Anda di halaman 1dari 53

BAB I

KALKULUS DIFERENSIAL DUA PEUBAH DAN


PENGGUNAANNYA

1. SISTEM KOORDINAT RUANG, PERMUKAAN RUANG DAN


FUNGSI DUA PEUBAH

1.1 Sistem Koordinat Ruang

Komponen pembentuknya terdiri dari tiga garis yang berpotongan tegak


lurus. Garisnya dinamakan sumbu koordinat dan titik potongnya dinamakan
titik asal O.
Pemberian nama sumbu koordinat memenuhi aturan putaran sekerup (aturan
tangan kanan).

Ketiga sumbu koordinat membagi ruang atas 8 bagian yang diberi nama
Oktan I sampai dengan Oktan VIII.

( ) x 0, y 0, z 0


Oktan I =  x, y, z

Oktan II = (x, y, z ) x0, y 0, z 0
Oktan VIII = (x, y, z ) x0, y0, z 0

Pada kasus ketiga sumbu koordinatnya tidak termasuk dinamakan Oktan


terbuka, dan pada kasus semua sumbu koordinatnya termasuk dinamakan
Oktan tertutup.

1
Z

z
(x, y, z)

y Y
x O
(x, y, 0)
X

1.2 Permukaan

a. Bidang Datar
Persamaan bidang datar: ax + by + cz = d ; a, b, c.d konstanta
Jejak pada bidang XOY (z = 0): ax +by = d, garis lurus
Jejak pada bidang YOZ (x = 0): by+ cz = d, garis lurus
Jejak pada bidang XOZ (y = 0): ax +cz = d, garis lurus
Gambar 1 adalah sketsa bidang datar ax + by + cz = d ; a, b, c.d  0

Gambar 1.

2
b. Bola

Persamaan bola : x 2 + y 2 + z 2 = a 2 ; a  0
Pusat bola : O(0,0,0) dan jari-jari bola: a > 0

Jejaknya pada bidang XOY : x 2 + y 2 = a 2 ; lingkaran

Jejaknya pada bidang YOZ : y 2 + z 2 = a 2 ; lingkaran

Jejaknya pada bidang XOZ : x 2 + z 2 = a 2 ; lingkaran


Gambar 2 adalah sketsa permukaan bola berpusat di O dan jari-jari a

Gambar 2.

3
c. Elipsoida
2 2 2
x y z
Persamaan elipsoida: + + = 1 ; a, b.c  0
2 2 2
a b c
Pusat elipsoida O(0,0,0) dengan sumbu a, b, dan c

2 2
x y
Jejaknya pada bidang XOY : + = 1 ; elips
2 2
b a
2 2
y z
Jejaknya pada bidang YOZ : + = 1 ; elips
2 2
b c
2 2
x z
Jejaknya pada bidang XOZ : + = 1 ; elips
2 2
a c

Gambar 3 adalah permukaan elipsoida berpusat di O dengan sumbu a,


b, dan c

Gambar 3.

4
d. Hiperboloida Berdaun Satu

x2 y 2 z 2
Persamaan hiperboloida berdaun satu: + − = 1 ; a, b, c  0
a 2 b2 c2
x, y, z dapat saling bertukar peran
Pusat hiperboloida berdaun satu O(0,0,0)
2 2
x y
Jejaknya pada bidang XOY : + = 1 ; elips
2 2
a b
2 2
y z
Jejaknya pada bidang YOZ : − = 1 ; hiperbol
2 2
b c
2 2
x z
Jejaknya pada bidang XOZ : − = 1 ; hiperbol
2 2
a c

Gambar 4 adalah sketsa permukaan hiperboloida berdaun satu


berpusat di O

Gambar 4.

5
e. Hiperboloida Berdaun Dua
2 2 2
x y z
Persamaan hiperboloida berdaun dua: − − = 1 ; a, b.c  0
2 2 2
a b c
x, y, z dapat saling bertukar peran berpusat di O(0,0,0)
2 2
x y
Jejaknya pada bidang XOY : − = 1 ; hiperbol
2 2
a b
2 2
x z
Jejaknya pada bidang XOZ : − = 1 ; hiperbol
2 2
a c
2 2 2
y z x
Tulislah dalam bentuk + = −1  0
2 2 2
b c a
Akibatnya x 2  a 2 → x  −a atau x  a , a  0
Jejaknya pada bidang x = k , k  a atau k  −a ;
2 2 2
y z k
+ = − 1  0, elips
2 2 2
b c a

Gambar 5adalah sketsa permukaan hiperboloida berdaun dua

Gambar 5

6
f. Paraboloida Eliptik
2 2
x y z
Persamaan paraboloida elipstik: + = ; a, b.c  0
2 2 c
a b
x, y, z dapat saling bertukar peran
Pusat paraboloida eliptik O(0,0,0)
( )
Disini berlaku Z  0,  x, y  R 2
2
y z
Jejaknya pada bidang YOZ : = ; parabol
2 c
b
2
x z
Jejaknya pada bidang XOZ : = ; parabol
2 c
a
2 2
x y k
Jejaknya pada bidang z = k , k  0; + =  0 , elips
2 2 c
a b

Gambar 6 adalah sketsa permukaan paraboloida eliptik berpusat di O

Gambar 6

7
g. Paraboloida Hiperbolik
2 2
x y z
Persamaan paraboloida hiperbolik: − = ; a, b.c  0
2 2 c
a b
x, y, z dapat saling bertukar peran
Pusat paraboloida hiperbolik O(0,0,0)
2 2
x y
Jejaknya pada bidang XOY : − = 0 ; sepasang garis
2 2
a b
2
y z
Jejaknya pada bidang YOZ : − = ; parabol
2 c
b
2
x z
Jejaknya pada bidang XOZ : = ; parabol
2 c
a
Jejaknya pada bidang z = k , k  0;
2 2
x y k
k 0 ; − =  0 hiperbol memotong garis // sb X
2 2 c
a b
2 2
x y k
k 0 ; − =  0 hiperbol memotong garis // sb Y
2 2 c
a b
Gambar 7 adalah sketsa permukaan paraboloida hiperbolik

Gambar 7

8
h. Kerucut
2 2 2
x y z
Persamaan kerucut: + = ; a, b.c  0
2 2 2
a b c
x, y, z dapat saling bertukar peran
Pusat kerucut O(0,0,0)
2 2
y z
Jejaknya pada bidang YOZ : = ; sepasang garis
2 2
b c
2 2
x z
Jejaknya pada bidang XOZ : = ; sepasang garis
2 2
a c
2 2 2
x y k
Jejaknya pada bidang z = k , k  0; + =  0 ; elips
2 2 2
a b c

Gambar 8 adalah sketsa permukaan kerucut

Gambar 8

9
h. Silinder

1. Silinder elipstik
2 2
x y
Persamaan silinder elipstik: + = 1 ; a, b  0
2 2
a b
x atau y dapat diganti z pusat slinder O(0,0,0)

2. Silinder parabolik
Persamaan silinder parabolik: y 2 = 4 px ; p  0
x atau y dapat diganti z pusat slinder O(0,0,0)
3. Silinder hiperbolik
2 2
x y
Persamaan silinder hiperbolik: − = 1 ; a, b  0
2 2
a b
x atau y dapat diganti z pusat slinder O(0,0,0)

Gambar 9

10
Cara menggambar permukaan derajat dua yang tidak berpusat di
O(0,0,0)

Langkah 1. Tuliskan persamaannya dalam bentuk kuadrat sejati


Langkah 2. Tentukan jenis permukaannya
Langkah 3. Tentukan pusat permukaannya
Langkah 4. Tentukan jejak permukaannya pada bidang yang sejajar
dengan bidang koordinat
Langkah 5. Gambarkan permukaannya

Cara lain: Setelah jenis dan pusat permukaan ditentukan, gambarkan


permukaan yang jenisnya sama dan berpusat di O(0,0,0). Permukaan yang
diinginkan diperoleh dengan menggeserkan permukaan ini ke titik pusatnya.

