
pendidik dengan baik. Membantu anak didiknya menjadi pribadi yang
baik dan berprestasi.

8. Sebagai Kontrol Diri


Personal branding memungkinkan seseorang untuk mengatur hidup
mereka sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Branding adalah
bagian penting dari karier seseorang. Dengan personal brandingnya, guru
bisa mengontrol dirinya sendiri agar bisa menjadi pendidik yang baik.

2.4 Contoh Personal Branding Guru

Personal branding bagi profesi guru menyangkut banyak aspek. Seperti


kompetensi, kemampuan atau skill guru, perbuatan guru yang positif dan
kelebihan lainnya yang membuat para siswa terkesan pada guru tersebut dan
mengingat selamanya atas kelebihan itu.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini beberapa contoh personal branding guru,
antara lain:

1. Guru yang pintar dan cerdas

2. Guru yang cekatan dan kreatif

3. Guru sebagai motivator

4. Guru serba bisa, termasuk menjadi guru online.


5. Guru yang ramah dan mempunyai kemampuan menjalin hubungan
yang baik dengan sesama guru dan lingkungan sekitar sekolah

6. Guru yang mengajar dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan

Itulah sejumlah contoh personal branding guru yang positif. Sedangkan


contoh untuk personal branding yang tak baik seperti guru yang galak, guru
yang gaptek, guru jutek, guru sinis, guru pendendam, guru ringan tangan dan
lain sebagainya.

Namun sebagian pihak menilai bahwa sesuatu yang negatif pada guru
bukanlah termasuk pada pembangunan branding guru. Karena personal
branding pada guru berfokus pada kelebihan dan kekuatan serta kebaikan
yang dimiliki guru bersangkutan. Personal branding adalah segala sesuatu
upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru setiap harinya sepanjang
hidipnya. Karena untuk mendapatkan banyak manfaat darinya.

2.5 Langkah Membangun Personal Branding Untuk Guru

Branding atau pencitraan pada seorang guru merupakan hal lumrah di


lingkungan sekolah. Ini berlaku bukan hanya pada merek suatu produk atau
bisnis. Tapi bisa juga pada pencitraan atau pemberian merek pada manusia
yang berkaitan dengan pengembangan diri, seperti guru.

Seorang tenaga pendidik yang profesional akan berusaha menjaga merek


dirinya dengan baik. Sehingga apa yang dikatakan orang lain tentangnya
adalah sesuatu hal yang positif. Seperti guru yang rajin, tepat waktu,
perhatian pada peserta didik, ramah, supel, murah senyum, bersahabat, pintar,
baik, suka menolong, dermawan, dan merek positif lainnya.

Berikut ini langkah-langkah membangun personal branding untuk guru yang


perlu dilakukan.

1. Melakukan pekerjaan mengajar secara baik


Cara yang sering dilakukan oleh guru untuk meningkatkan personal
brandingnya adalah melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari sebagai
guru dengan baik. Pekerjaan seorang guru yakni mengajar dan mendidik
siswa dianggapnya sebagai suatu amanah yang harus dikerjakan sebaik
mungkin. Supaya siswa dapat berkembang lebih baik dalam
kehidupannya, mempunyai akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-
hari, siswa dapat semakin bertambah wawasan dan keilmuan serta
meningkatkan kualitas hidupnya sepanjang hayat.

2. Menjaga reputasi baik dalam setiap perkataan dan perbuatan


Seorang guru harus selalu konsisten bersikap baik pada anak didik dan
cara mengajar dan mendidik peserta didik.  Seorang guru mampu
meningkatkan prestasi anak dalam mata pelajaran di sekolah. Karena hal
itu akan membuat citra baik guru semakin terbangun kuat dan positif.

