Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM P2P DIARE

PUSKESMAS CIAWIGEBANG

A. Pendahuluan
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak
berbentuk/cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.Bila diare berlangsung kurang dari
2 minggu di sebut diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan
pada diare kronik. Diare merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Menurut
laporan nasional riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2007 dari Badan Penelitian Pengembangan
Kesehatan RI, frekuensi penyakit diare di Indonesia 9 %, no 2 setelah ISPA 25,5 %. Penyakit
diare berkaitan langsung dengan tingkat pendidikan kesehatan masyarakat, kemudian sanitasi
lingkungan penyediaan air bersih dan tersedianya akses untuk pengobatan. Bila tidak ditangani
dengan tepat akan bisa memberikan komplikasi yang berat bahkan kematian.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) disertai
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan, dengan atau
tanpa darah dan atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan diare
kronik ( Suraatmaja, 2019 ). Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2021 jumlah kasus
diare yang ditemukan di Indonesia sekitar 246.835 penderita dengan jumlah kematian 1.289,
sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak dengan usia dibawah lima tahun.
Penemuan kasus diare di Jawa Barat ada sekitar 25,22 % per 1000 penduduk (Profil kesehatan
Indonesia, 2021) Dari hasil Riset Kesehatan Dasar, menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan
penyebab 2 kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada
golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%).

B. Latar Belakang
Diare merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila terjadi tanpa
komplikasi, secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita. Namun bila terjadi komplikasi
akibat dehidrasi atau toksin menyebabkan morbiditas dan mortalitas . Di negara-negara
berkembang di benua Asia, Afrika dan Amerika Latin, diare tetap merupakan penyebab kematian
terutama pada anak, di perkirakan 4 sampai 6 juta kematian terjadi setiap tahun/rata-rata 12.600
kematian setiap hari nya ( Gold Finger,2018) . Botol susu merupakan sarana tempat berkembang
biaknya kuman maupun bakteri karena botol susu sulit dibersihkan. Pengetahuan merupakan fakor
penting dalam pencegahan penyakit. Semakin tinggi pengetahuan ibu akan semakin tinggi
kemampuan dalam melakukan peranan ibu dalam tindakan pencegahan penyakit, khususnya adalah
pencegahan penyakit diare. Perilaku ibu dalam penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah
dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkunga terbuka, sering menyebabkan infeksi karena
botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita beresiko
mengalami diare apabila perilaku perawatan botol susu yang dilakukan ibu kurang tepat.
Puskesmas Ciawigebang merupakan salah satu instansi pelayanan kesehatan di kabupaten
Kuningan yang memiliki angka kejadian diare pada batita yang cukup sedang. Berdasarkan data
yang diperoleh dari puskesmas Ciawigebang dari bulan Januari sampai Mei 2022 sebanyak 234
batita penderita penyakit diare pada tahun 2021 tercatat 562 batita. Angka tersebut termasuk angka
kesakitan yang sedang. (Dinas Kesehatan Kuningan 2022).
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara kepada ibu-ibu yang
memiliki balita hanya ada 5 dari 10 ibu mengatakan mencuci botol susu dengan sabun, kemudian
botol direbus dalam waktu kurang lebih 10 menit, setelah direbus disimpan di tempat tertutup jika
tidak digunakan, dari 5 ibu yang diwawancarai ada 1 anak yang pernah mengalami diare, 8-9 ibu
melakukan perawatan botol hanya dengan mencuci botol susu mereka menggunakan sabun, tidak
disikat,tidak dilakukan perebusan setiap akan digunakan. Kemudian jika tidak dipakai hanya
digeletakan di rak piring dan tidak dimasukan ke tempat khusus yang tertutup, sehingga
mermungkinkan kuman ataupun bakteri kembali menempel pada botol tersebut yang
mengakibatkan terjadinya diare. Dari 10 ibu yang diwawancarai ada 6 anak yang pernah
mengalami diare.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan kegiatan pengendalian dan pemberantasan karena penyakit diare , secara
berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, bersama program dan sektor terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengendalikan penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Manggari.
b. Untuk membina peran serta masyarakat melalui penyuluhan sehingga dapat melakukan
pencegahan diare dan tatalaksana diare di rumah tangga.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
.
1 Pemeriksaan Bayi/ Balita sakit Pemeriksaan bayi balita sakit
Tatalaksana Diare
Konseling
Rujukan
2 Validasi Data Konsul laporan Bulanan
3 Monev Tatalaksana Pencatatan Register Harian
Pelaporan dan Tatalaksana Diare Register Bulanan
Penatalaksanaan Diare
4 Penyuluhan Diare ke Masyarakat Penyuluhan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Lintas Program Lintas sektor Ket.
. Diare terkait terkait
1 Pemeriksaan Menyiapkan alat Program KIA Kader
Bayi dan Balita pemeriksaan, Program Gizi Melaporkan
sakit Menyiapkan buku Penderita diare
register, yang ada di
Menyiapkan form masyarakat
laporan & rujukan
2 Validasi Data Menyusun rencana Sumber
kegiatan, pembiaya-
Koordinasi dengan an BOK
Dinas Kesehatan,
Menentukan waktu
kegiatan,
Membuat laporan
kegiatan
3 Monev Menyusun rencana Sumber
Tatalaksana kegiatan, pembiaya-
Pencatatan Koordinasi dengan an BOK
Pelaporan dan petugas di
Tatalaksana Poskesdes,
Diare Menentukan waktu
pelaksanaan
kegiatan,
Membuat laporan
kegiatan
4 Penyuluhan Menyusun rencana Program Kesling Kader Sumber
Diare ke kegiatan, menyusun jadwal mengkoordinir pembiaya-
Masyarakat Koordinasi dengan kegiatan masyarakat an BOK
LP/LS, penyuluhan untuk
Menentukan tentang PHBS melaksanakan
tempat dan waktu PHBS
pelaksanaan
kegiatan,
Mempersiapkan
bahan penyuluhan,
Membuat laporan
kegiatan

F. Sasaran
1. Petugas
2. Masyarakat
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tahun 2022
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pemeriksaan v v v v v
Bayi Balita sakit
2 Validasi Data v
3 Monev v
Tatalaksana
Pencatatan
Pelaporan dan
Tatalaksana
Diare
4 Penyuluhan v
Diare ke
Masyarakat

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dengan pelaporan hasil - hasil yang
di capai pada bulan tersebut.

I. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan Pelaporan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah di tetapkan dan
di laporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten setiap tanggal 5 bulan berikutnya , evaluasi kegiatan di
lakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi Puskesmas
Ciawigebang.

Mengetahui, Ciawigebang Mei 2022


Kepala UPTD Puskesmas Ciawigebang Pelaksana Kegiatan

NUROHMAH, SKM.,MM NOVA PUSPA DEWI, AM.Keb


NIP. 19740805 199903 2 008 NITNP. 6114 19911104 3 001

Anda mungkin juga menyukai