Contoh:
Gambarkan permukaan 4 x 2 + y 2 − z − 8x − 6 y + 16 = 0
Perhatikan, persamaan dapat dimodifikasi mejadi

( 2
)
4 x − 2 x +1 + y 2 − 6 y + 9 = z − 16 + 4 + 9

 ( ) ( )
2 2
4 x −1 + y −3 = z − 3


(x −1)2 + ( y −3)2 = z −3
2 2 4
1 2

Jenis permukaan adalah paraboloida eliptik dengan pusat di (1,3,3)


2
y z
Jadi ingat persamaan x 2 + = geserkan ke (1,3,3)
2 4
2

11
Jejak permukaannya

Pada bidang z = 7 ;
(x −1)2 + ( y −3)2 = 1 , elips
2 2
1 2
Pada bidang x = 1 ; (y −3)2 = z − 3 , parabola

Pada bidang y = 3 ; ( )2 = z − 3
4 x −1 , parabola

Gambar permukaannya

Gambar 10

12
Latihan 1a.
1. Buatlah sketsa benda dibatasi bidang z = 2 + y , x + 2 y = 6 , x = y , y = 0 ,
dan z = 0
2. Buatlah sketsa benda dibatasi oleh permukaan paraboloida z = x 2 + y 2 ,
silinder x 2 + y 2 = 4 serta bidang z=0.
3. Buatlah sketsa benda pejal dibatasi oleh permukaan paraboloida
z = x 2 + y 2 dan kerucut z 2 = x 2 + y 2 .

4. Buatlah sketsa benda dibatasi oleh silinder x 2 + y 2 = 4 bola


x 2 + y 2 + z 2 = 16 serta bidang z=0.

5. Buatlah sketsa benda dibatasi oleh silinder x 2 + y 2 = 9 , x 2 + y 2 = 25 − z


serta bidang z=0.
6. Buatlah sketsa benda pejal di oktan pertama dibatasi oleh permukaan
silinder paraboloida x = y 2 dan x = 2 − y 2 serta bidang y + z = 4 , z=0 , dan
x=0

13
Latihan 1b.
1. Buatlah sketsa benda dibatasi bidang z = 4 − y , x + 2 y = 6 , x = y , y = 0 ,
dan z = 0
2. Buatlah sketsa benda dibatasi oleh permukaan paraboloida z = x 2 + y 2 ,
silinder x 2 + y 2 = 9 serta bidang z=0.
3. Buatlah sketsa benda pejal dibatasi oleh permukaan paraboloida
z = x 2 + y 2 dan kerucut z 2 = x 2 + y 2 .

4. Buatlah sketsa benda bagian luar dibatasi oleh silinder x 2 + y 2 = 9 bola


x 2 + y 2 + z 2 = 16 serta bidang z=0.

5. Buatlah sketsa benda dibatasi oleh silinder x 2 + y 2 = 9 , x 2 + y 2 = 25 − z


serta bidang z=0.
6. Buatlah sketsa benda pejal di oktan pertama dibatasi oleh permukaan
silinder paraboloida x = y 2 dan x = 2 − y 2 serta bidang y + z = 4 , z=0 , dan
x=0

14
7. Tentukan jenis dari setiap permukaan berikut dan gambar kan
permukaannya setelah menentukan jejak permukaan dengan bidang
koordinat atau yang sejajar dengannya.

1. 4 x 2 + y 2 − 9 z 2 = 36
2. 4 x 2 − y 2 + 9 z 2 = 36
3. x 2 − 9 y 2 − 4 z 2 = 36
4. 4 y 2 − 9 z 2 + 18 x = 0
5. 9 x 2 + 4 y 2 + z 2 = 36
6. x 2 − 4 y 2 + z 2 = 1
7. x = y 2 + z 2
8. x 2 + 4 y 2 + 4 x + 16 y − 16 z + 4 = 0
9. x 2 + 4 y 2 − z 2 + 2 x − 8 y − 5 = 0
10. y 2 − z 2 − 9 x − 4 y + 8 z − 39 = 0

15
1.3 Fungsi Dua Peubah Real

Definisi 1.
Andaikan A  R 2 . Fungsi dua peubah real f : A → R adalah suatu aturan
yang memasangkan setiap elemen di A dengan tepat satu unsur di R. Aturan
fungsi f ditulis z = f(x,y)
Daerah definisi fungsi f : Df = A

Daerah nilai fungsi f



( )( )
: Rf =  z  R z = f x, y , x, y A

Gambar 11

Definisi 2.
Fungsi dua peubah real adalah himpunan pasangan terurut yang
berbentuk f = (x, y, z ) (x, y,v) dan (x, y,w) f  v=w 
Pada definisi ini, (x,y) muncul paling banyak satu kali dalam himpunan
pasangan terurutnya.

( )
Daerah definisi fungsi f : Df =  x, y  R 2

(x, y, z ) f 
Daerah nilai fungsi f

( )( )
: Rf =  z  R z = f x, y , x, y D f 

16
Catatan: Definisi di atas dapat diperluas menjadi fungsi dengan tiga
peubah real (atau bahkan n peubah real), kita bebas menggunakan fungsi-
fungsi demikian.

Cara menentukan daerah definisi fungsi dua peubah real

Jika diketahui fungsi berbentuk z = f(x,y), kita memandang fungsi f sebagai


himpunan pasangan terurut dengan peubah bebas x dan y, dan peubah tak

( )
bebas z, maka Df =  x, y  R 2

(x, y, z ) f  dan


( )( )
Rf =  z  R z = f x, y , x, y D f 

Menentukan Df untuk berbagai kasus z = f(x,y):

h(x, y )
1. z =
g (x, y ) f 
; D = (x, y ) g (x, y ) 0 

2. z = n g (x, y ), n genap positif; D = (x, y ) g (x, y )0
f

( )
3. z = ln g x, y ; D
f 
= (x, y ) g (x, y )0 
( ) ( )
4. z = sin−1 g x, y atau z = cos−1 g x, y ; D = x, y −1 g x, y 1
f ( ) ( ) 

17
Contoh 1: Tentukan daerah definisi fungsi f x, y = ( ) y
x
−2

( )
Agar f x, y  R, syaratnya
y
−20
y
 2  y  2 x, x  0
x x

Jadi D =
f (x, y) y2 x , x0 

Gambar 12

Contoh 2:
x 2 + y 2 −1
Tentukan daerah definisi fungsi f ( x, y) = cos − 1( y − x 2 )
4 − x2 − y2
( )
Agar f x, y  R, syaratnya

2 2
x + y −1
1) 0 dan 2) − 1  y − x 2  1
2 2
4− x − y
 
a) x 2 + y 2 − 1  0 & 4 − x 2 − y 2  0 x 2 −1  y  x 2 + 1
1  x2 + y 2  4
b) x 2 + y 2 − 1  0 & 4 − x 2 − y 2  0   tak ada (x, y ) yang memenuhi

Jadi D
f 
= (x, y )1 x + y  4  x −1 y  x +1
2 2 2 2

18
Gambar 13

Latihan:
Soal-soal 15.1 halaman 247-248. Purcell. Kalkulus dan Gemetri
Analitis. Jilid 2.