3. Berkomunikasi yang harmonis dengan murid


Seorang guru yang mempunyai kesan dan citra yang baik di mata murid
adalah guru tersebut bisa berkomunikasi secara harmonis dengan anak-
anak murid. Tidak ada jurang pemisah antara peserta didik dan guru.
Untuk langkah membangun personal branding untuk guru bisa dengan
memberikan dorongan semangat kepada peserta didik dan
menyampaikan beberapa pengalaman dari kehidupannya yang berguna
bagi kehidupan peserta didik di masa depannya. Dengan demikian, guru
tidak hanya bertugas menyampaikan materi mata pelajaran yang menjadi
tugasnya di sekolah. Dengan adanya komunikasi yang baik antara guru
dan murid maka guru bisa menyampaikan apa yang menjadi personal
branding dirinya. Sarana untuk membuka komunikasi yang harmonis
antara guru dan murid sekarang ini sangat terbantu dengan adanya
perkembangan teknologi canggih. Seperti dengan media sosial. Dengan
guru berkomunikasi dengan baik pada murid melalui Zoom, Google
Meet, Whatsapp, ataupun percakapan langsung dll maka apa yang ingin
disampaikan oleh personal branding guru pada peserta didik akan sangat
jelas ditangkap baik oleh para murid.
2.6 Definisi Personal Branding bagi Dosen

Secara umum personal branding adalah sebuah proses membentuk, menarik


dan memelihara persepsi masyarakat berkaitan dengan aspek-aspek yang
dimiliki seseorang seperti keahlian, prestasi, kepribadian atau nilai-nilai yang
dibangun secara sengaja maupun tidak sengaja. 

Sehingga secara sederhana, personal branding adalah proses membangun citra


positif di masyarakat. Baik itu berkenaan dengan prestasi di suatu bidang,
keahlian di suatu bidang, maupun yang lainnya. 

Citra positif ini akan memberi dampak positif, memberi inspirasi, dan
sejenisnya kepada masyarakat sehingga sosoknya disukai. Jika sosoknya
disukai maka akan semakin dikenal luas dan kemudian citra positif tersebut
bisa dikenal lebih luas lagi. 

Jika personal branding sudah terbentuk, maka ada banyak hal bisa dilakukan
untuk mengoptimalkan manfaatnya. Misalnya pada seorang influencer,
personal branding yang terbentuk akan mendatangkan followers di akun
media sosialnya. 

Jika jumlah followers  sudah banyak maka influencer tersebut bisa melakukan


kampanye maupun iklan. Entah itu kampanye mengajak pada kebaikan
seperti ajakan untuk rajin beribadah, mematuhi program pemerintah tertentu,
dan lain-lain. 

Maupun untuk iklan atau mempromosikan sesuatu agar apa yang diiklankan
dikenal para followers yang dimiliki dan kemudian tertarik untuk
membelinya. Lalu, bagaimana dengan personal branding bagi dosen? 

Personal branding dianjurkan untuk dibangun oleh kalangan akademisi,


khususnya dosen. Tujuannya agar dosen semakin dikenal luas dan bukan
hanya namanya saja dan profesinya sebagai dosen. Akan tetapi juga
keterampilan dan prestasi akademiknya. 

Dosen membutuhkan personal branding untuk berbagai alasan. Mulai dari


mempromosikan kampus tempatnya mengabdi sebagai pendidik. Sampai
hanya sekedar menyalurkan hobi yang suka berbagi ilmu pengetahuan,
pengalaman, dan wawasan kepada banyak orang. 

Sosok dosen yang bisa dikatakan sebagai kalangan cendekiawan, membuat


apa yang disampaikan bisa dengan mudah didengar atau disimak masyarakat.
Semakin banyak  konten personal branding yang edukatif, inspiratif, dan
bermanfaat maka semakin baik. 

Personal branding yang dilakukan dosen kemudian menuntut dosen untuk


memperkenalkan diri kepada publik. Media yang digunakan sangat beragam
mulai dari blog pribadi, media sosial populer, rutin mengirimkan artikel
populer ke media massa, aktif mengisi seminar, dan lain-lain.

2.7 Manfaat Personal Branding bagi Dosen 

Personal branding bagi dosen memang sangat penting, karena ada banyak
manfaat bisa didapatkan ketika berhasil melakukannya. Manfaat tersebut
antara lain: 

1. Meningkatkan Kredibilitas 

Melakukan personal branding membantu dosen untuk membangun


kredibilitas di hadapan masyarakat luas. Sebab sudah memperkenalkan diri
kepada publik dan mengumumkan berbagai prestasi maupun pemikirannya
dalam berbagai hal. 

Apa saja yang dibagikan kepada dosen baik dalam bentuk tulisan maupun
yang lainnya akan mempresentasikan kualitas dosen itu sendiri. Sehingga
semakin sering berbagi hal-hal positif akan meningkatkan kredibilitas
dosen sebagai pendidik di perguruan tinggi. 

2. Membangun Rasa Percaya Diri 


Personal branding rupanya menjadi metode yang efektif untuk
membangun kepercayaan diri bagi dosen. Sebab saat dosen membagikan
konten positif maka sambutan masyarakat akan positif. 

Dosen tentu akan lebih semangat berbagi konten positif lainnya. Sekaligus
semakin semangat untuk mengeksplor kemampuan diri dalam menyajikan
konten bermanfaat bagi masyarakat luas. 

3. Menjadi Wajah Kampus Tempatnya Mengajar 

Personal branding bagi dosen akan ikut membangun branding akademik


bagi kampus tempatnya mengajar. Sebab pada saat dosen memperkenalkan
diri sebagai dosen kepada masyarakat. Sudah tentu akan mencantumkan
institusi. 

Apa saja yang dibagikan, dilakukan, dan sebagainya nantinya akan


terhubung langsung dengan institusi atau kampus tempatnya mengabdi.
Jika dosen bisa terus menjaga reputasi maka reputasi kampus ikut terjaga.
Kampus semakin dikenal, punya banyak mahasiswa, dan bisa terus
berkembang. 

4. Menjadi Wajah Dunia Pendidikan Tinggi Nasional 

Personal branding yang dilakukan oleh dosen tidak hanya menjadi “wajah”
bagi kampus, melainkan juga bagi dunia pendidikan tinggi nasional. Dosen
yang mampu menjaga reputasinya akan ikut menjaga reputasi pendidikan
Indonesia. 

Baik di mata masyarakat Indonesia sendiri maupun di hadapan masyarakat


internasional. Jika pendidikan Indonesia dikenal bagus, berkualitas, dan
mumpuni. Maka akan ada banyak program kolaborasi dengan negara lain
yang lebih maju. 
5. Memperluas Jaringan

Dosen dan profesi manapun dijamin memerlukan jaringan pertemanan


yang luas agar semua urusan lebih mudah. Urusan ini tidak selalu
berkaitan dengan kegiatan berbau nepotisme. Bahkan bisa hanya sekedar
mendapatkan info berharga. 

Apalagi jika info tersebut berkaitan dengan pengembangan karirnya


sebagai dosen. Rupanya dengan melakukan personal branding, seorang
dosen bisa dengan mudah memperluas jaringan. Semakin dikenal luas dan
punya banyak relasi, bahkan dimana-mana. 

6. Meningkatkan Kemampuan 

Personal branding bagi dosen juga menjadi media untuk mendorong dosen
terus mengembangkan diri. Sehingga bisa meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya di bidang keilmuan yang ditekuni.

Sebab saat personal branding dilakukan maka akan muncul keinginan


untuk bisa terus berkembang. Kemudian membagikan hal-hal baru yang
diraih kepada publik. 

7. Menambah Penghasilan 

Harus diakui, dosen yang melakukan personal branding bisa mendapatkan


pemasukan tambahan. Bisa karena memiliki lebih banyak prestasi
akademik sehingga ada lebih banyak pemasukan dari berbagai program
yang berhasil dimenangkan. 

Kemudian bisa juga diminta menjadi narasumber seminar di berbagai


kampus maupun workshop perusahaan manapun. Tentunya akan ada
penghasilan dari kesediaan menjadi narasumber tersebut. 

2.8 Kiat Melakukan Personal Branding untuk Dosen 


Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari personal branding bagi dosen
tentu menunjukan betapa pentingnya hal tersebut dibangun. Proses personal
branding ada kalanya berlangsung lama sampai tahunan. Namun bisa juga
dalam hitungan hari. 

Apalagi di era digital seperti sekarang yang membuat segala sesuatu yang
menarik dan bermanfaat besar berpotensi viral dalam hitungan detik. Selama
dosen bisa memanfaatkannya dengan baik maka personal branding bisa
terbangun dengan sempurna. 