19
1.4 Lengkungan Ketinggian

Definisi:
Misalnya F(x,y,z) = 0 suatu permukaan. Lengkungan ketinggian pada
permukaan F adalah keluarga lengkungan F(x,y,k) = 0, k konstanta.
Catatan:
Permukaan z= f(x,y) dapat ditulis sebagai F(x,y,z) = 0, dimana
F(x,y,z) = z – f(x,y).
Akibatnya, lengkungan ketinggian dari permukaan z= f(x,y) adalah
f(x,y)=k, k konstanta

Contoh:
Tentukan keluarga lengkungan ketinggian dari permukaan
f(x,y) = x2 – y2 . Kemudian, gambarkan permukaan dan keluarga lengkungan
ketinggiannya.
Lengkungan ketinggian: x2 – y2 = k , k konstanta
Adalah keluarga hiperbol
k 0 ; hiperbol memotong sumbu X

k   k =0 ; sepasang garis
 k 0 ; hiperbol memotong sumbu Y

Soal latihan:
Soal-soal 15.1 nomor 247 – 248. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987. Kalkukus
dan Geometri Analitis. Jilid 2.

20
2. Kalkulus Diferensial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

Turunan Parsial
Turunan parsial (fungsi turunan parsial) didefinisikan melalui proses
limit fungsi satu peubah

Definisi turunan parsial fungsi dua peubah:


Andaikan z = f(x,y) fungsi dua peubah. Turunan parsial dari f
terhadap x (fungsi turunan parsial dari f terhadap peubah bebas x)
adalah suatu fungsi yang dinyatakan dengan lambang
f
fx , , atau Dx f atau D f
x 1
( )
Sehingga nilainya di setiap titik x, y  D ditentukan oleh
f
f (x + h, y )− f (x, y )
( )
f x x, y =
f
( )
x, y = limit , bila limit ini ada.
x h→0 h

Analog
Andaikan z = f(x,y) fungsi dua peubah. Turunan parsial dari f
terhadap y (fungsi turunan parsial dari f terhadap peubah bebas y)
adalah suatu fungsi yang dinyatakan dengan lambang
f
fy , , atau D y f atau D f
y 2

( )
Sehingga nilainya di setiap titik x, y  D ditentukan oleh
f

( )
f y x, y =
f
(x, y)= limit f (x, y + h)− f (x, y) , bila limit ini ada.
y h→0 h

21
f
Perhatikan gambar untuk turunan parsial f x = ( x, y ) !
x
Z
α
g.s
(x,y,z) bidang α :// X0Z mel (x,y,0)

y Y
i
x+h x (x,y,0)
X (x+h,y,0)

Arti geometris turunan parsial


fx : besarnya koefisien arah (gradien) garis singgung di titik (x,y,z)
pada lengkungan C1 (pada bidang  )

fy : besarnya koefisien arah (gradien) garis singgung di titik (x,y,z)


pada lengkungan C2 (pada bidang  )

Arti fisis turunan parsial


fx : laju perubahan nilai fungsi z = f(x,y) terhadap x
(dalam arah sumbu x positif, diwakili oleh vektor i)

fy : laju perubahan nilai fungsi z = f(x,y) terhadap y


(dalam arah sumbu y positif, diwakili oleh vektor j)

22
Bandingkan bentuk (1) dan (2) berikut:

(1) ( ) ( )
z = f x, y → f x x, y =
f
(x, y)= limit f (x+ h, y)− f (x, y)
x h→0 h
f (x + h)− f (x)
(2) ()
y= f x → f' x =
df
()
x = limit ()
dx h→0 h

Jika pada (1) semua lambang y dihilangkan, maka diperoleh (2). Jadi
fx(x,y) dapat dihitung dengan menentukan turunan f terhadap x
dengan menganggap y konstan.

(1) ( )
z = f x, y → f y x, y =( ) f
(x, y)= limit f (x, y + h)− f (x, y)
y h→0 h
f ( y + h)− f ( y )
(2) ()
x= f y → f' y () =
df
(y ) = limit
dy h→0 h

Jika pada (1) semua lambang x dihilangkan, maka diperoleh (2). Jadi
fy(x,y) dapat dihitung dengan menentukan turunan f terhadap y
dengan menganggap x konstan.

Contoh:
Tentukan semua turunan parsial pertama dari
( )
1. f x, y = 3x 2 y + sin 2x + y( )
Jawab

( )
f x x, y =
f
(x, y) = 6xy + cos(2x + y). (2 + 0) (
= 6 xy + 2 cos 2 x + y )
x

( )
f y x, y =
f
(x, y) = 3x2 + cos(2x + y).(0 + 1) (
= 3x 2 + cos 2 x + y )
y

23
( )
2. f x, y = x + y
2 2
; D = R2
f
Jawab :

( )
f x x, y =
x
2 2
dan f y x, y = ( )
y
2 2
; x, y  0,0 ( ) ( )
x +y x +y

f (0 + h,0)− f (0,0)
2
( )
f 0,0 = limit = limit
h
= limit
h
tdk ada
x h→0 h h→0 h h→0 h

f (0, h)− f (0,0)


2
( )
f 0,0 = limit = limit
h
= limit
h
tdk ada
y h→0 h h→0 h h→0 h

Definisi turunan parsial fungsi tiga peubah:

Andaikan f fungsi tiga peubah x, y, dan z. Turunan parsial dari f


terhadap x adalah suatu fungsi yang dinyatakan dengan lambang
f
f x atau
x
( )
Sehingga nilainya di setiap titik x, y, z  D f ditentukan oleh

( )
f x x, y, z =
f
(x, y, z)= limit f (x+h, y, z )− f (x, y, z )
x h→0 h
bila limit ini ada.
• fx(x,y,z) dapat dihitung dengan menentukan turunan f terhadap x
dengan menganggap y dan z konstan.
• Tununan terhadap y dan z didefinisikan dengan cara serupa.

24
Contoh: Tentukan semua turunan parsial pertama dari
( )
f x, y, z = 3x 2 y − xyz + y 2 z 2
Jawab

( ) f (x, y, z ) = 6xy − yz
f x x, y, z =
x
f y (x, y, z ) = 3x 2 − xz + 2 yz 2

f z (x, y, z ) = − xy + 2 y 2 z

Latihan 2
Tentukan semua turunan pertama terhadap variabel bebasnya
1. f (x, y ) = xy ln x 2 + y 2 
 
2(
2. f (x, y ) = xye x + y
2 )
3. f (x, y ) =  x 2 + y 2 e xy
 

4. f (x, y ) = x 2 − y 2 sin −1 


y
 x

5. f (x, y ) = sin x 2 + y 2 e xy


 

6. f (x, y ) = e x cos y + ln 


y
 x
 
7. f (x, y ) =  x 2 + y 2  tan −1 
x
   y
8. f (x, y, z ) = xyz ln( x 2 + y 2 + z 2 )
9. f (x, y, z ) = cos( xy)e yz − sin( yz)e xy
10. f (x, y, z ) = e − xy
y
z

25
Turunan Parsial Kedua Atau Lebih

Andaikan z = f(x,y) terdefinisi pada cakram terbuka yang memuat (x,y)

( )
f x x, y =
f
(x, y ) ; ( )
f y x, y =
f
(x, y )
x y
2
  f 
( )
f xx x, y =

( )
f x x, y =   x, y =

 f
2
( )
x, y ( )
x x  
x x

2
  f 
( )
f xy x, y =

( )
f x x, y =  (x, y ) =

(x, y )
 f
y y  
x yx

2
  f 
( )
f yx x, y =

( )
f y x, y =  (x, y ) =

(x, y )
 f
x x  
y xy

2
 f 
f yy (x, y ) = f y (x, y ) =  (x, y ) = (x, y )
   f
y y  y  y
2

26
lim it f x (x + h, y )− f x (x, y )
( )
f xx x, y =
h →0
bila limit ini ada
h

lim it f x (x, y + h)− f x (x, y )


( )
f xy x, y =
h →0
bila limit ini ada
h

lim it f y (x + h, y )− f y (x, y )
( )
f yx x, y =
h →0
bila limit ini ada
h

lim it f y (x, y + h)− f y (x, y )


( )
f yy x, y =
h →0
bila limit ini ada
h

Analog untuk fungsi tiga peubah real.

2 f 2 f 2 f
Contoh: Tentukan , , dan dari
x 2 xy yx
( )
f x, y = 3x 2 y − x3 y + y 2
Penyelesaian: diperagakan dalam perkuliah

 2 f 3 f 3 f
Contoh: Tentukan , , dan 2 di titik (1,0,2) dari
x 2 x 2y y z
( )
f x, y, z = 3x2 y − xy3z + 2 y 2 z 2

Penyelesaian: diperagakan dalam perkuliah

Soal latihan:
Soal-soal 15.2 nomor 255 – 256. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987. Kalkukus dan
Geometri Analitis. Jilid 2.

27
Limit dan Kontinuan Fungsi Dua Peubah

a. Limit Fungsi Dua Peubah Real

Andaikan fungsi z = f(x,y) terdefinisi pada cakram terbuka yang


memuat titik (x0,y0) kecuali mungkin di (x0,y0) sendiri.
Maka lambang limit f ( x, y) = L
( x, y )→( x0 , y0 )
berarti bahwa nilai fungsi dapat dibuat sebarang dekatnya ke L dengan
cara mengambil (x,y) yang cukup dekat ke (x0,y0).
Akibatnya jarak f(x,y) ke L dapat dibuat lebih kecil dari sebarang
bilangan   0 dengan cara mengambil (x,y) yang jaraknya ke (x0,y0)
kurang dari suatu bilangan   0 yang tergantung dari  .

Karena titik-titik ini terletak pada cakram terbuka maka dalam hal ini
(x,y) mendekati (x0,y0) dari segala arah. Secara matematis ditulis

limit F ( x, y) = L 
( x, y ) → ( x 0 , y 0 )

  0.   0  0  ( x − x0 ) 2 + ( y − y0 ) 2    f ( x) − L  
Ilustrasi
R2 R
Y Rf
Df L+
 (x,y) f f(x,y) L
(x0,y0) L −
Br(x0,y0)
X
0

Catatan: Cakram buka di R2 simbolnya B  (x0,y0) atau Ba, , dengan


pusatnya di a dan jari-jarinya 

28
3x 2 y
1) Perhatikan bahwa f ( x, y ) = 2 ; ( x, y )  (0,0)
x + y2
3x 2 y
Akan dibuktikan Limit =0
( x, y )→(0,0) x2 + y 2
3x 2 y
  0.  0  − 0   bila 0  x 2 + y 2  
x2 + y2
atau

3x 2 y
  0.  0    bila 0  x 2 + y 2  
x2 + y2
karena x 2  x 2 + y 2 dan y  x2 + y2 maka

3x 2 y 3x 2 y 3 x 2 + y 2  x 2 + y 2
= 2    = 3 x2 + y 2
x2 + y2 x + y 2
x2 + y2
Pilih  
1
 , maka
3
3x 2 y
0  x2 + y2   → − 0  3 x2 + y 2  3.
1
 =
x +y 2 2 3

xy
2) Hitung limit f ( x, y) dengan f ( x, y) =
( x, y )→(0,0) x2 + y2
Penyelesaian:

xy x y x2 + y2 x2 + y2
0 =  = x2 + y2
x2 + y2 x2 + y2 x2 + y2
Karena Limit x 2 + y 2 = 0, berdasarkan teorema apit diperoleh
( x, y )→(0,0)

xy xy
Limit = 0 maka Limit =0
( x, y )→(0,0) ( x, y )→(0,0)
x +y
2 2 x2 + y2

29
xy tidak ada
3) Tunjukkan bahwa Limit
( x, y)→(0,0) x2 + y 2

Jawab: cukup ditunjukkan bahwa titik (x,y) mendekati (0,0)


melalui 2 arah (kurva) yang berbeda memberikan hasil
berbeda.
xy 0
- sepanjang y = 0 ; Limit = Limit =0
( x, y)→(0,0) x2 + y 2 x→0 x2
xy x2 1
- sepanjang y = x ; Limit = Limit =
( x, y )→(0,0) x 2 + y 2 x →0 2 x 2 2

Karena melalui 2 arah berbeda memberikan hasil berbeda maka


xy tidak ada
Limit
( x, y)→(0,0) x2 + y 2

(limit di atas ada bila dari segala arah memberikan hasil sama)

b. Kekontinuan Fungsi Dua Peubah Real

Definisi:
1) Andaikan fungsi dua peubah z = f(x,y) terdefinisi pada cakram
terbuka yang memuat titik (x0,y0). Fungsi f dikatakan kontinu
di titik (x0,y0) jika
limit f ( x, y) = f ( x0 , y0 )
( x, y )→( x0 , y0 )
2) Fungsi dua peubah z = f(x,y) dikatakan kontinu pada daerah D
jika fungsi itu kontinu di setiap titik yang terletak pada D.

30
Contoh: fungsi yang mempunyai turunan parsial di (0,0)
tetapi tidak kontinu di (0,0)

 xy
 , ( x, y )  (0,0)
f ( x, y ) =  x 2 + y 2
 0 , ( x, y ) = (0,0)

f f (h,0) − f (0,0) 0−0


(0,0) = limit = limit =0
x h→0 h h→0 h
f f (0, k ) − f (0,0) 0−0
(0,0) = limit = limit =0
y k →0 k k →0 k
f f
Jadi (0,0) dan (0,0) ada
x y
xy tidak ada
Limit f ( x, y) = Limit
( x, y)→(0,0) ( x, y)→(0,0) x2 + y 2

Jadi f tidak kontinu di (0,0)

Karena f tidak kontinu di (0,0), maka f ( x, y) dan


x
f
( x, y) tidak mungkin kontinu di (0,0)
y

f f
Dasarnya: Jika ( x, y) dan ( x, y) kontinu di (x0,y0)
x y
maka f kontinu di (x0,y0)
f
Bukti: ( x, y) dan f ( x, y) kontinu di (x0,y0)
x y

31
z = f ( x0 + x, y0 + y ) − f ( x0 , y0 )
f f
= ( x0 , y0 ).x + ( x0 , y0 ).y + 1x +  2 y
x y
dengan 1 = 1 ( x, y ) ,  2 =  2 ( x, y ) ,
limit 1 = 0 dan limit 2 = 0
( x,y )→(0,0) ( x,y )→(0,0)
sehingga limit f ( x0 + x, y0 + y ) − f ( x0 , y0 ) = 0
(x, y ) → (0,0)
 limit f ( x0 + x, y0 + y ) = f ( x0 , y0 )
(x, y ) → (0,0)
dengan mengambil x = x0 + x dan y = y0 + y
diperoleh limit f ( x, y) = f ( x0 , y0 )
( x, y ) → (0,0)
Jadi f kontinu di ( x0 , y0 )

Periksalah kekontinuan dari fungsi dan turunan parsial


pertamanya di titik (0,0)
 2
 x y , ( x, y)  (0,0)
1. f ( x, y) =  x 2 + y 2

 0 , ( x, y) = (0,0)

 2 xy 3
, ( x, y)  (0,0)
2. f ( x, y) =   x 2 + y 2  2
 
 
 0 , ( x, y) = (0,0)

 2 2 2
 x ( x − y ) , ( x, y)  (0,0)
3. f ( x, y) =   x 2 + y 2  2
 
 
 0 , ( x, y) = (0,0)

Soal latihan:
Soal-soal 15.3 nomor 262 – 264. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987.
Kalkukus dan Geometri Analitis. Jilid 2.