Lalu, apa saja yang perlu dilakukan dosen agar bisa sukses melakukan
personal branding? Berikut beberapa kiatnya: 

1. Sukses Berkarir di Dunia Pendidikan Tinggi 

Kiat pertama dan yang utama dalam membangun personal branding adalah
sukses berkarir di dunia pendidikan tinggi. Artinya, dosen harus serius
menekuni profesinya dan mengembangka karir akademiknya. Jangan
hanya asal disiplin pulang pergi ke kampus. 

Kenapa? Sebab sejatinya, personal branding adalah proses


memperkenalkan kelebihan dan prestasi yang dimiliki. Jika menambahkan
profesi dosen saat melakukan personal branding. Apakah logis jika tidak
punya prestasi akademik? 

Maka, dosen harus serius dengan profesinya sebagai pendidik di


Indonesia. Mulailah dengan memahami proses pengembangan karir dosen.
Sehingga bisa segera memiliki NIDN, lolos serdos, punya jabatan
fungsional, punya banyak publikasi, dan lain-lain. 

Sehingga dengan melakukannya dosen sudah memiliki “senjata” untuk


memperkenalkan diri kepada masyarakat secara positif. Hal ini tentu butuh
proses dan akan ada banyak batu sandungan. Apalagi dunia kampus tidak
selalu mendukung karir dosen untuk berkembang pesat. 

2. Menorehkan Banyak Prestasi Akademik


Masih berhubungan dengan personal branding bagi dosen di poin pertama,
yakni sukses berkarir di dunia akademik. Sehingga kiat kedua adalah
menorehkan banyak prestasi akademik. 

Kesuksesan di dunia akademik bisa dibuktikan dengan jabatan fungsional


maupun jabatan struktural yang diemban di kampus. Namun untuk lebih
mudah menjadi dosen yang kredibel di mata masyarakat maka harus punya
prestasi akademik. 

Prestasi akademik ini contohnya sangat beragam, paling umum adalah


terkait publikasi. Misalnya publikasi jurnal internasional yang terindeks di
Scopus. Kemudian berhasil meraih program beasiswa bergengsi, baik di
dalam maupun luar negeri. 

Selain dari yang disebutkan, masih banyak lagi prestasi akademik yang
bisa ditorehkan dan diupayakan para dosen. Semakin dini mulai
menorehkan prestasi semakin mudah untuk memiliki segudang prestasi. 

3. Aktif di Media Sosial

Personal branding akan lebih mudah dilakukan jika memanfaatkan


teknologi informasi terkini, salah satunya media sosial. Dosen yang
melakukan personal branding tentu sudah siap lahir batin dikenal oleh
publik. 

Maka silahkan membuat akun di media sosial, media sosial apapun yang
sekiranya membuat dosen nyaman dan mudah menggunakannya. Sehingga
bisa bertemu atau berkenalan dengan lebih banyak orang dari seluruh
Indonesia bahkan dunia. 

Sekaligus punya media untuk memperkenalkan diri sebagai dosen dari


sebuah perguruan tinggi. Kemudian mencoba membagikan ide, inovasi,
pemikiran, penilaian, dan termasuk mempublikasikan prestasi akademik
yang ditorehkan. 
4. Menjadi Dosen yang Ramah dan Terbuka 

Personal branding bagi dosen akan semakin mudah untuk sukses jika
dosen memiliki sifat positif. Yakni sifat yang ramah dan terbuka kepada
siapa saja. Jangan sampai membangun citra sebagai dosen yang galak
atau killer. Kenapa? 

Sebab mayoritas dosen di akun media sosialnya akan diikuti oleh


mahasiswanya sendiri, baru disusul dosen lain, dan kemudian menjaring
masyarakat luas. Jika dosen dikenal tidak ramah dan tidak enak dalam
mengajar. 

Maka mahasiswa enggan untuk mengikuti akunnya di media sosial. Hal ini
bisa menunjukan dosen kurang terampil bersosialisasi di lingkungan
kampusnya sendiri. Sehingga menghambat personal branding ke
masyarakat luas. 