32
Komposisi Fungsi Dua Peubah Real

f : D f → R f ; D f  R 2 dan R f  R
g : Dg → Rg ; Dg  R dan Rg  R
Jika R f  Dg   , maka

h : Dh → Rg ; Dh  D f R
2
 h( x, y ) = g ( f ( x, y ))
Fungsi h dinamakan komposisi dari f dan g ditulis h = g o f
Persamaan fungsi komposisi : h( x, y ) = (g o f )( x, y ) = g ( f ( x, y ))
(
Dgof = f −1 R f  Dg ) = ( x, y)D f f ( x, y )Dg 
Rgof (
= g R f  Dg ) = zRg z = g (t ), tR f 
Contoh:
f ( x, y) = x 2 + y 2 dan g (t ) = t
maka h( x, y) = ( gof )( x, y) = g ( f ( x, y)) = x 2 + y 2

33
Aturan Rantai

Versi pertama

R R2 R
F f F(t) = { x (t ), y (t )}

t . .(x(t),y(t)) . z = f (x, y)  z(t ) = f (x(t ), y(t ))

f f
Teorema: Andaikan dan kontinu pada cakram terbuka
x y
Br ( x, y ) , x = x(t ) dan y = y(t ) terdiferensialkan di I dan
andaikan z = f ( x, y) terdiferensialkan di (x(t ), y(t )) .
Maka z = f ( x, y) terdiferensialkan di I dengan
dz z dx z dy
= . + .
dt x dt y dt
Teorema ini dapat diperluas untuk fungsi tiga peubahatau lebih.
Bukti:
dz = limit z dengan z = z (t + t ) − z(t )
dt t →0 t
z = f ( x(t + t ), y(t + t )) − f ( x(t ), y(t ))

34
karena x = x(t + t ) − x(t )  x(t + t ) = x(t ) + x
dan Δy = y(t + t )) − y(t )  y(t + t ) = y(t ) + y
maka z = f ( x + x, y + y) − f ( x, y)
f f
karena , kontinu pada Br ( x, y) maka
x y
f f
z = ( x, y)x + ( x, y)y + 1x +  2 y
x y
dengan  =  (x, y ) ,  2 =  2 (x, y ) ,
1 1
limit  =0 dan limit  =0
(x, y ) → (0,0) 1 (x, y ) → (0,0) 2

z f x f y x y
= ( x, y) + ( x, y) + 1 +  2
t x t y t t t

dz z f dx f dy dx dy
= limit = ( x, y) + ( x, y) + 0. + 0
dt t → 0 t x dt y dt dt dt

dz f dx f dy
= ( x, y) + ( x, y)
dt x dt y dt
Contoh:
1. Andaikan z = x2 y + xy dengan x = 2t dan y = t 3 .
dz
Maka = (2 xy + y).2 + ( x 2 + x).3t 2 = 20t 4 + 8t 3
dt
2. Andaikan w = f ( x, y, z) = x2 y + y + xz
dengan x = cos , y = sin dan z =  2 .

Maka
dw = (2xy + z).(− sin ) + ( x2 + 1).cos + x.2 = ..........
d

35
Versi kedua

R2 R2 R
F f F(s,t) = { x( s, t ), y ( s, t ) }

(s,t) . .(x,y) . z = f (x, y)  z(s, t ) = f (x(s, t ), y(s, t ))

Teorema: Andaikan x = x(s, t ) dan y = y(s, t ) terdiferensialkan di (s,t)


dan anda ikan z = f ( x, y) terdiferensialkan di (x(s, t ), y(s, t )). Maka
z = f ( x, y) mempunyai turunan parsial pertama yang diberikan oleh
z z x z y
i. = . + .
s x s y s
z z x z y
ii. = . + .
t x t y t
Teorema ini dapat diperluas untuk fungsi tiga peubah atau lebih.

Bukti: Jika t dipertahankan tetap maka x = x(s, t ) dan y = y(s, t )


menjadi fungsi dalam s saja, sehingga teorema versi pertama
berlaku dan diperoleh rumus i. Demikian halnya, jika s
dipertahankan tetap maka x = x(s, t ) dan y = y(s, t ) menjadi
fungsi dalam t saja, sehingga teorema versi pertama berlaku
dan diperoleh rumus ii.

Contoh:
1. Andaikan z = x2 − xy dengan x = 2s + 3t dan y = 4st 2 .
Maka
z
= (2 x − y).2 + (− x).4t 2 =
s
z
= (2 x − y).3 + (− x).8st = ............
t

36
2. Andaikan w = x2 + y 2 + z 2 + xy
dengan x = st, y = s − t dan z = s + 2t .
Maka
w = (2 x + y).t + (2 y + x).1 + 2 z.1
s
=  2st 2 + (s − t )t  + (2(s − t ) + st ) + 2(s + 2t )
 

Latihan
dz df
Tentukan untuk nomor 1 dan 2 serta untuk nomor 3,4, dan 5 !
dt dt
1
1. z = x 3 − y ln x; x = , y = t 2
t
x
2. z = tan −1 ; x = t , y = 1 − t
y
3. f ( x, y, z ) = ln( x 2 + y 2 + z 2 ); x = sin t , y = cos t , z = t
x+z 1
4. f ( x, y, z ) = ; x = ln t , y = ln , z = t
y−z t
5. f ( x, y, z ) = xy 2 + yz 2 ; x = t cos t , y = t sin t , z = t 2

z z
Berikut ini tentukan dan dan nyatakan dalam s dan t
s t
x
6. z = sin −1 ; x = s cos t , y = s sin t
y
x− y
7. z = ln ; x = set , y = e st
x+ y
f f
Berikut ini tentukan dan dan nyatakan dalam s dan t
s t
2 + y2 + z2 )
8. f ( x, y, z) = e −( x ; x = s sin t , y = s cos t , z = t

9. f ( x, y, z) = x 2 + y 2 + z 2 ; x = s cos t , y = s, z = s sin t

37
2.7 Turunan Fungsi Implisit dan Diferensial Total

Turunan Fungsi Implisit


Ingat kembali turunan fungsi implisit F(x,y)=0 dengan y=f(x) di
Kalkulus Diferensial Satu Peubah. Dengan menggunakan aturan
rantai, jika kedua ruas F(x,y)=0 kita turunkan terhadap variabel x ,
F
diperoleh
F . dx + F . dy = 0  dy = − x
x dx y dx dx F
y
Contoh:
dy
Tentukan dari x3 + x2 y −10 y 2 = 5
dx
dy 3x 2 + 2 xy
Jawab: =−
dx x 2 − 20 y

Andaikan z fungsi implisit dari x dan y yang didefinisikan sebagai


F(x,y,z)=0. Dengan aturan rantai, turunan parsial dari kedua ruas
y
terhadap variabel x dengan memandang y tetap ( = 0 ), diperoleh
x
F
F . x + F . y + F . z = 0  z = − x
x x y x z x x F
z
Dengan cara yang sama, turunan parsial dari kedua ruas terhadap
x
variabel y dengan memandang x tetap ( = 0 ), diperoleh
y
F
F . x + F . y + F . z = 0  z = − y
x y y y z y y F
z

38
Contoh:
Tentukan
z dari x3e y + 2 z − y sin(2x − 3z) = 0
x
y + 2z
z 3x 2e − y cos(2 x − 3z).2
Jawab: =−
x y + 2z
x3e .2 + y cos(2 x − 3z ).3

Latihan
Dengan penurunan secara implisit tentukan
z dan z
x y
2 2 2
1. 3x + y − z − 4 xy + 6 yz = 0

2. xy 2 + yz 2 − x 2 z + 4 xyz = 0

3. e x sin( yz ) = e y cos( xz )
 xy 
4. tan −1
 z 
(
 = ln x y + z
2 2 2
)
5. y cos(x − z) = x sin( y − z)

Soal latihan:
Soal-soal 15.6 halaman 283 – 286. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987.
Kalkukus dan Geometri Analitis. Jilid 2.

39
Diferensial Total
Definisi
Andaikan z = f ( x, y) , dengan f suatu fungsi yang terdiferensialkan,
dan andaikan dx dan dy (diferensial terhadap x dan y) berupa peubah-
peubah. Diferensial dari peubah tak bebas dz , disebut juga
diferensial total dari f di tulis df(x,y) didefinisikan sebagai
dz = df ( x, y) = f x ( x, y)dx + f y ( x, y)dy
z z
atau dz = df ( x, y) = ( x, y)dx + ( x, y)dy
x y
Catatan: Jika dx = x dan dy = y masing-masing merupakan
perubahan kecil dari x dan y maka dz merupakan hampiran
(aproksimasi) yang baik dari z .

Contoh:
Jika z = f ( x, y) = 2x3 + xy − y3 . Hitunglah z dan dz bila (x,y)
berubah dari (2,1) ke (2,03 ; 0,98)
Jawab:
z = f (2,03;0,98) − f (2,1)
= 2.(2,03)3 + 2,03.0,98 − (0,98)3  − 2.23 + 2.1 − 13  = 0,779062
   

dz =  6 x 2 + y x +  x − 3 y 2  y = 25.0,03 + (−1).(−0,02) = 0,77


   

Soal latihan:
Soal-soal 15.7 halaman 291 – 292. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987.
Kalkukus dan Geometri Analitis. Jilid 2.

40
2.8 Ekstrim Fungsi Dua Peubah

Definisi:
Andaikan f : D → R, D  R2 didefinisikan dengan z = f ( x, y) .
f f
i. f ( x0 , y0 ) adalah nilai maksimum mutlak (global) pada D
f
jika f ( x0 , y0 )  f ( x, y) untuk setiap ( x, y)  D .
f
ii. f ( x0 , y0 ) adalah nilai minimum mutlak (global) pada D ,
f
jika f ( x0 , y0 )  f ( x, y) untuk setiap ( x, y)  D .
f

Analog untuk maksimum dan minimum relatif,


i. f ( x0 , y0 ) adalah nilai maksimum relatif, jika terdapat cakram
terbuka Br ( x0 , y0 )  D sehingga f ( x0 , y0 )  f ( x, y) untuk
f
setiap ( x, y)  Br ( x0 , y0 ) .
ii. f ( x0 , y0 ) adalah nilai minimum relatif, jika terdapat cakram
terbuka Br ( x0 , y0 )  D sehingga f ( x0 , y0 )  f ( x, y) untuk
f
setiap ( x, y)  Br ( x0 , y0 ) .

Catatan: Fungsi f dikatakan mencapai ekstrim relatif di titik ( x0 , y0 )


Jika fungsi tersebut mencapai maksimum atau minimum relatif di
titik itu.

41
Contoh:
Fungsi z = f ( x, y) = x2 + y 2 mencapai minimum relatif di (0,0)
karena f ( x, y) = x2 + y 2  0 = f (0,0), ( x, y)  D
f
Di titik (0,0) fungsi f juga mencapai minimum mutlak.

Tempat tercapainya titik ekstrim akan didefinisikan sebagai titik


stasioner. Di titik ini semua turunan parsial pertamanya = nol.
Perhatikan bahwa pada titik stasioner bidang singgung sejajar
dengan bidang xoy.

2.8.1 Definisi: (Uji Turunan Pertama)


Andaikan fungsi z = f ( x, y) kontinu pada daerah D yang memuat
f f
( x0 , y0 ) = 0 dan
titik ( x0 , y0 ) . Jika ( x0 , y0 ) = 0 maka
x y
fungsi dikatakan mencapai titik stasioner di ( x0 , y0 ) . Titik
stasionernya adalah ( x0 , y0 , f ( x0 , y0 ))

Catatan: Tidak setiap titik stasioner menjadi titik ekstrim.

Contoh:

1. Untuk fungsi f ( x, y) = x2 + y 2
f f
( x, y) = 2 x dan ( x, y) = 2 y sehingga f mencapai titik
x y
stasioner di (0,0) dengan f(0,0)=0 dan jenis titik stasionernya
minimum. f mencapai nilai minimum di (0,0) dan nilai
minimumnya adalah f(0,0)=0

42
2. Jika f ( x, y) = x 2 + y 2 − xy + 2 x + 2 y , tentukan semua titik
ekstrim dari f dan jenisnya!

f f
( x, y) = 2 x − y + 2 = 0 dan ( x, y) = 2 y − x + 2 = 0
x y
 x = −2 dan y = −2
f (−2,−2) = −4
Jadi titik stasionernya adalah (–2,–2,–4)
f (−2,−2) = f (−2 + h,−2 + k ) − f (−2,−2)
= (− 2 + h )2 + (− 2 + k )2 − (− 2 + h )(− 2 + k ) + 2(− 2 + h )
+ 2(− 2 + k ) − (−4)
=  4 − 4h + h 2  +  4 − 4k + k 2  − (4 − 2h − 2k + hk )
   
   
− 4 + 2h − 4 + 2k + 4
= h 2 − hk + k 2
 1  2 3
=  h − k  + k 2  0
 2  4
artinya f (−2,−2) = f ( x, y) − f (−2,−2)  0
 f (−2,−2)  f ( x, y) , ( x, y)  B (−2,−2), r  0
r

Fungsi f mencapai minimum relatif di (–2,–2) dengan nilai


minimum –4 dan titik minimumnya (–2,–2,–4)

3. Untuk fungsi f ( x, y) = x2 − y 2
f f
( x, y) = 2 x dan ( x, y) = −2 y sehingga f mencapai titik
x y
stasioner di (0,0) dengan f(0,0)=0.
Namun demikian f tidak mencapai ekstrim di (0,0).

43
Perhatikan bahwa
f ( x, y) = x2 − y2 = ( x − y)(x + y)
Fungsi ini terdefinisi pada R2, yang dapat dibagi atas 4 daerah,
1. Pada daerah − x  y  x berlaku x + y  0 dan x − y  0 ,
sehingga f ( x, y)  0 = f (0,0)
2. Pada daerah y  x  y  − x berlaku x + y  0 dan x − y  0 ,
sehingga f ( x, y)  0 = f (0,0)
3. Pada daerah x  y  − x berlaku x + y  0 dan x − y  0 ,
sehingga f ( x, y)  0 = f (0,0)
4. Pada daerah y  x  y  − x berlaku x + y  0 dan x − y  0 ,
sehingga f ( x, y)  0 = f (0,0)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa f tidak mencapai ekstrim di
(0,0).