5. Aktif Menulis Artikel Populer 

Kiat berikutnya adalah aktif menulis, dimana jenis tulisan yang bisa dibuat
dosen sangat beragam. Paling ringan namun paling mudah menyentuh
masyarakat dari berbagai lapisan adalah artikel populer. 

Yakni artikel berisi opini dosen tersebut terhadap suatu isu atau suatu hal
menarik dan dipublikasikan di media massa. Misalnya di koran maupun
majalah, baik versi cetak maupun versi digital. 

Artikel populer bisa membantu memperkenalkan diri sebagai dosen dan


opini-opininya yang cerdas terkait suatu isu yang hangat diperbincangkan.
Tulisan jenis ini menggunakan bahasa umum sehingga bisa dibaca
masyarakat luas. 

6. Produktif Menerbitkan Buku 


Personal branding bagi dosen akan kurang sempurna jika belum
menerbitkan buku. Ada baiknya dosen produktif dalam menerbitkan buku,
karena buku juga termasuk bacaan yang ramah untuk semua kalangan. 

Berbeda dengan artikel ilmiah yang hanya menyasar pembaca dari segmen
masyarakat ilmiah saja, sehingga banyak kosakata ilmiah di dalamnya.
Buku dibuat lebih umum dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami siapa saja. 

Selain itu, buku yang terbit secara resmi biasanya akan menunjukan
kredibilitas dan keahlian dosen di bidang keilmuannya. Sehingga sangat
tepat untuk dilakukan agar kredibilitas sebagai dosen terbangun dengan
sempurna. 

7. Rutin Melakukan Kolaborasi 

Berikutnya adalah rutin melakukan kolaborasi, sehingga dosen perlu


terbuka untuk memiliki kesediaan berkolaborasi dengan banyak pihak.
Sebab kolaborasi akan membuat dosen bisa berada dimana saja dan terlibat
dalam banyak proyek maupun program. 

Tidak tertutup kemungkinan dosen kemudian masuk ke dalam program


bergengsi yang dikenal di seluruh Indonesia bahkan dunia. Jadi, jangan
menutup diri dan jangan takut untuk lebih sibuk dari sebelumnya. 

Sebab dengan kesibukan super padat dan mampu memperkenalkan diri di


banyak kegiatan, maka akan sukses melakukan personal branding. Adapun
kolaborasi ini bisa dengan mahasiswa baik di kampus sendiri maupun
kampus lain, bisa juga dengan lembaga, pemerintah, dan lain sebagainya. 

8. Mengembangkan Relasi 

Personal branding bagi dosen juga bisa dibangun dengan terus


mengembangkan relasi. Semakin luas relasi yang dimiliki maka semakin
menunjukan dosen dikenal lebih banyak orang. Hal ini secara langsung
berhubungan dengan personal branding tadi. 

Mengembangkan relasi pada dasarnya bisa dilakukan dengan kembali


melakukan beberapa poin yang sudah dijelaskan. Misalnya
mempublikasikan tulisan, sehingga dikenal lebih luas khususnya di
kalangan dosen di Indonesia. 

Kemudian aktif di media sosial, membuat dosen bisa bertemu dan bertegur
sapa dengan mahasiswa maupun dosen lain, bahkan masyarakat luas dari
berbagai kalangan. Relasi yang luas membuat dosen dikenal semakin luas
juga. 

9. Mengembangkan Kemampuan dan Keterampilan 

Kiat selanjutnya adalah terus mengembangkan kemampuan dan


keterampilan. Baik dengan mengikuti pendidikan formal atau melakukan
studi lanjut, maupun mengikuti berbagai seminar, kursus, dan sejenisnya. 

Hal ini penting agar dosen memiliki lebih banyak keterampilan dan
prestasi, baik di satu bidang maupun di beberapa bidang. Sehingga bisa
terus menunjukan kepada masyarakat kalau dosen yang bersangkutan terus
berkembang. 

Pengembangan diri juga berdampak baik pada segala sesuatu yang


dibagikan kepada publik. Misalnya konten di Instagram, dimaa dengan
semakin berkembangnya keterampilan maka dosen bisa membagikan
konten yang lebih beragam setiap harinya. 