2.8.2 Uji Turunan Parsial Kedua untuk Ekstrim Fungsi Dua


Peubah Real

Kita akan banyak mengalami kesulitan dalam menentukan jenis titik


stasioner dengan pertaksamaan dua peubah atau menentukan nilai
ekstrim melalui pemeriksaan definisi (uji turunan pertama). Dalam
berbagai kasus, jenis titik stasioner lebih mudah ditentukan dengan
uji turunan parsial kedua.

Teorema: (Turunan Parsial Kedua Campuran)


Andaikan fungsi z = f ( x, y) terdefinisi pada cakram terbuka yang
berpusat di titik (x0 , y0 ) dan fungsi f x , f y , f xy dan f yx terdefinisi

pada cakram itu. Jika f xy dan f yx kontinu di titik (x0 , y0 ) , maka


f xy (x0 , y0 ) = f yx (x0 , y0 )

44
Teorema: (Uji Turunan Parsial Kedua untuk Ekstrim Fungsi Dua
Peubah Real)
Andaikan fungsi dua peubah real z = f ( x, y) terdefinisi pada daerah
Df di bidang yang memuat titik stasioner (x0 , y0 ) . Andaikan pula
f xx ( x, y) , f yy ( x, y) , f xy ( x, y) , dan f yx ( x, y) semua kontinu
pada cakram terbuka berpusat di titik (x0 , y0 ) D f dan D(x,y)

didefinisikan sebagai
f f
D( x, y) = xx xy
=  f f − f 2  di titik ( x, y)
f
xy
f
yy  xx yy xy 

1. Jika D( x0 , y0 )  0 dan f xx ( x0 , y0 )  0 , maka fungsi f mencapai


maksimum relatif di (x0 , y0 ) dengan titik maksimum (x0 , y0 , f (x0 , y0 )) .
2. Jika D( x0 , y0 )  0 dan f xx ( x0 , y0 )  0 , maka fungsi f mencapai
minimum relatif di (x0 , y0 ) dengan titik minimum (x0 , y0 , f (x0 , y0 )) .
3. Jika D( x0 , y0 )  0 , maka fungsi f tidak mencapai ekstrim di (x0 , y0 )
atau titik (x0 , y0 , f (x0 , y0 )) bukan titik ekstrim dari fungsi f.
4. Jika D( x0 , y0 ) = 0 , maka tidak ada kesimpulan tentang (x0 , y0 ) , jadi titik
tersebut mungkin merupakan titik ekstrim, mungkin juga bukan titik
ekstrim.

Catatan:
• D( x, y)  0 diperoleh  f f − f 2 ( x, y)  0 akibatnya
 xx yy xy 

f xx ( x, y). f yy ( x, y)  f xy
2 ( x, y)  0 sehingga f xx ( x, y) dan
f yy ( x, y) harus bertanda sama. Jadi f xx ( x0 , y0 ) pada teorema
dapat diganti oleh f yy ( x0 , y0 ) .

45
• Jika ekstrim relatif fungsi dua peubah real adalah tunggal pada
daerah definisinya, maka ekstrim tersebut akan merupakan
ekstrim mutlak.
Contoh:
1. Pada fungsi f ( x, y) = − x2 − y 2 turunan pertama dan keduanya
adalah
f x ( x, y) = −2x dan f y ( x, y) = −2 y
f xx( x, y) = −2 f yx ( x, y) = 0
f xy ( x, y) = 0 f yy ( x, y) = −2
Titik stasioner tercapai di (0,0) dengan f(0,0)=0. Pada kasus ini
D(0,0) =  f f − f 2 (0,0) = 4  0 dan f xx (0,0) = −2  0
 xx yy xy 
sehingga fungsi f mencapai maksimum relatif di (0,0).

2. Pada fungsi f ( x, y) = x2 + y 2 turunan pertama dan keduanya


adalah
f x ( x, y) = 2x dan f y ( x, y) = 2 y
f xx( x, y) = 2 f xy ( x, y) = 0
f yx ( x, y) = 0 f yy ( x, y) = 2
Titik stasioner tercapai di (0,0) dengan f(0,0)=0. Pada kasus ini
D(0,0) =  f f − f 2 (0,0) = 4  0 dan f xx (0,0) = 2  0
 xx yy xy 
sehingga fungsi f mencapai minimum relatif di (0,0).

3. Pada fungsi f ( x, y) = x2 − y 2 turunan pertama dan keduanya


adalah
f x ( x, y) = 2x dan f y ( x, y) = −2 y

46
f xx( x, y) = 2 f xy ( x, y) = 0
f yx ( x, y) = 0 f yy ( x, y) = −2
Titik stasioner tercapai di (0,0) dengan f(0,0)=0. Pada kasus ini
D(0,0) =  f f − f 2 (0,0) = −4  0 sehingga fungsi f tidak
 xx yy xy 
mencapai ekstrim di (0,0). Pada kasus seperti ini, titik (0,0,0)
disebut titik pelana dari fungsi f.

4. Pada fungsi f ( x, y) = x2 y 2 turunan pertama dan keduanya adalah


f x ( x, y) = 2 xy 2 dan f y ( x, y) = 2 x 2 y

f xx ( x, y) = 2 y 2 f xy ( x, y) = 4 xy

f yx ( x, y) = 4 xy f yy ( x, y) = 2 x 2
Titik stasioner tercapai di (0,0) dengan f(0,0)=0. Pada kasus ini
D( x, y) =  f f − f 2 ( x, y) = −12 x 2 y 2  D(0,0) = 0
 xx yy xy 
perhatikan bahwa meskipun D(0,0)=0 fungsi f mencapai
minimum mutlak di (0,0) sebab ( x, y )  D f dipenuhi

f ( x, y) = x2 y 2  0 = f (0,0)

5. Pada fungsi f ( x, y) = x2 y turunan pertama dan keduanya adalah


f x ( x, y) = 2xy dan f y ( x, y) = x 2
f xx ( x, y) = 2 y f xy ( x, y) = 2 x
f yx ( x, y) = 2 x f yy ( x, y) = 0
Titik stasioner tercapai di (0,0) dengan f(0,0)=0. Pada kasus ini
D( x, y) =  f f − f 2 ( x, y) = −4 x 2  D(0,0) = 0 perhatikan
 xx yy xy 
bahwa fungsi f tidak mencapai ekstrim di (0,0) sebab

47
f ( x, y)  0 = f (0,0) bila y  0 dan f ( x, y)  0 = f (0,0) bila
y0
Latihan
Tentukan nilai ekstrim fungsi berikut jika ada,
1. f ( x, y ) = 2 x3 + 2 y 3 − 3xy 2 − 12 x
2. f ( x, y) = x3 + 3xy 2 − 15x − 12 y
3. f ( x, y) = sin( x + y) + sin x + sin y
1 64
4. f ( x, y ) = − + xy
x y
5. f ( x, y ) = x 3 + y 3 − 18 xy

6. f ( x, y ) = x 2 y 3 (12 − x − y )

2.8.3 Metode Langrange

Metode ini digunakan untuk mencari solusi berkaitan dengan nilai


ekstrim dengan batasan (kendala) tertentu sering disebut masalah
ekstrim terbatas.

Andaikan akan ditentukan nilai ekstrim fungsi f ( x, y, z ) dengan


kendala g ( x, y, z ) = 0 .
Langkah pertama metode ini adalah membentuk fungsi baru
F ( x, y, z,  ) = f ( x, y, z ) + g ( x, y, z ) (disebut fungsi Langrange
dan  disebut faktor pengali)
Langkah kedua mencari titik kritis dari F, titik kritis ini diperoleh
dengan secara menyelesaikan secara simultan

Fx ( x, y, z,  ) = 0
Fy ( x, y, z,  ) = 0

48
Fz ( x, y, z,  ) = 0
F ( x, y, z,  ) = g ( x, y, z) = 0
Langkah ketiga adalah menentukan nilai ekstrim.
Bila ( x , y , z ,  ) adalah titik kritis dari F ( x, y, z,  ) maka
0 0 0 0
( x0 , y0 , z0 ) adalah titik kritis dari f ( x, y, z ) dengan kendala
g ( x, y, z ) . Jadi nilai ekstrim fungsi f ( x, y, z ) dengan kendala
g ( x, y, z ) adalah f ( x0 , y 0 , z0 )

Contoh 1
Carilah nilai ektrim terbatas dari f ( x, y ) = x 2 y 3 dengan kendala
5 x + 6 y =50
Penyelesaian:
Langkah pertama membentuk fungsi Langrange
F ( x, y,  ) = x 2 y 3 +  (5 x + 6 y − 50)
Langkah kedua menentukan
Fx ( x, y,  ) = 2 xy3 + 5 = 0

Fy ( x, y,  ) = 3x 2 y 2 + 6 = 0
F ( x, y,  ) = 5x + 6 y − 50 = 0
Langkah ketiga, menyelesaikan persamaan di atas secara simultan di
peroleh titik (0, 50/6), (10,0), dan (4, 5) sebagai titik kritis dari
f ( x, y) = x 2 y 3 dengan kendala 5 x + 6 y = 50 . Jadi nilai maksimum
fungsi f ( x, y ) = x 2 y 3 dengan kendala 5 x + 6 y = 50 adalah
f (4,5) = 4 2.53 = 2000

49
Contoh 2
Carilah nilai ektrim terbatas dari f ( x, y, z ) = x 2 + y 2 + z 2 dengan kendala
x + 2 y + 2 z = 20 dan x − y − z = 2

Penyelesaian:

Langkah pertama membentuk fungsi Langrange


F ( x, y, z,  ,  ) =  x 2 + y 2 + z 2  +  ( x + 2 y + 2 z − 20) +  ( x − y − z − 2)
 
Langkah kedua
Fx ( x, y, z, ,  ) = 2x +  +  = 0
Fy ( x, y, z, ,  ) = 2 y + 2 −  = 0
Fz ( x, y, z, ,  ) = 2z + 2 −  = 0
F ( x, y, z, ,  ) = x + 2 y + 2z − 20 = 0
F ( x, y, z,  ,  ) = x − y − z − 2 = 0
Langkah ketiga, menyelesaikan persamaan di atas secara simultan di
peroleh titik (8,3,3) adalah titik kritis dari
f ( x, y, z ) = x 2 + y 2 + z 2 dengan kendala x + 2 y + 2 z = 20 dan
x − y − z = 2.
Nilai ekstrim fungsi yang di cari adalah f (8,3,3) = 82

Latihan

Soal latihan:
Soal-soal 15.8 halaman 298. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987.
Kalkukus dan Geometri Analitis. Jilid 2.
Soal-soal 15.9 halaman 305. Purcell,E.J & Varberg, D. 1987.
Kalkukus dan Geometri Analitis. Jilid 2.

50
2.9 Penggunaan Ekstrim Fungsi Dua Peubah Real

Ekstrim fungsi dua peubah real sering kali digunakan untuk


menyelesaikan masalah nyata yang model matematikanya dapat
dirumuskan sebagai bentuk menentukan ekstrim mutlak fungsi dua
peubah real yang kontinu.

Untuk menyelesaikan masalah ini, kita andaikan peubah yang terlibat


dengan x, y, z. Kemudian rumuskan masalahnya sehingga tujuannya
adalah menentukan ekstrim mutlak fungsi dua peubah real z dalam x
dan y atau x dalam y dan z atau y dalam x dan z. Setelah
menentukan nilai ekstrimnya kemudian berikan tafsiran atas hasil
yang diperoleh.

Contoh 1:
Diketahui balok yang jumlah panjang semua rusuknya 120. Kita akan
menentukan volume terbesar dari balok tersebut.
Langkah pertama,
Dari soal diketahui 4 x + 4 y + 4 z = 120 atau x + y + z = 30 sehingga
z = 30 − x − y , dengan x, y, z > 0
Volume balok = V ( x, y, z ) = xyz yang dapat dinyatakan dalam
bentuk fungsi dua peubah real sebagai:
V ( x, y) = xy(30 − x − y) = 30 xy − x 2 y − xy 2

Langkah kedua, menentukan nilai ekstrim fungsi dengan uji turunan


parsial kedua

Turunan parsial pertama dari fungsi V ( x, y) = 30 xy − x 2 y − xy 2


adalah Vx ( x, y) = 30 y − 2 xy − y 2 dan V y ( x, y) = 30 x − x 2 − 2 xy

51
Syarat titik stasioner V ( x, y) = 0 dan V y ( x, y) = 0 sehingga
x

diperoleh 1) 30 y − 2 xy − y 2 = 0 dan 2) 30 x − x 2 − 2 xy = 0

Selisih 1) dan 2) diperoleh


x 2 − y 2 − 30 x + 30 y = 0
 (x − y )(x + y ) − 30(x − y ) = 0
 (x − y )(x + y − 30) = 0
Karena x + y + z = 30 dengan x, y, z > 0 maka x + y  30 ,
maka x = y , gantikan ke persamaan 1) diperoleh
30 x − 2x 2 − x 2 = 0  3x 2 − 30 x = 0  3x( x − 10) = 0
Karena x > 0 maka yang memenuhi x =10 sehingga nilai y dan z yang
memenuhi adalah y = 10 dan z = 30 – 10 – 10 = 10
Jadi mencapai titik stasioner di (10,10)

Sekarang kita periksa apakah jenis titik stasioner ini maksimum


dengan uji turunan parsial kedua
Vxx ( x, y) = −2 y Vxy ( x, y) = 30 − 2 x − 2 y
V yx ( x, y) = 30 − 2 x − 2 y V yy ( x, y) = −2 x
Di titik stasoner kita peroleh
Vxx (10,10) = −20 V xy (10,10) = −10
V yx (10,10) = −10 V yy (10,10) = −20

Jadi D(10,10) = V V − V 2 (10,10) = 300


 xx yy xy 

Karena D > 0 dan Vxx (10,10) = −20 < 0 maka fungsi V


mencapai nilai maksimum relatif di (10,10), selanjutnya karena
nilai ekstrim relatif tunggal, maka ekstrim ini menjadi mutlak
pada daerah devinisi V atau Dv

52
Langkah ketiga, membuat kesimpulan dari masalah.
Pada kasus ini kesimpulannya adalah isi terbesar dari balok
tersebut adalah 1000 dengan ukuran 10 x 10 x 10.
Jadi balok dengan jumlah rusuk diketahui akan mencapai volume
terbesar bila berbentuk kubus.

53

Anda mungkin juga menyukai