10. Menjaga Reputasi 

Tidak kalah penting dalam proses personal branding bagi dosen adalah
menjaga reputasi. Sebab membangu reputasi positif idealnya dilakukan
sejak awal sampai akhir tutup usia. 
Membangun reputasi positif diketahui membutuhkan waktu lama dan
perjalanan yang terjal penuh kerikil. Namun untuk menghancurkannya,
kadang tidak sampai sedetik. 

Oleh sebab itu dosen harus selalu mawas diri dan menjunjung profesi
dosen yang diemban. Sehingga terhindar dari keinginan dan godaan
untuk berbuat hal-hal negatif. 

Jika dilakukan tidak hanya merugikan dosen tersebut, tapi juga


merugikan kampus tempatnya mengajar dan bahkan merugikan dunia
pendidikan tinggi di Indonesia. Contohnya, adanya isu yang
menyebutkan seorang dosen melecehkan mahasiswanya. 

Isu ini seperti bola api, entah fakta atau bukan namun jika terbukti fakta
sudah tentu akan mencoreng nama baik dosen tersebut, kampusnya, dan
nama baik pendidikan tinggi nasional. 

Ada setidaknya sepuluh kiat yang perlu dilakukan agar dosen bisa
membangun personal branding dengan tepat dan kemudian bisa
dikatakan sukses. Jika personal branding sudah terbangun dengan baik
maka kedepannya dosen akan memetik hasilnya. 

Bahkan manfaat atau hasil personal branding bagi dosen bisa dirasakan
pihak lain. Mulai dari pihak kampus tempatnya mengajar, pendidikan di
Indonesia, dan masyarakat luas. Sebab dosen adalah wajah pendidikan
Indonesia dan bisa membantu memperkenalkan kualitasnya kepada
dunia. 

2.9 Personal Branding untuk praktisi PR (Public Relation)

Seorang praktisi Public Relations (PR) sudah familiar dengan istilah


branding. Pekerjaan PR sering sekali bersinggungan dengan branding. Tapi
apa sih yang dimaksud dengan Personal Branding? Lalu apa pentingnya
Personal Branding untuk kita sendiri di kehidupan saat ini?
Personal branding adalah sebuah upaya yang disengaja untuk menciptakan
dan mempengaruhi persepsi publik tentang seseorang dengan memposisikan
mereka sebagai otoritas dalam industri, meningkatkan kredibiltas,
dan membedakan diri dari pesaing yang lain. Tujuan akhir dari personal
branding sendiri adalah memajukan karir, meningkatkan pengaruh, dan
memiliki dampak yang lebih besar.

Istilah dari Personal Branding ini berasal dari sebuah artikel dari Tom Peters,
seorang penulis dan praktisi bisnis manajemen pada 1997. Kemudian
digunakan oleh David McNally dan Karl Speak menulis pada buku nya yang
berjudul Your Own Brand. Dalam bukunya mereka menuliskan : “Your brand
is a perception or emotion, maintained by somebody other than you, that
describes the total experience of having a relationship with you.”

Dari pengertian Personal Branding sendiri ada 3 kata kunci yang perlu di
garis bawahi yaitu otoritas, kredibilias, dan membedakan diri. Ketiga poin ini
merupakan esensi dari personal branding.

 Otoritas
Pada personal branding kita harus menciptakan persepsi kepada orang
lain tentang otoritas dalam industri. Dengan kata lain kita harus
menciptakan pengertian tentang keahlian dan kompetensi kita dalam
dunia karir, dalam hal ini dunia PR.

 Kredibilitas
Setelah kita menciptakan pengertian tentang keahlihan kita, ini saatnya
untuk membangun kredibilitas keahlian kita. Sebagai seorang praktisi PR
ini merupakan salah satu pekerjaan yang hampir setiap saat kita lakukan
untuk perusahaan atau klien kita. Cara paling mudah untuk menciptakan
kredibilitas adalah melalui pihak ketiga untuk mengatakan tentang
keahlian dan kompetensi kita.

 Membedakan diri
Gali kemampuan dan kelebihan diri kita sehingga bisa lebih menonjol.
Jika sudah menemukan keahlian tersebut, maka fokuskan perhatian kita
pada hal tersebut karena ini bisa menjadi aset penting dalam personal
branding kita.

Setelah mengetahui ketiga poin yang merupakan esensi dari personal


branding, lalu apa pentingnya Personal Branding untuk kita? Seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya tujuan akhir dari Personal Branding adalah
memajukan karir, meningkatkan pengaruh, dan memiliki dampak yang lebih
besar.

Salah seorang pakar dari personal branding, Silih Agung Wasesa


menyebutkan, kepentingan dari personal branding adalah bukan menjadi
terkenal, tetapi dikenal. Hal ini tentu sangat penting dalam mewujudkan
tujuan akhir. Karena tidak ada orang yang akan percaya kepada kita, jika kita
tidak dikenal.

Setelah kita menciptakan kepercayaan kepada orang lain, maka kita


mendapatkan kesempatan untuk mendapat manfaat lain. Manfaat lain yang
mungkin kita dapatkan adalah memperluas jaringan. Setelah kita mendapat
kepercayaan dari orang-orang tersebut, maka bisa jadi mereka akan
memperkenalkan kita kepada orang lain yang akan berdampak pada
bertambah luasnya jaringan kita.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membangun personal branding kita?
Cara paling mudah adalah memanfaatkan platform sosial media. Anggap saja
sosial media kita adalah sebuah website yang merepresentasikan diri kita.
Buatlah akun sosial media yang memang bisa mencerminkan bagaimana diri
kita.

Jika sudah memiliki akun, pastikan Anda terlihat aktif dalam


menggunakannya. Dengan memposting foto yang baru dan mulai buat
konten-konten yang menarik. Dengan sosial media kita bisa berbagi berbagai
hal berupa konten yang mencerminkan diri kita. Konten-konten ini bisa kita
buat lebih personal sehingga terkesan lebih genuine dan original. Buat juga
konten-konten yang memberikan manfaat, sehingga orang akan lebih
menarik.
Dari konten-konten menarik yang kita buat, pastikan juga untuk menciptakan
interaksi sehingga sosial media kita tetap hidup. Dari interaksi ini, orang juga
bisa menilai bagaimana pribadi kita tanpa harus bertemu secara langsung.

Selain memanfaatkan platform media sosial, kita juga harus menciptakan


jejak digital. Bukan hal yang dapat dipungkiri, di era digital sekarang semakin
mudah untuk mencari tahu tentang seseorang. Cukup dengan mengetik nama
di search engine, dalam sesaat maka akan keluar segala macam informasi
yang ada. Maka dengan keadaan seperti ini kita harus memanfaatkan dengan
baik. Mulai dengan menulis di blog atau mulai aktif dalam sebuah komunitas.
Selain bisa memperlihatkan kontribusi kita  dan menjadi aset kita, ini juga
dapat memperluas jaringan sosial kita.

DAFTAR PUSTAKA

Edukasi. 2021. Berikut 7 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Seorang


Guru. https://blog.kejarcita.id/berikut-7-alasan-pentingnya-personal-
branding-bagi-seorang-guru/. Diakses pada 06-10-2022 Pukul 22.27
WIB

C, Yusuf. 2022. Personal Branding Guru dan Cara Membangunnya.


https://edumasterprivat.com/personal-branding-guru-dan-cara-
membangunnya/. Diakses pada 06-10-2022 Pukul 23.38 WIB
Hussein, Muhammad Adam. 2013. “Mengenal Personal Branding” dalam Buku
Fenomena Remaja Guru Cinta Indonesia Termuda (hlm. 1-4). Jakarta
Barat: Internet.

Salma. 2022. Mengenal Apa Itu Personal Branding bagi Dosen dan Kiat-Kiatnya.
https://penerbitdeepublish.com/personalbranding/#Apa_itu_Personal_Br
anding. Diakses pada 11-10-2022 Pukul 23.07 WIB

Frisdianti,Fitri. 2020. Personal Branding untuk praktisi PR.


https://indonesiapr.id/personal-branding-untuk-praktisi-pr/. Diakses
pada 11-10-2022 Pukul 23.14 WIB

Anda mungkin juga menyukai